Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berobat tapi tidak punya uang

 


Mau berobat tapi tidak punya uang

Sudah beberapa hari ini satria sedang tidak enak badan. Maklum, pekerjaan nya sebagai pedagang keliling membuat ia sering kali kena angin apalagi musim hujan. Sebenarnya tidak masalah, tinggal berobat ke dokter tapi masalahnya ia sedang tidak punya uang karena dagangan nya lagi sepi.

Seperti sore ini, ia kembali tidak enak badan padahal Rohaya istrinya sudah mengerok tapi hanya enak sebentar lalu kambuh lagi.

Karena sudah tidak tahan, akhirnya ia pergi ke Anita, dokter yang baru praktek dua bulan di desanya. Siapa tahu ia berbaik hati mau mengobati tapi tidak usah bayar.

Biarpun baru dua bulan tapi tempat praktek nya lumayan ramai, mungkin karena manjur mungkin juga karena tidak ada dokter lagi di sini. Lima orang tampak antri, enam dengan dirinya.

"Wah Satria, kau sakit juga ya." 

Satria menengok untuk melihat siapa yang menyapanya, ternyata Herman tetangganya.

"Iya Man, emang kau sakit apa?"

"Bukan aku, ini emak yang lagi sakit." Jawab Herman, dimana disampingnya ada ibunya.

Akhirnya setelah setengah jam gilirannya masuk. Dokter Anita yang masih muda lalu bertanya apa keluhannya.

Satria kau menjawab kalo badannya kurang enak sudah beberapa hari, sambil agak malu ia berkata tidak punya uang untuk berobat. Dokter Anita tersenyum dan bilang tidak apa-apa.

"Sekarang bapak tidur disitu ya, mau aku suntik biar cepat sembuh."

Walaupun agak terkejut karena harus disuntik tapi ia menurut juga. Tak lama kemudian iapun disuntik. Aneh bin ajaib, tak lama kemudian badannya yang lesu terasa agak segar, ia seperti sudah sehat kembali.

"Makasih banyak ya dokter, semoga Allah SWT membalas kebaikan dokter."

"Sama-sama pak, tidak usah banyak terimakasih, yang aku suntikkan tadi itu cuma air putih kok."

Satria tentu saja jadi bengong.

Becaknya mengkilap

Setelah badannya agak mendingan maka satria lalu pulang. Di jalan ia bertemu dengan khanif yang pekerjaannya sebagai tukang becak.

Dari pagi khanif mengecat becaknya agar terlihat menarik dan mengkilap, siapa tahu tambah laris becaknya. Beruntung dari pagi sampai siang cuaca panas sehingga sore ini cat nya sudah kering. Khanif lalu duduk-duduk di becaknya yang mengkilap sambil pakai sarung lalu menyapa warga desa yang lewat. Beberapa warga mengangguk lalu senyum-senyum. Khanif tentu saja bangga.

"Kang satria, dari mana nih?" Sapanya pada tetangga nya itu.

Satria yang baru pulang dari dokter Anita menengok." Wah, mengkilap nih." Katanya sambil nyengir.

Khanif tentu saja senang." Iya kang, baru di cat, bagus kan cat nya."

Tak lama kemudian tetangganya yang bernama Amanda, yang merupakan seorang janda muda lewat bersama temannya. "Wah Manda, dari mana nih."

Amanda menengok sebentar untuk melihat siapa yang menyapanya begitu juga temannya, tapi begitu tahu ia langsung melengos." Wah, mengkilap nih mas."

Manda dan temannya lalu pergi sambil cekikikan.

Tentu saja khanif bangga. Wah, semoga saja besok janda muda itu naik becaknya saat hendak ke pasar.

Tak lama kemudian Miranda istrinya pulang dari toko. Begitu melihat suaminya sedang duduk-duduk di becak ia langsung menyemprot." Apa-apaan kamu mas, kamu mau pamer becak apa burungmu."

Astaga, baru khanif ingat kalo ia tidak pakai apa-apa dibalik sarung.

Pesan bapak

Esok harinya satria mengantar anaknya Jaey ke terminal di Depok sambil membawa beberapa bekal. Setelah mencari kesana-kemari akhirnya ia dapat juga mobil travel. Ia lalu berbicara pada supirnya.

"Pak, tolong anak saya kalo sudah sampai Cikampek dibangun kan ya, soalnya ia suka tidur."

