Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kekasih Dari Alam Kubur part dua

Kekasih dari kubur 2

 Gadis itu tersenyum puas melihat kegelapan yang ada di bawah, dimana satu musuhnya kini sudah mati. Tubuhnya segera melayang ke pohon beringin. Ia memandang ke kejauhan dimana lampu-lampu rumah penduduk desa berada.

"Mas Agus, Satria, Bayu, tunggulah pembalasanku."

Sosoknya setelah itupun menghilang di kegelapan malam yang mulai turun.

Baca cerita sebelumnya: Kekasih dari alam kubur part satu

Keesokan harinya penduduk desa Kaligangsa gempar ketika seorang petani yang hendak ke ladang menemukan mayat Herman, yang kebetulan jatuh di sebelah ladang miliknya. Kiri kanan tebing memang kini digarap oleh penduduk desa untuk ditanami pohon yang bernilai ekonomis untuk tambahan penghasilan. Setelah sebelumnya puluhan tahun dibiarkan terbengkalai karena dianggap angker.

Satria yang sedang berada di rumah salah satu istri mudanya terkejut bukan main ketika ia diberi tahu oleh temannya tentang kematian Herman.

Terpeleset air kencingnya sendiri dan akhirnya jatuh ke jurang, begitulah dugaan orang-orang desa apalagi motor maupun uang yang ada di dalam jok masih utuh, yang tentu saja tidak masuk di akal Satria karena ia kenal temannya itu bisa beladiri, mana mungkin mati karena hal konyol begitu.

Tapi karena tidak ada dugaan lain akhirnya ia menerima, apalagi Lina, istri muda yang ketiga sedang hamil, yang berarti ia harus punya uang untuk biaya persalinan nanti. Ah, pusing ia memikirkan hal ini.

Ia lalu menuju ke tempat dimana tubuh temannya itu ditemukan. Agak shock juga ketika ia tahu bahwa tubuh Herman ditemukan di tempat dimana 10 tahun lalu mereka pernah membunuh seseorang walaupun itu hanya suruhan. Cukup banyak juga penduduk yang berada di situ.

"Kang Satria, apa pendapatmu?" Tanya seseorang di belakangnya, yang hampir saja membuatnya marah tapi urung ketika tahu yang bertanya adalah Bayu, temannya sendiri.

"Entahlah Bayu, sejujurnya aku tidak percaya dengan desas-desus yang mengatakan kalo ia jatuh karena terpeleset."

Mereka berdua lalu agak menyingkir dari keramaian penduduk. Bagaimanapun kematian seorang penduduk desa cukup menggemparkan desa yang tadinya tenang.

"Aku curiga dengan pak Broto, jangan-jangan ia sudah tahu rahasia itu dan membunuh Herman untuk membalas dendam anaknya."

"Ah mustahil Bay, mana mungkin dia tahu rahasia itu, lagipula kudengar ia sekarang jadi gila karena kehilangan anaknya. Kalaupun memang Broto, dengan tenaganya aku kira Herman bisa mengalahkannya bukan." Ujar Satria dengan suara lirih. Beberapa penduduk desa yang lewat tampak mengangguk kepada mereka berdua tapi diacuhkan saja.

"Kau benar kang. Ah sudahlah, tak usah kita pikirkan, mungkin saja benar ia terpeleset saat kencing dan akhirnya jatuh ke bawah. Dimana ia dikuburkan?" Kata Bayu. 

Satria hanya mengangkat bahu. Ia lalu melambaikan tangannya dan seorang penduduk desa mendekat.

"Aji, kamu tahu dimana mayat Herman sekarang?"

Pemuda desa yang bertubuh ceking bernama Aji itu menunduk." Ampun pak Satria, tubuhnya sudah dibawa ke rumah orangtuanya, bahkan kabarnya sebentar lagi mau dikubur."

Satria mengibaskan tangannya tanpa mengucapkan terima kasih, Pemuda itu lalu segera pergi ke temannya, bersyukur ia tidak diapa-apakan oleh orang yang dikenal galak di desa mereka.

Karena merasa tidak ada yang penting sebabnya jasad temannya sudah ada yang mengurus maka Satria pulang dulu ke rumah. Setelah makan dan mengurus pekerjaan sebentar barulah ia menuju ke kuburan untuk melihat pemakaman sahabatnya itu.

