Jangan suka membanding-bandingkan anak
Sebagai ibu yang punya anak kecil, lumrah saja kalo Heni sering ditanya oleh ibu-ibu di kompleks perumahan seperti berikut:
"Anaknya sudah bisa apa saja Eni?"
Rasanya lumrah saja ya mendapat pertanyaan seperti itu. Biasanya Heni akan jawab sesuai keadaan anaknya. Tapi yang bikin ia sensi itu kalo mereka sudah mulai membuat pernyataan pernyataan pedes seperti harga cabe di pasar.
"Lho kok gitu, anak saya umur 10 bulan udah bisa jalan lho." Kata Rita tetangga sebelahnya.
"Anakku umur setahun udah bisa nyanyi mamaku marah melulu lho." Sambung Susi disampingnya.
Nita, teman SMP nya dulu yang satu kompleks dengannya tidak mau kalah." Anakku umur dua tahun udah bisa nulis lho."
Yang lain jadi tidak mau kalah dan langsung ngegas." Anak saya dong. Umur tiga tahun sembilan bulan udah bisa bikin akun YouTube dengan subscribers ribuan. Belum lagi endorse Instagram dengan tarif 2 juta per post, dan itu semua dikerjakan dia sendiri lho."
Udah terusin, terusin aja sampai puas...
Biasanya kalo obrolan udah panas seperti itu paling Heni melipir ke belakang dengan alasan ada masakan belum diangkat, padahal dalam hati ia menjerit." Baeqlaaa, anak kalian memang hebat hebat sedangkan anakku hanya rakyat jelata yang tidak punya bakat. Ia kelak tidak akan ikut neraka karena tidak bisa minum setarbak karena hanya sanggup ngopi sasetan. Puas kalian, puaasss??!!!"
Punya anak memang momen yang luar biasa. Jika biasanya beranda medsos isinya tentang drama Korea maka kini digantikan dengan momen momen anaknya. Boleh saja sih membanggakan anaknya tapi mbok ya jangan membanding-bandingkan dengan anak orang lain. Tidak semua ibu muda hatinya terbuat dari titanium seperti mbak Reyna, kebanyakan malah baperan karena kebanyakan nonton drama Korea seperti dirinya.
Eh, tapi sebenarnya boleh tidak sih membanding-bandingkan anak?
Menurut Heni sih, sebenarnya boleh saja sih membanding-bandingkan kok.
What? Serius?
Iya dong serius, tapi dengan syarat bukan membandingkan dengan anak orang lain ya, tapi dengan dirinya sendiri. Jadi bandingkan perkembangan anak hari ini dengan sebulan yang lalu, pasti ada bedanya kan. Misalnya bulan lalu ia baru bisa berkata " maem ", sekarang bisa bicara. "Mamaku kerjanya main hape melulu." begitu ia ditanya tetangga. "Mama mana."
Dulu Heni sempat berada di fase krisis kepercayaan diri karena anaknya sudah umur setahun tapi belum juga bisa berjalan. Hal ini sempat membuatnya malas untuk keluar rumah karena pasti akan ditanyakan pertanyaan seperti diatas. Sebenarnya pertanyaan horor seperti itu sudah dimulai sejak ia masih sendiri." Kapan Kawin", setelah menikah ganti. "Kapan punya anak." Eh, sudah punya anak masih juga ditanyain. Duh, semoga saja tidak ada yang bertanya." Kapan punya mobil." Berat mbak, rumah saja masih nyicil tiap 30 hari, seberat impiannya untuk ketemu Song Joong Ki.
Itulah sebabnya saat sikecil sudah berusia setahun belum bisa jalan ia was-was. Beruntung Heni memiliki teman, baik di sosmed maupun blogger yang bisa memahami kegelisahan hatinya. Mereka menunjukkan informasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) yang menyatakan kalo ambang batas dari usia anak berjalan adalah 18 bulan. Artinya, jika usianya sudah 18 bulan dan anak belum ada usaha atau keinginan untuk berjalan baru konsultasi ke dokter anak.
Alhamdulillah setelah 16 bulan akhirnya ia bisa juga berjalan. Setelah itu perkembangannya pesat sekali. Kini ia sudah bisa berlari sambil berteriak." Beli mang." tiap ada tukang jajan lewat. Kini gantian Heni yang was-was karena dompetnya jadi tipis.
