Mengasuh anak memang tidak mudah
Gambar dari hello sehat
Adanya virus Corona memang mengubah segalanya. Contohnya Lani, ibu anak satu yang tadinya kerja di kantor sekarang harus kerja dari rumah. Memang ada enaknya sih, jadinya lebih dekat dengan keluarga terutama sama anaknya yang baru berumur tiga tahun.
Cuma jadinya ia sekarang punya banyak waktu. Maklum, kerjanya paling hanya menulis laporan keuangan yang hanya membutuhkan waktu sekitar satu atau dua jam. Selebihnya, selain mengurus anak, ia bingung mau ngapain, akhirnya bertambahlah satu kegiatan unfaedah nya: cek cek Instagram.
Kenapa jadi unfaedah? Karena saat menelusuri Instagram ia kadang melakukan perbuatan yang kurang pantas. Ets, perbuatan tidak baik itu bukan stalking akun mantan atau ngelihatin akun lambe turah ya tapi melihat-lihat akun artis dan selegram.
Hal ini karena setelah melihat-lihat selegram kok malah kepalanya jadi pusing, nyut-nyutan, dan juga perut perih. Apakah ini efek dari puasa? Tapi setelah Maghrib dan menghabiskan dua mangkok kolek kok rasanya pikiran masih mengganjal. Apa ya yang masih mengganggu jiwa ya. Apakah ini karena kabarnya mantannya akan menikah, sepertinya tidak. Lha wong ia sudah punya suami dan anak yang lucu.
Aduh, pucing pala Lani.
Setelah menghabiskan tiga piring nasi plus seabreg gorengan barulah otaknya tercerahkan. Gini lho, artis artis itu kok kelihatannya enak betul. Foto makan bakso aja dibayar mahal. Udah gitu kok rasanya sepertinya enak banget, kan jadi ganggu isi dompet, apalagi ini tanggal tua.
Lihat-lihat akun selegram kok sebelas dua belas ya. Hidupnya indah banget. Anak anak lucu, suami ganteng, dan hidup berkecukupan. Sedangkan dia: anak ditinggal masak aja nangis, ke belakang nangis, ditinggal bapaknya kerja nangis, nonton drama Korea juga nangis. Eh, yang terakhir itu mah emaknya ya.
Kadang dia baper juga jadinya. Apalagi kalo melihat akun @retnohening, ibu muda beranak satu yang ikut suaminya kerja ke Oman. Mbak Retno termasuk selegram karena rajin memposting video anak semata wayangnya yang bernama Kirana. Bukan Honda Kirana tapi nama lengkapnya Mayesa Hafsah Kirana. Nama yang agak susah dieja oleh lidah Jawanya karena biasa manggil Himawan, Ella Fitria, Hermansyah, Creameno, ReyneRaea. Eh maaf, itukan nama nama blogger ya.
Akun mbak Retno sendiri kalo ngga salah sudah tenar mulai tahun 2016 sejak videonya banyak di re-post ulang oleh @Indovidgram.
Melihat tingkah Kirana yang gemesin, kok jelas bikin Lani pengin punya anak seperti dia. Gemesin, lucuk, pintar, dan cakep. Jadinya kadang banding bandingkan dengan anak sendiri, yang selalu saja ada salah dimatanya. Suka nangis dan bikin kesel, Hvft sabar.
Dari informasi di internet
Tentu saja Lani jadi makin penasaran. Akhirnya setelah merayu Heni, kawannya seorang blogger yang punya buku tersebut ia bisa mendapatkannya. Bukunya sendiri sangat menarik dan enak dibacanya, mana grafisnya bagus lagi.
Setelah membacanya ia kaget dan... jadi tersentil karena memang hidup itu tidak seindah film India.