Herman dimakamkan di sudut Utara kuburan umum, yang agak sepi. Tentu saja Satria terkejut melihat temannya itu dikuburkan disana.

"Mas Prapto, kenapa ia dikuburkan di selatan sana, kenapa tidak di sebelah selatan saja." Katanya ketika melihat orang-orang menuju kesana.

Orang yang dipanggil mas Prapto, yang merupakan paman dari Herman menoleh." Ah kamu Satria. Di sebelah selatan kan kamu tahu sendiri sudah sesak karena dekat jalan raya, tidak apa-apalah di Utara karena masih lowong."

Sebenarnya lelaki berusia tiga puluhan itu hendak protes tapi merasa tidak pantas juga. Pertama ia hanya teman dan mereka keluarganya, tentu nya mereka lebih berhak. Kedua, ucapan paman Herman itu ada benarnya. Selatan, barat dan timur pemakaman umum itu sudah penuh, hanya di bagian utara yang agak lowong karena letaknya agak pojokan.

Yang membuat ia protes adalah, letak kuburan Herman bersebelahan persis dengan makam Pratiwi. Kalo keluarganya tahu apa yang ia perbuat kepada penghuni kuburan sebelahnya semasa hidupnya tentu mereka mungkin akan memindahkannya, tapi itu sama saja membongkar rahasia dan bisa berakibat fatal.

Seseorang menepuk pundaknya dan ternyata lurah Agus. Ia segera menunduk hikmat.

"Kamu terlalu sensitif Satria, biarkan saja ia dikuburkan dimana, toh sudah mati ini."

Sebenarnya lelaki itu hendak protes, maklum ia akrab dengan almarhum sebelumnya, tapi melihat wibawa orang yang ada didepannya ia langsung mengkeret.

"Yang penting kau jaga rahasia itu. Ingat, kalo sampai bocor, kau yang pertama akan kukejar, mengerti!" Katanya pelan.

Biarpun suara penguasa desa itu pelan saja, tapi bagi Satria itu adalah perintah yang tidak dapat dibantah.

Sementara itu beberapa orang yang hendak menurunkan jenazah almarhum tampak sedikit ribut." Lepaskan dong, jangan ditahan." Kata orang yang dibawah.

"Kami tidak menahannya kok khanif." Kata orang yang diatasnya heran.

"Tapi kok berat sekali." Temannya khanif ikut bicara juga. Mereka berdua memang ada dibawah untuk mengurus.

"Ah, sudahlah jangan banyak bicara." Seseorang diatas menengahi. Biarpun heran tapi khanif dan temannya menurut. Setelah merapikan letak jasad Herman maka mereka berdua lalu menutupinya dengan papan.

Tapi anehnya, papan itu jatuh lagi. Ah, hanya kebetulan batin mereka lalu dirapihkan lagi. Tapi lagi-lagi papan untuk menutupi jenazahnya kembali jatuh.

"Maaf Nif, perutku tiba-tiba mulas, aku keatas dulu ya." Ujar temannya lalu tanpa banyak bicara ia langsung keatas lalu pulang terburu-buru. Orang-orang agak heran tapi membiarkan saja.

Khanif sendiri tentu saja agak takut. Dengan membaca bismillah ia mencoba merapikan papannya, Alhamdulillah kali ini tidak ada gangguan.

Melihat penggali kubur itu sudah menyelesaikan pekerjaan maka orang-orang lalu mulai menimbun tanah ke dalam liang kubur. 

"Nif, kenapa kamu disitu terus." Seru seseorang ketika melihat penggali kubur itu masih dalam liang.

"Aduh Jaey tolongin, aku tidak bisa naik ke atas."

Tentu saja pemuda yang dipanggil Jaey heran. Ia melongok ke bawah dan ternyata kaki khanif terbenam sebatas lutut.

"Salah kamu sendiri, udah tahu kuburan mau ditutup tapi malah bengong disitu, jadinya kan ke urug. Ayo naik." Jaey menggerutu merasa dikerjain.

"Aku.. aku tidak bisa naik, kakiku ada yang mencengkram." Jawabnya ketakutan dengan muka pucat.

