Menjaga toko di desa itu perlu kesabaran

Table of Contents

 


Selain mengajar ibu-ibu mengaji Amira juga memiliki kegiatan lain di desanya yaitu menjaga toko kelontong milik orang tuanya. Sebenarnya gadis manis itu ingin bekerja di pabrik saja biar ada penghasilan, tapi karena ia percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu maka ketika ibunya bilang "kamu bantu ibu jagain toko saja ya." Ia pun manut.

Tapi jalan ke surga memang tidak mudah, karena dalam jaga toko itu banyak cobaan nya terutama dari pembeli yang nauzubillah nggateli.

Contohnya pagi ini.

Amira sedang melayani para bocah cilik yang saling berebutan dilayani. Maklum toko ibunya dekat sekolah dasar ( SD ).

"Kak Ami, beli susu coklat kak." Teriak seorang bocah yang tubuhnya kerempeng tapi suaranya cempreng.

"Kak, beli teh rio satu kak, ini uang nya dua ribu, kembalian 1000 mana kak. Sedotannya juga kak." Teriak anak lain ngga mau kalah, begitu juga anak yang lain minta beli permen sambil jejeritan.

Belum cukup chaos, seorang ibu-ibu datang teriak dari depan toko.

"Mira, beli tabung gas ya. Harganya 21 ribu kan. Ini uangnya 25 ribu sini kembalian nya 4 ribu. Ini kosongan nya aku taruh disini ya." Teriak nya tak mau kalah dengan anak-anak.

Mana mungkin aku bisa mendengar mu wahai ukhti, sementara di depannya para bocah berteriak kesetanan sambil mengayunkan uang dua ribuan minta jajan.

"Mira, mana karet sil merahnya, takutnya ngga ada karetnya. Kembaliannya jangan lupa ya." Kata ibu tersebut sambil menyodorkan uang 25 ribu.

Gadis manis berjilbab hijau itu cuma bisa menyeka keringat nya." Iya Bu, sabar bentar ya ."

Akhirnya keadaan chaos itu lewat juga.

Tapi baru 10 menit ia santai sebuah sepeda motor berhenti dan bapak penunggang nya sudah teriak keras-keras." MBAK, JUAL PLASTIK BUAT STNK NGGA!!!."

Seakan itu belum cukup, motornya tidak dimatikan sehingga suaranya beradu dengan suara knalpotnya yang cempreng. Mana anaknya merengek nangis minta turun ingin jajan es krim. Kaffah sudah, ini mau belanja apa ngajak berantem coba.

Untungnya setelah dilayani pembeli itu langsung pergi dengan rengekan tangis anaknya yang gagal dapat jajan.

"Mbak, beli pulsa ya." Teriak seorang bapak-bapak seumuran dengan bapaknya.

"Beli berapa pak, tulis nomer nya disini ya pak." Kata Amira sambil menyodorkan kertas putih yang memang khusus untuk transaksi pulsa dan paket internet.

"Pulsa 10 ribu saja, ini nomornya." 

Baru gadis ayu itu mau mengetik di handphone nya bapak itu bertanya. " Kok pulsanya belum masuk?"

Astaghfirullah, belum kirim SMS ke nomor center pulsa gimana mau masuk pulsanya, emangnya warungnya Kanjeng Dimas apa.

"Belum pak, sabar ya."

Tak sampai satu menit, hape bapak tersebut berbunyi ada SMS masuk.

"Oh sudah masuk. Makasih ya."

Tak lama kemudian ada seorang anak SMP yang datang.

" Kak, beli paket data Axis ya, yang 3 gb saja. Ini nomor nya."

"Oke."

Amira lalu mengetik.

"Kok belum masuk kak."

Ya sabar dek, aku saja yang belum pernah ngobrol sama ustadz khanif saja bisa sabar.

Uhuk ~

Tak lama kemudian ada notifikasi di ponsel pembeli nya 

"Oh sudah masuk, berapa kak."

