Dicegat hantu saat masuk hutan

Table of Contents


 Sebenarnya Satria agak malas lewat hutan Jatisari karena kabarnya tempat itu banyak hantunya biarpun ia tidak terlalu percaya mistis atau hal gaib, tapi apa boleh buat cuma itu jalan paling dekat. Kalo memutar bisa lebih jauh lagi sampai dua jam, bisa tengah malam sampai rumahnya.

"Kamu sih Herman, kalo ngga kelamaan pacaran sama Lina maka kita tidak akan kemalaman."

Herman yang omongin cuma mesem saja. Maklum baru kali ini ia punya pacar biarpun usianya sudah 25 tahun makanya ia girang dan tidak memperdulikan ocehan temannya, mana temannya cuma nebeng lagi.

Ctaakk, tiba-tiba terdengar suara rantai motor putus diiringi dengan kendaraan roda dua itu mogok saat mereka baru masuk ke dalam hutan.

Sialan maki Herman dalam hati.

"Kenapa Man?" Tanya Satria.

"Tuh, rantainya putus." Jawab Herman sambil matanya memperlihatkan ke bawah. 

Satria cuma bisa ngomel juga tapi ditahan ketika ia melihat mereka sudah masuk wilayah hutan Jatisari.

"Duh gimana ini Man, apa kita balik lagi?"

"Ngga lah. Kita lanjut ke depan saja, kalo tak salah kalo sudah lewat hutan ada tukang bengkel di pertigaan jalan."

Satria hanya diam saja. Hutan Jatisari ini gelap gulita mana bulan sedang tertutup awan, kalaupun muncul juga tak akan banyak membantu karena cahaya redup. Maklum bukan bulan purnama. Hanya cahaya lampu kuning dari motor yang menemani, tapi sayangnya juga temaram cahayanya karena motor lama.

Dan keadaan gelap memunculkan pikiran liar di otaknya biarpun ia tak sendirian.

"Man, tadi waktu waktu masuk hutan, kamu ucapkan salam seperti kata pacarmu tidak?"

Herman yang ada di depannya tidak segera menyahut. Maklum, samar samar ia mencium aroma melati.

Aroma melati di malam hari dalam hutan, hiii...

"Man, Herman, jangan cepat-cepat jalannya." Teriak temannya dengan suara agak parau. 

Maklum, samar-samar satria melihat sesuatu yang letaknya agak jauh yaitu dua sosok yang kepala dan badannya diikat dengan kain warna putih. Warna putih yang kontras dengan gelapnya malam itulah yang membuat ia bisa melihat dua pocong menghadang di depan jalan mereka.

"Ada, ada apa kang Sat..." Lidah Herman jadi kelu karena ketika ia menengok ke belakang untuk melihat temannya, samar-samar di kegelapan malam sesosok wanita dengan gaun putih sedang terbang di antara pepohonan hutan. Belum lagi suaranya yang cekikikan membuat nyalinya makin ciut.

"Kang... Kang Satria, ayo cepat kabur ke depan. Di.. di.. di belakang ada kuntilanak." Katanya terbata bata karena takut, mana lampu motor tiba-tiba mati pula.

"Tapi, tapi, tapi Man, di depan juga ada po.. pocong. Mana dua lagi..."

Modyar batin Herman. Biarpun ia tidak melihat pocong tapi dilihat dari suara temannya yang gemetaran tak mungkin ia bohong.

Maju ke depan Pocong .

Mundur ke belakang ada kuntilanak. Bagaimana ini pikir mereka berdua.

Beruntung tak lama kemudian sebuah cahaya redup muncul dan sebuah sepeda motor datang dengan seorang bapak separuh yang menjadi pengendaranya.

Tentu saja Herman dan Satria girang bukan main. Segera mereka menyetop kendaraan roda dua itu. Mereka sudah tak peduli motornya Herman yang mogok.

Bapak itu tak keberatan membawa mereka berdua. Tak lama kemudian motor tersebut jalan.

"Wah makasih banyak pak. Untung ada bapak, tadi ada, ada kuntilanak pak menghadang kami."

Bapak itu hanya senyum." Kalian tadi waktu masuk hutan permisi dulu enggak?"

"Engga pak, maaf lupa." Kata Herman sementara Satria agak heran juga. Motor yang ditumpanginya motor tua tapi membawa mereka bertiga lancar saja.

"Itulah, makhluk halus itu marah kalo kita masuk ke dalam wilayah mereka tanpa permisi. Soalnya aku beberapa bulan lalu juga masuk hutan ini dan dikejar-kejar oleh penghuninya."

Agak terkejut juga Herman." Waduh, tapi ada yang menolong tidak pak."

"Ya tak ada soalnya orang sini juga takut masuk hutan malam-malam. Akhirnya aku kebut motorku sekuatnya apalagi kuntilanak itu masih mengejar. Tapi karena terlalu ngebut maka motorku akhirnya jatuh masuk jurang.

Tentu saja mereka berdua yang mendengar kaget bukan main.

"Ah, bisa saja bapak bercandanya. " kata satria agak takut, begitu pula Herman.

"Siapa yang becanda. Ini aku mau pulang ke dasar jurang."

Tentu saja mereka kaget. Lebih kaget lagi ketika motor yang mereka tumpangi tiba-tiba jatuh ke bawah bersama dengan mereka.

TAMAT 

1 komentar

Comment Author Avatar
2 Desember 2025 pukul 19.40 Delete
Wah pas separuh cerita aku menduga jangan jangan si bapak itu juga jadi-jadian 😁taunya beneran pan merka ikutan nyemplung ke jurang wkwkk