Chat dari teman lama
Satria sedang chatting dengan istrinya ketika seorang gadis muda menghampiri nya.
"Maaf pak, bapak itu menawar Samsung A13 ini 2 juta 200 ribu, katanya buat belajar online anaknya. Uangnya cuma ada segitu, apakah dikasih saja?"
Lelaki itu terpaksa menyudahi chatting nya. Ia melihat seorang pria paruh baya dengan seorang anak laki-laki, entah SMP atau SMA di depan konter hape miliknya.
"Eni, sudah aku bilang kalo hape ini harganya 2,3 juta tidak boleh kurang, Kecuali kalo kamu mau aku potong gajinya untuk membayar kekurangannya. Kalo memang duitnya hanya ada segitu, tawari Samsung A12 saja, cuma 2,1 juta, itu juga bagus buat belajar online kok. Atau hape lain yang lebih murah kan banyak. Kalo ia tidak mau ya biarkan saja."
"Iya, maafkan aku pak." Gadis itu menunduk lalu kembali ke tempat kerjanya.
Satria duduk lagi lalu kembali membuka ponselnya, bukan untuk lanjut chatting dengan istrinya tapi untuk cek aplikasi belanja online warna oren dan hijau, barang kali ada yang pesan.
Saat sedang memeriksa itulah sebuah pesan masuk ke WhatsApp nya, sebuah nomor baru yang tidak dikenal.
"Halo."
"Halo juga, ini siapa ya?"
"Dih, masa ngga kenal sih, aku teman lamamu. Somse amat."
Baru buka percakapan saja sudah ngeselin. Ia mencoba mengingat ingat teman lamanya yang nyebelin.
"Oh, ini Agus ya?"
"Hehehe iya kang, aku Agus."
"Agus yang dulu waktu SD masih suka ingusan kan." Satria coba menebak.
"Iya kang." Jawabnya sambil memberikan emot nyengir.
"Wah tumben hubungi, ada perlu apa Gus, apa mau beli hape. Silahkan pilih saja yang mana, ntar aku kasih diskon deh buat teman lama."
Ia tidak langsung membalas. Beberapa saat kemudian barulah ia mengetik." Enggak kang, aku lagi ngga punya duit. Lagi nganggur."
"Emang kamu sebelumnya kerja apa Gus?"
"Kerja pabrik di Cikarang, tapi kena PHK tahun kemarin."
"Wah, banyak pesangonnya dong."
"Enggak kang, cuma dikasih sebulan gaji. Duitnya sudah habis."
Lama tidak ada yang mulai chat. Akhirnya ada pesan masuk lagi.
"Kang, aku pengin ngomong tapi ngga enak nih."
Satria mulai paham." Udah , terus terang saja apa mau mu Gus."
"Tapi ngga enak kang."
Beberapa saat ia sepertinya menulis tapi dihapus lagi, kemudian mengetik lagi." Sebenarnya, sebenarnya aku pengin pinjam uang kang."
Nah, benar kan tebakan ku batin Satria." Wah, aku lagi ngga pegang duit Gus, kemarin sudah buat belanja."
"Aduh kang, tolong dong. Aku perlu banget uang. Akang pasti punya duit simpanan kan. Pasti aku balikin kang, ntar aku tambahin dah."
Dasar ngga tahu diri, begitu kenalan langsung pinjam duit, mana maksa lagi batinnya tapi satria menulis lain." Emang perlu banget buat apa Gus?"
"Emak saya sakit kang."
"Ah, yang bener?"
"Sumpah kang, ini fotonya kalo kamu ngga percaya."
Tak lama kemudian sebuah pesan gambar muncul. Terlihat seorang wanita paruh baya sedang dirawat.
Satria bingung juga." Emang kamu perlu berapa?"
"Ngga banyak kang, hanya lima juta saja buat berobat emak."
Ngga banyak gundulmu makinya dalam hati." Wah, aku ngga punya duit sebanyak itu Gus. Duitnya sudah aku belikan aksesoris hape."
"Tiga juta deh kang, kalo ngga ada dua juta juga ngga apa-apa, nanti aku tambahin 500 ribu, jadinya 2,5 juta."
