Bertemu Kunti saat ngojek malam
Adzan isya terdengar di kejauhan bertanda hari sudah malam tapi aku belum pulang. Maklum aku masih harus mencari rejeki lebih giat lagi.
Teringat ia percakapan dengan istrinya beberapa hari lalu.
"Mas, ini jumlah iuran untuk kenaikan kelas Afika." Kata istriku sambil memberikan sebuah kertas yang berasal dari sekolah dasar tempat anakku belajar.
Aku raih kertas putih itu dan agak terkejut melihat nominal yang harus dibayarkan. Jumlahnya hampir 500 ribu.
"Dan ini dari sekolah MDA (madrasah Diniyah Awaliah) untuk kelulusan nanti."
Makin pusing aku melihat jumlahnya yang 11 12 dengan iuran kenaikan kelas SD. Disini untuk masuk SMP memang diwajibkan masuk MDA minimal dua tahun agar bisa masuk SMP, makanya mau tak mau ya dijalani. Uang di dompet cuma ada 200 ribu, masih kurang banyak.
Untuk itulah aku masih nongkrong di pinggir jalan biarpun hari sudah malam. Habis Maghrib tadi istriku nelpon, cuma aku bilang bentar lagi pulang. Hari ini lumayan dapat 80 ribu, tapi buat keperluan sehari-hari saja 50 ribu, sisanya untuk kebutuhan sekolah.
Tiingg, sebuah notifikasi masuk hape infinix hot 8 ku yang layarnya sudah mulai kusam dimakan usia. Ternyata ada sebuah orderan. Segera saja aku menuju ke tempat kostumer, yang ternyata seorang wanita. Sepertinya ia baru pulang kerja.
"Ke perumahan ini ya mas." Kata nya. Aku segera mempersilahkan ia naik.
Sudah 15 menit berjalan aku dan dia hanya saling diam. Akhirnya untuk memecahkan suasana sepi aku bertanya.
"Rumahnya disana ya kak."
"Enggak mas. Ada saudara ku di sana, ingin ketemu saja karena sudah lama tidak bertemu. Aku dari Kasemen Serang kota."
Aku hanya mengangguk dan kembali diam. Suasana juga kembali sunyi. Maklum, perumahan yang hendak kami tuju itu hanya perumahan kecil, kalo tak salah hanya ada sekitar 50 rumah saja, bahkan yang terisi hanya separuhnya karena orang malas ambil perumahan disana karena jalan menuju kesana jelek biarpun murah angsurannya. Selain itu juga cukup jauh dari jalan raya.
Kiri kanan jalan masih ada beberapa kebon kosong yang biasanya ditumbuhi ilalang atau pohon mahoni. Tak heran agak gelap, mana tidak ada lampu jalan umum lagi. Aku sendiri cukup jarang dapat orderan kesini, rata-rata penghuni perumahan sudah punya motor sendiri.
Aaagghhhhh...!
Tiba-tiba penumpang dibelakang ku teriak histeris. Tentu saja aku kaget bukan main dan berhenti.
"Kenapa kak?"
"Ada... Ada Kuntilanak di atas." Katanya terbata-bata dengan suara ketakutan. Refleks aku melihat ke atas, dan benar saja, di salah satu pohon mahoni yang tinggi besar aku lihat ada sesosok wanita tengah nangkring diatas pohon memperhatikan kami berdua.
"Astaghfirullah, ayo kita cabut saja kak. Permisi mbak Kunti, kami numpang lewat jangan ganggu kami."
Aku segera ngebut masuk ke dalam perumahan, tidak perduli biarpun jalannya agak jelek. Alhamdulillah makhluk halus itu tidak mengejar kami. Mungkin karena aku tadi permisi batinku.
Aku segera mengantarkan dia ke tempat tujuannya.
Alhamdulillah, biarpun agak jauh tapi senang karena dapat tambahan 25 ribu. Sebenarnya dapat 30 ribu lebih cuma kena potong biaya aplikasi ojek online ini.
Aku berhenti dulu sejenak untuk menghilangkan rasa takutku. Aku menolak ketika penumpang tadi menawari minuman dan menyuruh masuk.
Setelah hatiku tenang aku lalu baca ayat kursi dan pergi. Aku terpaksa balik lagi ke jalan tadi karena hanya itu satu satunya jalan keluar masuk.
