Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Horor naik bus malam hari

 


"Gus, tidak apa-apa nih kamu ke Jakarta sendirian." Tanya pamanku ketika aku beritahu mau ke ibukota untuk bertemu dengan orang tuaku.

"Tidak apa-apa paman." Jawabku singkat. Melihat pamanku masih ragu maka aku lalu berkata kalo sudah sering ke Jakarta jadinya tidak bakal nyasar, sudah tahu arah mana saja yang nanti ke warteg.

Sejak kelas lima SD aku memang sering ditinggal orang tua ke Jakarta, maklum mata pencaharian di kampung susah sehingga bapak dan ibuku merantau ke ibukota. Aku dan kedua saudara ku dititipkan pada kerabat di kampung, kadang ikut paman, uwa atau juga kakek.

Karena orang tua di Jakarta maka aku dan saudaraku tentu saja sering diajak kesana terutama kalo libur sekolah sehingga aku agak hapal tempatnya.

Begitulah, akhirnya aku berangkat ke Jakarta sendirian karena kakak dan adikku tidak mau kuajak. Pamanku sebenarnya berniat mengantarkan tapi aku larang karena takut merepotkan, karena sebentar lagi bawang merah akan panen, harus dijaga karena jika tidak akan dicolong orang, maklum harga bawang merah lagi mahal.

Setelah pamit kepada paman dan bibiku maka aku dengan gagah berani maju ke terminal Tegal dengan naik angkot. Begitu sampai di terminal aku agak gugup, maklum lah baru pertama kali ke terminal seorang diri mana sore hari lagi cuaca agak remang-remang. Banyak orang lalu lalang, kulihat ada orang yang menarik tas seseorang, pasti itu calo bus yang memang kadang suka maksa. Ada juga para pengamen dengan badan penuh tato, serta beberapa orang yang badannya besar yang tampak asyik ngobrol sambil merokok.

Untunglah tidak ada calo yang menarik-narik, mungkin karena aku masih anak tanggung, baru berusia 13 tahun mana badanku kurus lagi. Ah, jangan-jangan mereka malah menyangka aku anak jalanan yang biasa tidur di emper terminal.

Aku coba mengingat-ingat bus yang biasa dinaiki kalo mau ke Jakarta. Akhirnya aku lihat juga bis sinar jaya yang biasa digunakan orang tuaku. 

Dengan pede maka aku lalu naik keatas bus, kondektur bis yang seumuran dengan pamanku sekilas melihatku tapi tetap acuh tak acuh. Kulihat bis agak banyak penumpangnya, kursi depan sudah terisi semua. Ku melangkah ke tengah, Alhamdulillah ada bangku yang masih kosong biarpun sebelahnya sudah ada ibu-ibu yang mendudukinya.

Aku lalu kesana. Ibu yang berusia hampir sama dengan ibuku itu melihat ku sekilas dengan pandangan iba lalu tak lama kemudian mengambil uang 1000an dari sakunya dan disodorkan ke arahku.

Tentu saja aku dongkol." Maaf Bu, aku mau naik bis ini, bukan mau minta-minta." Kataku dengan pelan, biarpun dongkol tapi aku tidak berani berkata keras soalnya badannya itu gede. Sekali tiup, badanku yang kurus kering ini bisa terbang.

Ibu itu melihat ku lagi." Kamu mau naik bus ini, sendirian apa sama orang tuamu?"

"Ngga Bu, aku sendirian. Aku justru sekarang mau kesana ke orang tuaku."

Beberapa orang tampak melihatku, mungkin mereka juga tak menyangka kalo anak sekecilku berani naik bis sendirian. Melihat hal itu aku jadi bangga karena tidak ada anak seberani aku. Ah, pasti bapak dan ibuku nanti bangga sekali kalo ku ceritakan.

Aku lalu duduk disebelah ibu itu. Tak lama kemudian kenek bus itu datang dan memberikan karcis pada para penumpang. Anehnya aku tidak dipungut bayaran, kondektur itu hanya melihat ku sekilas, mungkin disangka aku anak ibu disebelahnya. Ternyata ada untungnya juga jadi anak kecil.