Sopir itu melihat Jaey, yang masih berumur 11 tahun. Biarpun begitu badannya agak besar sehingga sudah seperti bujangan 15 tahun. Ia mengangguk, sudah biasa dirinya dapat pesan seperti itu dari penumpang yang menitipkan anaknya.

Satria lega, segera ia menaikkan anaknya, kebetulan bangku depan dekat supir kosong. Setelah memberikan uang ongkos pada anaknya ia lalu berkata." Jaey, ingat pesan bapak, kalo sudah sampai Cikampek bangun ya."

Jaey hanya mengangguk, disampingnya ada barang yang dikasih bapaknya. 

Setelah menunggu 15 menit mobil travel itupun penuh penumpang. Tak lama kemudian kendaraan roda empat itupun melaju dari arah terminal kampung sawah Depok menuju jalan raya.

"Pak, sudah sampai Cikampek belum?" Tanya Jaey setelah lama naik kendaraan.

"Belum." Jawab supir itu sambil tersenyum.

Lima menit kemudian Jaey kembali mengulangi pertanyaannya." Pak, sudah sampai Cikampek belum?"

Sang sopir yang sedang agak bete karena jalanan macet kesal juga, tapi ia tetap menjawab pelan." Belum nak, masih daerah Jakarta."

Lima belas menit kemudian baru sampai Bekasi anak itu bertanya lagi." Pak, sudah sampai Cikampek belum?"

Lama kelamaan supir travel itu sewot juga, tapi jelas ia tidak mungkin memarahi. Akhirnya ia dapat akal agar anak tersebut tidak bertanya terus." Nak, Cikampek masih jauh dan juga jalanan lagi macet. Bagaimana kamu kamu tidur dulu, nanti kalo sudah sampai Cikampek om akan bangunkan kamu."

Jaey mengangguk, tak lama kemudian iapun tertidur pulas di depan, supir itu tentu saja lega.

Begitulah, akhirnya sepanjang jalan ia merasa nyaman karena tidak ada anak kecil yang bertanya terus padanya, tapi sayangnya supir itu juga lupa, begitu mobil travel masuk ke daerah Tegal Jawa Tengah barulah ia ingat janjinya untuk membangunkan anak itu di Cikampek. Sudah kelewat jauh ke timur, sekitar 200 km dari Cikampek.

Supir tersebut bingung juga, tidak mungkin menurunkan anak itu di Tegal, bisa hilang nantinya.

Akhirnya daripada bingung supir itu bertanya pada para penumpang. Untungnya para penumpangnya baik hati, mereka tidak keberatan balik lagi ke barat.

Setelah menempuh perjalanan sekitar empat jam akhirnya sampai juga mobil travel itu di Cikampek. Segera ia membangunkan anak tersebut." Nak, sudah sampai Cikampek, ayo bangun, kamu turun disini kan."

Jaey mengucek ucek matanya." Oh sudah Cikampek ya pak. Bapak saya pesan kalo sudah sampai Cikampek aku harus makan nasi bekalnya, takut nanti basi soalnya ada kuahnya."

Kampret maki supir itu dalam hati." Lha, memang kamu mau turun di mana nak? Di Cikampek kan?"

"Bukan, aku turun di Tegal pak, mau ke rumah nenekku." 

Modyar, seisi travel pun ngomel-ngomel.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

51 komentar untuk "Berobat tapi tidak punya uang"

  1. xixixiix....jadi pingin senyum ...baca cerita nomor 1....😂

    dokternya praktik di desa dan laris ya, asyik ah...

    Satria sampe disuntik itu lagi hahhahahahhahahha...

    trus herman bawa mamanya kontrol..sakit apa betewe?

    btw agus ga periksa juga tuh ke dokter? barangkali kontrol juga tekanan darah atau ada keluarganya yang mau kontrol juga 🤭

    cerita nomor 3 pend ngakak hahhaha.......polosnya kebangetan Mungkin dibekelin sayur kuah nangka kalik ya. Eh yang jadi sopir busnya sapa Mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin besoknya Satria mau ke dokter Anita lagi biar gratis.🤣

      Kayaknya Herman mau ketemu Anita saja, emaknya disuruh ikutan padahal ngga apa-apa.😂

      Wah, kalo Agus sakitnya masalah kantong.😂

      Mungkin kuah jengkol mbul, yang jadi supir nya wanita. Ayo tebak siapa namanya?