Heni membayangkan seandainya dalam kurun waktu tersebut ia membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain yang lebih bagus, bisa jadi ia akan bad mood berkepanjangan, padahal anaknya selalu sehat dan penuh tawa.
Belum lagi gempuran teori parenting berbagai aliran dengan contoh anak-anak yang cakep, pintar, dan serba bisa. Pengin ia terapkan semua teori itu pada anaknya, tapi pas dicoba malah kecewa karena hasilnya tidak sesuai harapan. Inikan seperti mengharapkan Lee Min Ho tapi yang datang bang Satrio.
Terus bagaimana caranya menghadapi pertanyaan basa basi yang bikin sensi ini?
Gampang kok, senyumin aja, cuekin aja ya, iya-iyain aja, sesimpel itu kok.
Serius lho, Heni pernah coba menanggapi tapi tetangganya makin merasa tersaingi. Tetangganya akan mengerahkan segala daya upaya agar anaknya selalu menjadi yang terdepan seperti iklan sebuah sepeda motor. Jadi sekarang ia main aman saja, iya-iyain aja.
Selanjutnya jalani hidup seolah tidak terjadi apa-apa. Nonton drakor seperti biasa atau belanja ke warung untuk masak anak dan pak su. Heni sudah pusing mikirin cicilan rumah, tidak mau lagi ngurusin tetangga yang mulutnya celamitan.
Ia hanya berdoa semoga anaknya nanti hidup dari hal hal yang disenanginya, selama kesenangan itu menjadikan dirinya manusia yang baik hati.
Hayo ibuk ibuk, siapa diantara kalian yang pernah mengalami kejadian seperti diatas, ayo ngacung.
Ya kamu, bagus. sana silahkan ambil sepedanya~
TAMAT
Note: terimakasih buat Mbak Heni yang sudah banyak membantu. Selamat ulang tahun ya mbak, semoga sehat dan tetap semangat.
Benar juga Mas, jangan membanding-bandingkan anak dengan anak lainnya. Hal utama karena setiap anak itu unik, membawa bakatnya masing-masing, membawa kemampuannya masing-masing. Apalagi kalau membandingkan itu membuat anak menjadi orang lain. Biarkan anak menjadi dirinya sendiri.
BalasHapusKurang lebih begitu pendapat saya.
Salam,
Salam juga pak Asa.
HapusBetul sekali pak, tiap anak punya kelebihan masing-masing, tinggal bagaimana orang tua menggali potensinya, misalnya anaknya suka jajan, siapa tahu nanti besarnya jadi chef.😊
BalasHapusJujur dibanding - bandingkan itu rasanya juga tak enak lho? Tapi beruntung bundaku itu cayang Banget ma ku ,dan tak pernah bandingkan ku dengan anak gadis remaja di luar Sono . Kebanyakan sih tetangga dekat yang kayak gitu , misal nyindir bundaku. Bun? Si Tari lho kok sering sakit , kok pendiam, kok minderan, kok susah sosialisasi, bla .... Bla .... Dan sebagainnya tapi bundaku selalu bilang , endak kok ? Tari itu anak pinter, mudah sosialisasi , dan akhirnya bundaku memilih mundur dari percakapan emak tetangga di rumahku.
Biasa mbak, seperti udah tradisi orang ngomongin kekurangan orang lain hingga lupa kekurangan sendiri.😊
HapusOoh gitu yaa2....Bentar yaa saya balik lagi...Mau jemput si Anu dulu..😊😊
BalasHapusMau mangkal dulu ya kang.😊
HapusWkwkwkk..pasti itu... wkwkwk..kaburrrrrrrrrrr
HapusKalo belum mangkal, belum adem atinya ya kang.😁
HapusSuuueeee...luh kira es cincau adem..😡😡
HapusBukan mau mangjal taaau .. , tapi kevelet vivis 🚽 ..., Wwwkkk 🤣🤣
HapusBukan es cincau tapi cendol gondrong..hihihi
HapusWah, cendol juga ada macam-macam ya, baru tahu.😅
HapusAda dong 😉
HapusCendol tak endol~endol juga ada ...
Belum pernah tau dan nyobain kan rasanya kek gimana 😜 ..
Eunaaak tau 😆
Waduh, jangan jangan itu cendolnya kang satrio.😂
HapusVetul sekali ulusan anak memang tidak Visa dianggap lemeh....
BalasHapusJadi juga jangan Velnah banding2kan anak dengan anak lainya yaaa nggak boleh itu.