Tentu saja jawabannya bikin warga yang ikut mendengarkan jadi kaget. Akhirnya mereka memutuskan untuk menarik dia ke atas. Tangannya ditarik oleh dua orang dewasa tapi hasilnya nihil biarpun mereka sudah menarik sekuat tenaga.



"Ada apa ini." Kata seseorang dengan suara kereng. Para warga menengok dan ternyata lurah Agus yang bicara. Satria dan Bayu yang melihat dari kejauhan pun mendekat.

"Ini pak lurah, si khanif tidak bisa naik, katanya kakinya ada yang narik." 

"Ah omong kosong, lekas naik karena sudah siang nih." Lurah Agus tentu emosi karena menganggap warga bicara konyol.

Para penduduk tidak ada yang membantah. Kali ini mereka menarik sekuat tenaga. Hasilnya manjur, khanif dengan mudah diangkat keatas, tapi sayangnya saking kuatnya maka mereka terdorong ke belakang dan menimpa tubuh pak lurah dan dua kaki tangannya. Tentu saja Agus memaki, begitu juga Satria dan Bayu.

Akhirnya setelah dibacakan doa oleh seorang kyai penguburan Herman pun selesai. Biarpun begitu kejadian tersebut menjadi bahan gunjingan penduduk desa.

Malam harinya setelah selepas isya maka diadakan tahlilan di rumah almarhum. Cukup banyak orang juga yang datang, mungkin segan dengan pak lurah karena sebelumnya ia memerintahkan warganya untuk kesana. Maklum, para penduduk sebenarnya kurang suka dengan Herman karena sukanya memalak warga bahkan memukul kalo tidak dituruti. Tapi warga juga senang karena salah satu orang yang suka buat onar di desa mereka sudah mati.

Acara tahlilan itu dipimpin oleh kyai Syahroni yang merupakan salah seorang ulama cukup disegani di desa. Usianya sendiri sudah hampir tujuh puluh tahun. Lurah Agus, Satria dan Bayu juga ikut serta.

Setelah selesai tahlilan maka para penduduk desa pun ngobrol. Sebagian ngobrol biasa, tapi satu dua orang ada yang kasak kusuk membicarakan tentang kejadian tadi siang, tentu saja tidak terang-terangan karena takut menyinggung mas Prapto, paman dari almarhum. Bapaknya Herman sendiri tidak ketahuan dimana, sejak Herman kecil sudah kabur, konon kawin lagi dan tidak peduli.

Sedang asyik-asyiknya mereka bicara tiba-tiba atap rumah retak disusul dengan genteng pada jatuh. Belum hilang kagetnya para warga, seorang wanita berpakaian putih tampak di atap rumah, membawa sesuatu di bahunya.

"Hai penduduk desa, aku tidak sudi dimakamkan bersebelahan dengan manusia jahanam ini. Najis sekali. Jangan ada yang berani memakamkan dirinya di sebelahku lagi atau kalian akan merasakan pembalasanku." Katanya dengan berapi-api. Matanya tampak merah dalam kegelapan malam dan sosok misterius itu langsung melemparkan benda yang di panggulnya di bahu ke kerumunan orang di bawah.

Orang-orang tentu saja geger ketika tahu benda yang dilemparkan itu adalah tubuh manusia yang sudah dibungkus kain kafan yang agak kecoklatan, mungkin karena bercampur dengan tanah. 

Tambah terkejut lagi ketika mereka tahu itu adalah jasadnya Herman yang sudah mati. Bau busuk menyeruak sehingga beberapa orang langsung menutup hidungnya. Tanpa penduduk tahu, ada tiga orang yang langsung pucat ketika peristiwa ini terjadi di depan matanya.

Mereka memandang keatas dan perempuan misterius di atas genteng itu sudah menghilang.

Kyai Syahroni langsung istighfar ketika melihat kejadian itu. Ia segera membuka kain kafan itu dan terlihat wajah sang mayat pucat seperti orang ketakutan. Mas Prapto sendiri hampir pingsan melihat keadaan ponakannya seperti itu. Ia tahu betul sebelum dikuburkan, mukanya Herman tidak seperti ini.

"Apa tindakan kita pak kyai." Kata orang disebelah nya yakni Agus.

