Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bisnis unik berpenghasilan besar


 "Nit, kamu dipanggil pak Dahlan."

Suara Anggun temanku terdengar ketika aku sedang mengetik tulisan lewat laptop andalanku.

"Sekarang mbak Anggun?"

"Iya sekarang, masa tahun depan." Selorohnya. Ia memang teman yang agak suka bercanda.

"Wah, ada apa ya?"

"Mana aku tahu, mungkin pak Dahlan mau ngajak makan siang kamu kali. Kalo beneran ngajak makan, jangan lupa pesan satu bungkus buatku."

Aku hanya geleng-geleng kepala saja melihat candaannya. Setelah mematikan laptop aku langsung bergegas menuju kantor pak Dahlan. Beliau orang yang tidak suka mengulur waktu.

"Selamat siang pak." Kataku setelah sebelumnya mengetuk pintu.

"Masuk saja Nita." Serunya dari dalam.

Ternyata ia memanggilku tentu saja bukan untuk mentraktir makan siang tapi karena ada pekerjaan penting untukku yaitu mewawancarai seseorang.

Orang yang hendak ku interview adalah seorang dengan bisnis yang aneh menurutku. Bagaimana tidak, bisnis Satria, nama pemiliknya, adalah bisnis pocong.

"Wah untuk apa mewawancarai orang seperti itu pak?" 

"Kamu inikan wartawan, harusnya tahu kalo bisnis yang unik seperti itu bisa bikin majalah kita laris. Pembaca suka sesuatu yang aneh tapi menarik, salah satunya ya bisnis pocong ini."

"Tapi kenapa musti aku pak?" Mendengar nama pocong saja aku sudah ngeri apalagi disuruh bertanya jawab dengan orang yang bergelut didalamnya. Jangan-jangan narasumber nya adalah dukun atau paranormal. Apakah ia memiliki jimat untuk memanggil pocong dan tempatnya bau menyan. Apakah tampangnya nanti seperti dukun bokir batinku.

"Satria hanya mau diwawancarai oleh kamu seorang. Sudah segera saja kesana, jika nanti majalah nya laris seperti kamu dulu melakukan interview pada novelis horor nanti akan ada bonus untukmu."

Aku terpaksa berangkat, tak baik membantah perintah bos bukan. Setelah kulihat alamatnya ternyata tidak terlalu jauh dari kota tempatku bekerja, hanya satu jam perjalanan. Akupun segera menyiapkan peralatan untuk bertugas.

Aku kaget ketika sampai di tempat nya karena rumahnya berada di sebuah kompleks perumahan yang ramai, padahal tadinya kukira di desa yang sunyi atau malah di pinggir hutan.

Rumah tempat tinggal Satria berlantai dua dengan desain kekinian, bukan seperti rumah kuno yang sering kulihat di televisi. Halamannya luas dengan sebuah garasi yang didalamnya ada dua buah mobil yaitu Fortuner keluaran terbaru berwarna putih dan juga Innova Reborn yang juga berwarna sama. Mungkinkah warna putih dipilihnya karena erat dengan bisnisnya yaitu bisnis pocong, entahlah.

Orangnya masih muda, mungkin berumur sekitar 30 tahunan dan yang terpenting ia ramah. Tak ada kesan angker atau seram padanya. Wajahnya selalu tersenyum apalagi ketika tahu aku datang.

Ia mengajakku makan siang lebih dahulu. Aku sebenarnya agak enggan tapi karena ia berkata tidak mau diwawancarai kalo aku tidak makan maka terpaksa tawarannya ku terima. Apakah pada makanannya nanti ada jampe jampe atau jangan-jangan makanan itu dibeli dari bisnis anehnya, pikirku.

Tapi pikiran itu segera hilang ketika melihat makanan lezat di depanku, kebetulan sebelum kesini aku belum makan. Ada rica rica ayam kampung, semur jengkol, dan lainnya. Kok ia tahu makanan kesukaanku sih.

Setelah acara makan selesai makan barulah aku bisa melakukan tugas. Satria bersedia dengan syarat tidak boleh menyebutkan namanya atau daerah tempatnya tinggal. Aku setuju karena itu memang hal yang wajar, tidak semua narasumber mau diekspos apalagi yang sifatnya rahasia seperti ini.