      Namanya Pratiwi.🤣

      Kaboorrr 🚶🏃💨💨💨

      Hapus
    2. husss si herman lagi mau dolan ke dara banjarnegara...makanya mau temanin mamanya kontrol dulu biar ke sana dlm keadaan fit

      ow keluhannya si agus kantong kering 😁🤭, berarti hanya satu yang bisa menyembuhkannya, coba tebak apakah itu?

      Lho kok Pratiwi. Memang pratiwi ada kumisnya? Kucing persia kalik ah ada kumisnya ฅ(=චᆽච=ฅ)

      wakakkakakk

      Hapus
    3. jawabannya adalah detergen Mas..
      jadi klambinya dicuci... maka kantongnya akan basah dan egak kering lagi

      #garing ya Mbul
      #kabooor 🤸‍♀️🤾‍♀️⛹️‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

      Hapus
    4. Tapi bagaimana kalo bajunya dijemur nanti kantong nya kering lagi mbul.😂

      Hapus
    5. kasih detergen lagie mas, guyur air ntar kan basah lagi kantong celananya mas dan disuruh mbaleni nyuci lagi 😁😂

      Hapus
  2. Haha, karena gratis disuntiknya pakai air putih aja tapi masa disuntik air putih doang sembuh 🤣

    Wkwk, burung siapa tuh ngintip dari balik sarung.

    Wkwk, pikiranku sama kaya supirnya, nyangka mau turun di Cikampek taunya mau makan bekal, kasian supirnya putar balik 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maklum, itu bukan air putih biasa tapi air putih dari M-farmasi milik dokter Anita, biaya penelitian nya juga puluhan miliar per tahun. Makanya air putihnya tokcer.😁

      Hapus
    2. Oh air putih M-Farmasi, btw disana ada obat tahan puasa kah? 🤣🤣

      Hapus
    3. Ada kang, kalo minum obat dari M-farmasi bisa tahan puasa, soalnya begitu minum obat ini langsung tidur, baru bangun jam 6 Maghrib.🤣

      Hapus
  3. wkwkwk ini sekumpulan cerita di rangkap di jadiin satu kan mas, ngakak pas cerita tiga, kalo gw jadi penumpangnya udh gw timpukin tuh anak, siap sih namanya tadi :V

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuh anaknya ada di atas, timpukin saja pakai duit gambar pak Karno.🤣

      Hapus
  4. seisi penumpang travel ngomel ngomel....mbul jadi pengen ngakak baca ini hihihii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untunglah cuma ngakak doang, ngga sampai nimpukin kayak mas khanif.🤣

      Hapus
  5. Walah, ternyata cuma mau makan bekalnya. Bapaknya cerdass itu. Ehehe
    Soalnya kalau nyuruh anak makan bekal di jalan ya seperti itu,paling trus ketiduran dan lupa.
    Ternyata turunnya di tegal.
    Mix ceritanya asik. jadi teman masak persiapan sahur nanti. Jadi ndak ngantuk
    Ditunggu cerita seru berikutnya mas agus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah kang satria, cerdasnya luar biasa ya Bu.😁

      Insya Allah nanti ada lagi Bu. Nanti nama Bu guru jadi pemerannya ya.😄

      Hapus
  6. Hs ha ... Jaey sukanya ngantuk ya. Awas nyasar ke benua Eropah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting Jaey jangan nyasar ke gang Dolly ya Bu.🤣

      Hapus

    2. Saritem Bandung lebih dekat dari Cikampek yee Jaey...🤣🤣🤣 Dolly kejauhan.🤣🤣🤣

      Hapus
    3. Oh saritem bandung lebih dekat daripada gang dolly, btw saritem dan dolly ini apa? Sejenis hotel alexa kah 🤣🤣

      Hapus

    4. Itu tempat penyewaan wanita mirip Manda Huu..🤣🤣🤣

      Hapus
    5. Sepertinya kang Jaey sudah sering ke hotel Alexa sama kang satria nih.🤣

      Hapus
  7. keren, cukup disuntik air putih bisa sembuh....