Kalena anak itu bukan merk atau balang yang Visa dibanding-bandingkan sfesifikasinya.
Anak itu titipan tuhan yang halus kita jaga dan halus juga kita peltanggung jawabkan....Baik ibunya atau bapaknya.
Sebagai olang tua kita juga wajib selius mengulus anak dan jangan suka mangkal2 ... Terlebih mangkal di lampu melah.������
Yaa harus diingat itu baik2.
Cintai ploduk-ploduk Indonesia
HapusTerima kasih sudah mampir kang, pasti habis mangkal nih, ngga enak soalnya habis mangkal masih capek udah kesini, apa dikejar satpol PP ya? 🤔
HapusHebat banget blog nya, Mas. Disatroni sama kak Seto. Tapi kok berasa lagi iklan ploduk-ploduk Indonesia ya.
Hapus😂😂😂
Kak Seto yang ini beda mbak, dia sukanya bikin cerpen 90++ daripada parenting.😂
HapusKak Setooooo ..., minta tandatangannya dooong 🖌️
HapusSaya pecinta acaranya kak Seto, loh ...
Mau yaa .. ya .. , mau kaan ngasi tanda tangan ...
Hayo kak Seto, kasih tanda tangannya atuh, jangan pelit pelit kayak tetangga sebelah.😁
HapusMengharapkan Lee Min Ho tapi yang datang bang Satrio..wkwkwk..beda tipis kok Lee Min Ho sama bang Satrio...wkwkwk.. ehh tapi Lee Min Ho itu cewek atau cowok sih? (Bingung)
BalasHapusKenapa gak dikasih linknya langsung ke blog mbak Heni, mas?
Silahkan tanya pada mbak Heni, apakah bang satrio itu cewek apa cewek gadungan.
HapusUdah aku kasih link ke mbak Heni, makasih suhu.🙏
Baiklah nanti ditanya tapi.... Ah sudahlah..hihihi
HapusNah kalau begitu kan cakep..hihihi
Mas Herman sendiri cowok asli apa cowok gadungan mas.😱
HapusTergantung permintaan..wkwkwk
HapusMungkin tergantung permintaan bang Satrio apa Vicky Prasetyo to.😁
HapusVicky Prasetyo? 🤔
HapusAh sudahlah, ngga usah dibahas, ngga enak ama bang Satrio.🤭
Hapus@ HERMANSYAH =
HapusMaaas ...
Interupsi, mau tanya ...
Profil blog sampeyan kok ngga alamat blog , sih ?.
Aku mau bewe jadi kebingungan nyari alamat blognya ada dimana ...
Dia punya blog tapi ngga ada kolom komentarnya mas, kalo mau bw bawa gula teh saja sama cemilan.😅
HapusWaah ..
HapusBerarti mas Herman ini benar-benar menghermankan yaa .. ckckk ..
punya blog tapi ngga ada kolom komentar, terus tugasnya ningkatin grafik kunjungan blog banyak orang 🤔
Sungguh mulia dikawwwww masHermankan, eh# mas Herman 😄
Begitulah, namanya juga Herman 😅
HapusHerman yang menghermankan..hihihi
HapusWah makasih mas Agus.. Akhirnya jadi juga ya tulisannya, sy kira ini tulisan yg dibuat dr seorang Agus, dr sudut pandangnya yg sederhana, tapi ternyata enggak looh menurutku, mad Agus justru menulis dengan pengetahuan yg tinggi menurut saya,dan itu terbukti cara menyampaikannya dengan berbagai istilah kyk IDI, parenting lah... Pokoke itu daya hayal yg tinggi, sy aja blom tentu kepikiran sampe ke sono....thnks mas Agus. 🙏🙏
BalasHapusJadi beneran ulang tahun...???🤯🤯🤯
HapusEelaaa bujug..Traktir kek gw .... 🤪🤪
Kalau mau ditraktir mas satria ke blognya aja dan komentar yang banyak gratis gak disuruh bayar..hihihi