Di buku tersebut mbak Retno menjelaskan perjuangannya mempunyai anak. Dari mulai keguguran yang dialaminya sampai suaminya pindah kerja ke Oman atas perintah perusahaan pada kehamilan kedua. Ia sendiri tidak boleh ikut untuk sementara karena perusahaan melarang keluarga untuk ikut serta. Setelah melahirkan pun tidak bisa menyusui dengan lancar, plus dapat bonus masih dibandingkan dengan orang lain. Lani pun jadi mikir, adakah ibu muda yang ngurus anak tidak dijadikan omongan orang lain. Pasti hampir semuanya pernah jadi bahan ghibah, yang kalo diladeni bisa terjadi mom war.
Mom War atau perang ibu itu bukan bedhil-bedhilan, lempar lemparan panci, ulegan atau saling lempar tagihan arisan tapi merupakan sindir-sindiran, yang sebenarnya lebih menusuk, melukai hati lebih dalam.
Eh tapi jangankan dia, Nia Ramadhani yang punya pembantu lima belas saja jadi omongan netizen ya.
Ok kembali ke buku tersebut. Kirana juga diceritakan tidak langsung jadi lucu dan bikin gemes. Ia melewati masa masa rawan tantrum, sakit-sakitan dan sangat menguras waktu tidurnya dan juga emosinya. Namun satu hal yang ia sukai dari mbak Retno yaitu afirmasi positif yang dilakukannya. Ia bilang, kalo ingin anak kita melakukan sesuatu maka kita harus lebih dulu jadi contohnya. Children See Children Do, kalo emaknya rajin main hape ya anaknya tidak jauh beda lah.
Jadi intinya kalo kita harus sabar, bukan marah marah kalo anaknya rewel.
Dan hampir seperti teori parenting lain di dunia, prakteknya itu jauuhhh lebih sulit.
Contohnya nih. Lani tahu kalo memberi anak kecil hape itu bisa berakibat buruk pada anak, karena itu ia tidak ingin memberikan smartphone pada anaknya sebelum masuk SMP. Tapi nyatanya, baru umur tiga tahun saja anaknya tidak mau makan kalo tidak sambil main hape. Kalo dipaksa yang ada ia bakal nangis terus dan tak mau makan. Akhirnya karena terpaksa ia kasih juga tuh hape. Disaat seperti itu, ia merasa sudah menjadi ibu yang gagal, hvft.
Aliran parenting pun banyak macamnya, tidak kalah banyak dari genre drama Korea. Dan sialnya didalam aliran itu banyak terdapat perbedaan yang bisa memancing mom war lagi. Debat parenting tidak kalah ganas dari debat politik cebong kampret atau debat antara bumi bulat dan bumi datar.
Segala hal bisa jadi perdebatan. Dari melahirkan normal atau Caesar, ASI vs susu formula, vaksin atau anti vaksin. Setiap ibu pembela parenting ini akan ngotot mengatakan kalo pendapatnya lebih baik daripada lainnya yang tentu bisa mengundang perang dunia ketiga. Jangan ketinggalan juga working mom vs mom stay at home. Sebuah debat yang membandingkan nyerempet pada Nagita Slavina yang tentu selalu bahagia karena jumlah pembantunya ada dua puluh. Mana beli tas harga delapan juta seperti beli gorengan saja.
Padahal ya, kebahagiaan itu tergantung kita sendiri yang menetapkan standarnya. Apakah mau pakai standar Nia Ramadhani ataukah Nagita Slavina eh~
TAMAT
Catatan: bagi yang mau baca buku happy little soul silahkan klik disini tapi hanya versi gratisnya sebanyak 14 bagian. Kalo ingin versi lengkap cari bukunya di Gramedia ya ibuk ibuk.