Tak lama kemudian bis pun berangkat karena sudah penuh. Aku sendiri duduk di samping dekat jendela supaya bisa melihat pemandangan. Bis lalu keluar terminal Tegal. Ayah, ibu, aku datang, teriakku dalam hati kegirangan. Ah, mereka pasti bangga sekali punya anak mandiri dan seberani aku.

Sampai disana nanti aku minta keliling Ibukota pokoknya, ke Ancol, taman mini, ragunan dll. Ah, betapa enaknya nanti roal coaster di Dufan, masuk ke rumah keong mas di taman mini, melihat kambing dan ayam di ragunan. Eh, itu mah dirumah kakekku juga banyak, ngapain jauh-jauh kesana.

Tapi sayangnya impianku buyar ketika aku merasa hal tak biasa. Kendaraan roda empat itu anehnya melaju ke arah timur, bukan ke arah barat seperti biasanya kalo aku naik bis ke Jakarta. Ah, mungkin poolnya ada di timur pikirku. Biasanya bis mampir dulu ke pool, bukan langsung ke barat pikirku sok tahu.

Tapi setelah melewati lampu merah yang ada di tengah kota, kendaraan roda empat melaju terus ke arah timur. Dalam hati aku sudah deg-degan karena merasa ada yang tidak beres. Ini bis bukannya ke Jakarta harusnya ke barat, kenapa malah ke timur terus, jangan-jangan aku kesasar.

Tenang Gus tenang, aku harus tegar batinku walaupun badanku agak gemetaran. Karena masih bocah maka aku tidak bertanya pada ibu di sebelahku atau ke kondektur.

"Lho, kamu kenapa cah Bagus?" Tanya ibu itu. Bahasa tubuh yang bagiku tegar itu mungkin ditangkap berbeda oleh ibu disebelah ku. Mungkin ia melihat badanku yang gemetaran serta ingusku yang mulai keluar.

Aku ingin mejawab tapi entah kenapa mulutku terkancing, hanya air mataku yang mulai keluar.

"Kamu kenapa nak, kenapa nangis." Tanya kenek bus itu yang tahu-tahu sudah ada di depanku. Mungkin ia mendengar suara sesenggukan ku.

"Ngga tahu pak, ini bocah tahu-tahu nangis saja." Yang jawab ibu disebelah ku.

"Lho, kirain aku ini anak ibu." Kondektur bus itu kaget.

Ibu itu menggeleng. Bapak itu lalu kembali menanyaiku." Kamu mau kemana nak?"

"Aku... Aku mau ke Jakarta pak." Jawabku terbata-bata.

"Lho, kamu salah naik nak, ini bis kearah Semarang." Jawab bapak itu, jawaban yang bagiku seperti disambar geledek, tapi sayangnya aku tidak menjadi the flash.

Ya Allah, ternyata aku kesasar.

Sebagai bocah tanggung tentu saja pikiranku langsung melayang kemana-mana. Bagaimana aku bertahan hidup di Semarang nanti, apakah aku harus jadi pengamen di lampu merah, apakah aku nanti harus tidur di emperan toko, bagaimana kalo nanti kalo ada razia anak jalanan bisa-bisa aku nanti ditangkap. Niat ingin ke Jakarta tapi malah berakhir di penjara. Bu, malang benar nasibku Bu kataku sambil mewek.

Melihat aku menangis dengan ingus beleweran maka ibu itu berusaha menenangkan ku sedangkan kondektur itu ke depan lalu bicara dengan supir.

Melihat hal itu aku khawatir lagi. Duh, jangan-jangan aku mau diturunkan dan dibuang disini, mana hari sudah malam lagi dan aku tidak kenal daerah ini. Bagaimana kalo ada begal disini, memikirkan hal itu kembali aku kembali nangis sekencang-kencangnya, tak perduli semua mata penumpang melihat kearah ku.

"Nak, sudah jangan nangis, nanti di depan ada pool sinar jaya, kamu nanti turun disana dan naik bis arah Jakarta ya."