HapusAyo ke blognya dan minta traktir kuota internet selama setahun.😁
Hapus@santuyuks, ini semua berkat bimbingan dua guru diatas saya yaitu mas Herman dan bang satria mbak hingga bisa bikin cerpen seperti ini.🙏
Woii.. jangan buka rahasia dong.. kabur
HapusOih suhunya ke dua orang di atas ya... Baru tauk saya... moga"nular yg baik" aja yak... 😁🙏🏃🏃🏃🏃
HapusPaling yang nular PEA nya aja mbak.😁
HapusPastinya.. wkwkwk
HapusWah, Mbak Santuy ulang tahuuuuun. Selamat ulang tahun ya, Mbak. Semoga panjang umur, sehat, dan sukses selalu. Jangan lupa traktirannya lho, Mbak. Hehehe🤭
HapusSebelum minta traktiran, jangan lupa ngasih kado dulu mbak.😁
HapusTu mbak Roem... Udah disampein pengumumannya ama mas Agus 😁
HapusEh iya ya. Jadi malu.😂
HapusHihihi..😂
HapusTulisannya keren 👍 mas, pembahasannya cukup serius tetapi dikemas dengan gaya elok ala ala komedian... Keren🌷
BalasHapusMenurut saya pribadi setiap anak adalah berharga, jika seorang anak harus dibandingkan dengan anak yang lain maka itu pintu masuk yang pertama menuju kedengkian, jika terus dirawat maka akan bertunas menjadi kecemburuan sosial yang tak berujung hehe kata penulis terkenal itu jika anak dibesarkan dengan kasih sayang ia akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, tetapi apa jadinya jika seorang anak dibesarkan dengan cara membandingkan satu dengan yang lain...?🤦
Setiap anak unik dan berharga...
Betul kang Martin, setiap anak adalah berharga karena anak ciptaan Allah. Karena itu tidak baik membandingkan anak yang satu dengan yang lain. Bisa depresi anaknya.😊
HapusNah saya setuju banget ni kata kata mas martin, bikin adem hati para orang tua euy , terutama quote yang terakhir
HapusWow berarti mbak mbul dapat sepeda juga, silahkan ambil di toko terdekat sambil bawa duit ya mbak.😊😁😊
Hapusudah terusin sampai puas....belum puas udah tamat saja...
BalasHapusasyik benar gaya bahasanya...
Alhamdulillah kalo asyik mas Agus, semoga terhibur ya.😊
HapusPertama-tama, saya mau mengucapkan selamat ulang tahun buat Mba Heni. Semoga selalu sehat dan bahagia, ya, Mba.
BalasHapusNah, ini, saya juga pernah ngalami. Anak ditanya2. Saya selalu diam atau bicara ideal aja,
nanti juga bisa kok. Tiap anak kan beda2 ya.
Mas, emang ya ada bukibuk yang model gini, nggak mau ngalahan. Pernah ngomongin kelebihan suami orang dan dia nggak terima, suaminya juga dilebih2kan. Hmmm..
Makanya saya jaga diri dan omongan banget saat bergaul dengan bukibuk apalagi saya IRT, intensitas ketemunya sering.
Terima kasih Mas untuk tulisan ini.
Sama sama mbak Pipit, sebagai IRT yang sering ketemu ibuk ibuk memang kadang bete juga ya kalo ada yang bandingkan, baik bandingkan anak ataupun suami.
HapusSilahkan ambil sepedanya di mbak Heni.😁
Ni udah disediain spedanya, tpi rakit sendiri yaak, soalnya masih pretelan. 😂
HapusEmangnya mainan Lego suruh rakit sendiri.😱
HapusAnak komika ya mas?