"Saya penggemar tulisan kamu di majalah misteri, tulisannya bagus, unik dan menarik. Gaya bahasamu lucu, biarpun tulisan misteri tapi ada humornya, tidak banyak wartawan yang bisa menulis seperti itu. Makanya aku hanya mau diwawancarai olehmu saja, sangat jarang wanita mau menulis hal-hal misteri. Kukira orangnya sudah berumur, eh ternyata masih muda mana ayu lagi."

Tentu saja aku jadi suprise juga, tak disangka ternyata tulisanku ada penggemarnya, juga bangga dipuji masih cantik.

Iapun mulai bercerita. "Sekitar 10 tahun lalu, di daerah sini itu ada tempat buat mangkal para PSK yang lumayan ramai. Tentu saja warga sekitar gerah karena tempat mereka dijadikan ajang maksiat. Beberapa kali warga berusaha membubarkan tempat itu tapi selalu gagal. 

Penyebab kegagalannya adalah tempat itu dijaga oleh puluhan preman yang memang dapat jatah dari usaha seperti itu. Selain sebagai pelacuran, juga ada yang main judi dan minuman keras. Jika ada yang berani mengusik maka otomatis para begajul itu akan menghajar warga desa yang berani mengusiknya.

Pernah, warga desa yang gerah dengan aksi mereka lapor polisi. Memang jika yang datang aparat kepolisian para preman itu tidak berani. Tempat itupun berhasil di segel, tapi seminggu kemudian buka lagi seperti biasa. Begitu seterusnya sehingga warga jadi bingung bagaimana caranya mematikan nya.

"Nah, suatu hari teman kuliahku dulu yang bernama Herman itu datang kesini. Setelah ngobrol lama aku lalu bertanya padanya, apa dia punya cara agar tempat itu ditinggalkan. Ia bilang punya, bagaimana kalo ditakuti dengan pocong saja, karena dengan polisi mereka tidak takut." Katanya.

Satria menghentikan ceritanya sejenak lalu melanjutkan." Aku pikir ide itu boleh juga. Akhirnya aku dan beberapa temanku yang khawatir dengan efek negatif dari pelacuran itu membuat rencana. Salah satu temanku ada yang menjadi pocong sedangkan lainnya membuat kabar burung bahwa tempat itu angker. Tak disangka hanya butuh tiga kali penampakan saja tempat itu sudah ditinggalkan apalagi sejak ada pelacur yang pingsan karena melihat pocong."

"Sejak itu aku tahu, ternyata para preman pun takut dengan setan, badan doang pada gede dan tatoan, ketemu setan langsung ketakutan hahaha."

Aku tentu saja jadi ikut geli sambil mencatat keterangannya.

"Jadi bagaimana caranya hal seperti itu bisa jadi bisnis?"

Satria menghisap dulu rokoknya baru menjawab." Terjadinya tidak disengaja sih. Sebulan setelah kejadian itu, ada seorang temanku yang mengadu kalo temannya itu membeli rumah yang besar tapi sayangnya pemilik rumah yang lama tidak mau keluar, padahal temannya itu sudah memberikan uang setengahnya sebagai tanda jadi. Kalo ditagih uangnya katanya sudah habis. Tentu saja ia marah tapi bingung mau lapor polisi sebab tak enak katanya teman. Akhirnya ia minta temanku untuk mengurusnya, tentu saja ada imbalannya."

"Aku lalu membuat rencana bersama temanku itu untuk menakut-nakuti dengan pocong. Kebetulan dibelakang rumahnya lumayan banyak pohon bambu. Tak disangka rencana berjalan mulus dan aku kecipratan uang lumayan banyak. Sejak itu aku jadi tahu, kalo ternyata pocong juga bisa jadi bisnis."

Satria tertawa terkekeh, aku hanya tersenyum saja.

"Apakah ada yang tertarik dengan bisnis seperti ini selain masalah rumah?" Kataku melanjutkan wawancara.

"Oh ada, tentu saja ada. Bisnisku mulai maju sejak aku mendapatkan order profesional pertama. Jadi ceritanya ada seorang pengusaha yang hendak membuka lahan untuk dijadikan pabrik. Sebelumnya warga desa sudah sepakat dengan harga jual tanahnya tapi entah mengapa tiba-tiba mereka minta harga tinggi. Pengusaha itu tidak mau karena menurutnya kemahalan tapi jika tidak dibeli maka ia rugi karena tanah-tanah disekitarnya sudah ia beli sehingga proyeknya gagal. Aku lalu dapat tugas untuk mengurusnya, jika berhasil akan mendapatkan uang 100 juta, sedangkan kalo gagal hanya dikasih 5 juta saja sebagai uang lelah."

