Karena wabah Corona maka kita tidak leluasa

Daftar Isi

Di depan sebuah rumah, tampak dua orang sedang asyik ngobrol. Mereka adalah Agus sebagai tuan rumah dan tamunya Jaenudin. Mereka saat itu sedang berbicara di beranda rumah.

" Jadi tidak Gus besok ke pengajian kyai Mansyur?" Jaenudin memulai percakapan.

Agus tidak langsung menjawab, pikirannya saat ini sedang bimbang. Wabah penyakit Corona yang sedang melanda di daerah sekitar rumahnya membuat ia tidak bisa langsung mengiyakan ajakan teman baiknya. Apalagi ada himbauan dari pemerintah agar penduduk mengurangi aktivitas sosial agar tidak tertular. Tapi disisi lain ia juga tidak enak sama Jaenudin yang sudah jauh-jauh datang ke rumahnya, apalagi rencana ini sudah mereka bicarakan sejak bulan lalu.

"Din, sepertinya aku besok tidak jadi kesana Din. Sekarang kan sedang ada wabah Corona dan kita dihimbau untuk tetap di rumah."

"Ealah, kok kamu takut amat sih. Pokoknya aman kesanalah Gus."

"Aman, emang ada jaminan kita akan aman darimana Din?"

Sang tamu menyeruput dulu kopi yang dihidangkan tuan rumah baru menjawab." Ya kita yakin saja sama Allah SWT. Sebagai orang beriman kita tidak perlu takut pada wabah begituan Gus. Apalagi ini kan untuk menghadiri pengajian kyai besar, termasuk ibadah lho, bukan untuk hura-hura atau senang-senang apalagi maksiat.

Agus bimbang. Benar juga, mereka kan hendak menghadiri pengajian.

"Tapi menghindari penyakit berbahaya juga penting Din, ini juga termasuk bagian dari ikhtiar." Agus berbicara dengan hati masih bimbang, apalagi sejak Jaenudin datang keadaan di lingkungan sekitarnya tetap sepi padahal dia datang sore hari. Biasanya ada banyak orang lewat atau beberapa anak kecil yang berlarian kesana-kemari dengan riang, tapi sejak kemarin sudah sepi sejak korban yang terkena virus Corona makin banyak ditambah makin banyaknya orang yang meninggal.

"Alah, bilang saja kamu males keluar rumah, pakai alasan takut tertular virus segala." Tampaknya dia mulai ngambek, nada bicaranya juga sedikit menyentil.

Agus sedikit tersentil emosinya oleh perkataan temannya. Saat ia akhirnya akan menjawab ajakan temannya untuk nanti malam datang ke pengajian tiba-tiba lewat seseorang.

"Assalamualaikum, sepertinya ramai nih Gus. Ada tamu ya?" Tamu yang baru datang mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam pak ustadz. Monggo masuk pak ustadz." Agus buru-buru membukakan pintu sambil tak lupa cium tangan lantas memberikan kursi. Kebetulan batin Agus, yang datang adalah ustadz Satria Al Ghozali, tokoh agama di desanya yang juga menjadi imam masjid dimana Agus sering sholat. Jaenudin juga bangkit berdiri lalu bersalaman. Agus sendiri lalu masuk ke dalam meminta istrinya Sarilah untuk membuatkan minuman serta cemilan.

"Silahkan cicipi kopinya pak ustadz." Seru Agus ketika hidangan sudah datang.

"Terima kasih Gus." Ustadz Satria Al Ghozali menyeruput minumannya.

"Maaf pak ustadz, saya mau minta saran nih pada ustadz." Kata Agus

"Ada apa Gus?"

"Begini pak ustadz, saya dan temanku ini rencananya habis Maghrib mau ke desa sebelah untuk menghadiri acara pengajian kyai Mansyur. Nah, yang bikin aku bimbang adalah sekarang kan lagi wabah Corona ustadz. Sudah banyak yang jadi korban, bahkan di kecamatan sebelah ada juga yang meninggal." Tutur Agus panjang lebar.

Tokoh masyarakat itu tersenyum. Ia berfikir sejenak baru menjawab." Saran saya sih, sebaiknya kalian ini tunda dulu, dirumah saja. Tunggu situasinya aman dulu."

