Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita sebuah Gigi Emas bagian ketiga

 


Sore hari sebelumnya peristiwa itu, di sebuah rumah mewah di pinggir kota tampak Riska sedang berbincang-bincang asyik dengan Nita, salah satu pemilik toko butik terkenal di kota tersebut. Selain untuk membeli baju baru, wanita itu juga kesana karena ada keperluan.

"Ini lho jeng Nita, gigi emas ini sangat cocok buat mas Adam suami jeng Nita. Lihat, bentuknya sangat bagus bukan."

Nita melihat-lihat gigi taring terbuat dari emas itu. Sebuah gigi yang unik dan berkilau, memang sangat pas untuk suaminya yang seorang pengusaha.

"Tapi, harganya pasti mahal jeng Riska."

"Ah tidak, untuk jeng Nita aku kasih murah saja. Bisa juga ditukar dengan baju brokat yang aku pesan kemarin."

Mata wanita cantik bernama Nita itu berbinar." Boleh saja kalo jeng Riska mau. Besok akan aku suruh pegawai ku menyelesaikan jahitannya dan langsung aku antar ke rumah jeng Riska."

Akhirnya setelah selesai ngobrol mata Nita lalu membawa kedua gigi emas itu kedalam untuk diperlihatkan pada suaminya saat pulang nanti, tidak tahu kalo itu akan mengundang masalah kedepannya.

Kisah Gigi Emas bagian satu

Kisah Gigi Emas bagian kedua

Hari sudah sore ketika klinik dokter Kurniawan yang merupakan spesialis gigi ketika Adam datang. Setelah menanyakan pada sekuriti yang ada bahwa dokter yang dicarinya ada maka Adam pun tenang.

Tempat praktek dokter spesialis gigi itu memang ramai kalo sore karena sang dokter hanya buka waktu itu saja, sedangkan kalo siang ia bertugas di rumah sakit. Setelah daftar maka Adam pun duduk menunggu. Beruntung ruangan itu memakai AC sehingga suami dari Nita itu sedikit tenang biarpun hatinya sedang gundah.

"Eh pak Adam, kok kesini, sedang sakit gigi ya?"

Lelaki itu menengok siapa gerangan yang menegurnya, ternyata itu adalah mang Agus, tukang becak yang kadang mangkal tidak jauh dari rumah nya sehingga mengenalnya.

"Iya mang Agus. Nganter pasien ya?" Tebaknya.

"Iya pak, tuh Bu Henny sudah tiga hari giginya senat semut tidak karuan. Obat toko sudah tidak mempan, akhirnya kesini ke dokter Kurniawan." Jawab Agus sambil duduk di ruang tunggu. Adam menengok dan lalu mengangguk pada Bu Henny yang hanya diam saja, mungkin sakitnya lagi kumat.

Dokter Kurniawan tidak bertugas sendirian di tempat prakteknya tapi dibantu oleh asistennya Hendra yang merupakan seorang dokter muda baru lulus. Seperti biasa ia meladeni keluhan dan kadang juga pertanyaan dari pasiennya dengan sabar. Setelah memeriksa tiga pasien ia menengok sebentar ruang tunggunya, masih banyak pasien yang mengantri.

Saat sedang melihat itulah ia lihat orang yang dikenalnya karena dua hari lalu datang kesini. Dokter itu segera memberi tahu asistennya." Hendra, kamu urus dulu ya, aku ada perlu penting."

Dokter Hendra menengok lalu mengangguk. Sudah biasa jika ada pasien penting maka ia yang mengurus pasien biasa.

Adam yang sedang menunggu sumringah ketika seorang asisten wanita berpakaian putih datang." Pak Adam, silahkan ke ruang dua disana." Katanya sambil menunjuk ruangan yang dimaksud.

Setelah mengucapkan terima kasih maka lelaki itupun menuju ruangan yang dimaksud. Disana dokter Kurniawan sudah menunggu." Aduh pak dokter bikin aku tidak enak saja." Katanya. Ruangan ini memang tempat khusus untuk pasien yang spesial.

"Ah tidak apa-apa kok pak Adam." Jawab dokter tersebut." Aku lihat bapak sepertinya sedang gundah, makanya aku bawa kesini."

Lelaki itu pun senang karena ia tidak perlu sungkan lagi." Iya pak dokter, terus terang aku memang sedang gelisah karena sesuatu."