"Aku lalu berembug dengan beberapa orang teman karena ini adalah order yang serius. Perlu waktu dan juga strategi agar berhasil. Aku ajak Herman juga karena ia otaknya cemerlang."

"Tak disangka, hanya butuh dua minggu saja setelah desas-desus disebarkan, para warga desa yang sebelumnya menahan tanah dengan harga tinggi akhirnya bersedia menjual tanahnya dengan harga murah sesuai kesepakatan. Aku menang dan berhasil mendapatkan uang 100 juta. Hasilnya aku bagi rata dengan semuanya." Ujarnya lagi dengan tersenyum puas.

"Apakah anda tidak takut, kalo misalnya warga desa tahu itu cuma pocong bohongan lalu ia ditangkap warga dan dihajar massa?" Tanyaku ingin tahu sambil menulis lagi informasi yang dibagikan olehnya.

"Tentu saja aku dan Herman sudah merundingkan hal seperti itu dan ada rencananya penyelamatan kalo sampai terjadi hal seperti itu, keselamatan adalah yang utama. Alhamdulillah aman saja sih."

Setelah itu satria mulai serius menggarap lahan bisnisnya. Keamanan lebih ditingkatkan, tim bagian kabar burung atau desas-desus juga lebih dimatangkan sehingga tampak alami. Selain itu kadang membuat akun sosmed, bukan untuk jualan bisnisnya tapi untuk memperlancar isu agar lebih berhasil. Untuk itu ia mempekerjakan sekitar 10 orang. Selain mendapatkan gaji resmi, mereka juga dapat bonus kalo sukses bahkan bonus itu biasanya lebih besar daripada gajinya.

"Apakah keluarga mereka tahu kalo mereka dapat uang dari bisnis unik ini?"

"Tidak, kebanyakan tahunya kepala keluarga mereka kerja di toko sembako dan juga usaha konter HP yang aku jalankan. Di belakang toko itu ada sebuah gudang yang aku pakai sebagai kantor untuk mengurus operasional usaha ini. Tentu saja ada karyawan toko yang khusus menangani toko, tidak tahu sama sekali kegiatan ini." Katanya sambil menunjukkan toko sembako yang tepat di depan rumahnya yang ramai dan laris.

"Kalo boleh tahu, berapakah jumlah penghasilan anda dalam sebulan dari usaha ini? Berapa kali dapat proyek dalam sebulan?"

Satria tersenyum." Mohon maaf, aku tidak bisa menyebutkan nominalnya, tapi lumayan lah setidaknya bisa untuk beli mobil Pajero. Untuk order, saat ini aku hanya membatasi 3 atau 4 kali saja dalam sebulan karena ini butuh ketelitian yang tinggi sehingga tidak boleh gagal. Lebih baik sedikit tapi sukses dari pada banyak tapi sering gagal. Karena berhasil itulah banyak orang yang sabar menunggu pengerjaan dari kami. Ini sudah ada sekitar 20an order yang masuk, jadi dalam setengah tahun tidak akan menganggur."

Tentu saja aku makin terbelalak karena tahu berapa harga mobil yang disebutkannya. Dilihat dari jam tangan rolex submariner date di lengannya jelas ia tidak bohong karena harga perhiasan tangannya itu bisa untuk membeli mobil baru.

"Apakah anda pernah mengalami hal tak mengenakkan dari bisnis pocong ini?

"Tentu saja dong. Bukan bisnis namanya kalo selalu berhasil terus. Beberapa klien ada yang tidak membayar, ada juga yang membayar uang mukanya saja lalu menghilang tidak melunasi kekurangannya."

Aku hanya mengangguk angguk saja sambil kembali mencatat.

"Tapi yang paling fatal, pernah anggotaku yang menyamar sebagai pocong ditangkap warga dan hampir dibakar massa. Beruntung aku dan Herman datang lalu bilang pada masyarakat yang marah kalo itu hanyalah sebuah hiburan atau prank, untuk konten YouTube sambil menunjukkan kartu identitas seorang vlogger yang biasa membuat konten misteri. Akhirnya temanku itu dilepaskan bahkan ada yang minta maaf. Tapi kasihan, mukanya sudah bonyok karena dipukuli orang orang."

