Percakapan dengan anak indigo
Anak indigo adalah anak yang memiliki kemampuan khusus, misalnya bisa berbicara dengan makhluk halus. Berikut ini kisah percakapan dengan anak indigo.
Sore itu Heni berjalan-jalan ke terminal Rajabasa bandar Lampung. Tak banyak orang yang lalu lalang disekitarnya, kalaupun ada yang lewat maka kebanyakan memakai masker. Saat ini memang orang diwajibkan memakai masker jika hendak keluar rumah karena ada wabah Corona termasuk juga Heni.
Rajabasa terlihat suram, apalagi dengan adanya virus Corona yang makin hari makin parah. Hanya sedikit orang yang berani keluar. Selain manusia, beberapa sosok tubuh hitam legam juga tampak di pojok terminal, terutama di sebuah area warung, yang selain menjual makanan juga kadang jadi tempat bermain judi ilegal, konon pula kalo malam jadi tempat remang-remang.
Ia acuhkan beberapa sosok hitam menyeramkan itu karena memang hanya ia yang bisa melihat sosok tak kasat mata. Dulu sih ia sangat takut melihatnya tapi kini ia biasa saja.
Sudah sejam lebih ia menunggu di terminal itu, tapi orang yang ditunggunya tidak datang juga. Akhirnya ia datangi juga sebuah bis Arimbi jurusan Bandar Lampung ke Jakarta. Perlu diketahui, selain bisa melihat sosok gaib dan juga bisa melihat masa depan ia juga punya kemampuan lain yang tidak banyak orang tahu.
Bis Arimbi yang ia datangi tampak sudah berumur, terlihat dari beberapa tambalan di bodynya yang agak samar. Selain itu di kaca depan selain huruf yang menampilkan jurusan Bandar Lampung Jakarta ada juga huruf lain dibawahnya yaitu Satria. Entah satria itu siapa, tebakannya mungkin pemiliknya. Ia tempelkan tangan ke bis tersebut.
"Halo." Begitu mata batinnya berkata.
Ajaib, tak lama kemudian bis itu menyahut.
"Halo juga. Kenapa kamu membangunkan ku sih." Gerutu bis Arimbi tersebut. Mungkin ia sedang enak-enak tidur tadi saat ia membangunkannya.
"Maaf aku mau bertanya. Apakah kamu melihat bis Arimbi yang datang dari Jakarta. Aku sedang menunggu temanku yang dari sana." Begitu jelas Heni agar bis angkutan antar kota antar propinsi ini tidak ngambek.
"Lho, memang kamu tidak lihat berita. Semua bus AKAP (antar kota antar propinsi) itu tidak boleh masuk ke Jakarta. Yang dari Jakarta juga sementara ini diliburkan dulu." Jelas bis Arimbi itu panjang lebar.
Heni menggelengkan kepalanya. Sejak banyak berita tentang Corona itu memang ia sudah malas melihat televisi, takutnya melihat berita malah makin parno.
"Idih, cantik cantik kok kudet." Begitu ledek bus tersebut.
Heni tentu saja keki, segera saja ia berniat pergi tapi kendaraan roda empat itu sepertinya tahu kalo ia ngambek sehingga ia membujuknya agar mau ngobrol dengannya. Maklum, sudah lama tidak ada yang berbicara dengannya, bis Arimbi yang seumuran dengannya sudah banyak yang pensiun, tapi majikannya yang pelit masih memaksakan agar ia terus bekerja. Ia menamakan dirinya Satria.
Ia menolak disebut sudah tua biarpun mesinnya sudah tidak memungkinkan untuk dibawa diatas 130 km perjam." Langsung meriang badanku kalo digeber 100 km perjam, apalagi kalo diatasnya. Tahu sendiri jalan trans Sumatera itu banyak yang jelek." Keluhnya.
"Jalanan sangat keras ya Bang Sat." Kata Heni.
"Aduh, jangan panggil aku Bang Sat doonggg!" Katanya marah, terlihat dari mesinnya yang menggerung-gerung dan asam keluar dari knalpotnya.
"Ok, memang kamu maunya dipanggil apa."
"Panggil saja Kang Satria, Udha Satria, atau Bro Satria juga boleh." Begitu katanya sambil nyengir. Busyet, sudah tua begini maunya dipanggil Bro, batin Heni.
"Ok Bro, memang jalanan keras banget ya."
"Pasti, apalagi untuk bis sepuh seperti saya. Kalo dikebut 100 km perjam saja pasti langsung amsiong mesinku, belum lagi badanku langsung gemetaran. Yang enak itu kalo jalan 60 km perjam, tapi majikanku selalu menggeber 100, soalnya ngejar setoran katanya, akhirnya aku yang empot-empotan." Bis Arimbi itu menghapus peluh yang meluncur di kaca depannya." Yang nyebelin itu bis bis muda. Saya Keki setengah mati. Pernah aku jalan 90, eh disalip oleh bus muda itu. Pas nyalip itu mereka teriak." Mbok jalannya kencengan dikit pak, sampeyan itu kan bis, bukan odong-odong. Bajingan kan."
Heni sebenarnya pengin tertawa mendengar ceritanya tapi ia tahan, tidak enak padanya walaupun sebenarnya ceritanya lucu. Tidak baik tertawa didepannya bukan.
Bis sepuh itu lalu melanjutkan ceritanya. " Sebenarnya aku ini lagi pusing lho. Gubernur Jakarta sudah melarang BIS AKAP untuk ke Jakarta, tapi keesokan harinya menteri perhubungan malah menganulir keputusannya, bisa menggerus ekonomi katanya. Duh dek."
Ia lalu melanjutkan ceritanya." Sebenarnya aku ini hanya ingin kepastian gitu, apakah dilarang ataukah diperbolehkan ke Jakarta. Kan ngga enak digantung gitu, emangnya lagi LDR apa."
Heni manggut-manggut karena ia memang juga pernah begitu. Cintanya digantung oleh si dia yang ada di Jakarta.
Keputusan Kemenhub yang menganulir kebijakan larangan bus AKAP dari dan ke Jakarta oleh Pemerintah DKI Jakarta beberapa hari yang lalu cukup menjadi dilema tersendiri. Termasuk bagi Bro Satria AKAP Arimbi ini.