BalasHapusBukan mbak, saya anak ayah dan ibu.😂😂😂
HapusCerpen kali ini lumayan serius sih temanya, bahkan untuk orang tua baru macam aku yg mungkin kadang ya masih minim pengalaman. Tapi lumayan juga deng, pesan moral yg disampaikan di paragraf menuju ending, kalau terpaksanya ketemu macam ibu ibu yang jiwa kompetitifnya tinggi banget mending ga ikutan deh alias undur diri, terpenting sebagai orang tua sudah semaksimal mungkin merawat dan membesarkan buah hati sepenuh cinta, ga mau ikut ikutan kemrungsung nanti malah stress, mending jd orang tua yg bahagia agar anak turut merasakannya hehe
BalasHapusHahaha betul sekali mbak mbul, mending merawat anak sama suami ya dari pada nanti kemrungsung.😂
HapusBetul mas agus, paling muales kalau ketemu tipe ibu-ibu nyinyir yang judgmental, suka komen tapi ga diminta, suka menilai sesuatu asal njeplak, huahahha, horrornya melebihi horror film yang biasa kutonton
HapusSaya nggak pernah ketemu sih mamak-mamak nyinyir di dunia nyata
Hapussoalnya saya nggak pernah ketemu mamak-mamak, di rumaaahhh aja mulu hahahaha
Sama, Mbak Rey. Aku juga begitu. Kebanyakan di rumah, jadi gak pernah ketemu mamak-mamak nyiyir. Bayangin ketemu mamak-mamak nyiyir aja udah sukses bikin aku ngeri. Apalagi ketemu beneran.😱😱😱
HapusKenapa sih ngga suka nyinyir, padahal ngegosip tetangga sebelah itu enak tahuk.🤭
HapusKagum deh ama anak-anak komplek sana, sepertinya anak-anaknya luar biasa,...dan ibunya juga hebat, tau banget tentang kondisi yang dialami dan dimiliki anaknya :)
BalasHapusSepertinya itu kompleks di Depok mbak, anaknya memang hebat dan serba bisa 😊
HapusAdem rasanyaaa .. lihat tulisan mas Agus disini jadi bijak banget kayak psikolog xixixi 😁
BalasHapusAku juga bakalan berdiri jadi garda depan untuk bilang Say No buat ngebanding-bandingin anak 🏃⛔
Betul mas him, mendingan bandingkan tempat mangkal saja ya, lebih bagus mana tempat mangkal sampean dan kang satria..😁
HapusElaaa bujug...Perasaan gw nggak gabung dan bukan pria jiwa pangkalan
HapusGw cowok rumahan yang suka dimanja & disayang2 sama yang tersayang.🤣🤣🤣
@ Agus =
HapusWhuahahaha .. hasyeem 🤣🤣
Bagusan tempat mangkalku atuuh ..
Mau tau dimana ?.
Di ...
Bonbin kandang singa 🦁!
😂😂😂
Wow, berarti mas Himawan ini Tarzan dong.🤭
HapusYa getoh deech ...
HapusBaru tau ya, .. heum ... Hahaaa .. aku tuh persis kayak tarzan. Cuma pakai cawat doang 🤑
ngapa ya kalo sy bw ke blognya mas Agus sm kang Satria bawaannya ngekek sendiri, pa sy udah ga waras? 😱
BalasHapusWaduh gawat, apa mungkin ketularan kang satria mbak, segera berobat ke klinik tong fang sebelum parah mbak.😱
HapusEealaaa buseehh!!...Udah Nggk waras kite disalahkan.😲😲😲😲😲
HapusUdah mulai ketularan dia.. wkwkwk
HapusMungkin Mbak Nita terpesona. *Eh* 🤭
Hapus😱😱😱
HapusJadi malu saya.. 🙊😂😂
HapusHumor Mas Agus makin dalam, nih. :D
BalasHapusKadang saya juga bertanya-tanya, kenapa sih pada banding-bandingin anak? Tiap anak kayaknya punya caranya sendiri-sendiri buat belajar (termasuk belajar bicara dan berjalan) dan mereka punya minat sendiri-sendiri pula.
Waduh, kalo kedalaman nanti ngga bisa keluar dong bang.😱
HapusBetul sekali kang, tiap anak beda kemampuannya, jadi jangan dibanding-bandingkan, takutnya nanti anaknya depresi.😔
Aku dari kecil nggak pernah dibanding-bandingkan tapi ya emang sih nggak enak lho kalau dibanding-bandingkan itu, kan tiap anak atau orang juga punya kemampuang yang beda-beda.
BalasHapusTermsuk anak-anak yang dibicarakan di atas.
Tapi, cakep buat Bu Heni, membandingkan anak dengan diri sendiri, jadi bisa bener-bener memantau bagaimana.
Betul mbak Shandy, sebenarnya bukan hanya anak kecil saja sih, sudah besar juga ngga boleh dibandingkan dengan anak orang yang sukses, takutnya minder.
Hapusmengutip tulisan ini "Heni pernah coba menanggapi tapi tetangganya makin merasa tersaingi."
BalasHapussepertinya ini emang sifat dasar manusia banget ya mas haha
Sifat dasar manusia memang apa aja sih, kok sepertinya serem.😱
Hapushehe ya begitu mas, yang punya anak siapa yang risih siapa. kan kocak ya kadang haha
HapusSaya sepertinya beruntung karena nggak pernah dibanding-bandingkan oleh orang tua, dan saya rasa orang tua saya juga nggak pernah dengar teman-temannya membandingkan anak mereka dengan saya :)) apa mungkin jaman dulu, orang-orangnya lebih bisa menjaga perasaan, ya? Entahlah ehehe..