Entah aku harus bersikap apa, apakah harus kasihan atau geli mendengarnya.

Satria lalu melihat jamnya." Maaf aku harus segera masuk ke dalam kantor lagi karena harus segera mengerjakan proyek."

Aku tentu saja tertarik untuk ikut melihat seperti apa kantor operasional bisnis hantunya itu." Apakah aku boleh melihat juga kantornya?"

Ia tertawa." Tentu saja tidak boleh Nita, tapi kalo kamu mau melihat boleh saja dengan syarat bergabung dengan kami."

Tentu saja aku terkejut.

"Aku lagi butuh orang untuk menulis cerita agar desas-desus nya bagus. Memang ada Herman tapi tidak mungkin semua dikerjakan olehnya. Aku suka baca tulisan kamu di majalah misteri, aku yakin kamu bisa membuat skenario yang lebih bagus daripada dia."

Tentu saja aku makin terkejut mendengarnya, soalnya tidak menyangka ditawari untuk bergabung.

"Tenang saja, gajimu akan aku bayar tiga kali lipat dari pada yang kau peroleh dari majalah pak Dahlan dan tentunya ada bonus besar."

Hatiku makin bimbang mendengarnya.

Melihat sikapku, tuan rumah tertawa." Tak perlu langsung mengiyakan. Kalo memang tertarik silahkan hubungi aku ya." Ujarnya sambil menyodorkan sebuah kartu nama.

Aku menerima kartu itu dengan tersenyum.

"Mbul, kenapa kamu senyum-senyum saja?" Kata temanku. Aku tentu saja terkejut, tak ada kartu nama di tangan. Ah, ternyata aku sedang melamun bekerja sebagai wartawan saat nongkrong di kafe. Tentu saja wawancara itu adalah fiktif belaka, mungkin karena semalam habis nonton film tentang pocong.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

122 komentar untuk "Bisnis unik berpenghasilan besar"

  1. Majalah Misteri, dulu pernah beberapa kali baca majalah ini, majalah yang berisi tentang supranatural dan benda-benda pusaka. Apa majalah Misteri masih ada?

    Btw pasti gambarnya cuma pemanis kan..hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ada mas majalah misteri, aku pernah lihat di terminal Senen, kalo ngga salah dari tahun 2005 apa 2004.😀

      Kalo gambarnya pocong takutnya yang baca malah kabur.🤣

      Hapus
    2. Kalau seingat saya majalah misteri sudah terbit sebelum tahun 2000.

      Mungkin juga, biasanya memang pada takut sama gambar serem eh tapi kan seru, mas

      Tadinya saya pikir cerita ini benar-benar mengambil latar mbak Nita ternyata melenceng sedikit.

      Hapus
    3. Kalo terbitnya mah memang udah lama, mungkin sekitar 90an. Aku juga dulu pernah beli beberapa kali tapi udah lama hilang.

      Hapus
    4. gambar hanya pemanis wkwwkk...ini slogannya tetangga sebelah ya

      mas herman lebih seru kerja di majalah misteri keknya...hahhaha..daripada di majalah bisnis beneran dipehape narasumber terus soalnya narsumnya sok sibuk semua dan bikin capek ngejar wawancara tatap muka orang orang berduit hihi..

      klo majalah misteri tinggal datengin yang wingit wingit narsumnya ga keliatan bisa dikarangbkarang dikit ya amas Gus...wkwkwk

      e tapi dulu ada tuh di kampungku, guruku di ekstrakulikuler jurnalistik dan mading nyeper juga jadi penulis di majalah misteri loh tabloid gitu hihi,

      Hapus
    5. Yaaa2 mengerti pasti Suhu KHA-EL mantan penulis di MM..😊😊

      Dan intinya dari cerita ini yang bakat bisnis Pocong yaa si Mbul lah...Karena dari lamunan ia terapkan jadi kenyataan..🤣🤣🤣


      Sejak itu dengan matanya yang Belo mirip burung celepuk.🦉🦉
      Mbul pun mulai melakoni bisnis pocong dengan bergaya ala Suketi..🤣🤣🤣🤣🏃🏃🏃💨

      Hapus
    6. Gambarnya kan ada bisnisnya juga ya mbak, jadi bukan hanya pemanis.🤣