"Memang kenapa pak?"

Adam menarik nafas dulu baru ia berkata." Ini tentang gigi emas yang dua hari lalu aku suruh dokter memasangnya."

Tentu saja dokter itu agak kaget." Apakah gigi emasnya lepas atau mungkin kurang nyaman?"

Suami dari Nita itu menggeleng." Nyaman-nyaman saja sebenarnya Dok dan juga giginya tidak lepas. Tapi terus terang sejak memasang gigi emas yang didapatkan istriku dari temannya ini mulai muncul masalah."

Dokter Kurniawan tentu saja jadi tidak enak." Masalah apakah pak Adam, sepertinya sangat serius sehingga anda jadi murung."

"Apakah pak dokter percaya dengan hal gaib atau mungkin sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan?" Pria itu malah balik bertanya.

Walaupun agak bingung dengan pertanyaan pasiennya tapi dokter tersebut mengangguk." Aku percaya pak, sebagai orang yang percaya pada Allah, tentu saja aku percaya pada hal gaib."

Adam menarik nafas lega, akhirnya iapun bercerita kenapa datang kesini.

Malam itu setelah siangnya ia memasang gigi emas yang didapatkan istrinya dari temannya maka iapun tidur. Dalam tidurnya ia bermimpi di datangi seseorang yang sepertinya dari China tapi mukanya pucat. ia ternyata bisa berbahasa Indonesia. Ia meminta gigi emasnya kembali. Bagaimana kalo tidak, kata Adam dalam mimpi, ia marah dan hendak menggigitnya. Ia lalu terbangun dan ternyata pukul dua dini hari.

Dokter Kurniawan menyimak tanpa memotong pembicaraan.

"Saat bangun itulah tiba-tiba mulutku ini bergerak-gerak sendiri, membuka lalu menutup sendiri padahal aku tidak ingin dok. Aku tadinya sangka masih mimpi tapi waktu kucubit tanganku terasa sakit, jadi jelas aku tidak bermimpi."

Tentu saja sang dokter terkejut." Benarkah pak."

"Sumpah pak dokter, untuk apa aku bohong."

"Ah, jangan tersinggung pak Adam." Dokter itu buru-buru membalas." Tapi jujur baru kali ini aku dengar. Terus bagaimana.?"

"Karena kaget itu aku lalu baca istighfar. Ajaib, tiba-tiba mulutku yang tadinya bergerak-gerak sendiri akhirnya berhenti. Aku yang masih shock lalu coba melihat di cermin, apakah ada sesuatu di mulutku sehingga bertingkah, tapi tidak ada apapun selain gigiku dan gigi emas."

"Aku lalu meneruskan tidur karena menyangka kalau itu mungkin hanya halusinasi ku karena habis mimpi buruk. Tapi keesokan harinya, seperti biasa setiap aku mau kerja selalu mencium istriku. Ah jangan salah dok, aku menciumnya di kamar tentunya agar tidak dilihat anak-anak. Tapi gigi setan itu kembali berulah."

"Gigi setan?" 

"Entah sebutan apa yang pas dok. Saat aku mencium istriku tiba-tiba mulutku reflek menggigitnya. Tentu saja Nita istriku kaget dan berteriak kesakitan. Aku tentu saja terkejut bukan main, aku lalu coba membuka mulut agar gigitannya lepas tapi tidak bisa, sementara istriku sudah panik dan juga marah padaku. Aku lalu berusaha sekuat tenaga sambil istighfar, Alhamdulillah tiba-tiba lepas sendiri."

"Mertua lakiku datang karena dengar keributan di kamar kami. Tentu saja ia terkejut melihat bibir anaknya berdarah. Aku lalu minta maaf, sungguh bukan kemauan ku. Istriku tadinya tidak percaya tapi bapak mertuaku maklum karena ia tahu aku sangat menyayangi anaknya. Aku lalu disuruh menceritakan apa yang terjadi. Saat itu sebenarnya aku bingung kenapa mulutku seperti tidak bisa dikontrol, tiba-tiba aku ingat mimpiku lalu aku ceritakan. Aku sendiri coba copot gigi emas itu tapi tidak bisa, entah kenapa seperti sudah jadi satu dengan mulutku, tentu saja aku panik."