Aku hanya mengangguk saja. Baru aku ingat kalo aku belum bayar karcis, segera ku merogoh saku dan memberikan uang tapi ditolak oleh kenek itu." Sudah simpan saja, buat bayar tiket nanti ke Jakarta." Katanya bijak.

"Ini jajan untuk bekal kamu kesana." Kata ibu itu tidak mau kalah sambil memberikan satu plastik berisi kue kering.

Aku tentu saja jadi terharu. Ah ternyata bang napi terlalu melebih-lebihkan, buktinya masih banyak orang baik di dunia ini.

Begitulah, setelah sampai di pool sinar jaya maka aku langsung diantar kenek itu ke bis jurusan Jakarta. Makasih banyak ya pak kondektur.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

131 komentar untuk "Horor naik bus malam hari"

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo tebak ini fiktif apa beneran mbul, kalo bisa nebak nanti ada hadiah pulsa 100k, silahkan ke konter terdekat kalo mau ambil.😁

      Ngga ada keren-kerennya ya mbul, beda dengan kang Satria yang umur segitu sudah mulai tawuran bahkan pacaran, kalo aku malah ingusan. Beda bagaikan bumi dan Pluto.😂

      Tergantung harga jualnya, kalo bawangnya lagi anjlok, boro-boro ditungguin, yang ada malah dibuang begitu saja di jalan, ngga sebanding dengan ongkosnya.

      Alhamdulillah masih ada orang baik ya, contohnya mbul yang selalu semangat jadi pertamak komentar di blog acak acakan ini.😄

      Aku sebenarnya ke TMII juga baru sekali, itu juga tahun 2019, tapi kalo kepengin mah dari kecil.😁

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Sepertinya ini bukan pengalaman mas Agus soalnya uang pecahan 2000 pertama kali beredar tahun 2019 mustahil tahun 2019 mas Agus berumur 13 tahun..hihihi

      Hapus
    4. @mbul, ngga tahu ini beneran apa bukan, coba tebak lagi.😁

      Kurang tahu apakah Gus itu sampai ke Jakarta ataukah ucul dan ilang di jalanan. Kita tanyakan saja pada si Gus, Gustianita Pratiwi.😱🤣🤣

      Sebenarnya bawang merah bisa tahan lama berbulan-bulan kalo habis panen dijemur sampai kering. Cuma harga bawang naik turun, kalo naik cuma dengan modal 20 juta bisa buat beli mobil, tapi kalo lagi turun modalnya seharga motor hasilnya paling buat uang bensin.😂

      Maaf lagi puasa jadi ngga bisa traktir bakso mbul.😄

      Hapus
    5. @herman,
      Teetttt salah. Pecahan uang 2000 itu mulai tahun 2009 bukan tahun 2019.😄

      Tapi mas Herman jeli juga, sepertinya harus aku ubah dikit cerpennya.😁

      Hapus
    6. Iya bener juga, 2009 bukan 2019..hihihi jadi kelebihan dong ya, berarti saya salah lihat atau salah ketik?

      Hapus
    7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    8. 🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄😳😳😳😳😳😳😳

      Hapus
    9. Kayaknya waktu nyasar di Jakarta di palak sama anak SMK mbul, malaknya buat pacaran lagi, tuh orangnya datang.🙄

      Hapus
    10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    12. nampakknya beneran deh ini. Bukan fiktif haha

      Aku jg ke sini naik bus malem. Eh, bukan. Dari palembamg nya siang, sampe sini malem. Jam setengah 1 dini hari. cukup serem, takut ada copet hahaa

      Hapus
  2. Cuma mau nanya, mas. Sejak kapan bus roda empat? Hihihi

    Saya yang lahir dan besar di Jakarta baru sekali ke TMII itu juga diajak temen dan belum pernah masuk ke keong masnya, kalau ke kebun binatang ragunan malah belum pernah sama sekali.. wkwkwk.. parah.. wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejak kapan ya bus rodanya empat?

      Jawabnya ada di ujung langit
      Kita kesana dengan seorang anak
      Anak yang tangkas dan juga pemberani.🎵🎶😁😁😁

      Justru karena orang Jakarta jadi malas ke TMII ataupun ragunan karena...

