Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Jualan di Pasar

 


Pagi ini pasar Cikande ramai sekali, maklum hari Minggu jadinya orang yang libur kerja biasanya pergi ke pasar untuk belanja.

Di sebuah lapak Satria sibuk membenahi dagangannya yang berupa timun, kentang, cabai dan berbagai sayur lainnya. Entah sedang krisis ekonomi atau memang tanggal tua, dari pagi ia hanya melayani beberapa pembeli saja.

Bukan hanya dia saja sih, khanif tetangganya yang jualan buah buahan seperti mangga dan jeruk juga dilihatnya sepi pembeli padahal pasar ramai.

Seorang ibu-ibu dengan bibir merah menyala dan muka putih karena bedaknya banyak akhirnya datang juga." Mas, ini berapa harganya?" Tanyanya sambil mengambil sebuah jeruk berwarna kuning.

"20 ribu Bu." Jawab khanif.

"Bah, mahal amat. Biasanya cuma 12 ribu. Kalau dagang jangan mahal-mahal."

"Aduh Bu. Jeruk memang lagi mahal Bu. Kalo aku belinya murah pasti jualnya juga murah, paling hanya ngambil untung 2 ribu saja." 

"Tak mau lah kalo segitu. Kalo 12 ribu aku beli dua kilo." Tawarnya lagi.

"Maaf tidak bisa Bu, kalo segitu mah balik modal juga tidak apalagi dapat untung." Katanya dengan muka memelas, maklum memang harga buah lagi naik tinggi tapi ibu itu tidak peduli lalu pergi. Khanif pun hanya bisa pasrah dan berharap ada pembeli lainnya.

Ibu itu lalu mampir ke pedagang lainnya di sebelahnya, tapi sepertinya halnya khanif, ia kembali tidak beli karena menurutnya terlalu mahal. Ia lalu datang ke Satria.

"Ini kentang berapa sekilo bang?"

"Sekilo 15 ribu mbak cantik." Jawabnya. Semoga dengan dirayu seperti itu siapa tahu beli.

"Bah, mahal amat bang, itu disana cuma 10 ribu."

"Kalo ada yang jual 10 ribu bawa sini Bu, aku beli semuanya." Jawabnya dengan kesal.

"Kalo tidak bisa segitu, tak mau beli lah."

Melihat hal itu Satria jadi sewot.

"Ibu ini sebenarnya ke pasar mau belanja apa mau pamer bedak lipstik sih. Semua ditawar tapi tidak ada yang dibeli."

* * *

Tak lama setelah ibu-ibu itu pergi datang lagi seorang wanita ke lapak Satria. Sama seperti ibu itu, wanita yang memakai baju daster ini juga agak rewel.

"Bang, cabe berapa sekilo?" 

"Cabe apa teh, cabe hijau, rawit, apa cabe merah?" Satria memang menjual berbagai macam jenis cabe.

"Cabe merah bang." Katanya sambil menunjuk barang di depannya, Cabe merah keriting yang menumpuk.

"Kalo cabe merah 50 ribu sekilo teh."

"Aduh mahalnya, bukannya 25 ribu?"

"Kalo 25 ribu itu bulan kemarin teh, sekarang harga cabai lagi naik, apalagi cabe rawit merah, itu sekilo 70 ribu." Lelaki itu meladeni dengan sabar, maklum sudah agak siang dan pembeli mulai berkurang.

"35 ribu saja ya?" Tawarnya.

"Kalo segitu belum dapat, aku kurangi jadi 45 ribu saja."

"37 ribu ya."

"Aduh, segitu belum dapat teh, balik modal juga tidak."

"40 ribu saja bang." Tawarnya lagi.

Satria berpikir, biarlah tidak apa-apa balik modal yang penting hari ini ia bisa pulang bawa uang. Siapa tahu ia beli banyak.

"Ya udah tidak apa-apa teh 40 ribu, mau beli berapa kilo teh? Dua kilo atau tiga kilo?"

"Beli setengah ons saja bang." Katanya sambil memberikan uang 2 ribuan.

Sueeee!!!

* * *

Sore harinya setelah jualan di pasar maka satria mengajak anaknya Jaey pergi jalan-jalan. Jaenudin tentu saja senang sekali apalagi ketika bapaknya bilang hendak mengajaknya ke Taman Solear di Tangerang.