Ulama yang sudah sepuh itu menghela nafasnya." Harus kita makamkan lagi almarhum, tentunya dengan memperbaiki jasadnya agar lebih pantas. Tapi kita harus menunggu besok.

"Yang aku maksud setan yang melemparkan jasadnya itu." Suara Agus agak meninggi, tadinya ia memang ketakutan, tapi setelah takutnya hilang berganti dengan rasa marah.

"Setan nak Agus?"

"Kalo bukan setan, apa mungkin manusia yang bisa melakukan kejahatan seperti ini." Tukas kepala desa itu sengit.

Ulama sepuh itu manggut-manggut." Aku setuju dengan pendapatmu pak lurah. Tapi sebelum kita mengambil tindakan, ada beberapa hal yang harus kita pikirkan terlebih dahulu."

Para warga yang sebelumnya berniat kabur melihat kejadian tersebut kini tertarik. Mereka memang sudah menduga kalo matinya Herman itu bukan karena sebab biasa, kini dengan dilemparkan jasadnya oleh makhluk gaib itu dugaan mereka jadi terbukti, cuma para penduduk belum tahu sebab musababnya.

Lurah Agus diam untuk mendengarkan.

"Begini, seumur hidupku yang hampir tujuh puluh tahun ini baru dua kali aku mengalami kejadian seperti ini, yang pertama dulu puluhan tahun lalu waktu Indonesia belum merdeka dan aku juga baru bujangan. Mungkin mas Trenggono yang seumuran denganku masih ingat." Ujar kyai tersebut pada seseorang yang usianya sepantaran dengannya yang juga ikut tahlilan. Orang yang ditunjuk manggut-manggut.

"Dulu kenapa kyai?" Tanya seorang warga.

"Dulu yang mati dikembalikan lagi ke rumahnya karena ia ikut pesugihan dan tanah tidak mau menerima jenazahnya."

"Jadi, menurut pak kyai, ponakan ku melakukan pesugihan begitu?" Tukas pamannya Prapto agak tersinggung.

"Ah, jangan salah paham dulu To." Kyai Syahroni buru-buru menanggapi." Aku yakin ponakan mu itu tidak melakukan pesugihan biarpun kudengar semasa hidupnya kelakuannya kurang baik."

Orang yang disindir jadi agak menunduk.

"Menurutku almarhum ini tidak melakukan kegiatan yang dimurkai Allah tapi karena sebab lainnya. Coba kita ingat-ingat perkataan makhluk yang melemparkan Herman kesini. Ada beberapa hal yang menurutku menarik." 

"Pertama, ia berkata bahwa dirinya menyebut almarhum dengan sebutan manusia jahanam sehingga tidak sudi dimakamkan bersebelahan dengan nya bahkan menyamakan dengan najis, kedua siapa dia sebenarnya dan mengapa ia dendam sekali dengan Herman."

Tak ada yang ikut tahlilan bisa menjawab pertanyaan dari kyai tersebut, pak lurah Agus, Satria, dan Bayu yang ikut juga bungkam seribu bahasa biarpun kini hati mereka diselimuti rasa was-was dan sedikit ketakutan.

Bersambung part tiga

Kekasih dari alam kubur 2


Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

110 komentar untuk "Kekasih Dari Alam Kubur part dua"

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh udah ramai ya. Ada suhu mbul datang, sungkem hu biar dapat berkat. _/|\_

      Tenang saja, mas Herman lagi semedi jadinya tidak akan datang, aman lah tidak dicubit.
      Mas her semedi jadi memedi.😂

      Sebenarnya ada sebabnya arwah Tiwi bisa begitu, sebab menurut peraturan alam gaib yang tidak tertulis di cerita misteri, arwah memang bisa saja gentayangan dan bisa menampakkan diri untuk menakuti, tapi tidak akan bisa melemparkan jenazah.

      Kenapa arwah Tiwi bisa sakti begitu?
      Karena ia banyak minum susu beruang makanya susu tersebut jadi langka di pasaran.🤭

      Kalo pak lurah Agus mah aman, paling arwah Tiwi dikasih menyan sama kembang tujuh rupa sudah manut. (Tetap seperti jawaban kemarin.😄)

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Wah masih proses ya belum masuk ke pembalasan dendam berikutnya.

