Pacar yang sensitif
"kamu sedang apa dek?" Tanya Herman pada pacarnya Ningsih. Setelah resmi Pacaran selama setengah tahun ia memang suka main ke rumahnya. Saat ini mereka berdua sedang duduk di teras rumah.
"Ini, aku sedang mencoba hape yang mas belikan kemarin. Layarnya bening dan kameranya bagus banget ya."
Herman tentu saja bangga." Iya dek, itu hape baru rilis minggu kemarin. Belinya secara flash sale, untung kebagian karena dalam 10 menit juga sudah ludes."
"Aduh, makasih banyak ya sayang."
Pemuda berusia 25 tahun itu hanya tersenyum saja mendengarnya.
Tak lama kemudian Ningsih lalu sibuk selfie seorang diri. Setelah melihat hasilnya sejenak ia lalu menghapusnya.
"Lho kok dihapus dek, apa hasil kameranya kurang bagus?" Tanya Herman ketika melihat kekasihnya sibuk menghapus hasil foto.
"Enggak mas, hasil fotonya sih bagus, tapi coba lihat ini." Katanya sambil memperlihatkan sebuah foto dirinya.
"Memang kenapa, kamu cantik kok dek." Ujar pemuda itu setelah melihat fotonya, tak ada yang aneh menurutnya.
"Ini lho mas, pipiku kok rasa rasanya agak melar gitu ya."
"Lha, kamu baru sadar kalo pipimu agak gede ya." Katanya dengan sedikit tertawa, tapi tawanya langsung berhenti ketika ia melihat wajah pacarnya yang tadinya ceria langsung berubah menjadi kelabu, agaknya ia tersinggung ketika dibilang kalo pipinya melar, modiar.
Melihat kekasihnya diam saja dengan wajah cemberut yang lebih seram dari mukanya Thanos maka iapun berkata." Ngga kok dek, mas Herman tadi bercanda saja. Pipi kamu kecil kok, lagipula biarpun pipimu besar mas Herman tetap cinta."
"Tuh kan, mas Herman bilang pipinya Ningsih besar lagi." Sahutnya kesal lalu segera masuk rumah.
Ya Allah, Herman cuma bisa ngelus dada.
Esok harinya ketika ia main ke rumahnya lagi dilihatnya pacarnya itu sedang olahraga. Tentu saja ia agak heran juga karena baru kali ini melihatnya.
"Tumben olahraga dek."
Ia menoleh pada pemuda itu." Iyah, biar kamu ngga ngungkit-ngungkit lagi pipiku yang melar."
Nah lho, padahal yang kemarin bilang pipinya besar juga dia sendiri, Herman cuma mengiyakan saja. Sebenarnya ia mau bilang Marsha yang mata dan pipinya besar juga banyak suka, tapi ia urungkan karena itu pasti akan lebih membuatnya tersinggung.
"Ya udah dek, sudah kan olahraga nya, bagaimana kalo kita jalan-jalan mumpung hari Minggu?"
"Ngga mas, habis ini aku mau mau ke gym biar pipiku cepat kecil." Jawabnya lalu langsung naik sepeda keluar rumah.
Pemuda itu cuma bisa geleng-geleng kepala saja.
Seminggu kemudian Herman kembali main ke rumahnya. Ia memang tidak bisa tiap hari main karena selain harus kerja jadi tidak bisa setiap saat kerumah kekasihnya itu apalagi jaraknya cukup jauh biarpun masih satu kota. Lagi pula kalo tiap hari bertemu ia tidak punya bahan pembicaraan.
Syukurlah sekarang kekasihnya itu sudah ceria lagi walaupun ia lihat belum ada perubahan yang berarti.
"Sepertinya sedang sibuk nih?" Tanya Herman ketika melihat pacar sibuk skrol hape.