Setelah melewati jembatan sungai Jayanti ada seorang wanita yang melambai-lambai kepadanya.

"Kang, tolong dong."

Sebagai warga negara yang baik dan dulu belajar PMP tentu saja satria berhenti, apalagi wanita yang meminta tolong itu masih muda dan cantik, mana bodinya bahenol lagi.

"Ada apa teh?"

"Tolongin kang, mobil saya mogok karena kehabisan bensin." Katanya sambil menunjuk sebuah Mobil Ayla warna putih yang parkir dengan santai di pinggir jalan.

Sue juga nih, masa bisa sampai kehabisan bensin sih. Emangnya tidak lihat dashboard mobilnya apa. Tapi karena mau ditinggal tidak enak akhirnya ia tolong juga, hitung-hitung tambah amal. Lagipula kalo tidak salah pom bensin tidak terlalu jauh, hanya sekitar 300 meter lagi di depan. Sebagai warga negara yang baik tentu harus bantu membantu kan.

"Jaey, tolong ikut dorong bareng bapak ya."

Setelah menitipkan motornya pada tukang warung di pinggir jalan maka ia dan anaknya lalu mendorong kendaraan roda empat itu. Kampret nya, wanita itu malah asyik main hape dalam mobilnya. Untunglah tak lama kemudian di pinggir jalan ada penjual bensin eceran.

Wanita semok itu membuka kaca mobilnya." Jangan disini mas, kalo disini dapatnya sedikit, di pom bensin saja."

Walaupun dongkol tapi terpaksa ia menurut saja biarpun nafasnya mulai memburu sementara Jaey sudah Senin Kemis. Beruntung tak lama kemudian tetangganya Herman datang, langsung saja Satria memintanya untuk turut membantu. Herman tentu saja ngedumel tapi terpaksa bantu karena kasihan melihat anaknya yang sudah seperti orang kena bengek.

Setelah dua ratus meter jalanan mulai menanjak sedikit sehingga Satria maupun Herman harus mengeluarkan tenaga ekstra sampai keringatnya bercucuran. Sementara Jaenudin mengekor dari kejauhan.

Akhirnya tak lama kemudian kelihatan juga SPBU.

"Lho, kok tidak masuk ke pom bensin teh." Tanya satria heran ketika mobil itu lurus terus.

"Disini takarannya kurang kang, kita ke pom bensin depannya saja." Jawabnya enteng.

TAMAT


Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

63 komentar untuk "Kisah Jualan di Pasar"

  1. Kasihan banget Mas Satria. Jadi dorong mobil jauh kan. Hasil terpikat cewek bahenol sih. Wkwkwk 😂. Btw lebih ngenes Jaey sih. Udah terlanjur senang mau ke yalan-yalan ke taman, eh berakhir dorong mobil juga. 🙈

    Ngomong-ngomong, aku kayaknya gak bakat jadi emak-emak nih, Mas. Gak jago nawar soalnya. Tiap kali pedagangnya nyebut harga, pasti aku iyain aja. Gak tega nawar soalnya. 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, aku pertamax di sini dong. Sungguh fenomena yang langka sekali. 🥳

      Hapus
    2. Lho, yang punya mobil kan mbak Roem.🤭

      Kasihan emang Jaey, semoga setelah diisi bensin ia dikasih es bubble.🤣

      Wah, sultan mah bebas, ngga usah nawar kalo belanja.😄

      Kabooorrrr 🚶🏃💨

      Hapus

    3. Nggak apa2 kalau yang punya mobil mbak Roem...Aku dorongin sampe rumah juga boleh.🤣🤣🤣

      Hapus
    4. Tapi rumahnya ada di Surabaya, sedangkan mogok nya di Cikande Banten kang.🤣

      Hapus
    5. Kan yang didorong orangnya....Bukan mobilnya.🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    6. @mas agus: wah kalau gitu sudah dipastikan bukan aku dong, mas. Soalnya aku gendut, bukan bahenol. 🤣🤣🤣

      @Mas Satria: wah, bisa nyungsep tuh, kalau didorong, mas. 🙈🤸‍♀️😂

      Hapus
    7. Ini ceritanya sebelum gendut mbak.😂

      Hapus
    8. Nganu, tapi terakhir kali langsing pas aku SD tuh, mas. Lulus SD tubuhku mengembang jadi gendut. 😂

      Hapus
    9. Wah, Waktu SD itu langsing apa kurus cacingan mbak.🙄

      Kaboorrr 🚶🏃💨

      Hapus
    10. Iya, cacingan, mas. Kok tau? Jangan-jangan mas agus juga udah pengalaman, ya? Wkwkwk.