"Lho kok begitu pak ustadz." Jaenudin tidak setuju." Inikan untuk ibadah, untuk apa kita takut pada virus seperti itu."

"Kita memang tidak boleh takut pada virus mas, hanya boleh takut kepada Allah SWT, tapi kita juga wajib berikhtiar agar selamat, bukan mencelakakan diri sendiri."

" Tapi kan jika takdir saya tidak akan kena penyakit, mau gimana-gimana tetap saja saya tidak akan kena sama tuh virus. Tapi jika takdir saya kena virus, biarpun didalam rumah tetap saja akan kena virus, iya toh." Jaenudin tetap ngotot.

"Lha, kok mas yang mengatur takdir."

"Bukan aku maksudnya mau mengatur takdir." Jawab Jaenudin keki juga." Tapi kalo takdirku kena virus setelah ke pengajian begitu ya apa boleh buat." Ia mengangkat bahu.

Sang ustadz tersenyum." Begini lho mas, resiko kamu terkena wabah itu lebih besar kalo berkumpul di tempat ramai seperti ke mall, tempat rekreasi ataupun acara pengajian dari pada jika diam di rumah. Aku yakin kamu tahu ini. Itu seperti kamu mainan api dan resikonya bisa terbakar kalo mainan api."

"Lalu kamu bermain-main dengan keyakinan kalo Allah tidak akan mentakdirkan kamu kena penyakit. Tidak disangka ternyata kamu kena virus tersebut. Masih mendingan kalo kamu sendiri. Mas ini siapa namanya?"

"Jaenudin namanya ustadz." Agus yang dari tadi diam akhirnya bicara juga.

"Mas jaey punya istri?" Tanya ulama yang rambut dan jenggotnya sudah putih semua pada tamu didepannya.

"Alhamdulillah sudah pak ustadz, anak juga sudah punya dua." Jaenudin menjawab.

"Alhamdulillah kalo begitu. Tapi bagaimana kalo ternyata mas jaey kena dan tidak tahu lalu tanpa disadari menulari keluarga mas sendiri. Apa mas mau begitu."

"Tentu saja tidak pak ustadz." Ia ngeri juga, apalagi selain anak istrinya, di rumahnya juga ikut ibunya juga yang sudah tua. Membayangkan kalo ibunya yang sudah berumur itu terkena Corona tentu saja ia takut, apalagi kabarnya virus itu berbahaya kalo menyerang orang tua karena sistem imun lebih lemah.

"Nah karena itulah sebaiknya kita jaga diri sebaik mungkin. Jika diri kita sendiri yang kena celaka mungkin kita ikhlas, tapi jika anak istri kita juga ikut kena, alangkah disayangkan padahal kita bisa mencegahnya."

"Baiklah pak ustadz, aku memutuskan untuk dirumah saja." Akhirnya Jaenudin menyerah.

"Nah begitu dong jaey." Agus turut senang juga.

"Lebih baik begitu, lagi pula pengajian sekarang juga bisa mengikuti lewat internet. Namanya apa ya Gus?"

"YouTube pak ustadz."

"Ok, sebelum saya pulang ada baiknya kita berdoa bersama agar wabah Corona ini segera hilang agar kita leluasa mau kemana saja, baik ke pengajian ataupun ke masjid untuk beribadah.

Ia lantas mengangkat kedua tangannya “Ya Allah! Angkat dari kami penyimpangan dan malapetaka dan gempa bumi dan bencana, serta segala cobaan yang buruk baik yang nyata maupun yang tersembunyi, dari negeri kami ini khususnya, dan dari semua negeri kaum muslimin, dengan Rahmat-Mu, Duhai Yang Maha Penyayang."

"Amin ya rabbal alamin."