Ia ingin berangkat ke Jakarta tapi takutnya malah dilarang bawa penumpang karena takut menyebarkan virus ke daerah lain. Tapi tidak ke ibukota, kok hati jadi ragu karena larangan itukan sudah dicabut oleh Kemenhub.
"Pucing Pala Satria." Begitu katanya.
"Terus bagaimana pendapat bro Satria kalo ternyata dilarang?" Pancing Heni.
"Kalo memang dilarang agar memutuskan mata rantai penularan virus Corona, ya saya sih setuju-setuju saja. Biar bagaimanapun tidak dilarang juga penumpang agak sepi. Belum kalo ternyata ada yang bawa virus. Duh, jadi ikut merasa bersalah akutu." Katanya sedih.
"Bro Satria baik hati ya."
"Iya dong. Biarpun ekonomi bagus tapi warganya banyak yang kolaps sama juga bohong." Jawabnya. Jawaban yang cukup menyentil beberapa pihak.
"Wah, kalau dilarang berarti bro Satria nanti nganggur dan bisa pensiun dong."
"Etdah. Begini begini aku juga banyak job lho." Katanya dengan nada agak meninggi.
"Job ke daerah lain di Sumatra maksudnya?" Tanya Heni.
"Ya ngga dong, daerah lain juga sepi." Jawabnya." Job saya itu banyak lho mbak. Ada yang dari FTV dengan judul 'juragan cantik naik bis' atau dari film juga ada yaitu ' ada cinta di bis kota'."
"Wah, bro Satria terkenal juga ya." Heni jadi kagum.
"Iyalah. Akting saya didepan kamera bagus soalnya. (ya iyalah bagus karena cuma nongkrong doang jadi bis, batin Heni) sumpah deh (idih, pakai sumpah lagi)."
"Itu masih belum seberapa." Ceritanya lagi." Tahun 2018 kemarin, aku dapat tawaran job dari Justin Lin. Kenal tidak dengan Justin Lin?"
Heni hanya menggelengkan kepala. Ia kenalnya hanya Justin Bieber atau Justin Timberlake.
"Dia itu sutradara film Fast and Furious 9 lho. Bayangin aja, Justin Lin email aku untuk tanya apakah aku mau jadi pemeran di film terbarunya atau tidak. Luar biasa bukan."
"Wah, pasti kamu ambil itu job ya." Heni jadi kagum.
"Sayangnya tidak." Katanya lesu.
"Lho kok tidak diambil, kamu bisa go internasional kayak Agnes Mo lho."
"Tadinya sih mau aku ambil tapi setelah baca naskahnya tidak jadi. Bayangin aja, aku jadi pemeran bis yang ditembaki sekujur bodinya oleh lawannya. Ntar jadi saringan dong saya. Habis itu juga kena bom pula."
Hampir saja Heni tertawa tapi masih bisa ditahannya.
"Gagal Go internasional dong."
"Kata siapa." Bro Satria membusungkan bagian depan bisnya." Begini-begini aku juga pernah main film internasional lho. Saya bermain di film Tayo The Little Bus. Tapi cuma sebagai Guest star sih. Hanya jingkrak jingkrak di jalan tol ceritanya."
Lagi lagi Heni hampir tertawa.
"Tapi dibalik semua ini, pandemi Corona ini tidak bisa dilawan dengan Ego masing-masing. Yakin deh sama saya yang lulusan Jepang (Bis Arimbi seperti bro Satria ini memang buatan Jepang). Harus duduk bersama lalu sinkronisasi antara kepentingan pusat dan daerah, selesaikan bersama. Urusan dapur saya mah urusan mudah. Yang susah itu mengurus ribuan warga Jakarta. Mau pulang kampung dilarang karena takut membawa virus, stay at Jakerdah mau makan apa karena nganggur. Kan harus dikaji bersama itu. Kalo memang harus tidak boleh pulang, mbok ya dikasih makan secukupnya. Manusia itukan butuh makan, bukan pohon trembesi yang bisa fotosintesis. Kalau ternyata boleh pulang, saya siap kok mengantar kemana saja. Ke Sumatra boleh, mau ke Jawa juga oke. Yang penting ada bensin biar ngebul plus oli mesin terbaik agar bisa ngacir jalannya."
"Bijak sekali bro Satria." Heni kagum.
"Usia mungkin membuat saya jadi bijak." Sahutnya. "Sudah sebaiknya kamu pulang. Temanmu itu sepertinya tidak kesini. Sebaiknya pulang karena sudah hampir Maghrib. "
Heni pun segera pulang.
Rajabasa terlihat suram, apalagi dengan adanya virus Corona yang makin hari makin parah. Hanya sedikit orang yang berani keluar. Selain manusia, beberapa sosok tubuh hitam legam juga tampak di pojok terminal, terutama di sebuah area warung, yang selain menjual makanan juga kadang jadi tempat bermain judi ilegal, konon pula kalo malam jadi tempat remang-remang.
Ia acuhkan beberapa sosok hitam menyeramkan itu karena memang hanya ia yang bisa melihat sosok tak kasat mata. Dulu sih ia sangat takut melihatnya tapi kini ia biasa saja.
Sudah sejam lebih ia menunggu di terminal itu, tapi orang yang ditunggunya tidak datang juga. Akhirnya ia datangi juga sebuah bis Arimbi jurusan Bandar Lampung ke Jakarta. Perlu diketahui, selain bisa melihat sosok gaib dan juga bisa melihat masa depan ia juga punya kemampuan lain yang tidak banyak orang tahu.
Bis Arimbi yang ia datangi tampak sudah berumur, terlihat dari beberapa tambalan di bodynya yang agak samar. Selain itu di kaca depan selain huruf yang menampilkan jurusan Bandar Lampung Jakarta ada juga huruf lain dibawahnya yaitu Satria. Entah satria itu siapa, tebakannya mungkin pemiliknya. Ia tempelkan tangan ke bis tersebut.
"Halo." Begitu mata batinnya berkata.
Ajaib, tak lama kemudian bis itu menyahut.