    Itu walau sudah meninggal tapi masih berantem ya, jangan2 Herman jahil dalam kubur, grepe2 🤣 dan Tiwi juga kuat bisa menenteng Herman, makan opo toh Jeng Tiwi kuat begitu? 🤣

    Berarti Herman jadi hantu juga mungkin, bisa pegang2 kaki Si Khanif. Bayar Nif 100k udah ditolong Jaey tuh angkat dari dlm kubur 🤣🙏🙏

    Menarik gan, lanjuuut 👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan jeng mas jaey....tapi mbul #eh..teplak si mbul...tiwi maksudku wkkwkw

      abis minum susu beruang mas wkwkkw

      🤣

      Hapus
    2. nih mas jay 100k, tapi ambil dirumah lurah agus :D

      Hapus
    3. Tenang kang jaey, nanti part tiga ada yang nyusul Herman juga, bisa Agus, bisa Bayu, bisa khanif, bisa Jaey, bisa juga semuanya.😆

      Hapus
    4. Oh ternyata rahasianya itu toh, minum susu beruang, lama lama ntar jadi Marsha si Tiwi nya.🤭

      Hapus
    5. Iya jadi Marsha pakai ikat kepala sampai dagu 😅

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    8. Tapi sekarang Marsha ngga nongol lagi di tv ya? 🤔

      Hapus
    9. Masih ada episode baru kah Si Masha dan Beruang..

      Hapus
  3. nasib jadi tukang kubur :D

    wah extreme banget yah mas, jenazahnya langsung di lempar kerumahnya, apa mungkin si herman nanti akan jadi hantu juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang mas, belum kepikiran apakah Herman akan jadi hantu juga, kalau jadi hantu mungkin malamnya akan datang ke rumah khanif, disuruh nemenin.😆

      Hapus
    2. asyik dong mas khanif akhirnya ditemenin mas herman 😁

      Hapus
    3. Lebih asyik lagi kalo ditemenin Tiwi katanya.🤭

      Hapus
    4. lebih asik lagi di temenin asmirandah wkwkwkw

      Hapus
    5. Bisa semaput berjilid-jilid kalau si khanif sampai ditemani Herman..wkwkw

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Wah terus mas khanif maunya sama siapa, apa sama kang satria.😆

      Hapus
    8. Cocok banget kalau sama mas Satria tuh... wkwkwk

      Hapus
    9. Lagi bingung bikin lanjutannya kayak gimana, dulu udah dipikirkan tapi giliran ditulis malah bengong.😂

      Hapus
    10. Kalau bingung jangan dilanjutkan biar aja ngegantung kan jadi bikin penasaran.. wkwkwk

      Hapus
    11. Baiknya kalau bikin cerbung selesaikan dulu semuanya baru diposting part2nya, biar ga membebani mikir tiap episode 🤣

      Tapi ide suhu Kal-El boleh juga tuh digantung aja 🤣

      Hapus
    12. Nah kan ada yang setuju sama ide saya..hihihi

      Hapus
    13. tapi apapun lanjutan ceritanya pasti seru, karna siapa lagi yang ngarang cerita raja ceroen horror lurah agus :D

      Hapus
    14. Tapi mas Herman juga pintar lho bikin cerpen horor tentang gadis baju merah.😄

      Hapus
    15. Ini udah sebulan lebih bikin cerpen horor ngga jadi-jadi dapat beberapa paragraf mentok dapat beberapa paragraf mentok akhirnya jadi kesel sendiri.. wkwkwk

      Hapus
    16. Kalo kesal gigit saja hapenya.😂

      Memang bikin cerpen ngga mudah, ini part tiga sudah ada 1300 kata, tinggal 200an lah soalnya targetku tiap part 1500an kata. Kalo kepanjangan sampai 5000an takutnya yang baca bosan.😄

      Hapus
    17. Kasihan HP-nya kalau digigit ntar dia ngadu ke siapa..hihihi

      Kalau tinggal 200 kata lagi gampang, tulis aja kata "bersambung" sampai 200 kali.. wkwkwk

      Hapus
    18. Ide jenius mas.🤣

      Mungkin benar saran kang jaey, kalo bikin cerbung harus ditamatkan dulu, tapi kalo nunggu tamat sepertinya tidak bakal bikin cerbung soalnya malas. Kalo satu persatu kan ibaratnya ada tarikan untuk menggarap lanjutannya.😄