TAMAT

116 komentar

Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 16.58 Hapus
Tumben cerpennya lurus, ada apa kah? 🤔
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 17.15 Hapus
Apa aku harus ubah lagi pak ustadz? 🙏
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 17.25 Hapus
Gak usah diubah bagusan begitu jadi ada uniknya..hihihi

Sepertinya cerpen ini terinspirasi dari komentar si jaey ya?
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 17.38 Hapus
Ngga kang, ini terinspirasi dari komentar kal El, sungguh menghermankan ya.
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 17.50 Hapus
Bener-bener sangat menghermankan..hahahaha

Sebenernya yang pas jadi ustadz itu si jaey bukan si satria, ustadz Jaenudin Al Ghazali tapi sudahlah kalau di edit malah jadi gak unik.. hihihi
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 17.57 Hapus
Sebenarnya aku bisa sih bikin agak lucu, cuma karena ini topiknya agama jadi main aman saja mas 😁
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 19.46 Hapus
Baiklah, alasan diterima..hihihi
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 20.11 Hapus
Jadi, tadinya mau menulis begini.

Setelah Agus dan Jaenudin mengaminkan, terdengar sebuah suara.

"Assalamualaikum." Sapa seseorang dan ternyata itu adalah seorang wanita muda.

"Waalaikumsalam."kami semua serempak menjawab. Wanita cantik itu lalu mencium tangan pak ustadz.

"Monggo mbak Anisa duduk." Kata Agus sambil memberikan kursi.

"Ah tidak usah mas." Tolaknya halus

Ustadz satria pun berdiri." Baiklah, karena aku ada perlu maka aku permisi dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Agus dan Jaenudin serempak menjawab.

Setelah mereka berdua menghilang, Jaenudin lalu menyeletuk."wah anaknya pak ustadz cantik juga ya."

"Anak?" Agus heran." Dia itu istri keduanya jaey."

Tamat.
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 21.07 Hapus
Emang ada yang larang ustad beristri 2...3 juga boleh kok.😁😁🤣
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 22.11 Hapus
Wah bagus tuh kalau seperti itu jadi Beneran seperti cerpen..
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 07.53 Hapus
Tadinya sih mau begitu mas, tapi kan ngga semua ustadz begitu,

Di desa saya, ustadz ada 10 lebih tapi semuanya istrinya satu, ntah kalo satria, istrinya tiga kali.😱
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 16.11 Hapus
hahaha ampun deh kalian itu :D
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 20.36 Hapus
Ampun kenapa mbak.😱
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 17.57 Hapus
Skill menulis cerpennya semakin bagus Mas Agus, padanan katanya pas dan efisien
Tokoh-tokohnya juga berkarakter, cuma agak heran tumben tokoh Satria (dalam fiksi saja lo hehe) kali ini dijadikan karakter pak ustad. Lempeng dan logis pula ya karakternya. Sip deh

Pokoknya pas lah sesuai dengan timing dan keadaan yang ada saat ini, jadi pesan moralnya pun sampai. Great job, dan semangat terus menulis cerpennya ya.
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 18.35 Hapus
Sekali kali dia jadi ustad mbak, jangan jadi preman terus biar insaf.🤣

Iya, sekarang lagi musim Corona jadinya coba menulis sesuai keadaan, barang kali nongol di page one.😁

Masih jauh sama kualitas tulisan kang satria mbak, ini masih belepotan.😱
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 21.48 Hapus
Nah, itu dia. Akhirnya tokoh satria tobat dan jadi ustadz yang disegani masyarakat.🤭
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 22.13 Hapus
Asal jangan tobat dadakan aja..hihihi
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 07.56 Hapus
Bukan tobat dadakan tapi tobat sambal mas, hari ini tobat, besok ngerongdo lagi.😂
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 16.12 Hapus
Awal-awalnya agak lucu dengan karakter teman blogger masuk cerpen, tapi lama-lama jadi familier dan menarik ya hahaha
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 20.38 Hapus
Kalo aku sudah biasa mbak pakai nama teman blogger sejak di mywapblog.
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 18.01 Hapus
Wah bijaksana bangeet yaa...habis baca cerpen ini hati jadi tambah tenang, soalnya pak ustad Satria udah kasih petuahnya... Aamiin... Semoga semua dlm perlindunganNya
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 18.36 Hapus
Amin, semoga saja keadaan ini cepat berlalu ya mbak, sehingga mbak Heni bisa bebas nongkrong di mall atau cafe.😃
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 19.37 Hapus
Wk wk.. Saya mah bukan tipe yg suka ngemall ato nongki" di cafe, kecuali gratisan alias diajak 😂
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 22.14 Hapus
😱
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 07.56 Hapus
Mas Kal El kenapa kaget sih? 🤔
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 11.35 Hapus
Mas ka El itu terkejuuuut kayaknya... Hi hi... Boonk sikit ga pa lah 🙊
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 12.30 Hapus
Kirain aku dia shok, soalnya dia suka nongki ² mbak.😂
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 18.51 Hapus
Setuju banget nih.
Sekarang banyak banget yang ngotot buat keluar rumah, padahal kalo kena, bisa nularin keluarga sendiri.
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 20.14 Hapus
Betul bang, kalo lagi seperti ini memang lebih aman dirumah saja ya.😃
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 20.03 Hapus