Sambil lewat aku coba lirik ke atas. Agak merinding juga karena Kunti itu masih nongkrong di pohon tinggi besar itu. Edan, berdedikasi juga nih mbak Kunti.
Setelah jauh dari perumahan itu barulah hatiku lega. Kucoba lihat spion, tak ada penampakan. Aku coba tengok ke belakang, syukurlah tak ada penumpang gelap.
Tiba-tiba hape ku berbunyi sehingga jantung ku hampir copot karena kaget. Kulihat ternyata istriku yang menelpon.
Kok belum pulang mas, ini udah malam.
Ini lagi dalam perjalanan pulang dek.
Aku sampai rumah jam 9 lewat. Aku berikan uang 80 ribu sedangkan sisanya 25 ribu untuk ongkos bensin besok.
* * *
Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Cerita soal makhluk halus itu aku ceritakan pada temanku di tongkrongan ojek, ada yang percaya ada juga yang tidak.
"Kenapa kamu ngga rekam Gus?"
"Boro-boro merekam, ngelihat saja sudah takut. Kalo direkam takutnya malah nanti keluar dari hape pas di tonton, kan bisa jantungan."
Hingga seminggu kemudian aku kembali dapat order ke perumahan tersebut dari seorang bapak separuh baya.
"Maaf mas, bapak hanya punya uang 22 ribu saja, mau tidak antarkan bapak kesana. Motor ku tadi mogok di jalan jadi terpaksa nginap di bengkel. Sisa uang tinggal segini saja." Katanya sambil memberikan dua lembar uang kertas, satu warna hijau dan satunya agak mirip juga. Di pangkalan ojek itu hanya ada aku, temanku yang lain sudah pada pulang.
"Boleh pak. Ayo naik." Kata ku menyanggupi. Ku pikir karena masih sore lah, baru jam setengah tujuh ini. Mana mungkin sore-sore begini kuntilanak sudah muncul.
Setelah setengah jam karena aku sengaja menjalankan motornya dengan pelan akhirnya aku sampai juga di gerbang masuk perumahan itu yang ada pohon mahoni nya di pinggir jalan.
Astaghfirullah, ternyata Kunti itu sudah nangkring di atas pohon dan seperti sedang menatapku seperti seorang pacar yang sudah lama menunggu ku.
Buru-buru aku kencangkan laju kendaraan roda dua ku sehingga bapak itu agak kaget tapi ia diam saja.
Aku berhenti sejenak untuk menenangkan diri.
"Kenapa mas?" Tanya bapak tersebut, mungkin melihat aku tidak segera pergi atau mungkin wajahku yang nampak pucat.
"Anu pak, tadi di pohon depan perumahan ada kuntilanak."
"Ohhh, itu hanya manekin mas. Sengaja taruh disitu agar maling tidak masuk kesini." Ujarnya tenang tanpa rasa bersalah.
WHAT! BGST.
TAMAT
🤦saya bacanya udah serius ..ternyata cuman boneka manekin 😆..eeh..tapi biasanya juga kalo saya naik ojek jarang ngobrol sih mas ama tukang ojeknya, awalnya aja pas mau naik sama pas mau turun karna mau bayar😁
BalasHapusKirain mbak Kunti beneran ya mbak.🤭
HapusIya mbak, tukang ojek juga kadang segan mau ajak bicara.
Untungnya cuma boneka klo bneran aku yakin gada yg berani lewat disana 😅 tapi bisa jadi nanti kunti beneran masuk ke manekin itu, ihh seram wkwk..