"Halo juga. Kenapa kamu membangunkan ku sih." Gerutu bis Arimbi tersebut. Mungkin ia sedang enak-enak tidur tadi saat ia membangunkannya.
"Maaf aku mau bertanya. Apakah kamu melihat bis Arimbi yang datang dari Jakarta. Aku sedang menunggu temanku yang dari sana." Begitu jelas Heni agar bis angkutan antar kota antar propinsi ini tidak ngambek.
"Lho, memang kamu tidak lihat berita. Semua bus AKAP (antar kota antar propinsi) itu tidak boleh masuk ke Jakarta. Yang dari Jakarta juga sementara ini diliburkan dulu." Jelas bis Arimbi itu panjang lebar.
Heni menggelengkan kepalanya. Sejak banyak berita tentang Corona itu memang ia sudah malas melihat televisi, takutnya melihat berita malah makin parno.
"Idih, cantik cantik kok kudet." Begitu ledek bus tersebut.
Heni tentu saja keki, segera saja ia berniat pergi tapi kendaraan roda empat itu sepertinya tahu kalo ia ngambek sehingga ia membujuknya agar mau ngobrol dengannya. Maklum, sudah lama tidak ada yang berbicara dengannya, bis Arimbi yang seumuran dengannya sudah banyak yang pensiun, tapi majikannya yang pelit masih memaksakan agar ia terus bekerja. Ia menamakan dirinya Satria.
Ia menolak disebut sudah tua biarpun mesinnya sudah tidak memungkinkan untuk dibawa diatas 130 km perjam." Langsung meriang badanku kalo digeber 100 km perjam, apalagi kalo diatasnya. Tahu sendiri jalan trans Sumatera itu banyak yang jelek." Keluhnya.
"Jalanan sangat keras ya Bang Sat." Kata Heni.
"Aduh, jangan panggil aku Bang Sat doonggg!" Katanya marah, terlihat dari mesinnya yang menggerung-gerung dan asam keluar dari knalpotnya.
"Ok, memang kamu maunya dipanggil apa."
"Panggil saja Kang Satria, Udha Satria, atau Bro Satria juga boleh." Begitu katanya sambil nyengir. Busyet, sudah tua begini maunya dipanggil Bro, batin Heni.
"Ok Bro, memang jalanan keras banget ya."
"Pasti, apalagi untuk bis sepuh seperti saya. Kalo dikebut 100 km perjam saja pasti langsung amsiong mesinku, belum lagi badanku langsung gemetaran. Yang enak itu kalo jalan 60 km perjam, tapi majikanku selalu menggeber 100, soalnya ngejar setoran katanya, akhirnya aku yang empot-empotan." Bis Arimbi itu menghapus peluh yang meluncur di kaca depannya." Yang nyebelin itu bis bis muda. Saya Keki setengah mati. Pernah aku jalan 90, eh disalip oleh bus muda itu. Pas nyalip itu mereka teriak." Mbok jalannya kencengan dikit pak, sampeyan itu kan bis, bukan odong-odong. Bajingan kan."
Heni sebenarnya pengin tertawa mendengar ceritanya tapi ia tahan, tidak enak padanya walaupun sebenarnya ceritanya lucu. Tidak baik tertawa didepannya bukan.
Bis sepuh itu lalu melanjutkan ceritanya. " Sebenarnya aku ini lagi pusing lho. Gubernur Jakarta sudah melarang BIS AKAP untuk ke Jakarta, tapi keesokan harinya menteri perhubungan malah menganulir keputusannya, bisa menggerus ekonomi katanya. Duh dek."
Ia lalu melanjutkan ceritanya." Sebenarnya aku ini hanya ingin kepastian gitu, apakah dilarang ataukah diperbolehkan ke Jakarta. Kan ngga enak digantung gitu, emangnya lagi LDR apa."
Heni manggut-manggut karena ia memang juga pernah begitu. Cintanya digantung oleh si dia yang ada di Jakarta.
Keputusan Kemenhub yang menganulir kebijakan larangan bus AKAP dari dan ke Jakarta oleh Pemerintah DKI Jakarta beberapa hari yang lalu cukup menjadi dilema tersendiri. Termasuk bagi Bro Satria AKAP Arimbi ini.
Ia ingin berangkat ke Jakarta tapi takutnya malah dilarang bawa penumpang karena takut menyebarkan virus ke daerah lain. Tapi tidak ke ibukota, kok hati jadi ragu karena larangan itukan sudah dicabut oleh Kemenhub.
"Pucing Pala Satria." Begitu katanya.
"Terus bagaimana pendapat bro Satria kalo ternyata dilarang?" Pancing Heni.
"Kalo memang dilarang agar memutuskan mata rantai penularan virus Corona, ya saya sih setuju-setuju saja. Biar bagaimanapun tidak dilarang juga penumpang agak sepi. Belum kalo ternyata ada yang bawa virus. Duh, jadi ikut merasa bersalah akutu." Katanya sedih.
"Bro Satria baik hati ya."
"Iya dong. Biarpun ekonomi bagus tapi warganya banyak yang kolaps sama juga bohong." Jawabnya. Jawaban yang cukup menyentil beberapa pihak.
"Wah, kalau dilarang berarti bro Satria nanti nganggur dan bisa pensiun dong."
"Etdah. Begini begini aku juga banyak job lho." Katanya dengan nada agak meninggi.
"Job ke daerah lain di Sumatra maksudnya?" Tanya Heni.
"Ya ngga dong, daerah lain juga sepi." Jawabnya." Job saya itu banyak lho mbak. Ada yang dari FTV dengan judul 'juragan cantik naik bis' atau dari film juga ada yaitu ' ada cinta di bis kota'."
"Wah, bro Satria terkenal juga ya." Heni jadi kagum.
"Iyalah. Akting saya didepan kamera bagus soalnya. (ya iyalah bagus karena cuma nongkrong doang jadi bis, batin Heni) sumpah deh (idih, pakai sumpah lagi)."
"Itu masih belum seberapa." Ceritanya lagi." Tahun 2018 kemarin, aku dapat tawaran job dari Justin Lin. Kenal tidak dengan Justin Lin?"