      Oh berarti dulu mbak mbul jadi wartawan majalah bisnis ya. Berarti kadang ketemu orang penting ya, cuma memang orang penting biasanya susah ditemui apalagi kalo ada kasus, suka ngilang.😆

      Iya, kalo majalah misteri sepertinya tinggal datangi tempat angker ya mbak, paling kalo salah kesurupan.🤣

      Hapus
    7. Kalo mbak mbul kurang pas bisnis pocong kang, cocoknya bisnis mbak kukun.🤣

      Cuma kalo bisnis mbak kukun, susahnya kalo naik pohon lalu harus ketawa terus turun nakut-nakutin korban. Takutnya pas mau turun dasternya nyangkut di dahan pohon dan sobek, kan suweeekkk.😆

      Hapus
    8. oh my god...gaswad dong kalau daster awak sobek....😱😱😱😱

      Hapus
    9. Ngga apa-apa, cuma sobek dikit doang kok.😂

      Hapus
    10. Yang wingit-wingit itu yang apa, mbak? Yang wangi kah?

      Hapus
    11. Iya, yang wingit wingit itu yang agak wangi mas, tapi wanginya bau menyan bukan parfum.😱

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tadi aku bakar menyan dulu makanya mbak Kun eh mbul datang.🤣

      Kurang tahu gajinya dapat berapa, bisa tanya kang satria langsung, kan ada diatas tuh orangnya.🙄 😆

      Apa sebaiknya endingnya aku hapus saja ya, biar dikira ada bisnis poci beneran.😂

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Oh begitu ya, jadi biarkan saja apa adanya dari pada ada apanya ya.😄

      Hapus
  3. Beeehhhhaaaaa suuueeee...🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bos nya datang nih, traktir dong.🙄

      Hapus
    2. Aku ingin ikutan kerja kalau gajinya sebulan bisa beli pajero 🤣🤣🤣

      Hapus
    3. Ini kenapa bos KangSat nya pake beha sobek cobak? wkwkwkwkw.

      Hapus
    4. Beehaa titipan dari si A suueee mbak. Yang hobi mangkal.🤣🤣🤣

      Hapus
    5. @Lia...Gampang resepnya tinggal tidur doang dan bermimpi..🤣🤣🤣

      Hapus
    6. Nah tuh mbak Lia, katanya tinggal tidur doang nanti Pajero nya datang.😆

      Hapus
    7. Mungkin kang Satria teringat saat saat mangkal dulu pakai behaaa mbak Rey.🤣

      Hapus
    8. Makanyaaa, make beha itu jangan ditarik-tarik mulu kang, biar nggak suek, wakakakakkaak

      Hapus
    9. Mungkin saking ngga sabarnya buat mangkal jadinya di suwek suwek mbak.😂

      Hapus
    10. Betul tuh jangan suka ditarik-tarik kalau pakai beha tapi betot-betot aja.. wkwkwk.. kaburrrrrrrrr

      Hapus
    11. Kalo dibetot nanti kang satria ngga pakai apa-apa dong mas.😱

      Hapus
    12. seru ya...sampai beha sobek.....
      😁👍😁

      Hapus
  4. wkwkwkwkw kebayang banget itu yang nyamar jadi pocong, ditangkap masyarakat, masih untung nggak dibugilin terus dipakein bedak biar kayak tuyul hahahaha.

    Bisaaa aja pake bisnis pocong, mbok ya bisnis Tuyul, biar banyak duit hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga, untung ngga ditangkap dan disuruh pakai daster kayak mbak kukun mau mangkal.😂

      Bisnis tuyul mah recehan mbak, bisnisnya satria ini ratusan juta sekali order.😆

      Hapus
    2. Loohhh ada caranya, bisnis peliharan tuyul, buat bobol bisnisnya KangSat kan hahahahaha

      Hapus
  5. wakakakaka mbak nit ngayalnya kejauan
    tapi lumayan menggiurkan ya itu bisnis pocong jadi jadian
    klo gagal masih dapat 5 jeti
    kan lumayan juga

    tapi pinter juga kalo ketauan bisa bisa aja idenya jadi prank vlog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, lima juta dibagi 10 orang mah dapatnya sedikit mas, cuma buat bayar kuota internet dan jajan bakso.

      Ayo mas Ikrom, barang kali mau dijadikan bisnis nih.😆

      Hapus
  6. Udah serius2 baca.. Sampai kagum sama usaha Satria yg honornya bisa buat beli Pajero 😆😂 Baru aku kepikiran, leh ugha nih usahanya. Jangan2 memang ada orang yg profesinya gt.