Untuk cerpennya kali agak sulit di cerna, apa karena saya belum makan? Entahlah
BalasHapusMungkin efek lagi puasa kali mas, apa perlu saya ubah lagi? 😂
HapusSama mas agus ntah knapa kali ini aku ga terlalu menikmati isi cerpennya, maaf ya hoho
HapusMungkin karena genrenya parenting kali ya? Atau mungkin karena tulisannya kacau.😂
HapusMungkin efek bulan puasa atau temanya atau cara penulisannya yang menurut saya tidak seperti cerita tapi lebih ke berita, entahlah
HapusApa mungkin akun ini ada yang hack ya.😱
HapusNah, sepertinya itu yang paling mungkin..hihihi.. soalnya ini diluar gaya mas Agus
HapusJangan jangan atas saya nih pelakunya.🙄
HapusSudah ku duga..hihihi
HapusBuat cerpen full horor aja kayak yang di mwb
Kirain saya aja yang agak bingung mencerna gaya penulisan yang baru ini hahaha.
HapusKami semua udah terbiasa dengan gaya cerpen yang penuh dengan obrolan sih :D
Yang ini semacam story telling :D
Waduh, master parenting nya datang, kabur ah.🏃🏃🏃
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSejujurnya aku juga suka menulis horor, bahkan sepertinya gampang bikin cerpen horor daripada cerpen komedi menurutku, soalnya belakang rumah saya kuburan.😂
HapusTapi kadang ada beberapa pengunjung blog ini yang langsung Klose tab kalo lihat judulnya sudah horor, padahal isinya belum tentu horor ya.😁
Ya pasti bukan mbak mbul lah, kalo Nita kan nama yang umum seperti nama Agus.
Maaf kalo ceritanya jelek.😓
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSepertinya mbak Nita bener-bener benci sama tema parenting nih komentarnya di sambungin.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKalau saya bilang itu malah bukan cerpen tapi seperti berita. Dan jujur aja saya ngga begitu ngerti tentang tema parenting.
HapusMemang lebih enak baca cerpen yang temanya santai dan mungkin nanti akan ada cerpen berikutnya yang temanya santai dan semoga aja nama saya juga dipakai tapi bukan De El El..hihihi
@Gustyanita, dibawa santuy aja mbak, sebenarnya ini cerpen udah lama, sambungan dari cerita jangan suka membanding-bandingkan anak itu, tokohnya tadinya juga Heni, cuma aku ganti nama Nita.
HapusSebenarnya aku juga tidak suka genre parenting, bikin pusing kepala saja, cuma aku bikin biar ngga bosan temanya horor, komedi, cinta, atau hikmah gitu.
Untuk horor, sebenarnya sudah ada dua cerpen di draft, cuma satunya belum full, baru 75% aja.😊
Terus pakainya nama apa dong, Kal gitu ya.
HapusOk jadi gini. "Perkenalkan nama saya Kal, kepanjangan dari Bukan Kaleng Kaleng gitu." 😁
Aku kak se7 ya dengan apa kata kak Gustyanita alias Embul ..., punya rasa malas membaca parenting terlebih penulisnya belum married.
HapusKok kesannya kayak udah pernah ngerasain uhuk-uhuk uhuuyy aja daah 😅
Wkwkwk..ancur parah banget dah...wkwkwk..nama Kal El diganti Bukan Kaleng Kaleng.. hati-hati loh ntar orangnya ngamuk bisa diajak terbang..wkwkwk
Hapusembuullll, aahh kirain cuman saya yang kadang males baca teori parenting yang kaku.
HapusKalau saya masih suka sih baca parenting, asal bercerita, bukan teori yang sempurna.
Bikin esmosi aja deh kalau baca teori itu, berasa saya ibok yang jahat :D
Karena sangat banyak teori parenting modern yang bikin saya eneg :D
Sepemikiran saya mba rey, makanya saya klo influencer yg ngomongin parenting liat2 dulu orangnya pas apa ga dgn visi saya :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusOk, ini memang kesalahan ku , sebenarnya aku ijin karena takut nantinya jika pakai nama Nita nanti ada yang komplain, kok pakai namaku ngga ijin, padahal seperti mbak mbul bilang yang namanya Nita itu banyak, bukan hanya mbak saja. Kemarin aku ijin juga ke Hernita teman FB saya, takut ia marah. Dia bilang pakai saja, orang yang namanya Nita juga bukan dia saja, ada ratusan orang yang namanya Nita.