    BalasHapus
  8. wkwkwkw ya maulah saya klo disuntik air putih sembuh
    engga antre
    aku ikutan kesel yang penumpang cikampek itu
    kok ya dodol banget ahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan-jangan dokter Anita dulu nya dukun kali ya mas, soalnya cuma modal air putih semua penyakit hilang.🤣

      Hapus
    2. bukaaaan...

      air putihnya dari mas agus kali wkwkwk

      #canda mas...bertjandaaa ojo digawe serius...😂 bercanda alias guyon biar ga garing jilid 2

      Hapus
    3. Kalo air putihnya dari mas Agus bukan buat nyembuhin penyakit tapi buat pelet 🤣

      Hapus

  9. Waahh burung sikhanif memang meski dibawa kedokter Nita biar bisa dikocok2 agar nggak suka ngintip lagi dari sarung.🤣🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo burung nya khanif malah disunat lagi gimana kang.🤣

      Hapus
  10. Kasihan mang sopir...
    Jaey ngomomg dong ama mang sopir, pasti mang sopir ga tegaan kalo dirimu makan nasi dan gulai basi..toh, nasi udah kadung basi....dua kali basi lagi...karena dua kali melewati Cikampek...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasihan memang supirnya ya mbak, mungkin jaey langsung diturunkan di Cikampek saja, bukan di Tegal.😂

      Hapus
  11. Hahahha, jadi aslinya si Satria tuh sakit karena pengen ketemu dokter cantik ya, jadi setelah disuntik, biar kata pakai air putih, auto sembuh hahaha.
    Eh btw si Satria itu liatin apa yang mengkilap?
    Nggak salah fokus juga kan? sampai mengkilap gitu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kenapa bisa sembuh cuma disuntik air putih ya mbak, memang mencurigakan.🤣

      Wah, mbak Rey malah fokus yang mengkilap, bukan Jaey.😁

      Hapus
    2. Kalau perempuan sukanya yang mengkilap aka glowing, wajahnya maksudnya.
      Biasanya kalau ada yang wajahnya glowing, perempuan auto ngiri Mas, nggak ada yang mau nganan, *loh, wkwkwkwkw

      Hapus
  12. berobat saja pakai kartu bpjs jika ada
    nah, di sini maksudnya tidak ada kartu bpjs ya kak
    ya pusing jika demikian

    BalasHapus
  13. Jangankan disuntik pakai air putih, suntik pura2 kayak 'beliau' aja ga apa2 wkwkwkwkwkkw... Ga keliatan dusintiknya ups. Ini kasian juga mau turun di mana malah jadi salah. Makan bekal di dlm mobil emang enak sambil nikmati perjalanan plus bisa ngantuk juga hahaha :D

    BalasHapus
  14. Mamanya Herman emangnya kenapa itu mas? kayaknya si Herman modus aja ya mau ketemu Anita wkwkwkkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tul itu mbak Met modus terbaru yee.🤣🤣🤣

      Hapus
  15. Wkwkwkwkwk 2-2 nya lucuuuu 🤣🤣🤣. Tapi memang cerita kedua minta digaplok sih anaknya 😂😂. Itulah pentingnya KSH tau di awal yg detil supaya ga kejadian gini 😅. Lumayan yaaa mas, bolak balik Cikampek Tegal 🤣

    BalasHapus
  16. Wah, ketiga Cerita di atas sukses bikin saya ngakak Bang. Emang the best Bang Agus kalau buat cerita.

    Teddy lagi Marathon baca-baca cerpenmu Bang, lama nggak main kesini.

    BalasHapus
  17. hahahaha cerita terakhir emang bikin emosional
    ngasih petunjuk ke sopir juga nggak jelas tuh bapaknya, kalau ada beneran bisa dikeroyok mungkin ya hahaha
    aku nggak kepikiran kalau bakalan di real life bakalan ada dokter yang nyuntik pake air putih hahaha, pasien liat yang "bening" aja udah auto sembuh tanpa disuntik

    BalasHapus
  18. Di Cikampek itu adalah saat makan nasi bekalnya :)

    BalasHapus
  19. Ke sini karena pengen baca cerita yang bikin ngakak, tapi empunya lagi sibuk keknya ini hihihi.
    Semangat Mas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntar aku kasih cerpen horor biar mbak Rey ngakak dah.😱

      Hapus
    2. nah mba rey aja menggemari ceritanya mas agus hehehe

      Hapus
    3. Recehannya udah habis mbul.😂

      Hapus