Gadis itu menyebutkan harga yang langsung dibayar.

Untungnya tidak semua pembeli tidak sabaran. Ada juga yang sabar dan tidak banyak tingkah sehingga Amira jadi ceria melayaninya.

Selanjutnya...

"Mbak, ada obat batuk ini ngga?" Tanya seorang ibu-ibu sambil menyodorkan sebuah kardus merk obat batuk.

"Aduh maaf Bu, kebetulan lagi habis. Tapi di sana ada apotek, tinggal cari disana biasanya ada. Banyak juga obat batuk lainnya." Kata gadis itu sambil menunjukkan sebuah toko yang tidak terlalu jauh dari tokonya, paling hanya 100an meter saja.

"Aku malas kesana, bagaimana kalo mbak saja yang kesana beli, nanti aku jagain tokonya."

Astaghfirullah, ada saja pembeli macam ini." Aduh maaf Bu ngga bisa, kalo ada yang beli bagaimana, apa ibu tahu harganya? Lagipula dekat kok apotek nya, paling hanya 5 menit."

Ibu-ibu itu manyun." Ya udah."

Ia lalu pergi. Amira kira ibu itu pergi ke apotek, tapi ternyataaaa ia malah balik ke rumahnya yang berlainan arah. Sekarepmu lah.

Pembeli lain pun datang lagi.

"Mbak, ada buku maulud Habsy tidak?" Tanya seorang bapak-bapak. Tokonya memang menjual berbagai keperluan sekolah karena dekat SD seperti kertas buffalo, buku tulis, kertas polio, dan juga beberapa buku seperti iqro untuk mengaji.

"Aduh maaf pak, disini tidak jual."

"Dimana ya beli nya?" Bapak tersebut bertanya bingung.

"Ke Toko Prima saja pak. Tokonya dekat masjid Baitul Izzah, tidak jauh kok. Disitu jual berbagai jenis buku agama."

"Bagaimana kalo mbak yang beli saja, nanti besok aku kesini beli."

Amira hanya bisa ngelus dada, padahal toko itu tidak sampai 5 menit kalo naik motor, kok ya ngga mau.

Dan seperti ibu-ibu tadi, bapak-bapak tadi pun bukanya pergi ke Toko Prima tapi malah balik ke rumahnya.

Duh duh duh bapak ibu, kalo mau semua barang serba ada, belinya di surga saja ya.

TAMAT 

4 komentar

Comment Author Avatar
13 November 2025 pukul 18.54 Delete
Ih pingin nampol ibu-ibu ama bapak"tadi rasanya, belum lagi kalo pas ketemu pelanggan yang sering kasbon, bayarnya nti-nti aja kalo inget, tapi giliran butuh pasti selalu ngantri paling depan, sampe catetannya panjaaang😁
Comment Author Avatar
13 November 2025 pukul 20.31 Delete
Kok mbak Heni tahu banget pelanggan ngutang, apa jangan-jangan punya toko juga dan yang ngutang berderet-deret ya 😂😂😂
Comment Author Avatar
13 November 2025 pukul 19.33 Delete
Halooo!! Perkenalkan saya blogger baru disini. Masih zaman yaa ngeblog hari gini.🤣🤣🤣🤣🤣

Harusnya Amira jaga tokonya sama ustad Khanif. Pasti ntar dibuatin Qris jadi Amira tinggal plototin aja tuh Hp nunggu duit masuk.🤣🤣🤣 Urusan pembeli rewel biar Khamir yang nanganin.🤣🤣🤣
Comment Author Avatar
13 November 2025 pukul 20.34 Delete
Kurang tahu ustadz khanif mau apa enggak, soalnya dia kan sudah punya idola sendiri yaitu...🤣

Kalo di kota banyak yang pakai Qris, tapi kalo di desa disuruh bayar pakai Qris?

Apa itu Qris, tiap malam satu suro dimandiin kembang ngga qris nya? 🤣🤣🤣