    Eeh ternyata hanya lamunan semataaa.. hahahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, mungkin ada yang beneran bikin bisnis pocong dan hasilnya banyak yaitu para produser film horor.😁

      Hapus
  7. yailah cuma ngehayal doang si nita kerja jadi wawancara, ati-ati lho nanti jadi penghayal tingakat tinggi kek gw :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo mas khanif mah khayalan nya udah dapat ditebak yaitu pengin kawin sama As*******h.😆

      Hapus
    2. Asmirandah 😳😳😳🤣🤣

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. khayalan ini setinggi-tingginya, eindah-indahnya, tempatku memikirkannya

      bila ku dapat ku simpan wajahnya, memegang indahnya, berpura memilikinya

      yang kunanti saat memegang tangannya, sampai nanti tetap memegang tangannya......

      nyanyi ala giant doraemon hohoho :D

      Hapus
    5. Kalau nyanyi ala Giant bukan Asmirandah dong tapi Suneo.. wkwkwk

      Hapus
    6. Berarti mas khanif Suneo ya, terus yang jadi Giant siapa dong? 😂

      Hapus
  8. keren betul bisnisnya bos, wkwkwk cukup ngakak sih

    yang ga disangka adalah Satria yang jadi pebisnis nya, bukan Pak Agus hmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekali kali ganti tokoh utamanya kang, jangan Agus terus, takut penonton bosan.😂

      Hapus
    2. kan pak agus udah biasa di bagian spiritual nih, cocok haha

      Hapus
    3. Ini ka bukan bagian spiritual, tapi bagian trik marketing.🤣

      Hapus
    4. Jadi pas banget sama mas Satria.. wkwkwk

      Hapus
  9. Yaelah ... Lamunan doank ternyata.
    Keren Mas cerpennya 👍😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo ceritanya menghibur mbak.😀

      Hapus
    2. sayangnya yg bikin cerpen ga keren kaya saya wkwkwk

      Hapus
  10. Ada-ada aja lamunan Mbak Nita ini, bisa-bisa ngelamunin bisnis pocong.
    Tapi bisnisnya menarik sih, apalagi hasilnya menggiurkan. 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo bang Rudi, barang kali mau di serius kan bisnis ini juga bisa kok.🤣

      Hapus
  11. penghasilannya bisa tidak terbatas ya mas habis unik sekali kerjanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bang Rusdi, barang kali minat bisa dijadikan ajang bisnis di Sulawesi.🤣

      Hapus
  12. itu preman hati wanita kali ya
    Masak sama pocong takut
    Ya namanya melamun, jadi sah-sah saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah betul itu bang Djangkar..😊😊

      Hapus
    2. Kayaknya ini premannya yaitu kang satria.🤣

      Hapus
  13. Boleh juga itu bisnis nya mas Agus, tapi harus dipikirkan matang-matang biar akting dan skenario berjalan dengan lancar dan jangan sampai bonyok wkwkw.
    Masuk akal sih kalo untuk hal mistis di Indonesia, tapi lihat-lihat juga daerah nya kalo mau jalankan bisnis ini, takut nya daerah yang penuh dengan orang-orang yang pada kuat iman malah mereka berburu hantu kan bisa berabeh. 🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga ya, barang kali ada Ghostbusters atau para pencari hantu, pocong nya malah ditangkap terus disuruh joget joget kan gawat.😂

      Hapus
  14. Wah.. saya juga setuju nih bisnisnya.. tahu kan orang-orang kita, rata-rata masih doyan dengan yang berbau hantu-hantuan... Coba direalisasikanlah.. Jangan hanya di cerpen, hahahaa,...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bang, sepertinya bisnis ini cukup masuk akal karena rata rata orang Indonesia masih percaya hal mistis seperti ini.😂

      Hapus
    2. Naahh kan buruan mangkal kang..🤣🤣🤣

      Hapus
  15. Satu orang dengan dua peran yaitu Dahlan dan Satria. Pak Dahlan pake kacamata berdasi berkumis dan Pak Satria pake jam emas dan botak hehe.. upss kalau ini lamunanku, aku melamun Pak Satria sedang botak 🤣🏃‍♂️🏃‍♂️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jos sekali komentar nya kang Jaey, mungkin juga pak Dahlan dan satria sama sama botak ya.🤣