      Kabooooor 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️💨

      Hapus
  2. Hehe, dikasi duit gak pas habis dorong2 😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikasih duit 500k kang, tapi ambil sendiri di kantor polisi.😅

      Hapus
    2. Kenapa kok di kantor pulisi, mas agus? 😅

      Hapus
    3. Kan suaminya kerja di kantor polisi, jadi kalo mau minta duit dorong mobil kesana.😅

      Hapus
    4. Kenapa gak halo pulisi aja dari awal. Temennya satu jajaran kan banyak itu. Jadi lebih enteng kalau didorong bareng-bareng. 🙈

      Hapus
    5. Wah kok tulisannya jadi pulisi? 🤔

      Kurang tahu juga, mungkin biar Satria dan Herman dorong mobil.🤣

      Hapus

  3. Bukannya cabe sekilo 100 ribu...Kemurahan itu 70 ribu...Berarti cerpennya harus diulang lagi..🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Papa.. papa.. ayo ke keramat tunggak, katanya ngajak jalan2 🤣 (sinchan mode on)

      Hapus
    2. Kalo 100 ribu disini itu cabe cabean kang.🤣

      Hapus
    3. Wah, kang jaey ngajak ke Kramat watu tuh kang.🤣

      Hapus

    4. Papa sibuk ngedorong nak, Sama mas Kha-el saja yaa..🤣🤣🤣

      Hapus
    5. Nah keramat watu tempat apa lagi tuh? 🤣

      Kalo sama Kal-El berarti dibawa terbang ya wkwk

      Hapus
    6. Betul kang terbang planet Crypton...🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    7. Nah, bener itu. Kemaren aku mau beli cabe 5000 gak boleh, lho. Katanya minimal harus beli 10.000. 🙈

      Hapus
    8. Kramat Watu itu tempat jawara Banten untuk asah ilmu kang, biar kebal senjata tajam, kebal peluru dan kebal bengek karena dorong mobil.🤣

      Hapus
  4. Balasan
    1. Petani lagi banyak duit ya kang.😄

      Hapus
    2. mbul besok pengen jadi petani...tapi petani yang cantik dan montok #kaboooorrr

      Hapus
    3. bagus untuk petani,
      menderita untuk konsumen.......

      Hapus
  5. yaampun kasian banget bang satria dorong mobil sampai 300 meter, udah gitu yang punya mobil gatau diri mending di dorong terus cemplungin ke sungai bang mobilnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu mobilnya mas khanif, wanita itu pacarnya yang lagi minjem.😂

      Hapus
    2. jangan di cemplungin ke kali kalo gitu, sayang kan beli mobil dari nabung taun kapan :D

      Hapus
    3. Mungkin nabung sejak zaman Majapahit ya mas.😅

      Hapus
  6. Jualan sayur di pasar memang harga turun naik. Jadi penjual harus banyak sabar. Oleh karenanya, saya kalo belanja sayur di pasar tradisional ngga pernah nawar. Kalo suka beli, kalo ngga sreg tinggalkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus sih kalo begitu, kalo aku belanja ke pasar pasti nawar terus.😂

      Hapus
  7. wanita semok di kota tangerang wkwkwkwk...siapa tuh ya 🤔

    sungai jayanti itu di bantenkah?
    taman solear tuh dimana ya...mbul kalau tangerang taunya taman potret yang ada jam gede jasanya, taman gajahtunggal juga...itu yang di dekat kampung berkelir mas

    ฅ(^・ω・^ฅ)

    BalasHapus
    Balasan

    1. Oohh kampung berkarier...Eeehh salah Berkelir yaa..🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    2. Kurang tahu siapa, orang lewat mungkin si semok itu.🤣

      Kalo sungai Jayanti itu masuk kabupaten Tangerang, begitu juga taman solear. Kalo kampung berkelir malah aku baru tahu.😂