Heni hanya menggelengkan kepala. Ia kenalnya hanya Justin Bieber atau Justin Timberlake.
"Dia itu sutradara film Fast and Furious 9 lho. Bayangin aja, Justin Lin email aku untuk tanya apakah aku mau jadi pemeran di film terbarunya atau tidak. Luar biasa bukan."
"Wah, pasti kamu ambil itu job ya." Heni jadi kagum.
"Sayangnya tidak." Katanya lesu.
"Lho kok tidak diambil, kamu bisa go internasional kayak Agnes Mo lho."
"Tadinya sih mau aku ambil tapi setelah baca naskahnya tidak jadi. Bayangin aja, aku jadi pemeran bis yang ditembaki sekujur bodinya oleh lawannya. Ntar jadi saringan dong saya. Habis itu juga kena bom pula."
Hampir saja Heni tertawa tapi masih bisa ditahannya.
"Gagal Go internasional dong."
"Kata siapa." Bro Satria membusungkan bagian depan bisnya." Begini-begini aku juga pernah main film internasional lho. Saya bermain di film Tayo The Little Bus. Tapi cuma sebagai Guest star sih. Hanya jingkrak jingkrak di jalan tol ceritanya."
Lagi lagi Heni hampir tertawa.
"Tapi dibalik semua ini, pandemi Corona ini tidak bisa dilawan dengan Ego masing-masing. Yakin deh sama saya yang lulusan Jepang (Bis Arimbi seperti bro Satria ini memang buatan Jepang). Harus duduk bersama lalu sinkronisasi antara kepentingan pusat dan daerah, selesaikan bersama. Urusan dapur saya mah urusan mudah. Yang susah itu mengurus ribuan warga Jakarta. Mau pulang kampung dilarang karena takut membawa virus, stay at Jakerdah mau makan apa karena nganggur. Kan harus dikaji bersama itu. Kalo memang harus tidak boleh pulang, mbok ya dikasih makan secukupnya. Manusia itukan butuh makan, bukan pohon trembesi yang bisa fotosintesis. Kalau ternyata boleh pulang, saya siap kok mengantar kemana saja. Ke Sumatra boleh, mau ke Jawa juga oke. Yang penting ada bensin biar ngebul plus oli mesin terbaik agar bisa ngacir jalannya."
"Bijak sekali bro Satria." Heni kagum.
"Usia mungkin membuat saya jadi bijak." Sahutnya. "Sudah sebaiknya kamu pulang. Temanmu itu sepertinya tidak kesini. Sebaiknya pulang karena sudah hampir Maghrib. "
Heni pun segera pulang.
Tamat
Wow aku mlongo nganti, sekarang tokoh satria dijadikan nama bis, yakni bis AKAP Arimbi...jurusan bandar lampung jekardah
BalasHapusMas agus, dirimu makin piawai aja ngolah skill nyerpennya...makin kreatip..., bukan kere aktip ya tapi kreatip hueheheh #standing applause
Btw ini aku ngakak pas bagian bus Satrianya dipanggil bang sat...hahhaha, untung ga jadi ya, akhire dipanggile malah bro aja
Tapi kocak loh, malah di terminal Tokoh Mba Heninya akhirnya ngobrol aja dengan Bis Arimbinya
Mana bis arimbinya banyak pengetahuan lagi, pinter nih nganalisa berita yang sedang marak saat ini bisnya #maklum jam terbang bisnya udah tinggi, pan uda sepuh bisnya hahahhah...
Terus aku ngakak lagi pas dia jadi bis di tayo hahahha, kenapa pula malah jadinya akting di tayo ketimbang ditembakin di fast n furious....trus yang si ftv asli bikin ngakak, terutama pas bagian yaiyalah keren, orang aktingnya cuma ngejogrog aja sebagai bis wakakka (kebanyang gimana tokoh heninya ngempet tawa dalam hati)
Keren mas agus, cerpen kali ini aku suka
Wow, makasih banyak mbak mbul atas apresiasinya, komentar seperti mbak ini yang bikin semangat nulis cerpen.😁
HapusPenginnya sih ngasih pulsa, apa daya kuotaku juga kadang ngga ada, maafkanlah.😅
Waduh, jangan dipanggil BangSat dong, nanti dia tahu dan bisnya nyeruduk.😂
Begitulah, bro Satria memang pengetahuannya sangat luas, sehingga bisa kasih solusi kalo ada masalah seperti korona ini.
Katanya bro Satria itu selain ditembaki sampai bolong juga nanti diledakkan bom, amsyong kan jadinya. Mendingan main di Tayo, aman mbak.😁
Santuy aja mas agus, hahahhaha
HapusOrang kita kita komen tuh karena antusias aja n pengen meramaikan blog teman teman. Buat seseruan dan fun aja gitu. Ga perlu ada hadiah ataupun giveaway juga no problemo hahhahahah
Oh iya ya, klo di fast n furious pasti akhire jadi babak bundas alias amsyong hahahha dibawa ngetril vin diesel atau jason statham
Ok, makasih banyak mbak mbul. Semoga mbak sehat selalu agar bisa komen terus di blog ini. Mbak salah satu komentator yang aku tunggu selain mbak Rey, mbak Roem, mbak Eno, mbak Pipit, mbak Ella, mbak Tari, mbak Heni,, mas Herman mas Himawan, dan tentunya raja sue.
HapusEh, mas khanif dan mas Morishige juga, dan teman blogger lain yang tidak bisa aku sebut semuanya. Makasih sudah berkomentar.😊
Soalnya selain ditembaki, busnya katanya juga di bom hingga bannya lepas, habis itu busnya ditabrak tank nya Vin Diesel juga, maka nya bro Satria ngga mau.🤭
Iya ya, terus konsisten Mas, jarang loh yang nulis cerpen kayak gini.
HapusJujur saya kurang suka baca cerpen di blog, mungkin karena kalau baca di cerpen itu butuh memaksakan mood biar menyatu dengan ceritanya.
Jadi kalau di blog rasanya kurang ada gregetnya gitu.