      Nantikan jawabannya setelah pesan-pesan berikut ini.😄

      Hapus
    2. Wkwkwk..dia malah nyanyi.. wkwkwk

      Nanggung amat mendingan habis Maghrib aja baru dijawab energi kan udah penuh lagi.. hahaha

      Hapus
    3. #tet!

      lagunya dragen bol hihihi

      Hapus
    4. 🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄 Lagian kenapa nggak naik bus siang hari saja...Biar nggak mewek...Dan nggak keder..😳😳😳😳😳😳😳😳

      Hapus
    5. Ngga tahu tuh si Gus kenapa naik bisnya malam hari, mungkin karena jurusan yang ke Jakarta adanya malam doang kali.🙄🙄🙄

      Hapus
    6. Sepertinya begitu, beberapa kali ke Jawa pas balik ke Jakarta belum pernah dapat bus yang berangkat siang atau sore selalu busnya berangkatnya habis Maghrib padahal waktu beli tiketnya jadwal berangkatnya habis Ashar bukan habis Maghrib.

      Hapus
    7. Travel Huuu ada siang hari...😊😊😊 Kalau bus pasti malam...Karena ngitung waktunya biar cepat....Kalau siang yang ada Frustasi sopirnya bawa kendaraan ber Mil2...Kecuali sopir cadangannya ada 5 lebih..🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    8. Travel mah uangnya tidak terjangkau bagi orang kampung saya kang , soalnya harganya bisa 2x atau lebih dari tiket bis.

      Tapi itu dulu waktu kecil sih, sekarang kebanyakan pulang kampung malah pakai travel, praktis turun langsung depan rumah.😃

      Hapus
  3. wkwkwk gw kira mas agus bakalan tegar meski kesasar ke semarang, tapi malah nangis sekencangnya wkwkw, yah maklum sih umir 13 tahun, mungkin gw sendiri di umur segitu ke jkt sendiri juga gak berani, bahkan sekarangpun meski udh gede gak tau berani apa gak ke jkt sendiri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. (((tegar)))

      😜🙄🙄🙄

      Hapus
    2. tegar kek lagunya rosa ya :D

      Hapus
    3. 🙄🙄🙄🙄🙄🙄😳😳😳😳😳

      Hapus
    4. Sebenarnya tokoh utamanya mas khanif kesasar ke Depok, tapi takutnya protes jadinya ganti haluan.😁

      Hapus
    5. ngapain gw protes, emang ada demo :D

      Hapus
  4. Pengen bilang cup cup ke Agus, jangan nangis, tapi semisal itu saya yang kesasar yaaah bakal nangis sejadi-jadinya juga, hehehehe 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gimana kalo dibilang jangan nangis tapi maunya ikut mbak ristra suruh ngantar ke Jakarta.😄

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Bukannya tinggal di Jakarta dari kecil, kan tetangga sama suhu Herman.😄

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Kayaknya pernah deh, misalnya pas lagi liburan ke Jakarta dan tinggal sehari

      Hapus
  5. Sudah mulai nyerempet2 ke kisah nyata ini cerpen2nya, bentar lagi bakal posting kenangan nih ttg mencuri bawang di kebun pak kardi? 🙄🙄 xixixi

    Menarik kisahnya.. setelah sampai Jakarta nanti jgn lupa cerita2 ttg pengalaman disana mas, terutama soal culture shock dan gadis be-rock mini di bandara, inimah posting Pak Dodo ya, hihi 🙏🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣...👍👍👍👍🧄🧄🧄🧅🧅🧅🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭

      Hapus
    2. Mencuri bawang, ogah banget bawang juga banyak di rumah ngapain nyolong. Mendingan nyuri hati janda muda pemilik warung makan biar makan gratis.😁

      Hapus
    3. Pilihan yang jitu.. wkwkwk

      Hapus
    4. Atas ane udah dekat lebaran belum bikin posting baru 😅😅

      Hapus
    5. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🥴🤪🤪👯👯💃🏽💃🏽💃🏽🦸🏻‍♀🦸🏻‍♀🦸🏻‍♀