Wah ngga beres nih. Satria lalu menyimpan gambar itu lalu mencari informasi di internet. Viola, muncul gambar itu, ternyata gambar dari sebuah website berita tentang seorang ibu yang dirawat akibat DBD dan itu terjadi tiga tahun lalu.
Ia menyeringai yang tentu saja tidak kelihatan oleh lawannya." Emang sakit apa ibumu sampai di rawat Gus, sejak kapan?"
"Udah tiga hari, kena darah tinggi sama penyakit lainnya, biayanya sudah habis lima juta dan kata dokter kurang lima juta lagi. Tolong dipinjami ya kang. Pasti aku bayar kang." Jawabnya sambil memberikan emot dua tangan ditempelkan yang banyak.
Satria tidak langsung membalas. Ia buka aplikasi PicsArt lalu mengedit sebuah gambar dimana ia biasanya transfer uang kepada penyuplai tokonya, bedanya nama penerima dan jumlah uangnya ia edit. Memang sedikit beda dari aslinya tapi tak masalah. Kecuali yang biasa transfer bank pasti tidak tahu.
"Ya udah aku hutangi, lima juta deh, tapi janji bayar ya."
"Wah beneran kang, makasih banyak ya. Kamu memang teman terbaik." Pesan muncul diiringi emot senyum yang banyak.
"Berapa nomor rekeningnya."
"Ini kang, 7632-67995439-52-0, bank BRI atas nama Ahmad Jaenudin. Sekali lagi makasih ya."
"Lho, kok Ahmad Jaenudin, bukan Agus?"
"Aku tidak punya duit di bank kang jadi pakai temanku. Tenang saja kang, nanti aku bayar enam juta deh beberapa bulan lagi."
Sue terpaksa aku edit lagi namanya, batin Satria. Ia kembali membuka aplikasi lalu mengedit gambar sebelumnya. Ia melihat sekeliling, dilihatnya Eni sedang melayani seorang ibu-ibu yang menawar hape, sedangkan Hani temannya juga sedang menjelaskan fitur sebuah ponsel Android yang sedang dibeli oleh seseorang. Ia memang memiliki dua asisten di konternya.
"Oke Gus, sudah aku transfer lima juta. Ini bukti transfer nya." Katanya sambil memberikan gambar yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Oke, makasih banyak ya." Katanya sambil memberikan emot tertawa." Sebuah balasan muncul.
Tak sampai lima menit sebuah chat muncul lagi." Kang, kok duitnya belum datang ya?"
"Ya ngga tahu, mungkin belum sampai kali atau jaringan sedang sibuk. Atau mungkin sebenarnya sudah masuk tapi teman kamu si Ahmad bilangnya ngga masuk, uangnya mau buat dia sendiri."
"Ngga mungkin kang, ini ku cek sendiri." Ia keceplosan.
"Haahhh..."
"Eh, maksudnya hapenya dia yang ada nomor rekeningnya aku periksa, beneran belum masuk uangnya. Ini hapenya lagi aku pegang."
Ya iyalah memang nomor rekening kamu sendiri setan batin satria." Mungkin lagi delay kali, sabar dikit napa sih. Biasanya aku transfer memang ada yang lama setengah jam baru datang bahkan lebih. Memangnya bank cuma ngurusin kamu doang."
"Tapi, tapi biasanya kalo transfer satu dua menit sudah muncul kang. Ini beneran dikirim kan?"
"Woi, apa maksudmu aku nipu?" Satria langsung mengirim pesan sambil memberikan emot marah berwarna merah yang banyak, padahal dia sedang tertawa kegirangan karena sukses menjahilinya sampai Hani yang sedang duduk di depan etalase menengok, tumben bos nya tertawa. Satria mendehem.
"Bukan gitu kang, jangan marah, aku ngga nuduh kamu penipu."
Satria lama membalas.
"Kang, tolong aku pinjam duit lagi lima juta, jadi totalnya 10 juta, ntar aku bayar 15 juta deh, tapi tolong beneran di transfer ya."
"15 juta, kamu punya banyak duit dong Gus."
"Please kang, beneran nanti aku bayar."
"Kamu beneran Agus kan?" Ia pura-pura curiga.
"Iya kang aku Agus, masa curiga."
