Kisah Khanif dan Amira
Siang itu kantor polisi di Donorojo ramai oleh puluhan warga. Bukan karena ada demo tapi karena warga ingin melihat kasus yang sedang terjadi.
Khanif, seorang pemuda di tangkap oleh polisi, bukan karena kasus pencurian atau pemerkosaan tapi karena ia telah menabrakkan mobilnya ke sebuah hajatan perkawinan.
Insiden ini menyebabkan beberapa orang luka, sementara acara kawinan sendiri kacau balau. Beberapa orang yang luka di bawa ke klinik tidak jauh dari lokasi kejadian. Sementara khanif tentu saja diamankan oleh polisi dan dibawa ke pos di Donorojo.
"Khanif, coba jelaskan itu kronologi, kenapa kamu tabrak acara kawinan?"
"Jadi begini pak polisi. Aku bawa mobil habis dari terminal. Lalu pas di pertigaan jalan disana tiba-tiba entah kenapa remnya blong."
"Lalu?"
"Karena rem blong maka aku pikir kalo lurus terus maka mobil ku bisa nabrak tembok dan rusak parah. Kalo belok kiri ada acara hajatan, sedangkan kalo belok kanan ada dua orang sedang nongkrong pacaran."
"Kenapa kamu tidak arahkan ke dua orang itu?"
"Memang itu pilihan saya pak."
"Lalu, kenapa kamu malah nabrak acara hajatan?"
"Begini pak, tadinya emang mobil nya ku arahkan ke mereka berdua, tidak nyangka mereka berdua malah lari ke acara kawinan, jadi terpaksa aku ikuti terus mereka berdua sampai nabrak tenda hajatan."
Plaakkkkk.
Akhirnya khanif pun dipenjara dan disuruh ganti rugi.
* * *
Karena bukan kasus berat maka pemuda itu hanya dipenjara selama beberapa Minggu saja berkat orang tuanya yang memang tajir di daerah Donorojo. Lagipula tak ada korban yang menuntut setelah menerima ganti rugi.
Selama di penjara ia diperlakukan baik sehingga akrab dengan beberapa polisi di sana.
Setelah sebulan keluar penjara maka pemuda itu kumat lagi iseng nya.
Suatu malam ia menelepon Satria, polisi yang akrab dengannya.
"Selamat malam, apakah ini kantor polisi?"
"Benar, ini siapa dan ada perlu apa?"
"Saya khanif pak satria mau laporan, disini barusan ada kecelakaan.
"Hah, dimana kecelakaannya khanif?"
"Disini, korban masih tergeletak di jalan."
"Oke, aku catat alamatnya, apakah korban masih hidup dan ada yang menolong."
"Tidak pak, korban sudah mati tapi tidak ada yang menolong. Beberapa orang lihatin saja sambil lewat tidak ada yang peduli."
"Hah, kok bisa?"
"Bisa pak, karena korbannya tikus yang barusan ditabrak motor."
"Sueeee lu."
* * *
Seperti biasa kalo hari Minggu maka khanif suka jalan-jalan dengan mobilnya. Cuma bedanya jika biasanya ia ke kota maka kali ini pemuda itu ke desa menengok neneknya.
Di rumah neneknya pemuda itu berkenalan dengan Amira, seorang gadis manis yang masih tetangga neneknya.
Begitu melihat gadis itu maka khanif langsung kepincut dan mbribik (pedekate). Iapun meminta no WhatsApp nya pada sepupunya. Singkat cerita akhirnya mereka pacaran.
"Ka khanif, beneran nih serius dengan aku?" Tanya Amira lewat pesan WA suatu kali.
"Serius to sayang."
"Iyo kah?"
"Pokoknya kita berdua ini seperti hape dengan kartunya. Kita saling melengkapi. Kaka jadi hapenya, Mira jadi kartunya."
"Aduh so sweet. Kita berdua saling melengkapi ya. Makasih banyak kaka sayang." Balas Amira sambil tak lupa menambah emot love yang banyak.
Pemuda itu hanya senyum-senyum saja melihat balasan WhatsApp pacar barunya. Untung kamu ngga tahu Mira, ini hape bisa dua kartu.
* * *
Sekarang pemuda itu pacaran dengan Amira tapi sayangnya hubungan mereka kini sedang retak karena pemuda itu ketahuan jalan bareng dengan Windi, temannya Amira, yang menyebabkan pacarnya ngambek dan minta putus.
Pemuda itu lalu menelpon pacarnya.
"Halo sayang, aku minta maaf nih, kita balikan lagi ya, Kaka janji tidak akan selingkuh lagi."
"Apa balikan. Apa kaka pikir semudah itu?"
Pemuda itu kembali minta maaf sambil menggombal tapi Amira masih marah.
"Kaka coba ambil sebuah gelas."
Walaupun tidak mengerti maksud pacarnya tapi khanif menurut saja mengambil sebuah gelas.
"Coba Kaka banting gelas itu ke lantai."
Prakkk, pemuda itu menjatuhkan gelas tersebut.
"Coba Kaka lihat, gelas itu pecah berkeping-keping, begitu juga hati Amira kaka, tidak akan bisa kembali utuh."
"Tapi sayang, gelas itu tidak pecah."
"Haahhh, kok bisa."
"Sebab gelas yang mas jatuhkan itu gelas plastik."
"Eh, dasar buaya ya."
Khanif lalu menggombal lagi dan karena memang gadis itu masih sayang akhirnya mereka pun pacaran kembali.
TAMAT
