Sebuah surat cinta yang bikin deg degan
Sebagai seorang karyawan yang ngekost di ibukota maka khanif sudah biasa belanja kebutuhan hidup sehari-hari setelah menerima gaji di sebuah minimarket dekat tempat kostnya.
Belanja seperti sabun cair, minyak goreng, dan terutama mie instan sekaligus. Alasannya apalagi agar kalo iya tidak pegang uang di tanggal tua, setidaknya ia sudah punya makanan sampai gajian lagi.
Tapi akhir-akhir ini pemuda berusia 23 tahun ini sering ke minimarket biarpun cuma untuk beli snack atau isi pulsa biarpun disebelah tempat kostnya ada konter.
Hal ini tak lain karena ada kasir baru di minimarket, namanya adalah Mira.
Mira adalah seorang gadis manis yang seumuran dengannya. Wajahnya kalem dan suaranya lembut, beda dengan Leni kasir lama yang digantikannya.
Khanif yang memang jomblo tentu saja sangat senang karena ia selalu dilayani dengan ramah.
"Sekalian beli roti nya mas? Ini mumpung lagi promo beli dua gratis satu."
Biarpun pemuda itu uangnya tinggal sedikit tapi ia mengangguk juga.
"Memang kalo tidak promo berapa kak?"
"Satu 10 ribu mas, jadi harusnya tiga 30 ribu tapi cukup bayar 20 ribu saja."
Anak muda itu tentu saja senang biarpun setelah sampai kontrakan ternyata rotinya 5 hari lagi sudah mau kadaluarsa.
Begitulah hari-hari ia lalui dengan tiada hari tanpa belanja ke minimarket. Mira juga sepertinya memberi hati dengan selalu menyapa ramah dirinya bahkan kadang ngobrol yang tidak penting seperti asalnya darimana, kalo tidak ada pembeli lainnya.
Khanif sebenarnya ingin meminta no hapenya agar ia bisa chatting dengan nya tapi sayangnya ia selalu grogi, tiap sudah di depan gadis pujaannya ia selalu tidak bisa bicara.
Sampai akhirnya suatu kejadian membuat ia membulatkan tekadnya. Ia tidak meminta no ponsel tapi menuliskan sebuah surat yang ia tulis dengan hati deg degan.
Setelah itu ia cari waktu di mana minimarket dalam kondisi sepi tidak banyak pengunjung.
Pemuda itu melihat Mira hanya sendirian, sedangkan teman kerjanya sedang sibuk menyusun barang di etalase.
Dengan hati agak gemetar, pemuda itu bicara dengan suara rendah setelah ia membeli cemilan.
"Kak, aku ada surat buat kakak. Tolong dibaca suratnya ya setelah sampai di rumah."
Gadis itu agak terkejut karena baru kali ini ada seorang pembeli yang memberikan surat kepadanya, tapi ia tetap mengangguk sambil tersenyum manis.
Hati khanif lega biarpun ia tahu kalo ini mungkin terakhir kalinya ia ke minimarket tersebut.
* * *
Jam 6 sore Mira baru sampai ke rumahnya. Biarpun pulang dari minimarket jam 4 sore tapi ia tidak langsung balik ke rumahnya karena ada keperluan.
Setelah sampai rumah, ia langsung membaca surat yang diberikan oleh pemuda yang sering belanja di minimarket tempatnya bekerja.
” Halo kakak yang manis. Sebelumnya perkenalkan namaku adalah khanif, anak dari Jepara yang sedang merantau ke ibukota.
Sebenarnya aku tidak enak menulis surat ini, tapi karena ada hal yang mengganjal di hatiku maka sebaiknya aku berterus terang agar hatiku plong. Sebelumnya aku minta maaf yang sebesar-besarnya kalo surat ku ini mengganggu kakak.
Kakak yang manis, tiga hari lalu aku belanja di tempat kakak. Belanja hanya 20 ribu dengan uang 100 ribu tapi mengapa kakak hanya mengembalikan 30 ribu. Jika memang karena lupa atau khilaf maka aku ikhlas kan dengan tulus, tapi jika untuk nombok pengeluaran mohon jangan diteruskan karena itu tidak baik. Terima kasih.”
TAMAT
Posting Komentar