HapusDan jujur saja artikel ini bukan ngomong masalah mbak Nita atau anaknya. Aku kenal mbak Nita juga hanya lewat blog saja, ngga tahu kehidupan bagaimana mana, anaknya bagaimana, karena sejujurnya aku juga ngga terlalu tertarik. Tapi doaku semoga mbak mbul dan keluarga sehat semua.😊
Aku bikin artikel ini karena lihat status Facebook seorang teman, inisialnya W, tapi ngga baik sebut merk , statusnya sebenarnya biasa saja, walau sedikit beda, jadi kepikiran untuk buat cerpen.
Itu saja mbak, mohon maaf kalo ada salah kata.🙏
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusOk, sudah posting tuh cerita barunya.😊
HapusKali ini ceritanya 'agak' berat ya kak wkwk
BalasHapusTapi tetap enak dibaca, jadi keinget adekku yang masih balita udah mulai rewel klo makan. Nah disodorin hape, udah diem diaa. Duh gimana nih, kasian masih kecil pulakkan takut kecanduan gitu sih.
Aduh, kalo berat dibuang aja mbak, kamu ngga akan kuat, biar Dilan saja.😁
HapusSepertinya ini sudah jadi hal umum mbak, saya dulu juga berpendapat kalo anak kecil ngga boleh main hape, SMP baru dikasih hape. Tapi anaknya lihat bapaknya main hape terus ya jadi ikutan.😂
kerjaan saya sama mengasuh anak, juga lebih mudah kerjaan saya mas he..he..
BalasHapusPekerjaan ibuk ibuk emang berat ya mas Agus.😂
HapusTumben kali ini bikin postnya kok 'rada-rada berat' kayak gini ...
BalasHapusAda apa mas Agus ?, pengin jadi selebgram juga ya .. hihihi 😁
Anu mas, sepertinya saya salah minum obat tadi.😂
HapusKirain habis salah makan.. hihihi
HapusNah, sama, mas. Aku kira juga baru salah makan, kok tumben bener.😂
HapusSaya dulu follow akunnya ibuknya Kirana ini, sekarang kayaknya udah enggak, soalnya kudu follow yang follow saya hahaha.
BalasHapusKalau saya udah semacam khatam sih, mungkin karena anak saya udah 2 sih, udah ngerasain susahnya urus anak, rempongnya melahirkan, trus juga karena sering ikut campaign parenting, jadi tahu apa yang nampang di medsos itu cuman pemanis aja, realnya mah nggak sesempurna itu :D
Jadi, udah nggak ada yang namanya baper, pengen gini pengen kayak itu.
Pokoknya udah tahu, kalau semua pasti udah ada takarannya, pasti punya hal yang menantang, bahkan Nia Ramadhani saya yakin banget kalau dia juga punya masalah, hanya saja beda masalah dengan kita-kita para emak biasa ini :D
Oh ya si Kirana itu dulu punya alergi kulit, kebayang banget bagaimana ibuknya rempong mengurusnya :)
Berarti seharusnya yang nulis ini mbak Rey ya, soalnya lebih paham dan sudah dipraktekkan pula, 🤭
HapusHormat Bu guru.
Hahahah, enggak dong, semua bisa aja kok nulis, lagian ini kan sudut pandang dari cerpen :D
HapusMaksud saya, mungkin karena anak saya udah 2, jadi udah tahu kalau memang jadi ibuk-ibuk itu beraaatt...
Tidak sesempurna feed IG hahaha
Jadi saya nggak baper liat feed IG, saya bapernya mah kalau nggak dibagi egym hahahaha
Saya malah ngga punya IG mbak, cukup akun Facebook saja, soalnya takut kecanduan main hape.
HapusTapi biarpun hanya punya akun blogger dan Facebook, tetap saja main hape jalan terus, anak saya jadi ikutan main, apalagi hapenya ada tiga.😂
hahahaha, ya ampun, saya cuman punya 2, satunya buat anak, trus dibanting-banting huhuhu.