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulilahi rabbil ‘alamin,
Was sholatu wassalamu ‘ala,
Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,
Sayyidina wa maulana Muhammadin,
Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.
Ama ba’du.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Ilaahi Robbi yang telah memberikan kita beribu-ribu kenikmatan, baik Nikmat Iman dan Islam ataupun Nikmat Sehat Wal’afiat, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di sebuah blog yang bikin saya mulai aneh...🤯🤯🤯


Mungkin dikarenakan sang admin blog ini yang kesambet, Tapi entahlah.

Maka dari itu saya masih menunggu apa yang beliau ucapkan setelah ini..😊😊 🙏🙏🙏
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 20.12 Hapus
Ustadz nya datang, sungkem pak ustadz biar dapat berkah.🙏
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 21.04 Hapus
Suuueeee!!..😁😁
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 21.50 Hapus
Alhamdulillah, sekarang sudah jadi ustadz ya, mas. Hehehehe.
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 22.17 Hapus
Semoga bisa membimbing si Agus dan si jaey ke rumah randa muda eh ke jalan yang lurus..hihihi
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 07.57 Hapus
Maksudnya rumah ke janda muda itu jalannya lurus ke depan ya mas? 😁
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 11.38 Hapus
Makasih pak ustad atas doa "nya,..
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 12.31 Hapus
Sama sama mbak. Eh, yang jadi ustadz nya siapa nih? 😂
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 16.13 Hapus
aamiin ya rabbal alaamiin :D

ustadznya muncul nih :D
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 20.38 Hapus
Iya mbak, amplopnya sudah disiapkan belum buat ustad? 😁
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 21.22 Hapus
Allahhumma inni audzubika an adhilla aw udholla aw azzilla aw uzzalla aw azhilama aw uzhlama aw ajhala aw yujhala allayya.




Ya, Allah? Aku haturkan dan inginkan dari doa yang ada, Allah kabulkan termasuk dapat lindungi kita semua dari marabahaya wabah virus Corona saat harus terpaksa Keluar rumah.
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 07.58 Hapus
Aamiin ya rabbal alamin, makasih atas doanya mbak tari.😃
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 21.44 Hapus
Aamiin🙏

Mas Agus, sebaiknya jangan cium tangan pak ustadz, takutnya kalau ada virus nempel disitu gimana? Seharusnya tangannya pak ustadz diberi hand sanitizer dulu baru dicium.😱
Comment Author Avatar
21 Maret 2020 pukul 21.52 Hapus

Eelleeee....Cium tangan ustadz yang ada virus2 mabur semua..😊😊

Terlebih kalau KH. Ustadz Satria yang pegang bisa bersih dosa2 kalian seperti bayi baru lahir..😊😊🙏🙏
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 07.59 Hapus
Iya, kalo ustadz Satria tangannya bersih dari kuman, kalo satriamwb banyak kumannya terutama kuman rongdo.🤣
Comment Author Avatar
25 Maret 2020 pukul 17.49 Hapus
Anu, mas. Itu ustadz atau tuhan kok bisa bersihkan dosa manusia. Hehehe. * Kaboooor 🏃🏃🏃🏃
Comment Author Avatar
25 Maret 2020 pukul 21.58 Hapus
Biasalah, kalo orang sableng obatnya lagi habis ya gitu.🤣
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 01.33 Hapus
Bener banget apa yang dikatakan Pak Ustadz, kita harus ikhtiar untuk keselamatan dan menjaga kesehatan keluarga.