Tapi cerpen di blog Mas Agus sama Kang Sat itu beda, kalian pinter mencuri perhatian dengan hal-hal remeh tapi bikin pembaca jadi tertarik membaca semuanya.
Misal, pemakaian nama blogger lain sebagai tokohnya, terus temanya itu ganti-ganti, nggak ketebak, jadinya orang nggak bosan.
Padahal ya, kalau ditangkap cerita di atas itu sederhana, lebih ke masalah Corona dan PSSB kan ya, tapi karena dijadikan cerita gini jadi beda.
Nantinya bisa banget nih, kalau ada job teruslah menulis kayak gini, lebih soft selling :D
Makasih banyak suhu Rey udah kasih masukannya, silahkan ambil hadiah sebuah sepeda motor di dealer terdekat, jangan lupa bawa duit buat DP.😊
HapusKonsisten menulis itu yang aku ngga bisa, apalagi menulis cerpen yang bagus. Nulis juga kalo ada waktu, tapi diusahakan seminggu sekali, penginnya sih 3x.
Soalnya aku kuli, jadinya harus mentingin kuli dari pada blog, kalo ngga, istri saya bisa ehm ehm.😂
Iya sih mbak, aku memang sengaja tiap bikin cerpen itu yang beda temanya tiap buat, biar ngga bosen. Eh, tapi bini tiap hari sama juga ngga bosen sih soalnya masih.., sudahlah ngga enak ngomong.🤭
Nanti aku bikin cerpen mbak Rey sebagai tehnik mesin, tapi sepertinya akan banyak yang salah, soalnya aku ngga sekolah di tehnik mesin, tapi SMP aja, itu juga ngga tamat. Jadi asal ngarang saja tehnik mesinnya.🤣
INDIGO ( ingin digoyang Rondo ) Dah gitu aja...😋😋
BalasHapusMaksudnya bus nya di goyang ama rondo? hahahaha
HapusBus bro Satria digoyang rongdo, sepertinya cocok sama orangnya ya mbak.😅
HapusBerarti si Heni Ngobrol sama Dajal dong Alias Belis...😳😳
BalasHapusTerus Belisnya Gw gitu..😬😬
Suuuueeeeee..😬😬😬
Lha, kan keren kang jadi belis gitu, mana dapat omprengan tiap hari, fulus dapat terus dan anteng kalo mau mangkal.😁
HapusTapi kan kasian diajak ke jalan yang berkelok dan jelek hahaha
HapusMending terima aja deh lamaran go internasionalnya :D
Tahu tuh, kalo bolong kan bisa dibuat gilingan ya mbak.😁
HapusSetuju. Mending diambil aja job go internasional nya. Siapa tau jadi makin terkenal, mas. Ada Agnes mo juga lho.😂😂😂
HapusSelain ada Agnes Mo, ada juga artis Roem Wi juga lho.😱
Hapuskasihan ya satria, semoga kau tetap tegar dan kuat sebagai seorang satria
BalasHapusBetul, apalagi dia itu ksatria baja hitam, harus kuat itu.😊
Hapus
BalasHapusWah ? Top banget cerpenya aku suka , aku suka ,daya imajinasimu mas Agus ? Tingkat dewa sama seperti daya imajinasi nya udha satria . Dah gitu? Aku baca ending terakhir udha ya itu lho? Bijaksana banget salut aku. 🤭🤭🤭🤫🤫
Masih kalah akutu, kang satria itu yang level dewa, dia kalo nulis adegan hot itu benar benar detil, jelas aku kalah telak mbak.😂😂😂
HapusHmmm... Saya coba mencerna. Jadi percakapan itu sungguhan ada?
BalasHapusNamanya cerpen kok dipikirkan serius kang.😂
Hapuswah haha kembali tulisan agak serem.. dengan memunculkan indigo wkwk
BalasHapusBetul, sama seremnya dengan yang baca judulnya aja.😱
HapusWaduuh si heni lagi di terminal raja basa? Koq tua ( tau ) 😂...kayaknya bus Arimbi ga da yg ke bandar lampung deh, adanya bis Damri 😁..lagian jalan tol trans Sumatra udah ada doooonk muluuz lagi... Eh si bang Sat itu ngapa ya khayalannya ketinggian mulu, udah ditawar ama sutradara film fast and furious... Eh pake ngayal juga di flm Tayo... Kereen eui cerpennya...antara ketawa ama serem, tapi banyak ketawanya 😂
BalasHapusWaduh, jadi adanya bis damri bukan Arimbi ya mbak.🙈
HapusCocoknya dia memang main di film tayo aja ya mbak, soalnya unyu unyu busnya.😁
Damri sama Arimbi beda tipis sama-sama berakhiran i
HapusHihihi
Soalnya disini adanya bis Arimbi, padahal bis DAMRI lebih terkenal ya karena sudah ada sejak zaman pak Harto.
