Kelakuan aneh karena Corona
"Kamu kenapa Jaey?" Tanya Herman ketika melihat teman sekantornya itu seperti menghisap bau minuman yang tadi dipesannya. Ia bertanya karena biasanya temannya itu kalo pesan kopi pada office boy ya langsung diminum.
"Ini Her, aku lagi mencium aroma kopi. Syukurlah masih terasa aromanya?" Jawab yang ditanya.
"Lha, tumben amat, biasanya langsung minum saja."
Jaey hanya tertawa." Ya, takut saja aku kena anosmia."
"Anosmia, apa itu? Apa sejenis makanan atau minuman baru ya?"
"Ah, kudet apa kamu Her. Anosmia itu kondisi dimana kita tidak bisa mencium bau apapun dan juga tidak bisa merasakan rasa apa pun. Pokoknya hidung tidak bisa mencium bau harum apek busuk dan lidah kita itu seperti mati rasa." Jelas Jaenudin yang memang sedikit tahu masalah medis, maklum bapaknya dukun mantri di desanya.
"Lha, memangnya kenapa?" Tanya pemuda itu tak mengerti.
"Kalo orang kena anosmia, itu kemungkinan besar kena Corona. Memang tidak semuanya yang tidak bisa mencium bau itu kena covid 19, tapi tak ada salahnya waspada bukan. Nah Her, kamu bisa mencium bau tidak?"
Herman tentu saja bersungut-sungut." Aku ini minumnya air putih, mana ada baunya. Coba aku cium aroma kopi milikmu."
Habis berkata begitu maka pemuda itu menuju ke arah temannya yang agak jauh. Memang di kantor harus jaga jarak, ruangan yang biasanya berisi 5 orang ini hanya ditempati mereka berdua, yang lainnya libur dulu, gantian dengan mereka. Tapi belum sampai sampai tempatnya, ia langsung memaki.
"Brengsek, kentut ngga bilang-bilang."
Jaey tertawa terbahak-bahak melihat temannya itu langsung keluar ruangan."Itu berarti hidungmu masih normal Her."
* * *
"Bu, minta sambal yang banyak ya?" Pinta Jaey pada pemilik kantin. Saat ini ia sedang istirahat makan siang warung makan bersama temannya itu.
"Tumben amat kamu doyan sambal, biasanya kamu ngga suka." Tanya Herman sambil memakan tempe goreng hangat hangat yang ada didepannya, sambil menunggu makanan pesanannya datang. Warung kantin yang biasanya rame kini hanya beberapa orang saja, imbas dari pengurangan karyawan.
"Sengaja, biar tahu apakah lidahku masih normal apa tidak. Kalo bisa ngecap pedas berarti oke. Salah satu tanda orang kena Corona itu tidak bisa mengecap rasa." Jelas Jaey yang lebih mirip dokter dari pada karyawan kantor.
Ya Allah, semoga saja Corona cepat berlalu batin Herman, kasihan Jaenudin kalo keadaan terus begini. Bisa bisa saat boker nanti ia juga mengendus-endus tokai nya hanya untuk membuktikan kalo hidungnya masih normal. Kan wagu sekali itu.
Esok harinya ketika ia sedang tiduran karena libur kerja datang chat dari pacarnya yang memintanya untuk ikut berolahraga, mumpung hari Minggu.
Segera saja ia keluar kontrakan lalu menuju rumah kekasihnya dengan berjalan kaki. Ia memang memilih pindah kost yang lebih dekat dengan pacarnya itu agar lebih sering bertemu, biarpun untuk itu ia harus berkorban dengan menempuh perjalanan lebih jauh ke tempat kerja.
Alasan lainnya ia pilih pindah kost adalah takut kekasihnya Ningsih direbut oleh Agus yang sepertinya naksir dia.
Setelah capai keliling desa akhirnya Herman dan Ningsih pun beristirahat di pinggir danau, mana baju mereka berdua juga basah kuyup karena keringat, banyak juga yang lainnya yang berhenti, selain istirahat mungkin juga sambil lihat pemandangan.