Adam menghela nafas sejenak lalu melanjutkan ceritanya.

"Beruntung mertuaku itu termasuk orang kampung yang punya ilmu. Aku lalu disuruh buka mulut lalu entah ia komat kamit baca apa, tiba-tiba ia memegang gigi taring ini, entah kenapa rasanya panas sekali saat ia mencopotnya."

Dokter Kurniawan takjub mendengar cerita pasiennya. Jika bukan ia kenal betul dengan sifat lelaki didepannya, tentunya ia akan berprasangka kalo dirinya membual.

"Jadi begitulah pak dokter, mertuaku lalu menyuruhku untuk mengembalikan gigi emas terkutuk itu pada pemiliknya. Istriku lalu menelpon temannya yang menjualnya. Tapi ia kaget ketika tahu kalo suaminya itu baru mati, otomatis ia tidak enak bicara tentang benda mengerikan ini. Lalu entah kenapa aku ingat dokter yang memasang gigi ini dan karena aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Maafkan saya pak dokter, gigi emas ini aku berikan pada bapak. "

Tentu saja dokter itu jadi kaget." Harus ku apakan gigi emas ini pak Adam?"

"Terserah pak dokter, aku tidak memperdulikan lagi. Apakah mau dibuang atau bagaimana. Cuma saran saya, jangan dipasang ke orang lain, kasihan kalo nanti ia ketiban sial sepertiku."

"Tapi ini emas murni lho pak, apa tidak sayang dibuang begitu saja."

Adam tersenyum." Bagiku sudah terlepas dari gigi emas itu saja aku sudah bersyukur."

Dokter Kurniawan menghela nafas." Baiklah, aku coba nanti jual pada penjual emas. Sepertinya lumayan, nanti uangnya aku transfer pada bapak."

"Ah tidak usah dokter. Karena tidak ada lagi yang dibicarakan maka aku permisi ya pak karena masih ada pekerjaan."

"Oh tentu, hati-hati di jalan."

Waktu sudah pukul 11 malam ketika dokter Kurniawan menutup semua berkas pasiennya. Klinik tempatnya bekerja memang hanya buka sampai jam 10 tapi biasanya ia tidak langsung pulang tapi melihat-lihat berkas pasiennya. Dokter muda Hendra sudah pulang, hanya tinggal dirinya dan Tiwi asistennya plus di luar ada sekuriti yang jaga.

"Pak, karena sudah beres semua aku pulang ya." Ucapan Tiwi menyadarkan dokter senior itu dari kertas-kertas yang dipegangnya.

"Oh silahkan."

Setelah membereskan semua berkas akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Saat itu ia melihat bungkusan plastik berisi gigi emas yang diberikan oleh Adam padanya. Sejujurnya ia tidak terlalu mempercayai ceritanya, cuma karena menjaga persahabatan ia menerima benda itu.

Ah, sebaiknya aku bawa saja untuk aku jual pada seorang tukang emas besok. Kalo Adam benar tidak mau uangnya, mungkin ini rejeki untukku batin dokter itu.

Setelah menyapa pada satpam yang jaga tempat itu, ia lalu menuju ke tempat parkir dimana mobilnya berada, cukup jauh dari tempat prakteknya karena parkir khusus. Suasana sudah sepi ketika ia sampai, cuma herannya kok tempatnya agak gelap, apa mungkin lampu di tempat parkir mati pikirnya.

Tiba-tiba hawa dingin datang membuatnya agak menggigil. Seseorang sepertinya ada disana, menunggu di samping mobilnya.

"Selamaattt malammm pakkk dokteerrr." Sosok di kegelapan itu menghampirinya dan dalam keremangan malam dokter itu melihat seorang lelaki yang berumur sebaya dengan dirinya cuma ia sepertinya orang cina, terlihat dari wajahnya. Pakaian nya rapi dengan jas warna hitam. Siapa lagi kalo bukan Koh Alan pemilik dari gigi emas itu.

"Selamat malam juga pak. Anda siapakah?"

"Akhuuu ingiinnn ghighii kuuu." Seperti biasa suaranya serak.

Tentu saja dokter itu terkejut. Tiba-tiba ia ingat dengan gigi emas pemberian pasiennya. Segera saja ia mengeluarkan barang tersebut dari saku celananya." Apakah ini yang anda maksud?"