HapusMasa sih di Cikande gak ada bis DAMRI atau jangan-jangan bis DAMRI nya takut sama si Corona..hihihi
HapusNgga ada mas Herman, Cikande itu kecamatan kecil mas, bukan seperti tanjung priok atau Kemayoran yang rame. Terminal saja ngga ada.😊
HapusBerarti nyelip yaa saking kecilnya 😱
HapusEmang duit nyelip di dompet.😱
HapusSama, di Palmerah juga gak ada terminal adanya pangkalan ojek..hihihi
HapusItu tempat mangkalnya suhu Herman sama suhu Satria ya? 🤔
Hapuswah si bang sat jadi gaol nih minta di panggil bro.. lucu si bang ceritanya, dan kreatif banget, kayaknya pengen aku bisa nulis kayak gini :D
BalasHapusAyo nulis mas khanif. Tinggal ketik ketik doang ini.😊
HapusEh aku juga jadinya pengen bikin cerpen deh kalau abis baca blog ini hahah, tapi temanya horror thriller...kapan kapan bikin ah
Hapustapi kalo harus nulis cerpen kayak gini harus ada bakat nulis mas.. aku gak ada bakat, blogger ecek-ecek :D
Hapuswah mbak nita pengen juga nulis cerpen, belajar sama mas agus mbak :D
HapusAyo mbak mbul bikin cerpen horor thriller nya, pasti panjang cerpennya, soalnya nulis masakan juga bisa panjang, mbak mbul kalo nulis ngga panjang ngga sreg 🤭
HapusIni aku juga nulis aja mas khanif, kalo bakat ngga tahu juga, soalnya dulu waktu pelajaran bahasa Indonesia juga kadang ketiduran sampai kadang disuruh nyapu sebagai hukuman.😂
palagi gw mas, dulu pelajaran matematika yang sering ketiduran wkwkw
HapusSalah, aku justru klo bikin fiksi singkat loh ahahah
HapusWah, kalo matematika aku sih ngga tidur, soalnya gurunya suka bawa penggaris, habis sudah kalo ngantuk.😂
HapusSingkat juga gpp cerpennya mbak, asal jangan ada 90++ kayak tetangga sebelah ya.😱
wah kepala bisa abis ya kena penggaris tiap matematika :D
HapusNggak habis, cuma bonyok doang.😂
HapusWah cemen doonk kalian... Saya mah paliiiing suka ama matematika... Paling suka mau muntah gitu kalo liat gurunya gebrak meja krna sy bego 😂
HapusBerarti kalo mau sekolah harus bawa kantong plastik dong mbak kalo pas pelajaran matematika.🤭
HapusIyak.. Bawa kresek warna item itu, kalo kresek putih ntar dikira bawa bubur ayam 😂..iih jorok 😷
Hapusckckc udah bayangin cerita kayak kkn penari ada korban ,ternyata salah prediksi diriku ini haha
BalasHapusWow, bayangin nya pasti cerita horor ya mbak.🤭
HapusBro sat ini bukan bus kecil kayak Tayo berarti ya mas. Lintas pulau soalnya trayeknya.
BalasHapusbtw.. mas Agus ini tinggal di Lampung ya? kok latarnya terminal Rajabasa?
Betul, bro Satria itu bis gede, kan Arimbi memang bis besar, muatlah buat orang satu RT.
HapusBukan mbak, latarnya Lampung karena mbak Heni kan orang Lampung.😊
Terminal raja basa yang ada lampu merah dulu itu tempat Agus mangkal nggun....🤣🤣
HapusJadi beliau ini sedang mengenang kisah pangkal memangkalnya menjadi sebuah kisah cerita.😊😊😊
Oh pantesan, jadi ini terinspirasi dari kisah nyata ya.. (manggut-manggut)
HapusBetul suhu...Yaa begitulah kalau orang sudah hobi mangkal memang .
HapusSungkum Huu..😊😊🙏🙏
Bis nya kan namanya satria, berarti itu kisah mangkalnya sampean di terminal kang.🤭
HapusWow jadi sekarang mangkalnya bukan di lampu merah lagi tapi di terminal, hebat peningkatan mangkal yang sangat drastis.. hihihi
HapusBetul Hu, itulah hebatnya kang satria dalam mencari pangkalan. Dari lampu merah sampai terminal, dari Antartika sampai Alaska juga ada tempat mangkalnya.😁
HapusWkwkwk..
HapusIni apa Bang Sat yang suka ngomong sueeee itu? :)))
BalasHapusTernyata bang sat bijak sekali ya... Seharusnya dia jadi menteri kesehatan.
Btw, besok besok kalau ada orang lairan, akan tak sarankan jangan pakai nama satria. Panggilannya seeerem
Demikian juga dengan nama jingga, saya sarankan juga jangan.
Eh, murid saya ada yg namanya jingga, pas temannya teriak manggil dari samping saya.. Astagfirulloh.. Kaget saya, saya kira misuhi cikgunya ini
Wkwk
Bukan, kalo bang Sat yang suka ngomong sueee itu mah novelis ganteng yang ke Italia, kalo ini bro Satria, Bis AKAP gitu Bu guru.
HapusEmang nama jingga kenapa kesannya jelek Bu?
Wah, muridnya ada yang nakal ya, sabar ya Bu guru.😊
Bantu jawab, yang aku tangkap, andaikata ada yang namain jingga, lalu dipanggilnya penggalan kata depannya saja, maka kedengarannya akan terdengar "Jing..." gitu...
Hapushihihi
Nggak sekalian Jaing....Hahaaaa...Suuueeee..😡😡
HapusJing, itu berarti kalo depannya dikasih kata an memang jadi sueee sekali.😂
HapusKeren banget nih, Mas Agus. Menghibur sekaligus sarat pesan. :D Kalau pesan-pesannya disampaikan seperti ini, pasti publik luas bakal mengerti. :)
BalasHapusSemoga saja ngga ada yang merasa tersindir ya bang Morishige, gawat kalo ada.😂
HapusWah, cocok buat iklan layanan masyarakat nih, mas.🤭
Hapushahaha sianjir, kreatif amaaat yaaak :D
BalasHapussaya belom bisa nih, bikin cerpen beginian :'
Aku juga baru pertama kok kang, masih banyak yang belepotan nulisnya.😂😂😂
Hapusjuara emang dirimuuuu mas :D
HapusJudul yang menjebak..hihihi
BalasHapusWaktu itu motor sekarang bus besok-besok mungkin kapal tanker dikasih nama satria..hihihi
Eh ada suhu Herman, sungkem dulu biar dapat berkah, eh tapi ada Corona ngga boleh ya.😅
HapusBesok bukan kapal tangker tapi kalong atau kampret yang aku namain satria hu.😁
Wkwkwkk.. mantap
HapusOke ditunggu cerpen kalong atau kampretnya.. wkwkwk
Oke, aku tunggu hu, semoga suhu cepat menulis cerpen.😊
HapusBingung..hahaha
Hapus
HapusMaklum laa Huu...Efeck kaga mangkal2 di lampu merah jadi begitu deh.😊
Ya udah, sana mangkal kang satria.😁
HapusIiikhhh .. mbok yaa ndak pa paaa .. tadinya diterima aja tawaran jadi pemeran supir bis yang ditembakiiin ..., kan lumayan loh honornya.
BalasHapusDaripada mangkal terus dibawah lampu kuning 🚥😆🤭 ..