Harus menambah kekebalan tubuh supaya tidak mudah terinfeksi virus corona :)
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 08.00 Hapus
Betul, untuk sementara agar aman di rumah saja dulu ya mbak kecuali ada keperluan penting.
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 10.42 Hapus
Betul3x mendingan mengisolasi diri deh bareng keluarga di rumah aja. Keluar kalau ada keperluan penting urusan isi dapur aja paling hehehe. Keren nih jadi ustadz ya sekarang hihihii :D
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 12.32 Hapus
Iya mbak, kemarin satria demo minta agar dapat peran yang keren, sambil dia ngasih pulsa.😁
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 11.03 Hapus
Nahh ini dia sih, tapi kalo untuk freelancer jadi lebih enak sih.. Harusnya bisa dimanfaatkan dengan kerjaan kerjaan yang bisa dimonitor dari rumah atau secara online. Bermodalkan laptop pun bisa bekerja dengan baik :D
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 12.33 Hapus
Iya kang, kalo freelancer enak bisa kerja dari rumah, lha kalo tukang ojek atau kuli bangunan gimana ya? 😱
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 14.09 Hapus
Amin ya rabbal alamin. Semoga wabah virus ini segera berakhir.
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 20.28 Hapus
Iya kang, semoga saja keadaan ini cepat berlalu ya.
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 16.34 Hapus
hahaha, meskipun agak aneh kalau baca cerpen yang agak lurus gini, akan tetapi saya jadi bisa merasakan bagaimana keadaan negeri kita tercinta ini ya.

Nggak tahu, siapa sebenarnya yang seharusnya bertanggung jawab akan menyebarnya virus ini, akan tetapi sesungguhnya yang paling berdampak ya masyarakat kecil.

Ekonomi menurun, banyak pengangguran huhuhu.

Semoga wabah ini segera berlalu, semoga kita semua bisa merasakan bagaimana rindunya kita pada pengajian dan masjid, jangan setelah kayak gini baru deh kita merindukan sholat berjamaah di masjid :(
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 21.45 Hapus
Anehnya dimana mbak, apa biasanya belok belok lalu lurus jadinya kepala kejedot.😱

Iya ya, kalo udah kayak gini baru deh pengin ke masjid, ntah kalo keadaan aman jadi ke masjid apa tidak.😂😂😂
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 23.18 Hapus
Biasanya atas saya seperti itu..🤣🤣🤣
Comment Author Avatar
25 Maret 2020 pukul 02.49 Hapus
Semoga virus ini segera berlalu, dan masjid bisa buka sperti dulu, awas kalau pakai acara malas sholat di masjid lagi, entar kualat deh.

Mending bikin nazar, kalau virus berlalu, bakalan sering sholat di masjid deh, setidaknya sekali atau 2 kali sehari juga boleh :D
Comment Author Avatar
25 Maret 2020 pukul 17.59 Hapus
Tapi sayangnya untuk saat ini lebih baik shalat di rumah dulu, mas, terutama kalau tempat tinggalnya ada di daerah yang sudah ada kasus virus ini. Kalau sudah selesai wabahnya, baru deh lanjut shalat di masjid. 😁
Comment Author Avatar
27 Maret 2020 pukul 07.57 Hapus
huhuhu iyaaa, sedih ya.
Di Sidoarjo malah udah ada yang meninggal, dari perumahan yang nggak jauh juga dari tempat tinggal kami, sedih sih, semoga segera berlalu, dan semoga kita semua berada dalam lindunganNya, aamiin :)
Comment Author Avatar
27 Maret 2020 pukul 13.57 Hapus
Turut berdukacita mbak, berarti keadaan disana sudah makin parah ya. Terus Sidoarjo di lockdown lokal ngga?
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 18.10 Hapus
nama ustadnya keren banget sih, satria al gazali :D, tapi btw ngomongin soal virus corona memang bener banget, semua tetangga dan temen gw pada takut, termasuk gw sendiri.. semoga aja virus inu cepet pergi dari negara kita ini :D
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 21.46 Hapus
Betul bang, apalagi buat para jomblo, untuk sementara ini ngga bisa pdkt, sungguh menyebalkan ya 😂
Comment Author Avatar
25 Maret 2020 pukul 18.17 Hapus
Kalau pdkt sekarang sih gampang, mas. Gak perlu ketemu, kan bisa lewat chat atau video call. Hehehe.