HapusKalau saya kayaknya semua medsos punya akun, ckckckck :D
Ngga apa-apa kalo buat branding mbak, soalnya itu juga penting. Orang terkenal juga dari bawah dulu biasanya, siapa tahu nanti mbak Rey jadi terkenal dan diangkat menjadi staf khusus millenial.😊
Hapusintinya.. netijen selalu aja ada celah untuk kritik orang hehe. Mau nia ramadhani punya pembantu 15 atau berapa, mau asi atau susu formula. mereka lebih paham alasan nya.
BalasHapusBetul mas, apalagi netizen yang julid gitu, selalu bisa nyari cela nya.😂
HapusChildren See Children Do - Bagian terpenting dalam memberikan pola asuh yang baik bagi anak-anak. Dan bukan hanya sekedar Just Do It yang bisa bikin anak bablas...
BalasHapusBetul sekali kang Roni, kita harus jadi contoh dulu buat anak-anak, kalo bapaknya main hape terus kayak saya, anaknya juga pasti ikutan main hape.😂
HapusYes bener mas children see children do, anak itu tukang tiru nomor 1. btw #OOT nih mas agus ini sama mas satria hubungannya apa sih, jadi penasaran saya :D
BalasHapusBetul sekali mbak, anak memang peniru yang ulung, aku sekarang juga makin hati-hati, takut ngajarin anak ngga bener.😂
HapusHubungannya cuma teman blogger saja mbak, ketemu langsung juga belum pernah.😊
Hahahhaa, saran buat Mas Agus, nama tokohnya mending dibuat kayak kontinu Mas, biar kita nggak bingung qiqiqiqi.
HapusKalaupun mau pakai 2 nama sama, mungkin dibedain 1 atau 2 huruf, dengan embel-embel keterangan kalau sodaranya atau apanya gitu hahaha
Penting banget nih, untuk nambah ilmu parenting, makasih banyak yaaa...
BalasHapusSama sama kang Akhmad.😊
HapusWalaupun tidak hamil tapi sekedar pengetahuan juga bagus nih untuk laki-laki, apalagi yang mau punya anak.. mntap mntap ada yang ngulas dari bukunya :D
BalasHapusUntuk pengetahuan saja ya mas Andrie, karena sebenarnya aku juga ngga tahu parenting.😂
HapusWihiii topiknya berats, berhubungan saya belum punya keturunan, jadi belum bisa berkomentar banyak related to parenting :D tapi saya tau ibuk Retnohening karena saya juga suka lihat video-videonya Kirana waktu masih kecil :D
BalasHapusBy the way sekarang Kirana bukan anak semata wayang lagi mas, karena sudah ada adiknya yang bernama Rumaysa dan si adik ini sifatnya berbanding terbalik daripada kakaknya (Kirana) ehehehe *malah jadi bahas keluarga Buk Retno* :)) tapi memang saya akui saya suka lihat akunnya beliau dulu, karena anaknya lucu-lucu dan pintar sekali juga terlihat sangat penyayang :D
Sebenarnya aku juga ngga tahu tentang parenting mbak Eno, jadi asal nulis saja.😂
HapusEhm, aku percaya tiap keluarga memiliki sesuatu yang spesial masing-masing, begitu juga dengan mbak Eno.😊
Iya ya, si Kirana itu loh kalau ngomong bijak banget, salut sama ibuk yang mendidiknya dengan baik :)
HapusBisa buat bacaan untuk calon orang tua nihh, karena emang belum berkeluarga. wkwk
BalasHapusapa cuma aku nh yg nggak tau Bu Retno ini, jd penasaran kn
Aku juga baru kenal kok yang namanya Bu Retno waktu mau buat cerita ini.😂
Hapus
BalasHapusTumben ini temanya parenting, tapi tak apalah aku bisa belajar dari cerpen diatas untuk diriku sang calon Moms muda. Ngomong - ngomong Bu Retno ini siapa? Aku baru denger ?