Koh Alan mengangguk.

Melihat keadaan orang di depannya yang sepertinya agak sakit apalagi mukanya pucat maka timbul rasa iba nya." Bagaimana kalo saya periksa anda dulu di klinik, sepertinya anda kurang sehat?"

Mata koh Alan agak bersinar." Bolehhh sajaaa dokteerrr, sekaliiaannn pasangkaaannnn ghighii kuuu jugaaa..."

Satpam itu heran ketika melihat dokter itu kembali ke tempat prakteknya padahal tadi sudah mau pulang, tapi karena ia sedang sibuk bermain hape maka ia hanya mengangguk saja ketika ahli kesehatan itu lewat.

"Silahkan duduk pak, biar aku pasangkan gigi ini lagi." Kata dokter itu ketika mereka sudah di dalam.

Koh Alan mengangguk lalu duduk di tempat yang sudah disediakan. Ketika mulutnya membuka dokter itu mencium bau busuk seperti bangkai tapi karena menjaga perasaan orangnya maka ia diam saja. Ia lalu memasukkan gigi emas itu, ah pas benar pada giginya sehingga cepat selesai.

"Terimaaa khassihhh dokteerrr."

"Aku lihat leher anda sepertinya terjepit, biar aku betulkan dulu. Silahkan anda duduk lagi." 

Koh Alan menurut. Dokter itu mengambil peralatan lalu memijat lehernya. Ah, kulitnya sudah pucat juga agak kendor, sungguh aneh batinnya.

"Sudah selesai, bagaimana pak."

Koh Alan bangkit lalu mengerakkan lehernya." Ah, kini sudah baikan, terima kasih banyak dokter, kini nafasku sudah agak lega."

"Ini hanya untuk luarnya pak. Biar lebih enak lagi maka harus dibarengi dengan minum obat. Sebentar aku tulis dulu resepnya."

Dokter lalu kedalam untuk menulis obatnya, tapi betapa herannya ketika ia kembali laki-laki itu sudah tidak ada. Aneh, padahal hanya sebentar saja tapi kok ia sudah menghilang, apa mungkin takut ditagih biaya pengobatan apa sehingga ia pergi.

"Mas Udin, kamu tadi lihat pasienku pergi tidak, raut wajahnya seperti orang Cina, seumuran denganku." Tanya dokter itu pada sekuriti yang jaga. Ia bertanya bukan karena ingin menagih uang tapi karena penasaran saja kok cepat sekali ia pergi, padahal pintu depan seperti tidak berbunyi, karena jika ada orang keluar ataupun masuk biasanya pintu itu bersuara sedikit.

Satpam bernama Udin itu tentu saja kaget. Segera ia masukkan hapenya ke kantong." Maaf pak dokter aku tidak melihat siapapun. Bukankah dari tadi bapak sendirian."

"Aku tadi bersama dengan orang yang aku maksud saat balik lagi dari tempat parkir itu, katanya ia kehilangan gigi nya, karena kasihan jadi aku pasangkan sekalian. Tapi herannya kok ia tiba-tiba hilang."

Sekuriti itu tentu saja terkejut." Aduh pak, demi Allah tadi bapak sendirian kok. Jangan-jangan bapak tadi bertemu hantu."

Ucapan Udin membuat dokter Kurniawan kaget. Segera ia ingat cerita Adam sebelumnya tentang gigi keramat itu. Ah, untunglah ia tidak apa-apa batinnya. Akhirnya setelah permisi iapun pulang.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

61 komentar untuk "Cerita sebuah Gigi Emas bagian ketiga"

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo dilihat-lihat, seperti yang jadi vampir itu mirip kang satria ya.🤣

      Mungkin AC nya kegedean makanya jadi merinding, kecilin dulu kek.

      Tiwi kayaknya bakal jadi peran utama lagi, tapi sayangnya kalo ada pulsa masuk.😂

      Kurang tahu itu sariawan apa enggak, tapi kalo sariawan tinggal minum larutan penyegar yang ada badaknya. #tet, iklan dikit.