Emang iya sih, sekarang jadi tambah takut keluar rumah. Semoga wabah ini cepat berlalu. Masa iya lebaran gak pulang kampung. 😭😭😭😭
Comment Author Avatar
27 Maret 2020 pukul 13.58 Hapus
Sabar mbak Roem, aku juga sepertinya tidak pulang kampung lebaran ini kalo pandemi Corona masih parah, soalnya di kota saya juga sudah ada yang positif Corona.😭
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 21.48 Hapus
dimana2 bahas corona ini ya, seneng banget jadi perbincangan dia nih. Kupingnya ga panas diomongin orang terus apa. segeralah menyingkir dari muka bumi covid19!
Comment Author Avatar
22 Maret 2020 pukul 23.16 Hapus
Gimana kalau kita tekap kuping ...🤯🤯Atau kita berbincang2 berdua saja...Tanpa ada si Corona 19...😊😊

Yee kan..."Yuks"!..🙄🙄🤣🤣🤣🤣
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 11.38 Hapus
Kang satria, ingat anak istri nunggu dirumah kang.😱
Comment Author Avatar
25 Maret 2020 pukul 18.28 Hapus
Cieeee, mas satria meluncurkan serangannya. Pepet terus, maaaaaas.😆
Comment Author Avatar
27 Maret 2020 pukul 13.59 Hapus
Bener bener ya mbak, perlu dijewer kupingnya.😂
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 11.14 Hapus
Jamaaaah oh jamaaahhh..

Agak aneh baca cerpennya karena biasanya ketawa tapi ini luruuuusss banget.

Semoga corona segera berlalu, ya.

Blognya punya ciri khas Mas Agus. Blog yang isinya cerpen. Keren.
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 11.40 Hapus
Oh, banyak juga yang komen aneh, kirain cuma mbak Rey sama Kal El saja.

Sekali-kali bikin cerpen yang lurus aja mbak, kalo belak belok takut nabrak.😂
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 13.28 Hapus
Kayaknya nih yaaa ..., konten ibadah semua agama di youtube mendadak jadi ramai visitor.

Mas Agus ngga nyusul bikin konten youtube 🤔 ?
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 14.06 Hapus
Ngga mas Himawan, ngga bakat bikin konten YouTube, enakan nulis saja.😃
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 09.48 Hapus
Loh, napa 🤔 ?.

Kan kalau jadi youtuber kegantengan mas Agus jadi lebih terlihat tampil maksimal ... Hi hi hi 😁
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 09.58 Hapus
Itu khusus ustadz Satria saja yang hobi selfie mas Himawan.🤣
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 11.17 Hapus
Wwwkkkkk 😂😂

Rasa-rasanya aku ikutan tersihir, eh# tersindir niiih .. karena hobi selfie jugaak 🤣
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 13.52 Hapus
Eh mas Himawan suka selfie juga ya. Mungkin ketularan kang satria kali ya.😂
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 20.14 Hapus
Kemarin BPJS, sekarang Corona dijadikan topik cerpen, ga sekalian demam berdarah dijadikan topik cerpen hehe... Saya baca sekilas pesan moralnya kuat, memang ini realita, gara2 corona, hidup bertetangga pun jadi berubah. Semua serba waspada tapi bukan curiga
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 08.40 Hapus
Makasih banyak mas, admin blog ini sekarang lagi hobi nulis cerpen, mohon maaf kalo salah.😃