Anu, aku juga kurang tahu siapa Bu Retno. 😂
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTumben temanya berat walau isinya banyak nasehat dan pandangan yang baik dalam hal mengurus anak.
BalasHapusCoba genre baru bang, ternyata malah pada ngga sreg ya.😁
HapusWah, ibok muncul nih di mari. Aku juga sering ngepoin akunnya si ibok nih, walaupun gak follow akunnya juga. Aku suka banget lihat tingkah polahnya si Kirana sama rumaysa. Lucu-lucu.
BalasHapusTapi emang benar, sih. Apa yang di dapat ibok Retno Hening gak seindah yang kita-kita lihat. Aku juga sudah pernah baca bukunya. Beliau juga sempat keguguran dulu sebelum dapat anak-anak yang lucu. Tuh kan, aku jadi baper.😭
Eh aku malah belum tahu kalo Kirana sudah punya adik mbak, soalnya ngga punya Instagram, soalnya kalo punya IG takut khilaf.😂
HapusPernah liat aja saat lgi viral di tv dulu ,tpi klo instagramnnya sy mlh ga tau, lagian jrg buka ig juga sih mas, apalagi sirik ama artis mah, enggak lah, mereka siapa, saya jg siapa, jd nyadar diri aja hihi 😁 ,sy jg jarang baca blog tentang parenting sebetulnya, krna ga asyiik aja
BalasHapusSaya malah jarang tahu gosip artis, baik IG, YouTube atau apalah soalnya bagiku ngga menarik.
HapusDulu ada teman nanya, si artis itu kena kasus prostitusi lho dll, lha emang kenapa, tetangga bukan saudara juga bukan kenal juga ngga ngapain di urusin.🤣
Kalo masalah politik malah aku agak suka, tapi ngga sampai follow sih, paling hanya baca beritanya saja biar ngga kudet. Misalnya ada paket stimulus covid 19, listrik PLN digratiskan, setelah cari infonya Alhamdulillah dapat token gratis. Lumayan buat sebulan.😂
Wah berarti yg listrik gratis itu bener ya mas Agus udah dapet, mayanlah duitnya bisa buat yg lain 😁
HapusBener dong mbak, tapi hanya khusus masyarakat yang terpilih. Dayaku 450 w jadinya pasti dapat, kalo yang 900, ada yang dapat ada yang enggak
HapusOh ini cerpen ya ??? 😂
BalasHapusHappy little soul itu sering kebaca sering denger, tp dmn yah, lupa
Anu, mungkin di warung tetangga sebelah dengarnya.😊
HapusBenar, mengasuh dan membesarkan anak memang tak mudah dan tak seindah apa yang ada di IG-nya para seleb itu...
BalasHapusDan urusan standar kebahagiaan itu ya kalau mengikuti apa yang seleb itu sampaikan di akun media sosialnya, bakal gigit jari.
Baiknya sih ukuran kebahagiaan itu disederhanakan saja, menerima dan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Eh tapi tidak semua orang bisa seperti begini sih Mas.
Salam,
Saya penggemar Kirana dan ibuknya sampai beli bukunya dan dibaca berulang-ulang.
BalasHapusBtw saya kira ini Mas Agus lagi ngereview bukunya ibuk Kirana lho.
Betul Mas, momong anak memang nggak seindah ilmu parenting. Bubar jalan pokokmen, hahahaha. Yang penting hepi.:))
Bahaya banget emang ya, Mas Agus, kalau terlalu lama mantengin media sosial. Tetap saja bakalan ngerasa iri meskipun ngerti kalau apa-apa yang ditampilkan di media sosial itu cuma yang baik-baik aja. Hehehe...
BalasHapusSaya nggak main medsos, tapi kalau kebetulan lihat medsos entah di ponsel siapa, paling yang saya lihat ya akunnya Retno Hening. Penasaran sama hal-hal baru yang dipelajari sama Rumaisya. :D