BalasHapusBerhubung saya nggak ada anak, jadi saya belum pernah dengar secara langsung perihal banding membandingkan ~ tapi beberapa sahabat saya yang sudah pada punya anak pernah bercerita pengalaman mereka ketemu ibu-ibu TK yang sering membandingkan anak mereka dengan anak sahabat saya. Nggak tanggung-tanggung pula yang dibandingkan, bukan lagi soal berat badan dan lain sebagainya, tapi soal tas yang digunakan, merk sepatu yang dibelikan, dan ini itunya :\
Pusyiaaaang kalau kata orang Padang :"D
Waduh, kalo membandingkan barang malah lebih parah menurutku ya mbak, gimana kalo ibunya tidak punya duit atau uangnya pas-pasan ya mbak.
HapusAlhamdulillah kalo mbak Eno ngga ada yang membanding-bandingkan, aku juga sebenarnya ngga ada yang membanding-bandingkan sih, cuma iseng bikin cerpen saja.😊
Semoga ibu-ibu (dan mungkin juga bapak-bapak) lebih bisa bijak lagi ke depannya. ngga enak bgt dibanding2in gitu.. waktu kecil saya pernah dibanding2in jg sih dan itu nyesek, keinget sampe sekarang.. sekarang yuk kita lebih bijak.. bagus jg tuh kita bandingin anak kita yg skrg dg anak kita sebulan sebelumnya,, setuju kalau ini.. toh membandingkannya dg diri sendiri.. :)
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Benar ya kang, apalagi kalo dibandingin sama anak orang kaya, tambah nyesek. Misalnya si itu udah bisa beli mobil, si itu udah punya rumah, kok kamu masih pengangguran, jadi pengin nangis.😂😓
Hapusbukan cuma anak mas, kita sendiri kalo di banding-bandingkan dengan urusan apapun, kerja misalnya, pasti kesel juga.. yah sebenernya sih memang boleh-boleh aja membanding-bandingin, tapi asalkan jangan over power, dih apa si ini :D
BalasHapusBetul kok mas, saya kadang dibandingkan tetangga, kok kakak kamu udah punya rumah dan mobil sementara saya masih ngontrak aja. Penginnya sih bilang, emang kamu mau beliin? 😂
Hapusnah itu tuh yang bikin kesel, gw juga pernah itu.. kok adek2mu udah pada nikah dan punya anak kok kamu belom.. langsung pengen gw timpuk pake sendal tuh tetangga :D
HapusBener banget tuh Mas, membanding-bandingkan anak itu nggak bagus.
BalasHapusApalagi kalo seorang ibu malah membandingkan anaknya dengan anak orang lain, itu juga bisa bikin mental si anak jadi rendah diri.
Btw buat Mbak Hani jangan kecewa kalo ngarepin Lee Min Ho tapi yang datang Bang Satrio, soalnya Bang Satrio juga nggak kalah ganteng kok. 🤣
Iya betul bang Rudi, bang satrio udah ganteng suka mangkal juga. Kurang apalagi coba bang satrio? 😱
HapusTidak bagus sih kalau membanding-bandingkan anak. Semua ciptaan punya keunikan tersendiri dan biarkan seperti itu. Kita hanya perlu membantu dan menatanya saja. Kalau sampai banding-bandingkan begini, bisa-bisa ada perkelahian emak-emak..
BalasHapusBetul sekali bang ancis. Kalo perkelahian emak emak sih sepertinya ngga, tapi misuh misuhan sih iya.😁
HapusKeren banget ini mah!
BalasHapusBetul banget, kalau mau bandingin ya sama dirinya sendiri ya, bulan kemaren udah bisa apa?
Etapi mengkhawatirkan juga ya kalau anak bisa ngomong mamanya maenan hape mulu hahaha.
Tapi memang udah sering banget hal kayak gini, saking seringnya jadi kebiasaan yang seperti dibenarkan gitu.
Entahlah mungkin nggak ada bahan lain yang diomongin, jadinya pamer hebat-hebatan anak hahaha.
