Daihatsu Ayla, mobil impian generasi millenial
Daftar Isi
Agus hampir saja ingin menangis. Impiannya untuk memiliki mobil akhirnya bisa kesampaian juga walaupun itu hanyalah Daihatsu Ayla. Maklum ia biasanya hanya naik motor Astrea tapi kini akhirnya ia bisa menaiki juga sebuah mobil. Sebagai generasi millenial yang cenderung ingin sesuatu yang simpel, hemat, irit dan juga miskin, maka pilihannya pada mobil LCGC keluaran Astra ini adalah pilihan yang tepat.
Dan seperti kebanyakan orang yang baru punya mobil. Agus tentu saja ingin pamer pada semua orang terutama pada saudara dan kerabatnya di kampung. Untuk itulah, pagi-pagi sekali ia sudah menggeber kendaraan barunya tersebut untuk diajak pulang kampung.
Jalanan masih agak sepi ketika Agus mengeluarkan mobilnya dari garasi. Rumahnya sendiri termasuk perumahan mewah (mepet dekat sawah) yang mana hanya bisa dilalui lewat gang kecil. Tak apa saudara-saudara, karena Ayla adalah kendaraan imut yang bisa menaklukkan hati setiap sudut gang. Beda dengan tetangga sebelahnya, punya Fortuner tapi parkirnya selalu di jalan raya.
Sebelum melewati pom bensin ia cek ke kemudi, tampak indikator bensin masih tiga bar sehingga ia lewati. Mobil ini memang punya keistimewaan pada keiritan bahan bakar, sehingga cocok untuk anda yang ngirit bahkan menurut kabar burung, mobil ini telah bikin beberapa SPBU bangkrut saking iritnya. Entah burung siapa itu yang sok tahu.
Dibandingkan dengan mobil sejuta umat Avanza, Ayla jelas lebih irit. Meskipun masalah keiritan itu tergantung jati diri supir masing-masing.
Taruhlah kalo sang sopir itu adalah orang yang golput kemarin di pilpres 2019, maka hanya dengan tiga bar tersisa ini ia bisa membawa mobilnya melaju dari Jakarta ke Tegal, bahkan mungkin hanya dengan doa kedua orangtuanya bisa sampai ke Surabaya terus ke pulau Sumbawa.
Lain misalnya kalo ternyata ia pendukung Prabowo atau Jokowi bersumbu pendek. Jangankan sampai Tegal, sampai Bekasi saja dengan selamat sudah untung. Apalagi kalo ia dengar keadaan negara yang saat itu katanya lagi 'gawat', mungkin tiang listrik se Jakarta sudah punah kena seruduk.
Tapi untunglah Agus bawa Ayla, bukan Fortuner seperti yang dipakai dewan rakyat yang terhormat nyeruduk tiang listrik. Aslinya jangankan menabrak tiang listrik, kena tabrak air liur Mak Lampir aja bodinya langsung mengkerut seperti 'anumu' kalo pagi hari.
Kalo ngomongin soal bodi, sepertinya memang bodi mobil Ayla itu sangat tipis tidak seperti bodi Raisa. Agus rasa beberapa meme yang mengatakan mobil ini adalah kaleng Khong Guan berjalan ada benarnya juga. Kalo mogok malah parah, didorong takut penyok, ngga didorong maka ngga jalan-jalan. Jika mobilnya sudah jalan maka suara angin akan kerap terdengar biarpun semua jendela mobil sudah ditutup.
Biarpun begitu, karena bodi tipis inilah maka salah satu keuntungannya ialah ia bisa mendengar bisikan tetangga sampai gosip artis Korea . Jadi, jika jika tidak ingin rahasia anda tersebar, jangan pernah ngomong soal selingkuhan disamping mobil tersebut.
Pukul 9 pagi Agus sudah mulai masuk jalan tol Cipali yang jalannya mulus, semulus pipi Dian Sastro dan hari sudah mulai panas. Untuk menghibur, ia menyetel lagu dangdut Rhoma irama seperti lagu kegagalan cinta biarpun aslinya dia suka pop. Habis mau bagaimana lagi, jika menyetel pop maka suaranya akan kalah oleh deru mesin tiga silinder 1000 cc yang masuk ke kabin. Lebih mirip suara bisikan mantan dibandingkan suara merdu junjungannya mbak Nike Ardilla.