Udah kedinginan, cekak pulak honornya wwkkk 😂
Bukan supirnya tapi jadi bis nya gitu mas, dia ngga mau soalnya habis ditembak nanti busnya juga di bom.😱
HapusNgga apa honornya dikit katanya kalo mangkal, yang penting banyak penggemar katanya.🤭
Wah, bis ini berarti sudah punya banyak fans nya ya, mas, dari anak-anak sampai nenek-nenek. Kan doi sudah jadi bintang di tayo sampai FTV. Hehehe.
HapusLuar biasa memang bis bro Satria banyak yang suka, dari nenek lampir sampai Miss K juga pernah naik ke gunung Merapi.😁
HapusHahaha bener kan, kalau bocor kena tembakan gampang, di masukin bengkel aja, nanti pas keluar malah jadi bus super keren 😁
Hapuskalau bis bisa ngomong... hanya ada di blog sarilahmwb...
BalasHapusMasa sih, di blog nya mas Sugiarto juga bisa ada kalo bikin.😊
HapusNganu, tayo juga bisa lho.😂
HapusWahahaha pernah jadi bintang tamu di Tayo dong. :))
BalasHapusBegitulah, bro Satria banyak job nya kang.😁
HapusBusyet dah... Nih bus paling bijak yang pernah aku tau. Tapi tengil dan ngeselin juga. 🤣
BalasHapusHarus dikempesin bannya saja kalo ngeselin bang, kalo dijitak malah jari kita yang sakit, soalnya kan bis.😁
HapusKeren mas Agus, meski dikemas fiktif dan lucu tapi pesan moralnya dapat.
BalasHapusMakasih banyak bang day, semoga saja virus Corona cepat berlalu ya
HapusAamiiin... cek balasannya di blog mas satria mas hehehe
Hapusdibalik sosoknya abang satria yang kadang njawabnya ngeselin, koplak juga apalagi ya... tapi bisa bijaksana, luar biasa... selalu apdet berita pula... juarakk abang satria ini
BalasHapusBetul, bang satria memang is the best ya mbak.😊
HapusAstagaaaaa, saya ngakak wakakaakakakakakak
BalasHapusKaciaaannnn.. si Bang Sat eh salah Lang Sat eh salah lagi si Kang Sat jadi bis kota, antar daerah pula! Udah tua pulak!
Saya kok jadi pengen bikin cerpen, dengan tokoh utama sikat WC wakakakakakakak.
Enak banget ya kalau jadi penulis, selain bisa kirim orang ke Wakanda, pun juga bisa sihir orang jadi apa saja :D
Btw, kenapa coba si Kang Sat menolak go internasional di film sekeren itu, ya nggak apa-apa kan jadi saringan, nanti diperbaiki lagi bahahahahaha.
Daripada jadi pajangan doang di sinetron, sama di Tayo :D
Saya tahu kenapa mbak Rey pengin bikin cerpen tentang sikat WC, pasti karena pengin nyikatin punya pak su.🤭
HapusAyo buat cerpennya mbak, pasti panjang dan bagus. Menulis biasa saja udah bagus apalagi nulis cerpen.😊
Tahu tuh, dia lebih suka mangkal daripada go internasional.😑
Padahal kalau go internasional bisa dapat honor banyak dan bisa minta foto artis internasional lho ya. 🤔
HapusPaling dia mintanya foto sama artis kebanggaan nya yaitu kakek Sugiono.🤭
HapusHahahaha gara-gara Bangday tuh, pakai kasih ide sikat gigi WC 😂😂
HapusIya ya, Kang Satria lagi sibuk, mempersiapkan novel khusus 91+++ 🤣
Lucu juga ya, kalau kalian disatukan dalam novel, dan si Kang Satria tetep dengan perannya sebagai bus tua hahaha
Bang day lagi yang kena getahnya.😂
HapusIya, tumben betul sudah beberapa hari ngga keliatan dia, mungkin lagi bikin cerpen yang akan mengguncang dunia perbloggeran.😄😃
Duh kasian ya ternyata Heni, pernah digantung sama seseorang yang ada di Jakarta. Heuh lagi-lagi ini cerpen, hampir ku kira sungguhan yak :v
BalasHapusDisini memang isinya hanya cerpen orang koplak mbak Kus.😂
Hapusserem juga yah jadi anak indigo,,cuma sendirian bisa liat dunia lain,,,
BalasHapusIya betul, apalagi kalo memang cuma baca judulnya saja, serem itu.🤭
HapusHahaha.. termasuk hebat mas Agus ini bisa menerawang dan tahu kalau hanya baca judulnya saja
HapusSerem anak indigonya 😂
BalasHapusTa tunggu2 di endingnya kirain bakal pacaran, eh taunya obrolan biasa antara anak indigo dan anak indihome 😂
Bisa aja suhu jaey, anak indigo dan anak Indihome.🤣
HapusDan kalau digabung jadi anak Gohome, selalu diluar rumah :D
HapusWaaah alurnya nggak ketebak hahaha, saya kira indigo yang horor lagi, ternyata indigo kali ini karena bisa bicara sama bus :))))) fresh idea lho ini, saya suka karena out of the box hehehehehe. Mas Agus juga pintar sekali menempatkan bumbu-bumbu informasi terupdate sekarang, even connected to Corona. Super lavvv ~ ini kayaknya cerpen ter-thebest yang pernah saya baca di blog mas :D
BalasHapusMasa sih, aku malah ngga terlalu berekspektasi sama cerpen ini, kalo aku malah bagusnya yang mobil Ayla.😅
HapusTumben bener, mas? Pasti habis minum obat ya. Hehehe. Bercanda.
BalasHapusNganu, mas. Cerpen yang kali ini lurus banget. Penuh dengan segala opini yang nyambung dengan fenomena belakangan ini. Alhamdulillah opininya lurus-lurus aja, gak neko-neko seperti biasanya. Atau karena tokoh satria memerankan peran sebagai bis tua? Hehehe.
Ngomong-ngomong bis nya itu sudah go internasional lho, Mas. Dari Jepang go ke bandar Lampung.🤭
Waduh, kok tahu saja kalo saya habis minum obat, yaitu mie ayam, obat anti lapar.😱
HapusNganu mbak Roem, sesekali lurus, soalnya kalo belak belok kanan kiri takutnya kejedot tiang listrik.