"Ini lho mas Herman, ada kebaya bagus di IG. Lihat deh, cakep kan?" Jawabnya sambil memperlihatkan ponselnya. Ningsih memang suka dengan kebaya karena menurutnya wanita lebih anggun, tentu saja kalo dipakai saat saat tertentu seperti kondangan, bukan setiap hari.
Herman memperhatikan ponselnya." Itu mah bukan kebayanya yang bagus dek, tapi mbaknya hahaha.."
Ia memang sekarang sudah makin pintar bercanda dengan Ningsih, tentu saja itu berkat bantuan temannya Satria yang sering ngasih saran, tentu berkat sogokan sebungkus ayam geprek atau martabat telor yang kadang ia kirimkan ke sohibnya itu.
Gadis itu cemberut." Aku serius mas."
"Iya deh, maaf dek."
Ia kembali menyapu jarinya keatas dan kebawah.
"Mas, mas Herman kesini deh. Lihat, kebaya ini bagus banget kan, warnanya juga cakep."
Pemuda itu memperhatikan layar hapenya." Iya bagus, cocok buat kamu dek."
Ia tentu saja girang." Aku beli ya mas."
"Beli saja, nanti mas bayarin."
Tentu saja wanita muda itu jadi ceria.
"Tapi..." Ia sepertinya agak bimbang.
"Kenapa lagi dek?"
"Ini lho mas, bagian lengannya kok sepertinya kecil ya, aku takutnya tidak muat karena lenganku kan besar."
"Lha, baru sadar kalo lenganmu besar ya hahaha." Pemuda itu tertawa, tapi langsung berhenti ketika melihat pacarnya itu sudah mendelik tajam kearahnya, seakan ingin mengunyahnya hidup-hidup.
Ya Allah, kenapa aku kelepasan bicara lagi, keluh Herman. Padahal ia menerima kekasihnya itu apa adanya, mau lengannya besar, mau pipinya melar tetap ia cintai. Toh ia juga mau menerima dirinya apa adanya, itu sudah cukup baginya. Tak perlu lah sensitif begitu.
Keesokan harinya ketika hari libur dan ia bermain kesana ia terkejut ketika melihat Ningsih sedang memutar-mutar lengannya di depan rumah.
"Kamu ngapain dek?" Tanyanya heran.
Gadis itu melirik kearahnya." Lagi senam lengan biar lenganku yang besar jadi kecil sehingga kamu ngga ngungkit-ngungkit lagi. Kalaupun tidak mengecil, hitung-hitung latihan buat nabok lambemu sing kakean cangkem.* "
Waduh, modyar.
TAMAT
* Mulut banyak bicara.
memang benar mereka tidak pernah salah, karena laki-laki saja yang tidak tanggap dengan perasaan hatinya..
Padahal baru saja tertawa tiba-tiba langsung cemberut karena ditertawakan oleh kita katanya.., what .. wkwkkwwwkkk
Dijamin ga akan modiar klo jawabnya begitu 😁😆
siip deh... biasa saja kalau perempuan sensitif.
Mantap ceritanya.... thank you for sharing
Ya emang sih, semua wanita mudah sensi jika dibilang agak gede atau gendut
Nasipnya lagi, hardisk wanita itu ntah kenapa bisa inget sampai puluhan tahun.. hik
Tabah ya herman, ini akan berlangsung selama 10 tahun lagi sampai bener-bener lupa wkwkwk
Kok saya malah ketawa ya baca paragraf yang terakhir..hihihi
ni contoh yang punya pipi bakpao huhahahhahahah...plak :D.