Iya kang, semua harus waspada jangan menganggap remeh virus ini
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 20.29 Hapus
kadang nyeleneh tulisan nya dan ini bijak sekali.. aamiin mas, semga kita semua bisa bangkit dari wabah corona
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 08.41 Hapus
Mungkin habis minum obat tadi makanya jadi bijak.😁
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 20.44 Hapus
Keren deh Pak Ustadz Satria!
Moga2 Corona cepat berakhir, ntar leluasa lagi ke mana-mana
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 08.41 Hapus
Betul mbak, jadi bisa nongki nongki lagi di mall ya mbak.😁
Comment Author Avatar
23 Maret 2020 pukul 21.08 Hapus
musibah ini, semoga cepat berlalu
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 08.42 Hapus
Amin ya rabbal alamin, makasih gan
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 10.10 Hapus
can relate. Keluarga saya ada yg kaya si Jaey ini. Malahan sampe bilang "musrik takut sama Korona. Takut itu cuma sama Allah"

haduhhh capek ngasih tau orang kaya begitu
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 10.20 Hapus
Sabar mbak, tiap orang memang beda pandangan nya tentang virus ini. Kita memang hanya takut pada Allah SWT, tapi kita juga harus waspada.

Rasulullah Saw juga waktu mau perang itu juga pakai baju perang dan atur strategi, bukan langsung langsung maju ke medan perang. Ikhtiar dahulu baru tawakal, jangan kebalik ya.
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 11.17 Hapus
Lebih beban mental lagi kalo ternyata kita menulari yang lainnya tanpa sadar ya ? Duh amit-amit, semoga gak begitu.

Mungkin kalo kita sendiri yang kena tinggal dirasain sakitnya. Nah kalo keluarga/orang sekitaran kita trus gak memiliki ketahanan tubuh yang mumpuni, apa ya gak malah jadi merasa bersalah kalo terjadi sesuatu.. ?

Tapi semoga kita semua tetap sehat selalu.. amin.
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 11.34 Hapus
Amin, semoga kita semua sehat selalu ya mbak.

Betul mbak, kemarin ada berita pasangan yang menikah depresi, bukan masalah dengan pasangan tapi katanya waktu hajatan digelar banyak orang yang terkena Corona tanpa sadar.
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 16.29 Hapus
Aaamiin, YaRabbalalaamin.
Semoga wabah ini segera berlalu.
Aku yakin sih Mas, kalau kawan-kawan ini semua sebaik Mas Agus ga ngototan kaya mas Jaey insyaallah pertambahan ga significant karena itu pun disebabkan penelusuran dari yangs udah terjangkit. Jadi tim medis bisa fokus pada yang sakit.

Bismillah ini segera berlalu.

Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 21.00 Hapus
Amin, semoga keadaan ini cepat berlalu ya mbak.

Tokoh jaey cuma fiksi aja mbak, aslinya orangnya penurut, apalagi kepada janda muda.😱
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 17.41 Hapus
Amin.. amin..

Kalo gk jadi ke pengajian, gimana kalo kita kerumah si korona saja mas, ajak jg ust satrio 😆😆
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 21.01 Hapus
Harus bawa bisaroh dulu kalo mau sama ustadz satria.😊
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 18.06 Hapus
Aku pikir endingnya bakal serem lagi mas :D. Sediiiih gara2 Corona ini. Kacau semua trip dan plan ku. Kasian banget kalo liat para tentara yg jagain wisma atlet, para dokter dan petugas kesehatan yg berjuang ngerawat pasien :(.

Berharap wabah ini cepet hilang. Moga2 skr ini jd pengingat juga buat semua supaya bisa LBH menjaga kebersihan dan sering cuci tangan
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 21.02 Hapus
Akhirnya ada juga yang kecele sama cerpen yang lurus ini.😁

Iya mbak, kasihan para dokter, perawat, tenaga medis dan juga tentara yang jaga, semoga keadaan ini cepat berlalu ya mbak
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 20.05 Hapus
Iya... anjuran yang baik untuk di rumah saja.
Comment Author Avatar
24 Maret 2020 pukul 21.02 Hapus
Biar aman dari Corona y mbak.😊
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 04.11 Hapus
Kayaknya, ini pertama kalinya saya baca cerpen nggak horor atau nggak aneh-aneh sejak saya tau blog mas Agus :))))) biasanya di akhir suka meleset ehehehehe.