      Hapus
    6. weehh nama gue disebut-sebut nichch

      Hapus
  6. hihih uda feeling si cah bagus salah naik bus!! Lagian bukannya nanya dulu jurusan busnya ke mana. Main asal naik aja dan yakin itu ke Jakarta hihihi

    untunglah ya masih ditolongin. Gimana kalo dia diculik terus jadi human trafficking kan!!! 😱 Itu horor bangeeett

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tuh, si Agus pede amat langsung naik bus ngga tanya dulu, giliran nyasar mewek, jewer saja mbak Frisca.😄

      Hapus
  7. Rasa-rasanyaaaa ...ooh ..pengin kuhapus air mata bocah Agus cilik nangis teriak kenceng kayak gitu .. kasian amat ☹️, eh* kalo nangis mulutnya nganga lebar ngga siiih ?.

    Baca ini kok ku jadi kangen kelayaban lagi maen ke ragunan, tmii, monas, dufan, jeb ajeb dugem di tanamor ...wwkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga lah, nganga lebar itu kalo melongo lihat ada cewek cantik lewat.😁

      Bukannya sekarang juga sering kelayaban di candi sama tempat wisata.😃

      Hapus
    2. Oh iya yaach ...
      Taoi nganga jangan kelebaran yaak pas ada cewek syantik en sekseh lewat depan mata .. , ntar kembung lagi kelamaan nganga 😆.

      Tapi kulega loh, ada yang nolongin di Semarang.
      Untuung Agus cilik ndaK dipaksa suruh mangkal di LaMer 🚦, wwkk

      Hapus
  8. Sudah dengan pede naik bus sesuaibdengan namanya. Eh ternyata salah jurusan 😂😂
    Anak 13th sdah berani ngebis jarak jauh. Pas masih kecil, kalau ke jakarta biasa bareng ortu.

    Aku 13th masih bus dalam kota mas. Biasa naik untuk ke sekolah..hehehehe
    Emang horror sih kalau salah jurusan. Apalagi kalau sampai panik. Biasanya kondektur bus sering bantu penumpangnya.. beberapa kali dibantu kondektur bus..heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mas, aku sampai umur 20an juga baru berani naik bis ke Jakarta sendirian, kalo masih ingusan takutnya malah kesasar.😱

      Hapus
    2. @ Agus ,,,,:

      Dih, penakut sih mas Agus ini ..., kan ada gugel maps, mas.
      Ngpain takut kesasar.
      Palingan kesasar ngga jauh2 juga dari rumah rongdo, wwkkkk

      Hapus
    3. Nah itu, takutnya nyasar ke rumah rongdo dan ngga mau keluar kan malah berabe.😂

      Hapus
    4. ini sih yang bikin kesasar jadi enak..wkwkwk

      Hapus
  9. Ha ha ... saya ikut dag dig dug, dan tersenyum sendiri membaca kisah ini. seolah saya hadir menyaksikan si aku menangis sesungukan dan ingus berleleran. becampur aduk dengan air mata. boleh jadi sesekali lidah si aku menjilat dan menyicip bagaimana asinnya dua cairan yang menyatu dalam tangisan pemiliknya. Selamat malam Mas Agus. Kisahnya bagus dan inspiratif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu nur cocoknya yang jadi ibu disebelah aku.😄

      Hapus
  10. duh kasian banget sampai salah bus
    tapi memang ngeri juga kalau naik bus malam hari
    selain gelap jurusannya engga kebaca
    aku paling miris pas baca dikira anak minta2
    tapi salut mas agus 13 tahun udah bernai ke JKT
    saya pas usia tersebut ya ngendon dong di warnet hahahahahah
    paling jauh baru berani pas kuliah itu pun ke surabaya
    padahal deket banget ama Malang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiga belas tahun aku masih di kampung belum berani ke Jakarta sendirian mas, takut kesasar dan nanti diculik atau jadi anak jalanan gimana.😱

      Hapus
  11. Ihhh kok samaan bisnya Sinar Jaya.. wkwkw

    Coba sini itu Agus kecil kita tosan dlu yang masih sering salah naik bis kalau ke Jakarta.. wkwk 🤣🤣😁