      Hadiahnya silahkan ambil bolu emprit sepuasnya di rumah kang satria.🤣

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. 🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄

      Hapus
    4. Nah itu koh Alan nya datang mbul.😄

      Kurang tahu kalo vampir yang terlena kalo disetel musik dangdut, yang aku tahu sih vampir yang diam kalo ditempel jimat di jidatnya.😁

      Oh iya ya, kalo tempat kang satria adanya butik, bolehlah minta baju brokat terbaru sama dia mbul.😄

      Hapus
    5. ow iya ya...lumayan tuh kalau mbul jahitin brokat kebaya yang press body

      ke butik Alfonita ᕦʕ •ᴥ•ʔᕤ

      Hapus
    6. Tapi nanti tiap tanggal satu ada tagihan datang, kayak pinjol 😄

      Hapus
  2. karena giginya itu keramat maka harus tetap dijaga kelestariannya ya
    udah masuk babak tiga, babak 1 belum baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca dulu babak satu biar tahu awalnya kang.😀

      Hapus
  3. Lhaaa udah tamat cepat amat....Kan Adam belum gigit istrinya Nita sampai jadi Vampir...🤣🤣🤣🤣

    Apa mungkin Inul daratista berubah nama jadi Nita...Atau Inul sudah minta cerai karena takut digigit kumis Adam...Eehh salah Gigi emas.🤣🤣🤣 Akhirnya Inul lebih memilih jadi penyanyi dangdut diJakarta dengan goyang ngebornya.🤣🤣🤣🤣


    Beruntung Henny nggak pasang Gigi emas juga yee..🤣🤣🤣 Oohh si Agus selain mangkal di Lamer, Propesinya ngenjot becak juga, Oklah Gus asal jangan Ngenjot bu Henny juga yaa..🤣🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Rencananya mau 100000000 episode kang, cuma batrenya keburu ngedrop jadinya dibikin tamat saja.😁

      Kata mbul sih bukan Adam Suseno tapi Adam Levine, entah orang mana tuh mas Adam . 😄

      Kayaknya Henny lebih suka pasang anting emas dari pada gigi emas.😁

      Hapus
    3. Harus kirim dulu pulsa 100k baru bisa request nama pemerannya.🤣

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Soalnya pulsanya belum masuk.😂

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Tes tes, assalamu'alaikum. Numpang ninggalin jejak ya, Mas. Gak berani baca aku tuh, takut ada adegan di atas umurnya. Ehehehe 🤭. *Kaboooooor 🏃🏃🏃

    Ngomong-ngomong, aku gak sabar nunggu cerpen barunya Mas Agus lagi. 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Waalaikumsalam mbak Roem.

      Oh jangan baca mbak, full adegan hot nya dari awal sampai akhir, khusus buat yang sudah umur 90++ saja.😱

      Iya kan mbul.😁

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Part 4 saja cerbungnya dibanyakin adegan Eny Arrow antara mbul sama Agus.😁

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    6. Aku juga lagi ngetik part 4 nih, jadinya baru balas. Cuma bingung part 4 mau tulis apa.😂

      Hapus
  5. Walah sudah tamat saja, belum baca episode sebelum-sebelumnyaa..

    BalasHapus
  6. Wah ngeri juga hahhaa, untung itu gigi masih di tangan dokternya, kalau udah pindah tangan kan kasian, ntr ada korban berikutnya plus dihantui sama si kokoh hahahhaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya gigi emas nya jual dulu ke mbak meta ya.😄

      Hapus
    2. Ya udah, jual aja ke toko emas, ngapain juga sih simpan gigi emas, milik hantu pula hahahaha

      Hapus
  7. bertedimakasih sama dokter kurniawan yang udah memasang gigi koh ahlan lagi jadi gak memakan korban selanjutnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya dokter Kurniawan kasih dulu gigi emas nya ke khanif ya, biar jadi korban dulu baru dipasang.😂

      Hapus
    2. dokter kurniawan jangan jangan dulunya pemain bola ^___^

      Hapus
    3. Bukan pemain bola mbul tapi...Penjual bolu Emprit...🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    4. Yang penting jangan suka mangkal di lampu merah, nanti diajak terus sama kang satria.😂

      Hapus
    5. Penjual bolu emprit sepertinya bagus tuh buat dibikin cerpen, judulnya Nestapa Penjual Bolu Emprit Yang Mangkal Di Lampu Merah Tengah Malam Di Saat Hujan Menguyur Dengan Derasnya..hihihi