By the way, belakangan ini orang-orang sepertinya sudah mulai agak sadar akan bahaya Corona, karena banyak yang lebih memilih stay di rumah, meski yang harus kerja tetap kerja, tapi saya lihat dari banyak berita, tempat-tempat mulai sepi dan orang-orang memilih di rumah. Semoga Corona segera hilang ya mas :>
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 10.00 Hapus
Betul sekali mbak Eno, kata kakak saya yang kerja di Jakarta sekarang sudah sepi jalanan Jakarta, orang sudah pada mulai takut dan lebih banyak didalam rumah agar aman dari virus.😊
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 13.43 Hapus
Kali kedua baca cerpennya mas Agus. Ini dari pengalaman pribadi ya? Hihih. BTW agak tergelitik nih pas bagian salam cium tangan soalnya kalau lagi Corona begini kan salaman apalagi cium tangan sebaiknya dihindari karena risiko penyebaran virusnya lebih besar >.<

Ya aku berdoa juga semoga wabahnya cepat teratasi. Jadi budaya cium tangan bisa kembali dilakukan seperti biasanyaa..ga perlu dilarang lagii huhuhu
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 13.54 Hapus
Ngga mbak Friska, ini asli karangan orang nganggur saja.

Iya ya, harusnya Agus malah jangan cium tangan pak ustadz.🤣
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 16.27 Hapus
Hahaha ga nganggur la mas... Mikir ini bikin giniaan!

Gpp mas. Ini hanya fiksi belaka toh? Hihihi
Comment Author Avatar
29 Maret 2020 pukul 07.36 Hapus
Iya, nulis juga kan dihitung kerjaan ya biarpun tidak dapat duit.😂
Comment Author Avatar
8 Mei 2020 pukul 17.50 Hapus
nanti bisa dapat duit kok mas..amin.
Comment Author Avatar
26 Maret 2020 pukul 22.54 Hapus
hahahaha kereen cerpennya ini. Benar-benar mengena buat sosialisasi corona. ayoo kita #dirumahaja yaaa.Semoga wabah cepet berlalu..aamiin
Comment Author Avatar
29 Maret 2020 pukul 07.36 Hapus
Amiin ya rabbal alamin, semoga cepat hilang wabahnya
Comment Author Avatar
27 Maret 2020 pukul 11.24 Hapus
Penyampaian pesan yang sangat bijak, tidak menggurui.

Ustad Satria keren yah, blogger sekaligus penceramah
Comment Author Avatar
29 Maret 2020 pukul 07.37 Hapus
Begitulah bang, blogger multi fungsi.😁
Comment Author Avatar
28 Maret 2020 pukul 22.07 Hapus
Saat ini pengajiannya via youtube, ide bagus tuh...tapi kuotanya nebeng wifi tetangga biar nyaman sampai selesai
Comment Author Avatar
29 Maret 2020 pukul 07.37 Hapus
Itu nebengnya ijin dulu ya, kalo ngga namanya nyolong.🤣
Comment Author Avatar
2 April 2020 pukul 12.09 Hapus
Semoga virus dan wabah penyakit yang melanda negeri kita bisa segera berlalu. Sedih ketika tidak bisa menghadiri pengajian karena demi keselamatan diri kita sendiri dan orang lain.
Comment Author Avatar
5 April 2020 pukul 06.52 Hapus
heran juga sama orang yang masih berpikiran kayak jaenudin itu. nggak peduli sama diri sendiri itu ya terserah, tapi jangan sampai nggak peduli dengan keluarga. untungnya ada pak ustad ya....
Comment Author Avatar
5 April 2020 pukul 14.09 Hapus
Tak kirain, ustadz nya gak mau diajak salaman dan diajak minum kopi sambil jaga jarak 1,5 m 😂, trus ngasih pengarahan cara mencegah penularan virus, trus abis ituh, si jaenudin disuruh pulang, agus masuk rumah, pas ustadz juga pulang #stayathome aja 😂 (jadi inget iklan penyuluhan di tvri)
Comment Author Avatar
10 April 2020 pukul 18.52 Hapus
saat ini stay di rumah memang selalu ditekankan sama pemerintah & perlu kesadaran diri juga, work from home juga masih berlanjut
ehh tapi kapan hari di kotaku ada yang "nekat" ngadain pengajian gede-gedean, biasa ulama gede kayaknya, jadi ya cuss lanjut terus.