    Kasian ya Agus, udah kecil kesasar pula hampir dibawa ke Semarang.. kalau terlanjur smpe sana kan berabe ya.. kebabalasannya kejauhan soalnya. 😆
    Mending kalau kesasarnya cuma smpe Bekasi.. ehh nggak juga dink. Ehhh *plaakk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti mas Bayu pernah kesasar juga ya, aku juga kadang kesasar, tapi bukan ke Semarang tapi ke warung makan janda sebelah.😂

      Hapus
    2. Beli susu di warung janda, mas 🤔 ?.

      Susu kuda liar, apa susu ..hmm 🤭

      Hapus
    3. Bukan mas, cuma mau ngutang makan saja kok, syukur-syukur dikasih gratis.🤭

      Hapus
  12. huhu.. sedih malah nyasar ke semarang..
    untung ada si ibu dan kenek yang baik hati ya..
    jangan nangis lagi, nanti ingusnya kemana-mana.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. 😆😆😆😆🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Kayaknya selain minjemin tisu juga ngasih kue seplastik, soalnya mbul yang jadi ibu yang baik hati itu.😁

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Wah masa ada kenek bis AKAP cewek, biasanya kalo cewek paling kenek angkot.😁

      Hapus
  13. Kirain setelah adegan nangis, ibu disebelahnya berganti rupa jadi mbak Kunti atau sejenisnya, eh... ternyata salah, ibunya baik dan mau kasih bekal jajan, hehehe....

    Setelah sampai pool, bisa berhasil ketemu ba[ak ibu di Jakarta? atau masih kesasar lagi mas Agus? Penasaran...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang tahu juga si Agus sampai di Jakarta dan ketemu bapak ibunya atau enggak, soalnya ini cuma karangan bu guru.😂

      Tapi kayaknya sampai di Jakarta terus disana dipalak sama anak SMK.😁

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Sepertinya anak boedoet yang malak, buat pacaran katanya, pacaran ngga mau modal.😂😂😂

      Hapus
  14. wah, pengalaman yang pasti takkan terlupakan.... untung deh, tetap ada yang baik.

    Thank you for sharing

    BalasHapus
  15. pengalaman berharga nih, hati pasti galau banget ya kalau naik bus salah jurusan, he-he, tapi untunglah banyak orang baik yang menolong, hi-hi

    BalasHapus
  16. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi mas Agus. Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin

    BalasHapus
  17. Beautiful post! I dont want be in Horror bus.

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan Jakarta lagi bahkan sudah nyampai Cikande.😃

      Oke mbul, saling memaafkan saja kalo begitu ya.😃

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  19. aku udah pasang kuda kuda ini mas agus kalau ceritanya huororrrr hahahaha
    ternyata oh ternyataaa, untung slow ya hahaha
    untung ya si agus ketemu ama orang baik, paling nggak bisa bikin dia tenang gitu

    baideweiiii, selamat lebaran mas agus dan keluarga, maaf lahir batinnn yaa,barangkali ada kata kata aku yang kurang berkenan gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Mbak. Aku juga siap-siap mental, lho. Takut kalau horor beneran. Sampai aku bacanya tunggu siang hari. Ternyata gak ada ngeri-ngerinya. 🤣

      Hapus
    2. Kalo mbak Roem datang aku malah jadi ngeri.😱😱😱

      Hapus
    3. Emang aku setan, mas? Kok ngeri. 🤣🤣🤣

      Hapus
    4. Bukan setan tapi karena...

      Ah sudahlah, ngga enak ngomongnya.😂

      Hapus
  20. Ooh astaga.. kirain bus malam nya horror beneran..wkwkwk...
    Lah bagaimana sich Agus kecil kok bisa salah naik bus jurusan ke Semarang mungkin dipikirnya bus Sinar Jaya itu semuanya rute ke Jakarta ya? Wkwkkwk..
    Tapi Untung juga lho si Agus nangis sekencang-kencangnya jadi banyak yang iba trus nolong.. dikasih gratis sama kondektur udah gitu dikasih kue setoplea lagi.. asyik banget itu..hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H
      buat mas Agus sekeluarga Minal Aidzin Wal Faidzin . Mohon maaf lahir dan batin bila ada kata-kata yang salah. 🙏🏼😇

      Hapus
  21. Permisi Mas mau numpang ngucapin Selamat hari raya idul fitri buat semua teman yang berkomentar di atas.