      Hapus
    19. Santai aja belanda masih jauh kata Kal-El 😅

      Hapus
    20. Emang masih ada kal el ya? Kirain udah ganti.😄

      Hapus
  4. Aku ngebayangin klo ada di sana, ada suara hantu perempuan, mana dilemparin mayat masih dikafanin. Sereem bangeet. Wuaaaa kayaknya aku langsng pingsan itu sih klo di sana 😆😆😆

    Yaah, masih bersambung ternyataaa.. Demdam belum terbalas yaaa. Duduk manis nunggu kelanjutannya dulu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh tumben mbak Ica berani baca cerita horor malam hari.😆

      Lanjutannya lagi dibuat ini mbak, sampai 5 episode.😀

      Hapus
    2. Selama yg di rumah blm pada tidur, tv masih nyala, masih berani mas agus. Klo udah pd tidur n lampu pada mati, wuaaa mana beraanii. Liat gambarnya aja udah langsng buru2 ditutup lagi tab nya 🤣🤣

      Hapus
  5. IHHHH SERAAAMMM 😱😱 alamak bacanya malam2 gini lagi.. duhh ini mah kudu nnton film lucu dlu biar bisa tidur.. hahah

    Tapi bagus mas ceritanya.. nggak sabar sama cerita sambungannya.
    Jadi kasihan sbnernya sama Herman. Sudah meninggal tapi masih di persulit.

    Ditunggu kelanjutannya mas.. 😂😂😂 selalu suka sama Cerpennya Mas Agus. 😊 terimakasih ya, sudah bagi2 karya ini gratis 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, habis nonton ini enaknya nonton beranak dalam kuburnya Suzanna biar tidur nyenyak.😆

      Tunggu saja ya mas, ini lagi nulis part tiga, mungkin Minggu depan rilis.😄

      (Pede amat ada yang nungguin.😂😂😂)

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Asyik, ada yang nungguin lagi. 😀

      Pengabdi setan lawas memang serem, tapi katanya ada yang lebih serem lagi yaitu beranak dalam kubur tahun 70an, udah nonton belum mbul?

      Tapi aku juga belum nonton sih.😂

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Jadi penasaran baca kata "panas", tapi kalau seram.. panasnya mungkin jadi hilang tertutup takut 🤣

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Boleh juga tuh dibuat sinopsisnya dan jangan lupa sertakan juga link streamingnya.. hihihi

      Hapus
    8. Jangan hanya link streaming lah, kasih juga link download tapi jangan lewat tusfiles.😆

      Hapus
    9. Memangnya tusfiles masih ada ya?
      Saya lupa 74 apa 47 dollar duit saya lenyap di tusfiles sama di usersclouds entah berapa puluh.

      Hapus
    10. Aku juga ngga tahu mas, padahal ada $20 disana. Kalo di userscloud malah dolar nya hilang ada yang nyolong.😂

      Hapus
    11. Kalaupun masih ada saya juga udah lupa akun-akunnya kalau ngga salah tusfiles sama usersclouds pakai username bukan email.
      Terakhir yang saya lihat dollar saya hilang di usersclouds makanya saya pindah ke Gdrive dan cuma ngandelin adfly eh ngga dapat-dapat batas minimum untuk payout..miriis

      Hapus
    12. Wkwkwk, adf.ly memang parah.

      Di userscloud aku sudah dapat $10, lumayan bisa diambil, giliran mau payout kulihat sudah di transfer, ternyata dikirimnya ke akun orang lain, kok bisa ya.😂

      Hapus
    13. Paling pemiliknya sengaja mengakali penggunanya 😅

      Hapus
    14. Wah kok tahu, jangan-jangan kang jaey ini pemiliknya.😆

      Hapus
  6. wah...ngeri....
    ternyata berlanjut?..... 👍👌

    BalasHapus
  7. Ini kalo bener kejadian kek gini ngeri banget ya Mas Agus, jasad sudah dimakamkan bisa dilempar ke rumah sama makhluk gaib.