Mas her hayo Mbak Ningsihnya ojok dibikin sensi trus...tapi ini lumrah kejadian sih hahhaha...tapi sebenernya kata kata di cerita ini terkait penggambaran tokoh prianya apa adanya banget dan ga neko neko...toh apapun bentukan pasangannya dia tetep cinta hihihi...justru dia so sweet loh hahhahahahahha
Cerpen romantis, yang ku suka berasa masuk ke dalam cerita sayanya . Tapi ???? Entar , dulu yang jadi masnya siapa ??? Ha 😆😄😃😀ha,🤣🤣🤣🤣, ngaco saya
Tapi emang cewek kaya gitu mas, ga suka body shamming, sukanya dipuji hahahahaha
Ini cerpennya beneran realistis banget, cuma sayang aja mas Hermannya keceplosan mulu, bikin si Ningsing baper wkwkwk
Tapi mohon maaf, ini Ningsih yang sensitif atau mulutnya Herman yang ngeselin yak? 🤣
Sebagai cewek, aku mendukung Ningsih sepenuh hati nih 🤣. Cewek mana yang nggak kzl dibilang demikian 🤣.
Herman kalau berguru sama Kang Satria jangan setengah-setengah atuh wkwk
Dijamiiin Ningsih ngga bakalan cemberut kalau nyebutin pipi dan lengannya melar besar dengan istilah anu ...
#upszzz :)
Emang kadang masalah bentuk tubuh bisa jadi sensitif. Mau dikata pasangan menerima apa adanya, tetep aja ngeliat cewe lain badannya lebih langsing, jadi berasa iri sendiri.
Kereen nih cerpennya. Sesuai gambaran mood cewe yg suka berubah2 🤣🤣
Cari aman aja udah, jangan kakean cangkem, ha ha ha
Eh tapi itu wajar kok mas :p. Aku pernah loh ga mau kluar2 , ga mau pake lengan pendek, lgs jd rutin luluran hanya Krn si pacar dulu bilang aku eksotis. Maksudnya muji, tp aku tersinggung hahahahhaa. Jd para cowo, mnding ga usah muji kalo ga tau mood si cewe kayak apa 🤣🤣
Emanglah kaum wanita selalu begitu kebanyakan. Udahlah, paling bener dia sejagat raya ini, udah kita mah iyain aja deh wkwk
btw, itu cowoknya sering banget ya lewat rumah dan liat dia lagi latihan. deket pasti ini rumahnya gak jauh haha
karena belum ada posting baru
Jujur, sebagai laki-laki aku lebih suka kepada perempuan yang lebih gendut daripada kurus. Sebab........ hheehe
jangankan ngomong lenganmu emang besar, kita jawab "iya" tidak pada tempatnya aja bisa jadi kayak sidang skripsi, panjang banget urusannya :D
Semua wanita mah bakal tersinggung kalau dikatakan demikian, even yang terlihat nggak marah, tapi dalam hatinya pasti terluka.
Saya punya teman dulu waktu kuliah, dia itu nggak pernah marah, supel, dan ceria mulu.
Punya pacar ganteng, tapi sukanya bercanda ngejek fisiknya.
Setiap kali diejek, teman saya itu cuman ketawa, sambil balas bercanda.
"Tapi kamu suka kan?"
Sampai suatu hari dia nggak tahan lagi, dia bentak si pacar, dan jujur kalau selama ini dia tersinggung diejek gitu :D
Bukan sensitif, tapi memang perempuan gitu hahaha.
Dan laki juga menurut saya ada titik kelemahannya, misal disinggung kejantanannya, atau juga fisiknya sih. itu 11 12 deh dengan nyinggung fisik wanita.
bakalan runyam hahaha.
Namun btw, apa hubungannya ngegym ama pipi lebar ya? hahaha
Setau saya, untuk mengecilkan pipi itu cuman bisa diet atau ke salon hahaha
Kecuali memang lengan atau body lainnya (DIBAHAS! HAHAHAHA)
Kadang dia kasih pendapat kita bantah (kita bisa juga yang salah). sebaiknya banyakin bilang "oww,,, dan kayaknya seh" kalau sama cewek biar aman,,, wkwkwwkwk
Cerpen yg relate banged sih ini mah. Kwkwkw gimana pun ya kebanyakan ciwik emang gtu, pdhal yg dibilang cowoknya juga bener. Tp tetep kesungging eh kesinggung
makanya kalau ngomong dijaga hahaha
sukanya mencari cela kekuragannya