    Mohon maaf lahir batin ya buat semuanya 😅🙏🙏

    BalasHapus
  22. Aku ikut menyimak menikmati tulisan dan Komen2nya hehehe

    BalasHapus
  23. Jadi kebayang, ingusnya kayak apa :D
    Niatnya ke jakarta eh kenapa ke semarang

    BalasHapus

  24. Selembut apapun angin berhembus pasti pernah menebarkan debu. Seputih apapun baju tak ada yang tanpa noda. Sebaik apapun manusia pasti pernah khilaf dan melakukan kesalahan. Menyambung kasih, merajut cinta, beralas ikhlas, beratap doa. Semasa hidup bersimbah khilaf dan dosa, berharap dibasuh maaf, izinkan Kami sekeluarga menyampaikan.."Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1442 H"..

    Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, umur yang barokah dan dapat bertemu lagi di bulan Ramadhan yang akan datang . Insya Allah, Aamiin, yaa Rabbal 'alamiin....
    "Mohon maaf lahir batin atas segala kekhilafan dan kesalahan dalam hal bercanda atau hal lainnya".😊🙏🙏





    BalasHapus
  25. Kirain tadi horor ada hantu hantu gitu. Kiranya kesasar ke semarang eh...

    BalasHapus
  26. Selamat idul Fitri 1 Syawal 1442 H.
    Mohon maaf bila ada salah dalam berkomentar.

    BalasHapus
  27. wah beneran horror ini sih.. hahaha serem banget nyasar sampe jauh..

    BalasHapus
  28. Nah, nah, naaaaah.. Judulnya ada kata 'horor' nya, labelnya cerita horor pula. Ternyata eh ternyata, gak ada adegan horornya. Eh, nganu, maksudku gak ada setannya. 😂

    Wah, Mas Agus nge-prank nih. Udah kayak youtuber aja 😂. Padahal aku bacanya harus tunggu siang dulu supaya gak kaget kalau ada jump scare nya. 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja bikin begitu biar yang baca kena prank, jangan cuma YouTubers saja yang suka ngeprank, blogger juga dong.😱😱😁

      Hapus
    2. Iya juga ya, Mas. Ternyata blogger bisa nge-prank juga. 🙈

      Hapus
  29. wuih ternyata poat yang ini masih ramai...kutambahin deh biar genap 100 ☺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah dibaca satu persatu, komen terbanyak diketik oleh Mbul.. wkwkwk

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Sayangnya belum pernah ngasih gula teh.😂😂😂

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  30. Ntah ini fiktif atau nyata, tapi aku serem bayangin anak kecil gitu naik bis sendiri, apalagi di zaman skr :D.

    Mungkin kalo dulu msh aman ya mas.. kalo HR gini, udh kebayang orang2 penculik anak dan penjual organ tubuh hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zaman kita dulu eeeaaa...umur 13 tahun dilepas dikit atau banyak pergi ke mana gituh, ga bakalan sengeri di zaman now wong edan ya hiiiiiiyyyy :(

      Hapus
  31. Astagaaaa. Ternyata gak ada adegan berjumpa dg setan. Tiwas degdegan.

    BalasHapus
  32. Kan, bisa-bisanya mas Agus memutar balikan pikiran pembaca, sangkaku bus malam berhantu. Nyatanya bus malam dengan pikiran bocah yang buntu. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya mas, aku jg awalnya sangkain bakal ketemu pocong gitu dlm bis, kan seru... secara pocong kan suka loncat2... kalo dlm bis loncatnya gmn tuh... nah loh

      Hapus
    2. Lihat judulnya plus ada labelnya cerita horor jadinya ngarep, tapi kesasar malam hari horor juga lho.😂😂😂

      Hapus
  33. walah walah, msh kcl udh keluyuran sih, mana ingusnya bleweran lagi, hihihi.... :D

    untung ada ibu dan kondektur yg baik hati, coba kalo ketemunya ama Joker, kan bingung, manggil Bathmannya gimana? Abis masnya ada di Semarang sih, Bathman kan blm pernah ke Semarang... nah loh...