      Hapus
  16. Hahaha .. sue..eeee ..., ternyata khayalan tinggi kelas dewa dewi 🤣🤣🤣

    Kirain beneran loh sekali kerja bisa dapetin pajero ..., padahal aku dah ada niatan gabung 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekali kerja dapat Pajero juga ada mas yaitu jaga lilin dan keliling kampung kalo malam.😂

      Hapus
    2. @Mas Hino....Mangkal sama mas Agus juga bisa kebeli pajero..🤣🤣

      Hapus
    3. Mas Agus membayar mahal ya Kang? 🤣🤣

      Hapus
    4. Mangkalnya di pohon waru doyong kali ya..hihihi

      Hapus
  17. jadi inget dulu aku langganan majalah misteri, cerita2nya bagus2.
    bisnis pocong identik sama warung makan nih hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh kang aldhi langganan majalah misteri ya, kalo aku beli tapi kadang-kadang saja, soalnya harganya mahal.

      Hapus
  18. Majalah misteri... Aku pernah baca itu ketika SD. Kalo ga salah, kadang jg ada foto ciwi ciwi seksi di situ. (seksi untuk ukuran anak SD yang masih polos yaak kwkwkw)
    Selain itu, aku jg masih ingat. Di majalah itu, jg ada iklan PDI-P. Ada foto bu Megawati di majalah misteri hahahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa bisa ada iklan politik di majalah tersebut ya, apa cari penglaris agar anggotanya banyak ya.🤔

      Hapus
  19. udah serius baca sampe habis eehhh ngayalll T.T

    BalasHapus
  20. saya udah serius banget bacanya, sambil mencari setiap inti katanya dan terdapat satu kata kunci yang menarik yaitu bisnis pocong dan semakin saya baca semakin penasaran, tapi eh tapi ternyata hanya impian karena barusan nonton film pocong, heem, bagus nih buat artikel pemasaran, he-he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya koh, sengaja pakai kata kunci yang bikin orang tertarik membacanya yaitu pocong.😄

      Hapus
    2. Yang ada orang pada kabur, mas, kalau kata kuncinya Abang poci sih.😱😱😱

      Hapus
  21. perasaan aku tiyep mampir blog mas agus selalu takjub ama penempatan iklannya, rapih gitu bisa di atas ya...xixixx...jadi ga ganggu artikelnya, makanya betah takkunjungin bolak balik wkwkkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang tahu juga mbak, itu iklan otomatis jadinya semaunya google saja menempatkan iklannya, untungnya ngga menganggu ya.

      Hapus
    2. hu um ga mengganggu sama sekali malah kubilang rapi mas...pas gitu penempatan iklannya 😊😃😄

      Hapus
    3. Ayo mbak mbul pasang iklan adsense juga, aku yakin blognya pasti langsung diterima kalo daftar.😄

      Hapus
    4. Di layar HP saya malah polos tanpa iklan..hihihi

      Hapus
    5. Paling dimatikan iklannya ya mas. Kan ada ads blocker.😂

      Hapus
  22. meski wawancara ini fiktif, tapi idenya bagus juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo bang day barang kali mau dijadikan bisnis unik juga bisa lho.😆

      Hapus
  23. Wuih plot twist di bagian akhir membuat kisah ini makin menggigit.

    Tp yg paling menarik itu idenya boleh jg ya buka bisnis pocong profesional yg memanfaatkan teknologi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuahaha kecele bagian endingnya ya mbak Annisa.😂

      Hapus
  24. Mass kenapa harus bisnis pocong, resikonya gede ih, kalau ketangkep warga kan bisa amsyong tuh, pelihara tuyullll aja ahhahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuyul mah katanya recehan mbak, paling kalo nyuri 100 apa 200 ribu, kalo ini ratusan juta omsetnya.😂

      Hapus
  25. hahahaha %#$*&##@ sampe seriusss bacanya
    aku ga ngeh kalau nama cantik di awal paragraf ternyata nama panjangnya gembulnita
    oalahh mba nit mba nit, kayaknya perlu nonton drakor heits biar nggak blank ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Drakor heist itu apa mbak Ainun? Baru kali ini dengar judulnya.🤔