Untuk kecepatan, Agus rasa mobil ini bisa diandalkan...
... diandalkan kelambatannya. Akan tetapi dengan naik mobil ini Agus bisa merasakan sensasi berkendara yang luar biasa. Ayla sangat kencang kalo dirasakan, walaupun hanya dalam perasaan. Mobil ini hanya enak jika dipakai jika kecepatannya 60 km/jam, soalnya jika dipaksa 100 km perjam, sensasinya seperti Aladin naik permadani terbang, mengambang gitu. Itulah sebabnya Agus selalu memilih lajur kiri saja, sebab jika pilih lajur kanan niscaya bisa terjadi antrian panjang, sepanjang penantiannya pada sang mantan yang suka ogah diajak kawin.
Jam 11 siang ia baru keluar dari tol Pejagan Brebes. Jalanan yang baru ditambal seadanya membuat badannya pada pegal karena getaran masih terasa.
Agus sampai di kampung kelahirannya setelah habis dhuhur. Mulai dari pertigaan jalan ia sudah mulai diperhatikan. Rasa percaya dirinya tumbuh karena bisa membawa sebuah mobil Ayla ke kampung halaman biarpun ia tahu tetangganya banyak yang memiliki mobil lebih mahal seperti Avanza, Xenia, atau Nissan Terra tapi kebanyakan dari mereka sudah berumur. Dan umur mempengaruhi tingkat kesombongan seseorang. Jika anak SD sombong dengan sepeda BMX-nya, anak SMA dengan Ninja-nya, maka Agus bisa sombong dengan Ayla-nya.
"Lho, itu Agus kan. Sudah sukses dia ya di Jakarta, pulang bisa bawa mobil. Daripada Bambang, pulang-pulang bawa kabur anak orang." Begitu kata beberapa tetangganya saat berpapasan di tengah jalan yang membuat Agus cengar cengir.
Mendekati rumah, ia melewati rumah mantannya. Agus pelankan mobil supaya dia bisa tanpa sengaja melihat mobil yang dibawanya. Dia tentu akan menyesal telah meninggalkannya dulu, apa enaknya berkendara menggunakan mantel saat hujan. Apa enaknya memakai helm yang dapat merusak rambutnya, dan apa enaknya kalau kena angin roknya keangkat.
Sampai rumah maka Agus langsung mandi. Setelah makan masakan ibunya yang terharu anaknya bisa pulang bawa mobil, ia bergabung dengan ayahnya dan juga beberapa tetangga yang tampak mengerumuni mobil barunya.
"Mobil ini kelihatannya kecil tapi dalemnya luas ya Gus." Begitu kata paman setelah melongok ke dalam yang kursinya terdiri dari dua baris. Agus tentu saja bangga, tidak salah memang ia pilih mobil. Setidaknya mobil ini lebih luas dari Honda Brio ataupun Karimun Wagon.
Agus masih cengar-cengir sambil menyantap soto babat kesukaannya di teras rumah, sampai datang sebuah pesan WhatsApp.
"Mas, kapan mobilnya balik lagi ya. Soalnya sewanya kan sudah mau habis. Masalahnya besok sudah ada yang mau rental lagi nih."
Agus buru-buru menghapus pesan yang merusak suasana hatinya itu. Buyar sudah impiannya untuk memiliki mobil Ayla, mobil impian para kaum muda.
TAMAT
apapun mobilnya bersyukur ya mas,, masih banyak juga yg pulangg kampung naik sepada motor.
Sepertinya ada yang gosipin saya...Heeeheeheee...������
Oohh Tuan Agus barangnya suka kisut toh kalau l
Pagi2....Heeeheeee..Heeeheee..
Oohh soal itu urusannya mak Erot yaa, Jadi jangan gosipin saya Heeeheeee...