Ya ada untungnya juga Corona, bisa buat bahan cerpen ya.😂
Begitulah, bis bro Satria memang sudah go internasional.😁
great post
BalasHapusThank you esratakim.😊
Hapusbagus mas, ini kayak aku bayangin Tayo beneran lo
BalasHapuskasian juga ya pas disalip bus bus muda malah disamain kayak odong odong
ya kali odong odong ...
alurnya asik mas, cuma kalau bisa dirapihin lagi tentang tanda petik dua pada kalimat langsung akan lebih ciamik lagi. Ini usul aja ya mas.
Nulis cerpen kayak gini lagi mas, ringan tapi mengena
semangat ya :)
Makasih atas masukannya mas Ikrom, tanda petik dua yang buat komentar atau ngomong bukan?
HapusDi hape android tanda petik nya cuma itu saja, sebenarnya ada empat sih, cuma entah kenapa yang bisa dipakai cuma satu doang. Yang tiga kalo dipencet hilang sendiri
cerita indigo emang selalu asik dibaca wkwk :v serem tapi penasaran gituloh apalagi kalo plotnya twist gini hha
BalasHapusBiasanya plot twistnya ada di belakang, kalo ini ada di depan ya.😂
HapusSeru banget kalo udah ke sini, dapet ngomennya udah paliiiiiiiiiing bawah...
BalasHapusAsik banget ni Heni, sepertinya saya pernah liat dia di Rajabasa deh :)
Ngga kok mbak, masih ada tuh dibawahnya lagi.😁
HapusUdah siap2in mental bakal baca cerita serem yg bikin deg2an n merinding disko. Maklum saya bukan pencinta cerita horor, tp kadang penasaran mengalahkan segalanya jd ttp aja dibaca 😁
BalasHapusEh tau2nya ga bikin merinding ceritanya. Mantab cerita bus akap nya mas agus, menghibur sekligus kritis. Sering2 aja bikin cerita kaya gini..
Iya ya, kadang rasa penasaran mengalahkan segalanya, jadinya ngintip ceritanya, eh ternyata beda cerita indigo nya.🤣
Hapusrada gimana gitu bayangin mba heni ngobrol sama bis XD jadi yang gerak apatuh saat bis nya ngomong. spion? wkwk keren sih. bisnya curhat. idenya liar banget wkw
BalasHapusBukan, kalo lihat tayo sih, yang ngomong itu bagian bawah kaca depan.😁
HapusWahahaaha auto nyanyo hei tayo hei tayo.. Makin yahud aja ini alur cerpennya. Ajarin dong mas agus. Uhu
BalasHapusHei tayo hei tayo, kok jadi latah kayak anak saya.🤣
HapusWaduh, kalo ajarin bikin cerpen sama suhu saya aja yaitu kang satria, dia lebih jago bikin cerpen, terutama cerpen nganu.😁
ngakak deh ah
BalasHapustapi ini bener banget loh sosialisasi corona lewat cerpen bagus juga ya ternyata. ku sendiri nggak pernh kepikiran haha
ditunggu cerita lainnya ya
Kayaknya kalo buat artikel tentang Corona secara biasa, takut orang bosan bacanya, jadinya diubah jadi cerpen aja.
Hapusindigo sama indihome apa bedanya sekarang ? hehe
BalasHapusBedanya apa ya? Aku rasa bisa tanya pada rumput yang bergoyang.😂
HapusHahahaha kisahnya kekinian banget ya. Baik tentang corona, maupun tentang indigo. Sebelum tahu hal beginian, dulu sering nganggap bahwa orang yang suka ngomong sendiri sama 'sesuatu' itu orang yang gak waras. Tapi kalau orangnya masih kecil sih, sayanya yang malah jadi takut sendiri :)
BalasHapusKenapa malah takut sendiri bang Adie? Apa karena dia ngomong sama bis.😱
HapusSaya yang masih remaja aja klo jadi penumpang dibawa dengan kecepatan 100km pasti merem melek sih saking takutnya, masih mending klo kosong ini mah sambil salip-salip. Pengen jadi Vin Diesel kali yah
BalasHapusBetul bang, kalo naik diatas 100 terasa jadi Vin Diesel kali.😂
Hapuskalau Satria ngambil job film action go internasional itu, yang ada langsung pensiun dia, bisa remuk2 badannya wkwk. btw, Satria juga nama seorang yang bahas pengakuan indigo di twitter kmrin2..
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
itu bisa jadi job sampingan paling mas hehe
HapusNah lho, berarti satria sudah dapat job sampingan di Twitter ya? 😊
Hapusnah, diam2 satria yaaa, menyamar menjadi manusia..
HapusHahaha... Bisa aja nyambungin cerita soal bis-bis, sampai ke Tayo lho ya Kak.
BalasHapusKang Satria udah go internasional, tapi aku nggak tahu. Ah, aku harusnya minta tanda tangan sebelum dia go internasional. Kalau sekarang pasti susah. Titip Heni ah... :)
Ayo buruan ke blognya mbak Shandy, sebelum dia terkenal dan go internasional.😱
HapusPnjang tapi saya baca. Enak bacanya.
BalasHapusSi heni nya harusnya liat masa depan bro satrinya dong.
Harusnya begitu ya mangs, jadinya kan tahu apakah bro Satria jadi saringan apa jadi go internasional.😊
HapusAwal baca ini saya kira bakal horor lho, Mas. Untungnya baca pas ada bapake, hehehe. Jebulnya kok bikin ketawa. Asli, saya ketawa.
BalasHapusBang Sat (ria), jadi bus di fast n furious, ama tayo. Lucu Mas. Bahasanya ringan.
Saya sukanya itu kadang isu2 terkini disampaikan lewat cerpen dengan jenaka. Keren pokoknya. Khas.
Ha..ha.. Bisa aja bikin cerita kayak gini😂
BalasHapusLucu, menghibur, ada ilmunya juga.
Btw itu nama panggilannya yang pertama bener juga. Tapi bikin salah paham yak😂