Meskipun, kadang saya mau memahami aja gitu, maklum ye mamak-mamak hiburannya anak doang, jadinya yang dipamerin anak aja :D
Emak emak yang hobi main hape akhirnya datang juga.🤣
HapusIya ya mbak, mau pamerin mobil ngga punya, mau pamer emas cuma dikit. Alhamdulillah kalo anaknya pintar, jadi bangga kalo anaknya juara kelas.😊
Akhirnya mas Agus sekarang bahas parenting juga. Aku curiga kalau ternyata mas Agus ini multitalenta. Selain tukang bikin cerpen jangan-jangan mas Agus ini komedian, ustadz, atau psikolog. Soalnya tulisannya berasa banget lucunya dan kadang ada nasehatnya, ada pengetahuannya seperti tulisan kali ini yang lagi bahas parenting. Oke banget, mas.
BalasHapusMasalah banding-bandingkan anak ini memang biasa terjadi di masyarakat. Untungnya aku gak pernah ngalami, karena memang jarang sosialisasi di luar rumah. Keluar rumah paling cuma ke pasar doang.😂
Tapi selain membanding-bandingkan anak, orang juga suka membanding-bandingkan nasib lho, mas. Istilahnya berlomba-lomba menjadi manusia terngenes di seluruh dunia. Biasanya ini terjadi kalau lagi ada yang curhat. Yang diajak curhat pasti menimpali kalau masalah yang dialami yang curhat gak ada apa-apanya dibanding masalah yang dihadapinya. Yaaaaa, kalau dipikir-pikir manusia itu lucu. Suka banget sombong. Gak cuma sombong karena anaknya lebih unggul daripada yang lain, tapi juga sombong kalau dirinya jadi manusia yang lebih ngenes daripada lainnya.😂
Hahaha yang terakhir aku nih, soalnya kadang aku juga suka komentar ngenes padahal aslinya ngga sengenes itu sih.😂
HapusKalo soal parenting itu berkat ilmu dari guru saya yaitu mbak yang mirip Titik Sandora.😅
Waduh, kepo aku siapa itu yang mirip titik Sandora. Boleh dong, mas, kenalin ke aku. Supaya bisa aku ajakin Poto. Siapa tau dikira lagi poto bareng artis.😂
HapusKepo banget apa kepo doang mbak.😂
Hapusceritanya bisa jadi rujukan buat aku nasehatin istri nanti.
BalasHapustapi sejatinya manusia emang makhluk yang suka membanding bandingkan. segala hal dibanding bandingkan nggak cuma anak. (mau nyebutin satu satu tapi otak blank) ya begitulah. yang jelas seperti cerita diatas, membandingkan yang baik itu adalah membandingkan kegigihan orang mencapai kesuksesan dengan diri kita. semata mata untuk menjadikan motivasi. dan membandingkan orang yang dirasa lebih tidak beruntung dari kita, semata mata untuk bisa bersyukur. semangat mbak heni membesarkan buah hatinya
Betul sih kang, namanya hidup pasti ada persaingan, tapi ya sebaiknya jangan terlalu keras aja perbandingan nya. Misalnya saya baru punya motor beat, bolehlah dibandingkan dengan Nmax, asal jangan sama Fortuner aja.😂
HapusIya itusih kejauhan bandingannya. Bikin sakit hatinhiyahaah
Hapusaku juga sering dapet pertanyaann kayak gitu mas agus..
BalasHapuskalo ada mak emak yang mau nyinyir dengan pertanyaan "anaknya udah bisa apa mba?"
lalu aku jawab aja..
"Alhamdulillah, udah bisa ngerjain soal kalkulus, Aljabar dan Aritmatika" wkwk..
ya, lagian.. emangnya anak bayi udah bisa apa ya kan? pastinya gak beda jauh lah ya sama bayi-bayi lainnya.. tul gak mas agus? :D
Biasanya itu pertanyaan basa basi saja mbak, kalo tidak terlalu membandingkan ya slow aja sih
Hapusterkadang, justru menjadi motivasi dia untuk seperti anak lain....
BalasHapusmisalnya si anak A, juara kelas, motivasi si anak B bukan ingin jadi juara kelas, tapi apa saja yang penting juara.
# Stay safe, healthy and virus free
Kalo untuk sekedar motivasi boleh saja sih agar giat belt, tapi kalo terlalu memaksa itu yang kurang bagus menurutku.😊
Hapusmemang kalau ada yang suka membanding-bandingkan anak itu rasanya gimana, apalagi pas di depan kita walau mungkin kita juga sudah tahu bagaimana cara untuk menyikapinya, namun rasanya itu spontan dan mak jleb....