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Tapi katanya montok dan gemuk itu tidak beda jauh mbul.😂

      Banyak duitnya nih, kalo aku kepasar seringnya nawar, misalnya ke pasar 10x, 9x nawar, sekali doang yang enggak.🤣

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  8. He he ... Mungkin si cewek punya mobil tak punya duit buat beli bensinnya. He he .... Selamat siang Mas Agus. Maaf telat berkunjung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bu haji, jadi suruh kang satria dorong sampai garasinya.🤣

      Ngga apa-apa Bu, santai saja.😀

      Hapus
    2. harusnya si cewek montok ditraktir bensin ama pak sutradaranya yang lagi shooting di tanggerang ya bundaaa 😂🤣

      Hapus
    3. Emang mau berapa liter bensin? 😱

      Tapi langsung diminum sampai habis ya kalo aku traktir.🤣

      Hapus
  9. Balasan
    1. Apalagi telor dan minyak goreng, naiknya parah pak.😂😂

      Hapus
    2. iya telor ini rekor kenaikannya...kira kira sebabnya apa ya...liat berita di tipi sampai pengusaha roti menjerit mas agus 😱 soalnya bahan baku utamanya telor

      Hapus
    3. Katanya telornya diborong semua sama mbul buat bikin kue tahun baru makanya mahal.😱

      Hapus
  10. asik juga ....mendorong mobil, itung itung olahraga...
    😁👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pak, olahraga biar sehat, harusnya berterimakasih sama cewek yang punya mobil ya.😂

      Hapus
  11. Amit2 ya itu cewe , udah dibantu malah ngelunjak 🤣🤣🤣. Kalo aku, udah aku dorong lagi ke bawah itu mobil, biar dia dorong sendiri hahahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi dorong mobil malah sehat mbak, hitung-hitung olahraga.🤣

      Hapus
  12. Di pasar cikande cabe rawit masih murah bang kalau Rp. 70 rib/kg. Di pasar deket rumah dah di atas Rp. 100 rb. :-)

    BalasHapus
  13. Astagaaaaa, ngakak, wakakakakkaka

    Etapi Mas, beneran sih, sometimes ibukibuk di pasar itu nyeblin bangetngeeettt ya.

    Jadi, saya kan jarang banget ke pasar, tapi akhir-akhir ini jadi sering ke pasar minimal seminggu sekali, dan selalu shock dengan kelakuan para emak.

    Mulai dari suka nawar yang kebangetan, sampai suka nambahin sesukanya.
    Misal beli buah ya, dari awal beli udah dicicipin berkali kali, sampai udah ditimbang pun, dia ambil lagi tambahan buat dibawa pulang, astagaaa.

    Sebagai sosok yang seringnya merasa nggak enakan, saya risih juga liatnya.
    Itu belom termasuk suka nyerobot loh.

    Etapi bukan cuman mak-mak sih, bapak-bapak juga ada, kemaren antri beli ayam, eh ada bapak-bapak nyerobot, dan udah nyerobot minta tulang kebanyakan pula, ckckckckc

    BalasHapus
  14. Begitulah ibu2 kalau belanja di pasar walau belum mandi tapi lipen kudu merah menyala hahahaha 🤣🤣🤣 Sekarang telor ayam sekilo bisa nyampe 33K, mas. Cabe juga mahal. Jd bingung nawarnya... 😀

    BalasHapus
  15. Wkwk
    Ngakak Banget Bang, Di pasar Apes, pas lagi mau jalan-jalan juga ketemu yang bikin Apes.

    Semoga Bang Satria selalu Sabar

    BalasHapus
  16. Nah, dulu aku pernah jual bawang merah, nah begitu juga yang aku rasakan...
    Semoga rejekinya lancar terus ya..

    BalasHapus
  17. persis kayak tmenku kak, nawar doank gk beli wkkw

    BalasHapus
  18. sebel banget yaampooonnnnn..
    aku mah ogah dah ngedorongin, maunya apa sih? minta dorong sampe rumah kali ya? wekekek..

    satu lagi mak emak pembeli cabe juga ngeselin. wakakak..
    kalo cuma mau beli 2 rebo mah ga usah nawar.. langsung aja bilang "bang beli cabe 2 rebo" terserah deh tuh penjualnya mau ngasih seberapa :p

    BalasHapus