    Untung yang datang tahlilannya Herman pada nggak bawa hape. Yang ada nanti bakalan direkam dan videonya viral ngalah-ngalahin pernikahan leslar. Ahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang tahlilan pada bawanya berkat slametan mbak, kalo ngga paling bawanya gimbot.😂

      Hapus
    2. haruse mba yang ngrekam dan jadikan trending topik, kan kalau diunggah yutub langsung kenceng tuh adsensenya ☺

      Hapus
    3. mendingan makan nasi berkatnya ya, kenyang mas agus 🤭

      Hapus
    4. Kayaknya mbul hasil adsense nya kenceng nih, tahu mana yang viral.🤭

      Hapus
    5. kenceng mas...sampe mbul bisa beli lamborghini hehehe

      Hapus
    6. Ya iyalah, Lamborghini kan emang kencang larinya.😂

      Hapus
  8. "Aku.. aku tidak bisa naik, kakiku ada yang mencengkram."

    Eh, ternyata dia bisa naik dan malah yang narik nimpa badan pak lurah. Haha... Jadi lucu, padahal cerita serem.

    Mesti dah Kakak, ada selipan yang bikin ketawa. Ya udah, lanjut kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja diselipi humor dikit biar tidak terlalu tegang mbak.😆

      Hapus
  9. Untung ada Kyai Syahroni, jadi agak tenang. Terus mau dimakamkan dimana itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. di belakang rumahe mas admin pak eko

      三三ᕕ( ᐛ )ᕗ

      Hapus
    2. Adminnya mbul, silahkan kubur disana ya.😆

      Hapus
  10. Tiga orang yang tersisa sudah mulai was-was, rasain lu pada tunggu giliran dilabrak Pratiwi kalau ngga mati ya minimal jadi gila.. wkwkwk

    Untungnya ngga ada yang ketiban pas mayat si Herman dilempari ke yang lagi pada kumpul kalau sampai ketiban pasti ada yang langsung masuk UGD minimal pingsan di tempat.. hihihi

    Berarti ini setting ceritanya tahun 90-an, kyai Syahroni umurnya kurang dari 70 mungkin kelahiran tahun 20-an.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Sepertinya setting nya tahun 80an atau 90an sih, ntar lah aku tanya dulu sama yang nulis yaitu mbul.🤭

      Tenang, ntar part part selanjutnya mas Herman masih beraksi, dengan syarat pulsa masuk 25k.😆

      Hapus
    3. Selain kembang tujuh rupa, biar tenang jangan lupa sate ampal sama buah jambu nya.🤭

      Hapus
    4. Bisa juga tahun 80-an yang pasti bukan di atas 90-an atau di bawah 80-an

      Paling di part selanjutnya si Herman muncul udah jadi dedemit atau kilas balik..hihihi

      Sate ambal, jambu air sepertinya bakal nongol di part berikutnya, jangan-jangan sate ambal sama jambu air yang jadi penangkalnya nih?

      Hapus
    5. Bisa juga Herman muncul lagi sebagai ustad Herman al ngududi.😆

      Bisa jadi jambu sama sate itu penangkalnya, soalnya Tiwi kan suka, plus jangan lupa dikasih kerudung Rabbani.😄

      Hapus
    6. Herman al ngududi, tukang merokok dong.. hihihi

      Lengkap banget.. wkwkwk

      Hapus
    7. Bagusan itu dari pada Herman Al Mangkali.😆

      Hapus
    8. Al mangkali, mangkal di kali dong.. wkwkwk

      Hapus
    9. Nah, jadi tukang getek kayak Aquaman.😆

      Hapus
    10. Saingan sama Himawan Sant dong.. wkwkwk

      Hapus
    11. Himawan kan sudah pensiun, gantinya sampean mas.😄

      Hapus
  11. Seruu.... Asyik alur ceritanya tapi kok jadi kayak cerita azab kubur yah bang,,.. Wkwkwk...
    Ditunggul kelanjutannya bang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang bang Alul, ini lagi nulis lanjutannya tapi baru 10 paragraf doang.😂

      Hapus
  12. aku jadi inget mumun
    apalagi pas gigi taringnya nyengir
    pembalasan dendam yang paripurna
    eh iya ini settingnya kayak 90an ya
    beberapa suasananya khas banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang suasananya jaman pak Harto dulu mas Ikrom, entah tahun 90an apa 80an.😄

