Danu Situ Terate dan hadiah dari Fanny Nila
Aku sudah bosan bermain hape di pinggir jalan dan hendak memasukkan ponselku ke kantong ketika ada seorang wanita muda yang memanggilku.
"Mas, antarkan aku ke danau situ terate ya."
Aku mengangguk lantas memberikan helm padanya. Alhamdulillah akhirnya ada juga penumpang, setidaknya ada tambahan duit untuk buka puasa nanti.
Aku lalu memacu motor Honda Supra milikku ke arah barat untuk menuju tempat yang dituju, tempatnya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 5 km saja dari pangkalan ojek ku. Cuma sayangnya jalan yang sudah dibeton sebagian ada yang rusak, mungkin semennya terlalu sedikit dulu waktu ngecor.
"Mau ngabuburit ya teh disana." Aku memulai obrolan, sekedar pengisi waktu agar tidak terasa lama kesana. Maklum, biarpun cuma 5 km tapi karena jalan rusak agak makan waktu.
Tak ada jawaban dari sang penumpang, mungkin ia tidak dengar karena sepertinya sedang sibuk mengetik di handphone nya. Aku juga tidak kecewa, sudah biasa penumpang tidak mau diajak bicara, mungkin lagi tidak pengin ngobrol, mungkin juga malas karena lagi puasa, mungkin juga karena sedang sariawan.
Setelah 15 menit akhirnya sampai juga aku di danau situ terate yang terletak di desa situ terate kecamatan Cikande, yang sekarang menjadi objek wisata.
"Mas, masuk kedalam ya." Penumpang ku akhirnya bicara. Aku mengangguk lalu segera menuju pintu masuk. Seorang pria menghadang kami sambil tersenyum.
"5 ribu mbak." Katanya pada wanita muda dibelakang ku. Penjaga tempat wisata itu tentu saja sudah kenal denganku sebagai tukang ojek sehingga tidak menarik bayaran. Wanita itu mengeluarkan dompetnya lalu memberikan uang.
"Woi Gus, kamu sekarang ngojek ya." Seru seseorang yang tadinya duduk-duduk saja. Aku menengok dan memperhatikan, ternyata ia kang Parman, teman satu pabrik dulu.
"Wah kang Parman, kirain siapa, lagi rekreasi disini nih?"
Parman tertawa." Rekreasi gundul mu, aku sekarang jaga disini, mulai sekarang tiap kamu masuk harus bayar karcis lho."
Tentu saja itu hanya gurauan. Enaknya jadi tukang ojek kalo masuk tempat wisata ya gratis.
"Lho, katanya kamu sudah kerja di pabrik besi di kawasan modern."
"Iya, tapi sayangnya habis kontrak tidak diperpanjang, sudah dua bulan tidak ada pekerjaan. Daripada nganggur mendingan nongkrong disini sajalah."
Aku baru hendak menyahut ketika penumpang dibelakang ku protes." Mas, tolong antarkan aku ke dalam, temanku sudah menunggu di sana."
Aku mengangguk lalu pamit dulu pada teman ku. Beberapa saung dan warung makan tampak buka, tapi hanya beberapa orang yang tampak, sepertinya tempat wisata ini belum pulih benar karena lama tutup. Motorku berhenti di sebuah saung dan kulihat ada dua orang seumuran dengan penumpang ku yang sudah menunggu.
Setelah membayar iapun masuk ke dalam. Aku sendiri tidak langsung pulang. Mau ngobrol dengan temanku tapi kulihat ia sudah tidak kelihatan di pos penjagaan, entah kemana. Akhirnya aku duduk selonjoran di pinggir danau untuk melepas lelah sejenak.
"Om, cinderamata nya om." Seru seorang anak kecil kepadaku. Aku menggoyangkan tanganku pertanda tidak mau beli.
Tapi rupanya anak kecil itu tidak gampang menyerah." Ini tasbih bagus om , cuma 10 ribu saja."
Aku memperhatikan sekilas, tasbihnya biasa tidak ada yang spesial, seperti tasbih di rumah tapi bentuknya kecil, karena jumlahnya cuma 33 biji saja, bukan 99 biji seperti pada umumnya.
"Maaf aceng, om lagi tidak pengin beli." Kataku pada anak kecil, yang mungkin berusia 10 tahun. Aceng disini biasanya panggilan untuk anak kecil laki-laki.