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Waduh, judulnya sungguh membagongkan mas.😂

      Hapus
    8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    9. Hahaha santai saja mbul, mau komentar apapun terserah sih.😁

      Hapus
  8. Ah kurang seru nih part 3-nya ngga ada yang jadi korban lagi padahal saya berharap minimal ada satu atau dua korban lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, nanti dibikin part 4, korbannya Herman karena berjualan dengan Satria.😆

      Hapus
    2. Mantap, jangan lupa ajak khanif juga sama mbak Nita..hihihi

      Hapus
    3. Wah khanif sama mbul diajak buat jualan bunga di toko dekat butik alvonita ya.😆

      Hapus
  9. Alhamdulillah Tamat... Terimakasih Pak Dokter Kurniawan yang telah membantu Koh Alan sehingga ia bisa kembali dengan tenang.. hahah 🤣🤣🤣

    Dasar Bayu serakah.. bisa2nya ngambil gigi emas dari orang yg sudah meninggal.. haha.😆 kan jadi matiin.

    Ouhh jadi, Adam ini istrinya Nita.. terus Neng Riska menang banyak dong ya.. dapet baju Brokat.. haha 😆 tapi suaminya udah nggak ada 🥲

    Baguss banget Mas Agus.. duh ya.. ngikutin cerpen Mas Agus sama Mba Mbul tuh berasa dapat akses Cerpen Berkualitas yg gratis.. ahaha. 😅😅 *serius ini... terimakasih ya..

    Mau Lagiii.... 😆😆😅

    Btw, iklannya jadi serba gigi loh Mas.. hahah 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini dokter Bayu Kurniawan nya datang.😆

      Iya mas, mau dilanjutkan sampai part 4 takutnya kepanjangan jadinya cukup tiga episode saja biar tidak bosan.

      Ah cerpen mbul mah yang bagus mas, aku masih berguru padanya biar bisa lebih bagus lagi.😄

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Suhu mbul pakai ilmu padi, makin berilmu maka makin merunduk, sampai ngga lihat depannya ada tiang dan kejedot.😂

      Hapus
  10. Ngeri juga ya,untung bacanya pagi hari jd enggak berasa suasana horror nya,btw ini hantu apa vampir ya? G mungkin pocong dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sih hantu kang, kalo pocong mah loncat-loncat. Kasihan yang jadi pocongnya, capek loncat.😂

      Hapus
  11. untung, ga ada korban tambahan. Aku membacanya sambil was-was. Takut kalau pak, dokter ikut jadi korban. bagian tiga ini jadi semacam penurun tensi, dari dua cerita sebelumnya. Keren mas Agus!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, takutnya kalo tegang terus malah tensinya naik dan jadi darah tinggi.😂

      Hapus
  12. wkwkwk kirain bakal tambah panjang daftar korbannya.. tapi asli serem amat, Mas.. Ngeri banget kalo sampe kejadian begitu.. Hiyyy..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya tambahin mbul jadi korbannya dulu baru tamat ya mbak.😁

      Hapus
  13. Uwaaah syukurlah hantunya tipe yg ga grasak grusuk main bunuh ya mas :D. Udh kuatir aja aku 2 korban terakhir bakal diterkam juga :D.

    Suka Ama cerita2 horor mas Agus. Ayo bikin LG yg lebih serem mas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, hantunya ngga grasak-grusuk kayak kang satria, apa aja diembat.😂

      Insya Allah nanti akan aku tanyakan pada gurunya dulu suhu mbul apakah ada cerpen horor lagi ngga, kalo ada nanti bikin.😄

      Hapus
  14. hororrr..
    jadi gigi emas itu bener-bener ada pemiliknya ya..
    beruntunglah udah dipasang lagi ke empunya.. jadi gak ganggu2 lagi yaa.. hihi..

    BalasHapus
  15. huwaaaa akhirnya tuntas juga :D
    untung dokternya gapapa dan selamat

    BalasHapus
  16. Soal gigi emas, zaman dulu biasanya dipakai sama nenek2 horang kayaaaa hahaha :) Kalau ketawa jadi makin lebar mulutnya, sekalian pamer giginya wkwkwkwkwkwkwk :) COba ada gigi berlian ya, vampir aja minggir wkwkw ga kuat harganya :D

    BalasHapus