      Hapus
  13. Kata orang-orang, mayat berat itu tandanya banyak dosa. hehe ... Takut ah. Udah. Nenek kaborrrr ... Hik hiks ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ya Bu, akhir akhir ini lagi sering nulis horor

      Hapus
  14. hihi...tumben sepi, pada pilihnya baca yang di featured post semua kayaknya, ya udah tiwi ramein yang ini aja ya ☺

    btw mau ngeklik kotak komen susah amat ya, padahal darikemaren uda puasa bewe biar ga kecekel satpam chapta..apa karena templatenya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah pemerannya datang 👆👆😅

      Hapus
    2. Mungkin pakai WiFi kali, coba pakai pulsa saja, tidak kena cekal satpol PP.😄

      Hapus
    3. Jaey nanti juga ada di part empat kayaknya.😆

      Hapus
    4. Saya pakai Wi-Fi aman-aman aja..

      Hapus
    5. Mungkin IP yang dipakainya sedikit yang pakai, kalo IP address banyak yang pakai bisa ditandai spam dan tiap mau komentar harus ketik captcha atau akan jafyi tauge 😆

      Hapus
    6. Atau bisa juga karena cookie browser, kalau pakai Chrome sebaiknya ijinkan semua cookie, Pengaturan Chrome, Setelan > Cookie > ijinkan.

      Pop-up dan pengalihan: ijinkan.

      Sinkronisasi latar belakang: ijinkan.

      Selalu gunakan browser versi terbaru, semoga membantu. Hihi jawaban ala2 anak forum 🤣

      Wah mantap ada Jaey dipart 4 😅

      Hapus
    7. okey thengs atas pencerahannya...

      tambahin 2 komen lagi ceritanya biar genep 100 wkwkwk

      Hapus
  15. Wah, aku pikir sudah mulai perjalanan balas dendam, padahal blm.....
    Jadi si Satria masih bisa lega

    Yg bikin merinding tuh pas mayat di lemparin, dan kakinya si Khanif gak bisa di tarik dari dlm kunuran😱

    Tadinya kupikir, pas kakinya berhasil di tarik, jari2 kakinya udah hilang di gerogoti si mayat😱

    Lanjut baca part 3 ah..
    Pasti lbh menherikan nih...

    BalasHapus
  16. wadow wadow... sudah jadi jenazah, sulit waktu dimakamnya. Sudah berhasil dimakamkan, dibawa lagi ke rumah. Sengsara akibat bunuh Tiwi....

    BalasHapus
  17. Kuat banget ya hantunya, bisa panggul jenazah, yang jenazah juga kok ya, udah jadi hantu, kok kalah ama hantu wanita, wakakakaka.

    Serem tapi ngakak juga.
    Beneran jadi mengingat film-film si ratu horor ini mah, semoga nanti ga takut malam-malam ke kamar mandi hahaha

    BalasHapus
  18. Kamu paling bisaaaaa bikin alur penasaran :D. Lagi seru2nya, eh bersambung..

    Keren juga si Pratiwi, bisa gali dan manggil Herman setelah jadi hantu hahahahha. Aku LBH penasaran hukuman ke pak lurah, satria dan Bayu apaan ntr :D

    BalasHapus
  19. Oke, saya mulai paham ceritanya. Herman yang kencing di pohon sudah meninggal. oke saya lanjut part 3. salam mas Agus

    BalasHapus
  20. Belum-belum Satria sudah punya istri muda saja nih.
    Cermisnya jadi bikin keingat serial The X-Files, tak terjawab penyebab kematian yang terlihat konyol (kepleset kencing sendiri) tanpa penjelasan ilmiah.

    BalasHapus
  21. wowww kayaknya bisa nih jadi cerita di teve
    feel nya dapet nih mas agus :D
    tapi kalau versi di"orangkan", aku malah takut nonton kayaknya. mending aku baca gini aja

    BalasHapus
  22. Makin Seru Bang, Semoga aja ketiga sisanya akan mati dengan Sadis karena perbuatan hina mereka.

    Keren Bang

    BalasHapus
  23. Weehhh semakin seru. Mayat nya Herman balik lagi. Apakah Lurah Agus dan komplotannya bakal ketahuan ya?

    BalasHapus