Anak itu langsung menunjukkan raut muka kecewa, ia lalu pergi.
Melihat raut mukanya aku sedih juga, tapi mau bagaimana lagi, aku juga harus hemat. Kulihat ia duduk lesu di bawah pohon pinggir danau.
Entah kenapa perasaanku jadi sentimentil, aku teringat ketika aku seumuran dia juga pernah jualan, tapi tentu saja bukan jualan tasbih karena desa kelahiran ku tidak ada objek wisata.
Dulu waktu kecil, agar dapat uang jajan maka aku harus berusaha sendiri, bukan karena orang tuaku mengajarkan agar mandiri sejak kecil tapi karena memang ekonomi susah. Aku lalu jualan es lilin bersama temanku. Kami berdua mengambil es lilin dari orang yang punya toko sembako dimana ia jualan es lilin karena punya kulkas.
Satu es lilin modalnya 40 rupiah, dijual 50 rupiah, lumayan untung 10 rupiah. Satu termos seingatku ada 25 es lilin, kalo habis semua aku dapat Rp 250, tahun 1990an 250 rupiah itu gede banget, bisa buat jajan dua atau tiga hari.
Tapi sayangnya sangat jarang jualan es lilin habis semua, paling hanya laku 10 biji, yang berarti dapat upah 100 rupiah, lumayan buat jajan sehari. Pernah juga sudah keliling kampung tapi satupun tidak ada yang beli. Kalau tidak ada yang beli, biasanya aku balikin ke toko, Alhamdulillah dikasih satu atau dua es lilin sih.
"Om, beli dong om, aku belum jajan dari pagi." Anak kecil itu entah dari kapan tahu-tahu sudah ada di sampingku lagi, sambil tangannya memperlihatkan tasbih kayu itu lagi.
Mendengar bahwa dari pagi ia belum jajan maka aku merogoh saku, kulihat ada selembar uang 50 ribuan dan dua lembar 10 ribu. Aku lalu membelinya satu buah, biarpun jujur aku tidak tahu buat apa, yang penting ia senang.
Benar saja, anak kecil itu langsung girang bukan main dan mukanya sumringah." Makasih banyak ya om, makasih banyak."
Aku hanya mengangguk saja sambil memasukkan tasbih kayu yang baru kubeli. Kulihat waktu masih jam 5 sore, masih agak lama untuk buka puasa. Aku putuskan untuk leyeh-leyeh disini dulu, syukur-syukur barang kali ada yang mau ngojek lagi, barang kali mau pulang ke rumah setelah ngabuburit di danau situ terate.
Tiba-tiba aku dengar suara anak kecil tadi bersama anak kecil lainnya, kurang lebih ada 7 anak." Itu om nya disana yang beli tasbih ku, ayo kesana, pasti dia beli."
Waduh, waduh, bisa tekor aku. Buru-buru aku cabut lalu kabur sebelum anak-anak itu mengejar ku.
* * *
Setengah enam akhirnya aku sampai di rumah. Istri ku sudah selesai memasak untuk buka puasa, ada sayur labu siam, ada tempe goreng dan juga telor dadar kesukaan ku, biarpun habis makan telur biasanya aku gatal-gatal sih.
Aku lalu memberikan uang 50 ribuan untuknya, yang 10 ribu aku simpan buat jajan. Tentu saja aku tidak beritahu soal beli tasbih.
"Mas, tadi ada paket datang, mas pesan makanan di internet ya."
Aku tentu saja kaget, kalo pesan baju lebaran buat anak sih iya, tapi perasaan tidak pesan makanan. Istriku lalu datang sambil membawa kardus yang sudah terbuka, anakku rupanya penasaran sehingga ia membuka kardusnya. Hadeh, anak kecil memang kadang suka penasaran, main buka saja, mungkin dikira baju pesanannya kali ya.
Alhamdulillah, ternyata paket makanan itu berasal dari mbak Fanny Fristika Nila, admin Dcatqueen, seorang teman blogger yang biasa aku kunjungi dan mbak Fanny juga sering berkunjung kesini.
Aku lalu buka, ternyata isinya kurma dan jambu mete yang dilapisi coklat, ada juga yang berbentuk seperti pizza.
Ku buka box nya. Wah, langsung ngiler lihat coklatnya.😋
Setelah adzan Maghrib maka aku langsung mencicipinya, rasanya enak dan lezat. Coklatnya premium, pokoknya uenak.
