Membeli kerupuk di taman kota
Di sebuah taman kota
Herman dan Lina sedang bersantai di taman kota untuk menikmati hari libur dengan berduaan. Cuaca yang cerah menambah suasana makin asyik.
Setelah membeli gorengan, es cendol dan minum berdua mereka lalu duduk di sebuah bangku sambil menikmati pisang goreng.
"Om, beli kerupuknya om."
Sebuah suara memelas datang. Lelaki itu menengok dan melihat seorang anak kecil berumur 10 tahun sedang menjajakan kerupuk dengan menggunakan pikulan.
Melihat anak kecil itu, Herman tentu saja kasihan. Ah, masih kecil tapi sudah bekerja cari duit.
"Ngga sekolah nak?"
"Enggak om, enggak ada duit." Jawabnya dengan nada memelas.
Tentu saja Herman makin kasihan. Ia teringat waktu sekolah SD juga kadang jualan gorengan setelah pulang sekolah di terminal.
"Dek Lina, aku beli ya."
"Ngga usah mas, aku dan mas kan ngga suka kerupuk. Nanti siapa yang makan."
"Nanti aku yang makan kerupuk nya, ngga usah khawatir. Kalaupun ngga habis bisa kasih tetangga."
Lina akhirnya mengalah, kalo suaminya sudah niat maka pasti di beli.
"Nak, beli kerupuknya dua ya."
"Iya om." Mukanya langsung girang.
Ah hati Herman tentu saja ikut senang. Agar istrinya percaya ia membuka sebungkus dan langsung dimakannya.
Rasa kerupuknya biasa saja, sama seperti di warung Bu Ani langganan makan siangnya. Biarpun begitu tetap ia makan sampai habis.
"Berapa nak?"
"50 ribu sebungkus om, dua bungkus jadi 100 ribu."
Jedaarrrrr!!!
Herman tentu saja kaget bukan main, soalnya di Bu Ani kerupuk harganya cuma 3 ribu. Mau menolak tapi sudah dimakan.
Sementara itu di bangku sebelahnya, dua orang sedang memperhatikan yaitu khanif dan Miranda pacarnya.
"Lihat tuh mas, kasihan mereka pasti jadi korban anak itu." Kata Miranda.
"Iya sayang, mereka pasti jadi korban." Jawab khanif sambil memegang dua plastik kerupuk juga.
Tamat
Karena sudah hampir Maghrib ia memutuskan untuk pulang dulu.
Saat dalam perjalanan pulang ia melihat seorang ibu-ibu sedang berjualan jamu. Wajahnya kelihatan memelas.
"Mau jamu mas?" Tanya ibu itu sumringah.
Sebenarnya khanif kurang suka jamu, tapi melihat keadaan ibu tersebut hatinya yang memang lembek seperti ubur-ubur langsung meleleh.
"Jamu pegal-pegal Bu."
Pemuda itupun langsung minum jamu segelas.
"Berapa Bu?"
"50 ribu mas."
Dan kini khanif pulang ke rumah dengan hati bingung karena tidak punya uang sama sekali.
Tanya dulu sebelum membeli, pastikan harganya dulu
nih anak sekolah dimana soal kebohongan gini hahaha
ternyata korbannya ga cuman mereka aja :D
Tak sangka kena kibuli
Itu kenapa khanif tidak ngomong ke Herman ya, tega bener ngga ngasih tahu.😂