BalasHapusIya bisa jadi kunti di blog Mas Khanif masuk ke manekin itu terus pas ada orang lewat dia minta sprite 🤣
Btw belakangan ini film horor lagi nauk daun mas menembus pasar internasional, KKN desa Penari tayang di USA, dan menyusul horor lainnya film Siksa Kubur booming juga di tanah air, dan muncul horor lainnya lagi film Habis Magrib dan film Kiblat tapi yg ini menuai kontroversi 😅
Bisa jadi Kunti nya mas khanif mampir ke pohon mahoni itu lalu nongkrong.😁
HapusPerasaan film horor Indonesia mah sudah sejak dulu naik daun kang, seperti film Suzanna itu. Kalo sekarang makin laris seperti KKN desa penari dan pengabdi setan
Dulu mgkn larisnya cuma di lokal aja mas, skrg larisnya di luar negri, atau dari dulu kah sdh laris di luar negeri 😅
Hapusyailah semua yang baca diaini di prank sama boneka kunti, si bapaknya nih becanda ya :D
BalasHapusBapaknya harus di prank juga pakai pocong kali ya mas.🤣
HapusDi prank pake rekaman suara guguk aja 😂
HapusPakai guguk hantu yang ga keliatan ya, jadi ada suara tapi ga ada wujud.😂
HapusGue curiga bapak itu yang pasang boneka kuntilanak.🤣
BalasHapusKampret memang, harusnya dikasih duit lebih banyak lagi ya.😂
Hapusalahai.. patung aja kah.. menakutkan sungguh letak patung pontianak
BalasHapusBukan patung tapi boneka mbak
Hapus🤣🤣🤣🤣🤣🤣. Ampuh sih memang, mungkin aku juga ga mau datang kesana kalo liat begituan. Tapi pasti heran, lah biasanya ga indigo, tp kok bisa lihat 🤣.
BalasHapusHrsnya lebih totalitas warga di sana. Kalo siang manekinnya diturunin, ntr Orang2 jadi tahu patung doang 🤣🤣
Katanya kalo siang memang diturunkan mbak, sebelum Maghrib baru pasang.😂
Hapusya ampun
BalasHapussaya sudah merasa ketipu nih
haha
Ada ada saja ide biar maling ngga datang ya mas.😅
HapusSudah baca serius sampai merinding. Eh tahunya prank manekin.
BalasHapusMemang sengaja nge prank. Kasihan aku ketipu.😂
HapusKena prank nih, nanti bikin part berikutnya manekinnya kesurupan Kunti kayaknya bakal lebih seram deh
BalasHapusWaduh, ntar jadi kayak film dong, kuntilanak kesurupan pocong.😱
HapusYaa emang ampuh sih, tapi sangat meresahkan bagi yang tidak tahu..hahhaha
BalasHapusaku juga pernah melihat maneqin ditaruh seperti ini mas. Tapi kami langsung sadar kalau itu maneqin. Entah ada yang iseng atau memang sengaja untuk mencegah orang jahat. tapi lumayan menyeramkan bagi yang tidak tahu.
Betul mas Rivai, waktu pandemi korona juga banyak yang pasang boneka pocong agar orang tidak kelayaban.
HapusSelamat hari raya idul Fitri Mas, minal aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin. 🙏
BalasHapusBtw mau nanya, Mas Agus pernah ada di Group WA MWB PA kan dulu, mas msh ada ga disana, saya cari2 ga ketemu, soalnya hanya nomor tanpa nama, klo mas mau gabung lagi, ayuk ajak Khanif atau Wawan juga, atau siapapun biar seru 😂
Mohon maaf lahir dan batin juga kang Jaey.🙏
HapusAku udah dimasukin lagi kok sama pak Nana di grup WA itu. Kalo nomor khanif sama Wawan aku ngga tahu.🙏
Aduh, kalo aku sepertinya tidak berani lagi ke sana, takutnya malah terbawa mimpi.
BalasHapusSelamat hari raya idul Fitri.🙏
Mendingan ngga usah kesana kalo ngga ada keperluan.😀
HapusMohon maaf lahir dan batin juga.🙏
Awalnya seram tapi ternyata plot twist ya :D Kalau gak salah di real life juga ada deh, tapi pakai manekin pocong. Bagus juga idenya, ketika keamanan gak mempan keluarkan jurus hantu-hantuan, hahaha xD
BalasHapusSengaja bikin cerita emang yang plot twist.😀
Hapushahahaha endingnya, astagahhh. Kemarin aja aku ga berani baca tulisan ini malem malem dan baru kali ini aku buka lagi hahaha
BalasHapusSeperti biasa, cerpen-cerpen Bang Agus selalu memukau. Terima kasih ya Bang.
BalasHapusMaaf baru berkunjung setelah sekian purnama, Hehe
Setelah beberapa bulan akhirnya bisa berkunjung lagi...ternyata belum ada cerita barunya hehe.Ditunggu ya cerita barunya :)
BalasHapusItu hanya manekin, Mas, kata si bapak, hehe...
BalasHapushehehe...
BalasHapus👍👍