Membeli gorengan untuk makan siang
Tiinggg, sebuah notifikasi masuk ke hapenya. Khanif buru-buru melihat dan ternyata ada sebuah order masuk. Segera pemuda itu memacu motornya ke tempat yang pesan.
"Kak Eni ya?" Tanya khanif ketika melihat customer nya.
Gadis yang mengenakan baju hijau dengan memakai jilbab itu mengangguk. Ia segera naik ke jok belakang motornya.
"Ke BCA ya kak."
"Iya mas, tolong cepat sedikit ya karena aku ada perlu."
"Oke kak."
Pemuda itu segera membawa motornya melaju ke tempat tujuan dengan cepat tapi tetap mengutamakan keselamatan dan kenyamanan.
"Ini uang nya, makasih mas." Ujar gadis itu sambil memberikan uang dua lembar warna merah bergambar pahlawan nasional dari Papua.
Tukang ojek online itu mengangguk sambil mengucapkan terima kasih juga.
Ia melihat hapenya, tak ada orderan baru lagi.
Kruyuk-kruyuk, perutnya mulai berbunyi. Ternyata sudah jam 11 perutnya mulai keroncongan minta diisi. Ia punya warung nasi langganan yakni warung Padang serba 10 ribu, biarpun murah tapi enak, tapi sayangnya tempatnya agak jauh dari sini. Nanti sajalah lagipula belum lapar sekali.
Pemuda itu tengok kiri kanan. Ada tukang gorengan yang sedang mangkal. Sebaiknya ia beli beberapa untuk ganjel perut.
Segera saja ia menuju ke sana.
Di penjual gorengan itu ada seorang lansia yang hendak beli juga. Kakek itu memakai kaos polo yang sudah pudar. Umurnya sepertinya seumuran dengan kakek nya, mana jalannya juga sudah agak sempoyongan.
Melihat kondisi kakek tersebut hati khanif tentu saja terenyuh.
"Beli gorengan dua ya, buat ganjel perut."
Kakek itu bahkan menolak ketika gorengannya hendak dibungkus pakai plastik.
Khanif kan hatinya lembek kayak oki jelly drink, tidak bisa melihat hal seperti itu. Pikirnya kasihan banget nih kakek, makan siang cuma pakai gorengan mana cuma dua biji lagi. Ah, kalo duitnya banyak pemuda itu ingin belikan sekalian dengan gerobaknya, biar kakek itu bisa makan gorengan sepuasnya sampai lebaran.
Habis tanya harganya, orang tua itu mengeluarkan dompetnya. Tangannya agak gemetaran.
Tambah kasihan pemuda itu melihatnya, pasti perutnya masih lapar makanya tangannya gemeteran. Ah, sebaiknya ia bayarin saja gorengan nya tadi.
Pak, ngga usah bayar biar aku yang bayarin.
Tapi sebelum khanif ngomong seperti itu, kakek itu sudah membuka dompetnya dan ternyata...
Dalam dompetnya sih uangnya sedikit hanya beberapa lembar uang receh dan uang gambar bung Karno tapi CC nya numpuk, dan yang paling depan itu BCA Black card, kartu kredit untuk nasabah prioritas yang memiliki tabungan minimal 500 juta.
Belum lagi pas balik badan, kaos polo warna kusam yang ia remehkan itu ternyata Ralph Lauren. Busyet, itu bisa buat cicilan 3 bulan kredit motornya, hikss...
Mamam tuh kasihan.
Yang lebih ngenes, kakek itu jalan ke mobil Pajero sport yang pintunya di bukakan oleh seorang supir pribadi. Jangan-jangan kakek itu old money nasabah prioritas BCA.
Sebelum kasihan dengan orang lain, kasihanilah dirimu sendiri.
Tamat
ternyata super duper kaya
tapi emang udah keburu baik ya, ya mau gimana lagi, nasi udah jadi bubur :D
kadang kita tuh memang gak bisa menilai seseorang hanya dari luarnya aja ya hehehe