BalasHapusBetul juga, kaget jadinya ya mbak dibandingkan.
HapusNah, ini baru cakep..!!
BalasHapusBisa dikatakan anak adalah titipan Ilahi jadi, apa pun kondisi nya wajib disyukuri..
Jangan seperti Satria, setiap hari nitip Mulu.. 🤭✌️
Nitip anak kah? 😂
HapusSepertinya sih, kalo nitip duit sepertinya jarang.🤭
HapusSoal banding membanding di negeri ini rasanya bukan cuma soal anak saja tapi merambah kemana2 sampai kekucing juga, jatoh2nya agak mirip gosip, makin dibanding2kan makin sip 😆
BalasHapusBerarti 11 12 sama gosip ya kang. Tapi sepertinya sekarang bukan cuma kalo ketemu saja, di sosmed juga masih saingan.😁
HapusArtikel awal bikin merinding mas, sumpah, kalau emak-emak sudah ngerumpi seperti itu ya...
BalasHapusGa apa-apa sih membandingkan anak, apalagi antar anak sendiri. Kalau sama anak tetangga mah itu urusan mereka hehee
Hahaha, sabar ya kang Roni. Semoga kang Roni tidak dibandingkan dengan orang lain apalagi dengan selebritis.😁
Hapushahaha jangan merinding mas roni.. hati hatii di lingkungan kita bgitu juga
HapusI can't read your post because my translator doesn't work:( I don't understand your language...
BalasHapusGreetings
Thank you for visit mamelkowo 😊
Hapusanak saya 1 tahun udah bisa terbang wkwkw
BalasHapusiya bandingannya sama diri sendiri
tapi harusnya lebih ke apreasiasi dan motivasi
kalau membandingkan dengan rafatar ya ga kelar kelar ya mas wkwk
Momen membanding-bandingkan anak itu terasa banget waktu aku galau soal berat badan anakku yang sempet seret di usia 2-3 tahun ini. Tiap kali liat anak lain yang makannya pinter, hati rasanya sedih kenapa kok anakku makannya milih-milih. Belom lagi era sosmed membuat kita gampang banget kan membandingkan hidup kita dengan orang lain, ternyata anak pun bisa jadi korban perbandingan T_T
BalasHapusUntungnya sekarang udah tobat hahaha aku malah fokus membesarkan anakku aja. Betul tuh apa kata Mbak Heni, membandingkan anak dengan diri dia sendiri itu paling tepat. Kita jadi orangtua pun bangga yaa kalo ada perkembangan yang nyata dari si kecil (:
Liputan nya bagus.. pasti mas Agus ini seorang psikolog temannya kak Seto psikolog dan pecinta anak-anak.hehehe
BalasHapuskalau suka membanding2kan anak, kita sebagai orang tua juga akan dibanding2kan anak sama ortu lainnya, aduhhh gawat kannn
BalasHapusanak saya udah mulai gitu :) jd kapok deh saya
aku kalo gede gini dibanding bandingin sama orang lain ya 'ga terima' hehehe
BalasHapusudah bisa mikir soalnya, jadi tau batas kemampuan diri seperti apa, mungkin aku yang nggak bisa sama seperti dia, tapi dia belum tentu bisa mengerjakan hal-hal yang aku bisa.
nah ibu ibu kebanyakan juga ngga suka kalo anaknya dibandingin sama anak orang lain, tiap anak pertumbuhannya beda beda meskipun umurnya sama. mungkin ada faktor genetik juga yang mempengaruhi
bahaya juga kalo anak umur setahunan udah bisa manggil mamang mamang jualan di depan rumah ya hahaha, bangkrut emak nanti
Makanya saya sukanya dirumah aja.. kalau keluar pasti di tanya sama tetangga..
BalasHapusFuih.. begitulah hidup.. deritanya tiada akhir..
#tapi boong.. huehu
Saya termasuk anak yang tumbuh dan besar dengan dibanding- bandingkan dengan anak tetangga, teman sekolah hingga anak kucing depan rumah.
BalasHapusKarena saya tahu dibanding-bandingin itu nggak enak, saya nggak mau banding2in anak saya sama anak orang/makhluk apa pun.
Selain kasihan anak, juga biar nanti anak saya nggak pernah ngebandingin saya dengan bapak kucing tetangga.
betul, setiap anak punya keistimewaannya sendiri
BalasHapus