"Agus yang dulu sekelas di SD Kaligangsa kecamatan Cikande kabupaten Berau kan?"
"Iya kang, tolong langsung ditransfer 5 juta ya kang." Ia mulai tidak sabaran."
"Mbok kalo mau menipu jangan goblok lah, Kaligangsa itu di Tegal Jawa tengah, Cikande itu di propinsi Banten, sedangkan Berau itu Kalimantan Timur. Lagipula aku dan Agus itu dulu sekolahnya di Jakarta goblok hahaha..."
"Anjing, setan, kurang ajar..." Segala makian keluar.
" Halo cyber crime polri, tolong ditangkap penipu ini." Balasnya sambil memberikan sebuah kode untuk mention pihak yang berwajib.
Tiba-tiba muncul sebuah notifikasi.
Yah, baru segitu juga langsung main blokir, Satria hanya tertawa.
TAMAT
* Ini hanya cerpen tapi tetap saja kemungkinan ada penipuan seperti ini di dunia nyata.
* Sumber gambar dari google.
di dalam cerpen ini, yang ngechat soalne ga bilang dulu nama dia siapa..pas tokoh satrianya sebut agus, ya si penipune bilang iya iya wae ya..taunya no rekeningnya beda, bukan atas nama agus...tapi atas nama orang lain. Berarti dia cuma ngaku ngaku namanya agus...huhu.....ikut skenario pas diarahkan satrianya, taunya satrianya pinter bisa ngerjain balik...harusnya kalau dah liat nama dari rekening tersebut udah terlacak ya...
jaman sekarang itu ngeri...ga yang gaptek ga yang melek teknologi kalau lengah juga bisa jadi korban...makanya hati hati itu perlu. Apalagi kemaren sempet rame yang aplikasi check resi ama kenaikan tarif yang mengarahkan ke link phising dari upaya menarget secara social engineering...huhu...Seram.. gegara itu mbul jadi ati ati banget dan berusaha untuk paham apa itu edukasi tentang hape, salah satunya bisa belajar dari mas...soale mas sering share tentang tutorial tekno dan android...kalau di youtube yang banyak ngeshare edukasi tentang smartphone agar ga disalahgunakan ama tangan tangan tidak bertanggung jawab yang meresahkan itu aku nemu dari chanelle Mr Bert mas...di situ Mr Bert banyak mengedukasi masyarakat awam biar paling ga kita bisa waspada sama yang namanya scammer.. Berharap semoga kemajuan teknologi itu dibarengi dengan benteng pertahanan digital yang kuat (cyber securtynya...) Amin ya Rob... 😇🥺
modus penipuan gini emang masih sering ya mas, hati-hati aja, soalanya dulu aku juga pernah dapet sms mama minta pulsa :D
Mak saya yang tidak panik, langsung telpon saya yang lagi tidur nyenyak di atas kasur.
Dan polisi-polisian pun langsung menutup telpon sebelum mak saya menggelar tausiah.
Kemungkinan hal-hal tersebut terjadi karena ada kebocoran data pribadi yang disalah gunakan oleh orang yang jahat.
Maka dari itu, jaga sebaik mungkin data kita.
Belum lama saya juga dapat undian katanya dari XL anda menang hadiah lomba kicau burung mania sebesar 50 juta.🤣🤣🤣
Perasaan dari kecil gue kaga hobi main burung kicau.🤣🤣🤣 Kecuali burung anu beda lagi.🤣🤣🤣
Banyak jenis penipuan di kota ya mas, klo aku di desa alhamduliĺah hp ku sepi dari sms/chat penipuan.
Tapi klo di Internet aku pernah sengaja minta di tipu, utk mempelajari pola tipuannya, situs penghasil cuan dgn bayaran gede, dlm 3 hari mendapat $200, pas mau penarikan eh kita disuruhnya bayar dulu sebesar $50, wkwk begitu rupanya cara dia menipu.
Kesel mas Ama penipu macam begini. Kita mah yg pinter2 mungkin ga ketipu, tapi kasian ibu2 yg gaptek atau bapak2. Heran Yaa penipu gini kok ga takut makan uang haram 😖
Meresapi sekali ketika bacanya, karena seperti kisah nyata 😚