    BalasHapus
  34. Kebayang nangis, ingusan, nyasar pula 😁😁 lengkap deh

    BalasHapus
  35. Aku nunggu si Ibu dan penumpang lainnya berubah jadi hantu ternyata nggak 😄

    Kesasar emang lebih menghoror sih. Klo ini kisah nyata, salut banget sama Agus meski mewek sampai ingus beleweran. Keren.

    BalasHapus
  36. keren ya, sudah berpetualang sendiri dari kecil. Pengalaman yang menjadi pelajaran untuk berikutnya. Mantap Mas Agus dan kisah yang menarik untuk dibaca. Salam sehat.

    BalasHapus
  37. Ibu itu punya uang cuma 1000, mayan buat parkir klo disini. Tapi ilustrasi busnya keren tu

    BalasHapus
  38. kalo naik bus sendiri yang paling aku takutin copetnya

    temenku laptopnya ilang di bus, kecopetan

    BalasHapus
  39. Naik bus memang kadang "horor", dulu waktu SMA pernah naik bus AKAP dari desa nenek sama adik-adik yang masih kecil, ditipu kernetnya dikasih tarif berlipat, bahkan dari tarif batas atas. Dia diem aja sampai aku lihat sendiri ternyata gak ada penumpang lain yang bayarnya semahal aku..

    BalasHapus
  40. Aku juga dulu pernah pas kelas 1 smp pergi naik bis ke kota makassar sendirian,, yang saya takutin itu kesasar atau keterusan... Tapi alhamdulillah semua itu gak teejadi...


    Bang agus berunrung ketemu dengan orang baik,, sya gak bisa byanhin jika kenek nya yang preman2 gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pantes pwrasaan pernah baca dimana nih cerita ternyata udah pernah baca memang di blog ini

      Hapus
  41. Weh lah om, bikin emosi banget. Kolom komen di bawah begini sampe aku lupa kan tadi mo komen apaan😫📢bayar pajak jempol sini!

    BalasHapus
  42. Nyasar sendirian sewaktu masih kecil rasanya memang jauh lebih horror daripada ngeliat setan gentayangan ya mas.. Untung ada orang baik yang mau nolongin, terbantu deh enggak jadi gelandangan kota semarang xixixi :)

    Dulu waktu kecil aku juga pernah nyasar waktu di mall carefour. Mallnya enggak besar tapi karena aku masih kecil seolah rasanya besar banget. Nyasar di sebuah gedung yang padahal masih ada orang tua ku di gedung itu, rasanya juga ketakutan horror setengah mati, gimana ini yang nyasar di lain kota, tegang deh kayak waktu masuk ke rumah hantu. Semenakutkan ituuu

    BalasHapus
  43. wah awalnya aku kira ini kisah nyata, tp pas baca komen Bang. Hermansyah baru sadar kl ini pasti cerita fiktif kan? hayo ngaku Bang. Xxixixi
    tp btw dlu aku umur 13 tahun juga sudah naik bus besar2 itu, rute Purwokerto-Jogja. Terus turun sebelum Kebumen. Biasalah anak pondok mah ya ampun perjuangan banget. untung nggak pernah nyasar atau salah naik bus, xixixi

    BalasHapus
  44. Aku hadir lagi setelah lama menghilang 😁😁😁

    BalasHapus
  45. Si ibu itu baik juga ya sama bocah yang kesasar mau ke Jakarta malah jadi ke Semarang hahaha :) Dongkol awalnya dikira apa sampai dikasih duit seribu rupiah wkwkwkwkw :) Bangga dong anak kecil berani naik bus sendirian ke luar kota. AKu aja setua ini ga punya nyali kayak gitu hihihi :) Semoga sehat selalu, Mas Agus :D

    BalasHapus
  46. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus