Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alasan jatuh cinta



 Sudah beberapa Minggu ini Ningsih sedang sibuk jualan. Bukan jualan di pasar tapi di internet. Sebabnya beberapa waktu lalu ia bertemu dengan sahabatnya Nia yang sudah sukses berkat buka usaha di salah satu marketplace terkenal.

"Hasilnya bahkan lebih banyak daripada saat aku kerja di kantor dulu, mana enak kerja di rumah jadi bisa sambil urus keluarga. Suamiku juga sekarang tambah sayang."

Karena dikompori oleh temannya itu maka Ningsih lalu meminta caranya agar diberi tahu apa saja.

Awalnya ia berjualan makanan kue tradisional di toko online terkenal tapi sayangnya hasilnya tidak terlalu bagus, dalam seminggu pertama ia hanya melayani beberapa pesanan saja biarpun ia banyak berpromosi di sosial media, itupun sebenarnya yang membeli adalah pacarnya Herman lewat akun teman kantor nya seperti Dahlan atau Jaey agar pacarnya tidak cemberut atau patah semangat.

Atas saran pacarnya akhirnya ia mencoba untuk berjualan online secara lokal, tentu saja lewat aplikasi lainnya yang lebih mengoptimalkan penjualan setempat, hasilnya ternyata tidak terlalu mengecewakan karena penjualannya lebih banyak dari daerah sekitarnya. 

Herman tentu saja senang dengan kemajuan ini biarpun awalnya ia agak bete juga karena perhatian Ningsih kepadanya agak berkurang, tapi atas nasehat dari temannya Satria akhirnya ia mendukung, siapa tahu nanti tokonya maju dan bisa menjadi sumber penghasilan lain saat mereka sudah menikah nanti.

"Mas, anterin Ningsih ngirim kue ke pembeli yuk." Kata gadis itu sambil membawa sebuah kardus dan tas berisi kue kering. Kebetulan ini hari Minggu sehingga Herman libur kerja dan bermain ke rumah pacarnya.

"Lho kok kamu sendiri yang nganterin, kirain gojek atau tukang ojek."

"Gini lho mas, sengaja aku tidak minta ongkos kirim agar para pembeli senang. Kalau dikasih ongkir biarpun cuma 5 ribu hampir semuanya batal membeli, lagi pula semuanya dekat kok, hanya beberapa km saja, hitung-hitung biar mas tahu daerah sini, jangan cuma tahu rumahnya aku saja." Terang gadis itu.

"Wah, jangankan cuma daerah sini, sampai ke kutub Selatan juga aku anterin sambil sekalian kita lihat penguin."

"Gombal."

Pemuda itu hanya nyengir saja. Tak lama kemudian Herman dan Ningsih pun naik motor Vario kreditan miliknya. Untung motornya besar sehingga muat banyak barang.

"Ngomong ngomong apa kamu ngga rugi dek, soalnya kan tidak ada ongkirnya?" Katanya sambil jalan.

"Enggak mas." Jawab Ningsih." Semuanya yang beli kan jaraknya dekat, kalo pakai motor Honda Beat milikku bensin seliter juga masih sisa. Kalo dihitung dengan modal plus bensin masih lumayan untungnya. Kalo impas apalagi rugi untuk apa aku jualan mas, kan aku bukan pantai sosial, yang biarpun rugi tapi tetap ada yang subsidi."

Pemuda itu hanya mengangguk angguk saja.

Setelah beberapa saat maka wanita muda itu pun berkata." Stop mas."

"Kenapa dek, apa kau pengin pipis." Ujar Herman karena mereka berhenti tepat di depan WC umum.

"Ngga lah, pembelinya itu yang jaga mas." Jawab gadis itu lalu turun. Setelah membayar iapun segera kembali ke pacarnya lalu melanjutkan perjalanan.

Begitulah, Herman dan Ningsih lalu mengirimkan pesanan. Pembelinya macam-macam, ada yang dari toko untuk dijual lagi, ada yang lama harus diketuk-ketuk dulu pintunya karena orangnya sedang tidur, ada yang lagi ngerumpi di rumah tetangga dan lainnya.

"Tinggal dua lagi mas. Yang ini agak jauh sedikit, tidak apa-apa kan?"

"Tidak apa-apa sayang."

Setelah menempuh jarak sekitar sepuluh menit sampailah mereka berdua di sebuah tempat kost. Gadis itu lalu turun menuju ke salah satu kamar.

"Assalamualaikum..."

Tak lama kemudian muncul seorang pemuda yang sepantaran dengan Herman.

"Eh Ningsih, kok cepat amat ngirimnya, kirain aku nanti sore." Katanya ramah bahkan tersenyum lebar.

"Lebih cepat lebih baik, biar mas Agus bisa cepat makan kue nya." Katanya sambil menyerahkan kotak berisi pesanannya.

"Ngga main dulu, ngga buru buru kan." Kata Agus sambil membuka pintu lebar-lebar.

"Ah ngga usah mas Agus, aku masih harus mengantarkan pesanan lagi."

Pemuda itu hanya nyengir.

" Oh, ngga enak sama tukang ojeknya ya." Kata penghuni kontrakan itu sambil melirik kepada Herman.

Sueeee, tentu saja Herman panas bukan main. Dari gelagatnya itu sudah jelas pemuda itu sepertinya naksir sama Ningsih, mana senyum-senyum buaya lagi.

"Dia pacar ku mas, bukan tukang ojek." Wanita muda itu cemberut.

Hah, Agus tentu saja tidak percaya." Kamu cantik begini kok mau sama dia yang badannya ceking begitu, mana tampangnya nglengo¹ lagi."

Padahal badannya Agus tidak kalah kurus dengan orang yang diledeknya.

Bedebah, ingin sekali Herman turun dari motor lalu ngremus² mulut pemuda itu yang bibirnya asal omong itu, sialnya Ningsih sendiri malah tidak pergi-pergi.

"Udah ah mas Agus, aku permisi dulu ya, permisi." Untungnya Ningsih tahu gelagat lalu kabur. Tapi ketika ia kembali kaget kok pacarnya itu sedang celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Nyari apa mas?"

"Ini, nyari kayu buat gebukin orang yang mulutnya asal bicara."

Tentu saja Ningsih jadi tertawa." Idih gitu saja ngambek. Mas Agus emang orangnya suka bercanda mas, jangan diambil hati."

Agar pacarnya tidak ngambek maka ia lalu pulangnya mengajak ke sebuah danau di pinggir jalan, danaunya tidak terlalu luas sih, tapi lumayan buat ngadem karena banyak pohonnya.

"Dek Ningsih, mas Herman boleh tanya tidak?" Kata Herman, saat ini mereka berdua sedang minum es kelapa muda di pinggir danau. Hanya ada mereka berdua di dangau, sedangkan penjualnya tampak sedang asyik main hape.

"Idih, tinggal tanya saja, kayak orang lain saja pakai ijin."

"Gini dek, sebenarnya apa sih yang membuat dek Ningsih mau sama mas Herman."

Gadis itu agak terkejut tapi tersenyum mendengar pertanyaan kekasihnya." Ya Allah kirain mau tanya apa. Mas Herman baik banget makanya aku mau."

"Cuma baik saja?" Tanya pemuda itu kurang puas.

"Enggak sih, aku suka dengan suara mas Herman."

"Suara ku?" Tanya Herman heran.

"Ingat enggak waktu mas Herman ngajak aku ke puncak naik taksi untuk makan lesehan? Habis itu kan kita karaokean bareng."

Herman tentu saja ceria, tidak disangka kalo kekasihnya itu mengagumi suaranya, padahal banyak teman-temannya yang bilang suaranya cempreng. Memang benar, cinta bisa mengubah segalanya, garam juga rasanya bisa jadi manis apalagi jika dicampur dengan kopi.

"Oh ternyata mas suaranya bagus ya."

Ningsih tertawa." Mas ingat ngga, habis karaokean kan kita jalan-jalan sebentar. Nah, saat itu ada tukang sate lewat, tee sate... Entah kenapa aku kepengen, maka mas pun teriak kencang karena orangnya sudah agak jauh. Tee satee!!!... Entah kenapa suaranya kok mirip sekali." 

Bedebah

TAMAT

1. Muka berminyak

2. Meremas

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

110 komentar untuk "Alasan jatuh cinta"

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Lho, Ningsih itukan singkatan dari Nita sing welas asih. *Muji dikit biar dikirim kue atau bolu satu kresek.🤣

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Waduh, kenapa ngambek nih, padahal sudah dikasih permen...😱

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    6. ih ini kok nda dibalesin ndiri.... meuni tegaaaa ฅ(๑⊙д⊙๑)ฅ!!#mulai lebe sih mbul wkwkwkw

      nih mas bolunya (っ'-')╮=͟͟͞͞♧♧◇♤) ゚д゚ )

      Hapus
    7. Mungkin mas Agus lagi sibuk merangkai kata buat membalasnya dan saking sibuknya jadi lupa membalasnya.. hahaha

      Hapus
    8. *** biar reply-nya makin panjang :)) ***

      Hapus
    9. Oh lupa mbul, tadinya mau balas tapi anak ngajak jalan jalan akhirnya lupa karena waktu jalan jalan lihat janda muda lewat.😂

      Hapus
    10. ganti nama tokohnya ganti...! bila perlu pake demo berjilbab eh berjilid maksudnya.. atau pake petasan ups petisi maksudnya hahaha..

      ningsih jadi ningnong
      Herman jadi herbi wkwkwk

      Hapus
    11. Nah lho, siapa itu yang mau di demo?

      Hapus
  2. wakakakakakakaka, jadi sukanya ama tukang sate toh?
    Etapi kalau suara kencang itu memang modal banget loh :D
    Buat jualan Teeee... Sateeee...

    Juga buat jualan apa saja hahahahaha.

    Pokoknya apapun alasannya, yang penting cinta ya, lainnya urusan nomor 99 aja wakakakakkaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan sukanya sama tukang sate tapi suka suaranya mbak.😆

      Memang kalo suaranya kenceng cocok buat jualan ya mbak, so bakso, te sate, tahu bulat dll.😄

      Hapus
    2. Nah iyaaa, kan lumayan buat dijadikan pemasukan sampingan, atau buka jasa teriak jualan gitu, wakakakaka

      Hapus
  3. jhaha herman ke gr ran kali, di bilang suaranya bagus tapi sebenernya mirip tukang sate :D

    eh btw soal suaran kenceng kalo pas ngomong, gw malah sebaliknya, gw kalo ngomong kaga busa kenceng, jadi kalo ada orang yang gw ajak ngomong dia pasti bilang, apa ? apa ?.. terus gw jawab, besok deh gw ngomong pake speaker biar sekampung denger semua :V

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama aku juga gitu klo lagi ngobrol ma orang mah suka disautin apa ...apa? padahal udah kukencengin dengan volum paling pol...rasanya pengen balik badan..trus nangis di pojokan...eh ga deng...

      Hapus
    2. Kenapa ngga bisa kenceng mas, apa karena malu?

      Mungkin mas khanif perlu berguru sama Tarzan biar suaranya kenceng mas.😂

      Hapus
    3. Sama, suara saya juga kecil sama toa langgar kencengan toa langgar.. hihihi

      Hapus
    4. Kalo sama klakson mobil kecilan mana suara nya mas?

      Hapus
    5. Agak imbang menang klakson mobil dikit..hihihi

      Hapus
    6. Wah harus latihan sama Tarzan mas biar ngga kalah sama toa masjid.😀

      Hapus
    7. Baiklah, nanti dicoba.. hahaha

      Hapus
    8. Kenapa harus nanti sih, ntar disamber orang lho

      Hapus
  4. wakakakakakka sueeeeeeeeeeee
    kalau orang Malangan pasti bilang JanXXXXXXX hahahaha
    kok ya pas sama suara tukang sate
    eh aku tapi ingat iklan permen hexos yang pas suara lakinya ilang kayak ilfil
    pas suaranya balik eh malah lengket lagi

    mungkin si herman kayak gitu yang jadi daya tariknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti mas Herman yang jadi daya tariknya memang suaranya pak guru.😁

      Suara, dengarkanlah aku
      Apa kabarnya pujaan hatiku?
      Aku di sini menunggunya
      Masih berharap di dalam hatinya

      Lha, malah nyanyi lagu hijau daun.😂

      Hapus
  5. Man... Herman, ha ha ha...

    Ningsih lugu banget lagian yak pakai polos diceritain, hihihi...

    ditunggu next episodenya ya jangan kelamaan, pegel nunggu si Herman kenapa-napa lagi tau. wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entah Ningsih lugu atau malah mau ngeledek ya mbak.😂

      Siap mbak, ngga lama kok, paling hanya seminggu atau sebulan.😁

      Hapus
  6. Wkwkwwk jadi ini akhir cerita herman dan ningsih ya..

    si ningsih ini sangat visioner nyari pacar yang bisa teriak te sate ya buat bisnis nantinya pas udah nikah :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan akhir cerita kang Andie, nanti ada lagi cerita selanjutnya.😃

      Beginilah eh begitulah, itu namanya berpandangan jauh ke depan agar bisnisnya lancar.😄

      Hapus
  7. Itu tokoh Agus yg dikontrakan, klo di sinetron2 biasanya perannya pakai motor RX King 😆😆

    Betul sih suara Anang Hermansyah mmg bagus wkwk

    Btw dibawah tulisan TAMAT itu apa ya, yg ini:

    1. Muka berminyak

    2. Meremas

    ?? 👆 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya, baru ngeh kalo ada footnote 🤦🏻‍♂️

      Hapus
    2. Ngga apa-apa dimaklumi kok.. wkwkwk

      Hapus
    3. Betul, karena bawa gula teh jadinya di maklumi, tapi kok ngga ada kue nya ya? 🤔

      Hapus
    4. Kuenya comot aja di tetangga sebelah, mas.. wkwkwk

      Hapus
    5. Ente gimana Huu...Kan sudah berguru Sama J-Phone Type XXX...Masa jualan online pake motor terbang lah..Kan udah punya sayap otomatis.🤣🤣🤣

      Hapus
    6. Tau tuh sutradaranya ngga beres.. hahaha

      Hapus
    7. Ayolah hu terbanglah sama Ningsih bagai bidadari dan bidadara dgn sayapnya

      Kau ajak drimu segera
      Arungi hayalan
      Cumbui sang rembulan.

      Tebak kelanjutan lagu ini? Ada hadiah J-Phone XXI 🤣

      Hapus
    8. Wah, itu lagu ringtone khas J-Phone XXI ya.😆

      Hapus
  8. Ahaa iya jadi bertanya-tanya juga, ini Mas Agus pake motor apa yaa? Mangan motor gede gitu. Ala anak muda yg lg ngejar ceweknya. 😄

    Alasan visioner ala ningsih ini cocok sekali untuk bekal jualan sate di masa depan yaaa.. Xixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang tahu Agus pakai motor apa, kata kang Jaey sih pakai motor RX king.😄

      Hapus
  9. kirain Ningsih yang kemaren....hehehe.
    asik deh, income nya lumayan gede...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih Ningsih yang kemarin pak tanza, cuma ceritanya Ningsih lagi merintis bisnis jualan kue dan nantinya mungkin jualan sate.😁

      Hapus
    2. oh...gitu toh...
      moga usahanya sukses...hehehe

      Hapus
  10. Agus beneran becanda doang atau memang naksir Ningsih nih.
    Kaka saya juga jualan kue dan suka nganter langsung ke rumah pelanggannya. Nganter jualan memang bisa jadi salah satu alasan buat jalan2 sama pasangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang tahu Agus cuma bercanda apa beneran naksir, coba tanya Agus nya saja Bu guru.😄

      Enak juga, jualan tapi bisa jalan jalan ya.😃

      Hapus
  11. Kok aku auto baca tesate dengan logat khas abang sate ya 🤣

    Berarti Ningsih sukanya sama abang sate dong dan Herman cuma pelarian? 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan suka tukang sate, tapi sukanya sama suaranya Herman yang kenceng kayak toa.😁

      Hapus
  12. Kenapa ngga jalan kaki aja nganterin kuenya kan sehat lagian juga cuma beberapa km yang 50 km aja jalan kaki..hihihi

    Parah, ending-nya kok gitu sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, memang Ningsih pernah jalan kaki 50 km? 🤔

      Endingnya mengharukan ya mas.😂

      Hapus
    2. (((endingnya mengharukan kata mas agus)))...mas her kayak ga tau mas agus aja kalau bikin ending tokohnya mas her...xixixi...

      balas bikin cerpen tandingan aja hihi

      Hapus
    3. Ini lagi dibikin dan baru dapat satu kalimat, maklumlah bikinnya dicicil satu jam satu kata..hihihi

      Hapus
    4. aku juga mau bikin cerpen juga lah hihihi

      Hapus
    5. Ayo segera bikin part 2 nya mbul

      Hapus
    6. Part 2nya sate terbang Online yee kang judulnya..🤣🤣🤣

      Hapus
    7. Kayak gimana tuh sate terbang online?

      Hapus
    8. Biarpun sate terbang online, tetap saja penjualnya teriak Te Sate!!! 😁

      Hapus
  13. Udah lama gak ngakak ini mulai lagi hahahaha wkwkwkw, kirain tadi masih ada kelanjutan antara mas agus dan kang herman pas waktu tragedi di kost nya mas agus,ternyata sudah selesai batas situ.
    Kirain bener itu cinta membutakan segalanya ternyata suara mas herman mirip tukang sate hahaha parah ni cerita hahahaha.... teee sateeee... hahaha ketawa aja aku hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya dibikin lanjutannya ya perseteruan antara Agus dan Herman memperebutkan Ningsih, mungkin bang Andy yang bikin cerpennya.😄

      Itu Ningsih suka Herman karena suaranya kenceng kayak toa bang.😂

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Kak mbul selalu menjadi peran andalan disetiap episode...

      Buat cerpen gak terlalu bisa mas Agus, enakan baca nya, apalagi lucu, tegang dan penasaran. Nano2lah mas. Keren.

      Hapus
    4. Mbak mbul suka ngasih pulsa makanya selalu jadi peran utama.😁

      Aku juga tidak terlalu bisa kang, ini mah iseng iseng saja dari pada blog nganggur.😀

      Hapus
  14. Mas Agus gimana sih, org lg berusaha jualan malah mau ditikung...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Barang kali kalo jadi pacarnya Ningsih bisa dapat kue gratis bang.😁

      Hapus
  15. Herman juga sich pakai meragukan cinta Ningsih pakai nanya segala.. Yaudah dijawab Ningsih begitu...wkwkwkkwk..
    Agus tuch ngiri ya sama Herman bisa dapat Ningsih?
    Agus ini sesama teman nggak boleh nikung Herman lho ya?
    Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agus kan ceritanya pembalap motor mbak makanya suka nikung, soalnya kalo ada belokan ngga nikung ntar nabrak tembok.😂

      Hapus
  16. Terkadang sesederhana itu aja udah bikin klepek-klepek ya mas, apalagi kalau bisa berdua bersama ihiwww..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahagia itu sederhana yang kang, asal berduaan sama si dia dan duitnya banyak.😁

      Hapus
  17. kalau suara miri ptukang sate juga bagus bisa dipake di pasar juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocok buat jualan ya bang, baju baju, seratus ribu dapat tiga.😁

      Hapus
    2. Nikung karena ada tikungan kan?

      Hapus
    3. Lho, kalo yang nikung mah komen diatas mas.🙄

      Hapus
    4. Nikung karena ada razia 😆

      Hapus
    5. Ada razia masker sama razia masher.😂

      Hapus
    6. pokoknya jualan apapun bolehlah

      Hapus
  18. aku suka ??'', aku suka cerpen cintanya makasih buat cerpennya mas agus hati saya ikutan bahagia . terus berkarya ya . kalau bisa terus ada cerpen cinta segitiga mas anu dan mbak anu pacaran putus nyambung terus nikah deh . terus ?? jawab sendiri.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo mbak tari suka.🙂

      Bingung juga kalo disuruh bikin cinta segitiga, enakan segi empat biar tambah rame.😁

      Hapus
    2. Lebih rame lagi kalau pentagon.. hahaha

      Hapus
    3. Bukannya Pentagon itu markas departemen pertahanan Amerika mas, tapi memang rame sih soalnya banyak orang.😁

      Hapus
  19. Jadi penasaran suara Herman segede apa pas manggil tukang sate 😆🤣🤣
    Btw, Herman baik ya, sampai mau keliling nemenin Ningsih nganterin pesenan. Hehehe.. walau sempet dibikin emosi sama agus yg katanya suka becanda, padahal sukanya godain ningsih 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya suara Herman lebih kenceng dari toa masjid mbak.😁

      Agus pan pembalap, jadinya suka nikung mbak.😂

      Hapus
  20. Lucu mas cerpennya, saya sampai tertawa kecil bacanya. Saya terhibur :)
    Tapi kok yang saya amati nama-nama tokohnnya jadi nama-nama teman-teman blogger mas? Kok gitu ya? Mana saya abis baca cerpen dari mas Kal El kok dilanjutin di sini? Kalian sindikat ya? wkwkwk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya biasa menggunakan nama teman blogger untuk cerpen mbak, biasa biar akrab. Nah mas kal El itu salah satu guru saya makanya bisa sama.😀

      Hapus
  21. Bukannya yang suaranya cocok itu kang Satria?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huusss salah bang, 😁😁😁

      Yang cocok bilang Tee Sateee Mas Agus sama mas Jaey bang..😁😁😁

      Hapus
    2. Udah ngga usah ngeles kang, sampean memang cocoknya mangkal saja.😂

      Hapus
  22. Hadehhh Si Agus kalau ngomong suka bikin riweuh.. 😅😅 Herman sampe panas kepalanya gegara disangka tulang Ojek.. untung Ningsih suka.. yah, meskipun sukanya hanya karena suaranya Herman yg cocok banget buat teriak "Te Sate.. 🤩"

    Mantap Mas Agus.. saya terhibur.. alasan jatuh cintanya terlalu luar biasa.. 😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin kedepannya mas Bayu bisa lanjutin cerpen cinta segitiga antara Herman, Agus, dan Ningsih.😁

      Hapus
  23. hmm, menyimak dan menanti Cerita horornya lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, baru tahu ada yang suka cerpen horor.😱

      Hapus
  24. Untung sukanya karena suara seperti tukang sate. Kalau suka karena suaranya seperti siskamling ronda malam, bisa bingung si Herman. Jangan-jangan Ningsih jejadian Mbak Kunti yang tiap malem dengernya suara orang ngeronda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar juga ya, kalo sukanya suara siskamling memang mencurigakan, tapi tukang sate juga biasanya keluarnya malam hari.😂

      Hapus
  25. Wkwkwk... Ningsih adalah suami saya. Dia pernah kaget waktu saya teriakin tukang bakso yg udah jalan lumayan jauh dari kantor saya, sampai tu gerobak putar balik. Ternyata suara saya ngalahin TOA😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, ternyata suami mbak Anisa suka suara yang kencang mengalahkan toa ya.😁

      Hapus
  26. ngakaaaak XD

    'tee sateee' XD

    berarti selera ningsih ini yang salah XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti Ningsih itu cewek aneh dong mbak Farah.😂

      Hapus
  27. pengen makan sate malem2 ini jadinya
    te sateee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mang, pesan sate nya seratus tusuk, biar ngga kalah dengan Suzanna.😁

      Hapus
  28. Thank you pak tanza.😀

    (Jujur aku kurang paham bahasa Inggris.😩)

    BalasHapus
  29. Apaan dah naksir Herman gara2 suaranya mirip Kang Sate 😆😆

    Tapi Herman emang baik juga sih, mau nganter Ningsih kemana-mana, ya walaupun realitanya lebih mirip Kang Ojek 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alasan orang jatuh cinta mah ada saja pak guru, contohnya Ningsih yang suka suara kayak toa langgar.😆

      Hapus
  30. hahaha, kayaknya mas Agus cocok nih kalo nerbitin buku seperti mas Edot... buku komedi... bakalan ngakak semua tuh yg baca... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa disamakan dengan pak edot yang sudah Masta, jauh lah kang, saya masih pemula.

      Hapus
  31. Wkwkwkwkwkkw endingnya epic mas :p. Aku kirain Ningsih bakal ksh jawaban serius yg membuat hati terenyuh, ternyata kok ya disamain Ama suara tukang sate hahahaha.

    Bisa ajaaa bikin akhir cerita ginii :p.

    BalasHapus
  32. hahahaha, tak nggemus nggremus mulute, astagahhhh wkwkwkwk
    si ningsih ini bikin Herman cepet darah tinggi ya lama lama ya sama guyonannya :D
    untung si Ningsih sabar dan penyayang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untungnya, Mbak Ainun. Apalagi Mbak Ningsihnya cantik lagi. Beruntung banget Mas Herman. 🤭

      Hapus
  33. aku ketawa pas dibagian ngremus haha
    kalo jengkel sama omongan orang emang reflek otaknya jadi punya niat ngremus mulut orang sih.

    Untung si ningsihnya nanggepin mas pacar yg cembokur santai aja. Biasanya lihat orang lagi nahan cemburu tuh lucu ya :D

    BalasHapus
  34. Hmmmmm, sweet banget Mbak Ningsih sama Mas Herman. Mudah-mudahan langgeng sampai ke pelaminan ya. 😍

    Ngomong-ngomong, Mas Herman beruntung banget dapet cewek secantik Mbak Ningsih. Gak heran Mas Hermannya juga baik banget ke ceweknya. Kalau gak baik, ntar Mbak Ningsih bisa diembat sama Mas Agus, yooo. 🤭

    BalasHapus