Mereka duduk di bangku pinggir jalan. Pemuda itu jadi deg-degan karena pacarnya itu duduk agak dekat dengannya, tidak malu-malu kucing seperti saat mereka pertama pacaran.
Dilihatnya Ningsih tersenyum. Herman tentu saja bangga. Ah, ia tentu senang dan bahagia jadi pacarnya karena dirinya selalu berusaha membahagiakan nya termasuk dengan mengantarkan kemana saja saat berjualan kemarin, tapi tak menyangka kalau ia akan menunjukkan di tempat seperti ini.
"Dek, kamu senang ya jadi pacar mas."
Ningsih menengok." Idih GR amat."
"Lha, terus kenapa adek senyum-senyum dari tadi." Herman tentu saja penasaran. Waktu olahraga tadi mereka tidak bertemu Agus yang dikhawatirkan dirinya sehingga pasti bukan itu alasan kekasihnya itu senyum senyum.
"Aku senyum sendiri karena hidungku masih bisa mencium bau kecut keteknya mas Herman, jadi aku tidak kena anosmia, masih normal."
Bajigur.
TAMAT
Endingnya itu lho.... hahaha
Waktu makan juga sengaja saya kasih sambal banyak-banyak biar ada rasanya. Lidah memang bisa tahan, tapi perut tidak. Hasilnya malah jadi lama nongkrong di wc
Yaya Anosmia.
Baru dengar sih melalui cerpen ini dan jadi tau juga ada penyakit sejenis itu di dunia ini. Tapi kalau ada obatnya dan bisa sembuh mgkn tak terlalu mengkawatirkan ya.
Btw, Kalau tak bisa merasakan rasa makanan kayaknya aku pernah dulu tapi cuma sebelah kanan, lidah sebelah kiri masi normal, 3 hari sembuh dgn sendirinya. 😆👍
Asik Herman sampe pindah kosan deket Ningsih nih, asal jngan jd pindah jd sekosan aja 😆
aku hampir 15tahun lebih hidup dengan ndak bisa nyium ini bang, gegara sinus kalo udah kumat, ga bisa lagi nyium apa-apa..
kecuali istri ya, bisa dicium wkwkwk
Semoga pandemi cepat berlalu ya mas Agus. Capek hati ini.
Semoga pemerintah juga dengan cepat tanggap mengatasi nya.
Biasalah.... Hehe
tapi ya kasian juga si klo keGRan gara gara ada yg senyum habis kena bau ketek heheheh
kasian juga tuh yg harus pakai tester makan pedes tiap hari padahal engga kuat huhu
Kena lagi deh, Herman...
Tapi hubungan Ningsih Herman ini seru, ada manis-manisnya gitu. ha ha ha
Thank you for sharing
Iya sih mas, akupun skr jd mulai memperhatikan penciuman loh :p. Apaaaa aja aku cium sekedar buktiin HR ini penciuman bagus ato ga :D. Udh terlalu parno Ama si koronces ini -_-
Kek bau kecut keringat, bau kopi, bau e*k, masih ngerasain rasa pedes, rasa bermacam-macam makanan, ternyata bisa ngerasain itu semua adalah nikmat yang luar biasa.
Mudah2an sih pandemi ini cepet hilang ya, tapi rasa syukur kita tidak ikut hilang.
Cewe Herman jualan apa memangnya?
Saya kelewat banyak nih, baru sempwt baca cerpen2 mas Agus lagi. Hihi...
Alhamdulillah sih sampai sekarang penciuman masih normal.
oh, itu toh artinya anosmia.....
Menghibur.....thank you for sharing
Saking parahnya baunya ya? :D
Btw jadi ingat ceramahnya AA Gym, di mana kita harusnya bersyukur kalau cium bau kentut, karena menandakan hidung kita berfungsi hahaha
Kalo udah gitu sih ga perlu lagi khawatir deh ningsih direbut siapa siapa deh haha
Gara gara korona,Bau trasi di sambel jadi lebiih istimewa
Pakai deodoran dong, Mas. Boleh juga pakai produk deodoran yang sama kayak yang aku pakai. Selain harganya murah, dia juga ampuh hilangkan bau ketek berlebihan.🙈