Haayaaa!! ...Celita ini pelnah luh posting woldpress....Memang menarik tetapi masih montok Raisa ketimbang Ayla...Tapi kalau luh mau boking keduanya buat mangkal boleh2 saja Gus....Heeehheeee...Heeeheeee.
Memang sih kadang kala lebaran itu digunakan sebagai sarana mencari pengakuan (ya ga semuanya, sebagian orang aja), kadang ada yang nekad pulang bawa mobil, tapi ga taunya cuma rental, hohoho, maksudnya kalau jujur ngrental sih ga pa pa, la kalau malah ngaku ngaku punya, wakkakak, itu yang kadang agak gimana
Kalau soal cerpennya, agaknya permainan kosa katanya ada yang mulai tambah lagi nih, malah beberapa ada yang sedikit vulgar ya #wakakak #just komen doang ini
Tapi masa iya sih tingkat umur mempengaruhi kesombongan, manalah perumpamaannya kalau sd sepedanya bmx, gile mahal amat, aku mah sma aja cuma ngonthel sepeda mini, lalu sma ninja, bahahah ini mah mungkin andaikata uda anak orang tajir dari sononya kali ya
Tapi kalau dibanding ayla, untuk kelas mobil imut imut aku masih milih nissan teana, kalau yang agak gedean lebih senang alphard klo ga yang lebih murahnya ford express etdah kayak yang punya aja gw hahahh, padahal ga punyaaa
# Stay safe and virus free
Ah, itu Agus yang dalam cerita kenapa nggak matiin paket internet aja supaya bisa konsentrasi halu di kampung halaman. Hehehe
Oiya klo naik motor juga bisa ngerasain deg-degan helm jedukan gitu sama ehm-nya. eakk :D
Tapi miris juga aku baca bagian anak SD sombong dengan sepeda BMX nya, anak SMA sombong dengan motor ninjanya, sementara aku hanya bisa sombong dengan hape kentangnya. Sedih banget aku tuh. Seumur-umur pegang sepeda BMX sama motor ninja aja gak pernah. 😭
Agus itu apanya dahlan?
Meski hanya mobil sewaan, moga suatu saat jadi mobil pribadinya mas agus.btw? Kenapa tuh si novelis handal tuh di sangkut pautkan dengan cerpen diatas?
Ini mah mobil saya,, bagus emnk mobilnya.. seneng saya pakai kalau lagi tidur... hahahahahahaah 😁😁
Knp merusak suasana hati, kan bisa sewa lagi besok2, sewa tiap hari aja biar brasa punya sendiri 😆
mengingatkan sebentar lagi mudik butuh mobil belum punya mobil..he...he...
Tapi ya pandangan masyarakat kita mah, memang begitu ya? Orang bisa dibilang sukses kalai udah bawa mobil ke kampung halaman. Ya, semoga bisa beneran bawa mobil "punya sendiri" ya gus. Biar keren maksimal. Bisa ngecengin mantan. Hahaha
Bisa ajaaa, klimaks ceritanya paling ujung hahahaha.
Btw, saya kok lebih suka Karimun ya.
Kalau Ayla, kaki saya kelipat-lipat rasanya kalau di dalamnya hahaha.
Atau mending Atoz, tapi udah nggak ada yang keluaran baru ya.
Saya pecinta mobil-mobil imut sebenarnya, cuman ya gitu, kaki saya panjang, kalau terlalu sempit repot sendiri di dalamnya :D
Etapi, kalau sewa juga nggak apa-apa sih ya.
Kan daripada ngehek bayar cicilan mobil.
Banyak kok sekarang orang milih nyewa ketimbang kredit.
Apalagi sekarang banyak taxol, jadi kalaupun punya mobil sendiri, jadi jarang kepakai :)
Setuju kata mbak Rey.Sekarang banyak Taxol Jadi sewa saja dan anggap punya sendiri.
Kenapa aku bisa gitu ya 🤔 ?
Btw tahun ini diimbau untuk ga mudik ya. Jadi aman uang rentalan, hehe.✌
Duh, endingnya bikin sangat menghibur. Iya aku butuh hiburan ditengah derunya info wabah ini.