      Hapus
    2. hahaha maksudku drakor yang lagi hits sekarang ini

      Hapus
  26. Lagi-lagi sebuah khayalan hohoo keren juga ide bisnisnya gitu.
    Tapi om om pocong yang asli kasian deh. Lompat-lompat kesana kemari ngga dapet apa-apa, eh ini malah manusia kampret niru2in si pocong malah bisa beli pajero 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar juga ya, kasihan pocong aslinya ngga dapat duit.😂

      Eh, tapi pocong asli katanya ngga lompat lompat kang, itu mah manusia yang nyamar jadi pocong.😄

      Hapus
  27. ya, ampun! ternyata wawancaranya fiktif! bisa aja deh, idenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enaknya nulis cerpen itu memang bebas mbak.🤣

      Hapus
  28. Ini sebenarnya ide cemerlang lho, Mas. Gimana kalau Mas Agus aja yang beneran bikin bisnis ini? Lumayan, cuannya banyak ini pasti.🤑

    Ngomong-ngomong kok bisa kepikiraaaan gitu lho, mas, bikin cerpen bisnis pocong gini 🙈. Awal-awal aku agak was-was bacanya, lha dalah ternyata cuma pocong-pocongan. Enak-enak ngelanjutin baca, ternyata ceritanya hanya khayalan Mbak Nita saja. Wah, aku di-prank berkali-kali ini sama yang bikin cerpen.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penginnya sih mbak, tapi sayangnya nyari orang yang nyamar jadi pocong ngga ada yang mau, gimana kalo mbak Roem saja.🤣

      Wah prank apa mbak, prank Lampard apa prank Sinatra? 😁

      Hapus
  29. Wkwkwkwkwkwk udah serius2, ternyata aku baca orang sedang ngayaaal toh 🤣🤣.

    Bisaaaa ae memang mas Agus ini. Paling pinteeeer bikin cerita ga ketebak akhir :p.

    BalasHapus
  30. Uwastaga.... aku sudah serius baca.. mikir apa kira-kira mau ikut join diajak gabung sama paka Dahlan dalam bisnis pocong... ternyata... eh ternyata...hanya lamunan dan khayalan saja...
    Bisnis pocong-pocongan omzet nya besar ya?.boleh juga tuch untuk nakutin-nakutin atau mengusir membuyarkan tempat maksiat..Ada-ada aja ceritanya mas Agus..hehehe

    BalasHapus
  31. Mungkin bisnis perpocongan ini beneran ada mas hahaha. Kan ga sedikit resto2 atau rumah makan ada 2 pocong di kanan dan kiri pintu masuk...itu loh buat penglaris wkwkwkwkwkkw.... Atau ada juga tuyul2 yang katanya maaf kencing di makanan para tamu yang datang. Tapi amit2 yach jangan sampai kejadian hihihihi :D

    BalasHapus
  32. Waaah ramai😅 ikut menyimak Mas..

    BalasHapus
  33. memang bener dengan bisnes boleh penghasilan besar.

    saya sekarang buat bisnis netcommerce

    BalasHapus
  34. Filosof menarik. Bisnis itu Biar kecil asal sukses, daripada besar tapi sering gagal. Mantap, Mas Agus ....

    BalasHapus
  35. Coba bisnis pulsa dengan aplikasi Yoi - Agen Pulsa & PPOB murah dan menguntungkan.

    Temukan Yoi di Play Store

    BalasHapus
  36. Zaman now bisnis pun harus inovatif dan nyeleneh. Bahkan harus dibikin kontroversi biar viral. Yang lempeng-lempeng aja ya kalah bersaing. Ini lagi bisnis pocong sangat unik hehe..

    BalasHapus
  37. Ya ampuun bisa jadi ada yang terinspirasi nih setelah baca ini wkk

    BalasHapus
  38. Nonton film pocong mumun seru dah hehe

    BalasHapus
  39. Keahlian penulisnya merakit cerita, luar biasa. Sampai-sampai ke masalah bisnis pocong. He he ....

    BalasHapus
  40. Ternyata bisnis pocong hanya lamunan dari si mbull wkwk... Tp menarik sih jika bener ada bisnis kayak gitu...

    BalasHapus
  41. Wowwww, ih rumah ada pocong ceritanyaaaa haahahaha...Bisnis romantis ini mah namanya ya mas Agus wkwkwkwkwk :) Bisa beranak-pinak tuh ntar lama2 ada si anak pocong di kamar anak, asisten pocong di daour dll misalnya wkwkwkwkwkkw :) Untung besar deh.

    BalasHapus