Untuk mbak Fanny sekeluarga, makasih banyak ya atas bingkisan cantiknya, semoga mbak diberikan rejeki yang berlimpah, dan semoga sehat selalu.
semangat iya mas agus mencari nafkah untuk keluarga, mbul doakan mas agus en family selalu diberikan kelancaran rejeki dan kesehatan ya, amiiiin...
ᕦʕ •ᴥ•ʔᕤ(✪ω✪)/
btw kang parman..namanya kayak sodaranya mbul gegegegkkk...
danau situ teratenya kenapa agak kotor ya mas?
beydewey...kok mbul ndiri ya yang belum pernah kirim paket ke temen temen blogger wkwkwk...coba kalau mbul yang kirim paket, misalnya kirim paket ke mas agus, kira2 isinya apa mas? kabooor
三三ᕕ( ᐛ )ᕗ
mas kotak komennya sekarang suka ngezoom ndiri hoho
Btw selamat mas dapat kiriman kurma coklat dan jambu mete coklat dan pizza coklat juga kah.
Btw kenapa kolom komentar berubah ya, pertama di blog mas agus, kedua blog saya juga ikutan berubah kotak komentarnya, tapi saya cek blog kang satria kolom komentarnya blm berubah.
Emang Cikande Aceng juga kang..🤔🤔 Kirain di Baduy Banten doang yang pake sebutan Aceng.
Waah Alhamdullilah dapet Bingkisan juga dari Mbak Fanny kang.😁😁
Gue malah Keppo sama Setunya..Enak kayanya buat jalur sepeda... Sayang jauh yee.😁😁
Situ Teratai ....Masuk bayar goceng...🙄😳😳 Danau Ui gratis kang....Parah nih Situ Teratai.🤣🤣🤣
waa enaknya dapet cokelat, beda ya rasanya sama harga cokelat 2000 an :D.. cokelat harga 2000 an apa ya, bengbeng yaa :D
dulu pernah diminta tolong ibu kasih dagangan ke kopsis sekolah
lah aku makan dong separuh hahahahaha
wah baik sekali Mbak Fani
senang ya mas dapat paket
smeoga berkah semuanya
Kurma lapis coklat pasti rasanya yummy banget tuh..hihihi
sekarang jamannya serba mainan hp ketika senggang ataupun menunggu seseorang.
Tidak seperti dahulu, kita saling coba berkenalan dengan lainnya hanya untuk teman ngobrol.
Sekarang...ngobrolnya dan sibuk dengan hp.
Harus bijak pakai gawai.
Alhamdulillah tuh ada penumpang.
Hati2 dalam perjalanan
selamat sampai tujuan yang utama
semoga rezekinya lancar selalu
Yummy banget ya kayaknya kurma berlapis coklat
Wahhh kayaknya paketnya menarik, Alhamdulillah rezeki. Semoga rezeki kita semua selalu lancar ya Allah aamiin
Lama tidak updet cerita nih ,mas agus. Mungkin masihsibuk lebaran yaa.
Selamat idul fitri ,mas Agus. Maaf lahir batin yaa :)
Syukurlaaah sampe selamat Yaa coklat kurmanya 🤣. Aku udh was was apalagi ga ada nomor rumah itu mas, sama kayak khanif 😄. Tapi ternyata bisa aman sentosa paketnya hahahaha.
aku tadi udah mengira kalau yang dibonceng "bukan manusia beneran" hahaha, udah ketar-ketir bacanya ini
huuu aku kangen es lilin, di jember jarang nemuin, mungkin kalau ke kantin sekolah SD ada kali, soalnya itu jajanan anak-anak yang emang banyak disukai
Anak kecil sekarang emang gtu. Suka unboxing paketan. Dikira paketan untuknya. Emang suka penasaran. Tapi kalau yg di unboxing barang aneh² malah jadi masalah tersendiri...wkwkwkkwk
Coklat isi kurma :D
Nah pas saya udah mati-matian pasang kuda-kuda biar nggak jatuh, eh si Mas ojeknya ajakin ngobrol aja, mana kuping saya tuh sekarang rada-rada budek ya, doh sampai saya jawabnya kayak teriak-teriak, wakakkaka.
Jujur, saya lebih suka diam-diaman di ojek, karena nggak dengar juga apa yang diomongin :D
Oh ya, btw cokelatnya bikin ngiler dong, untung bacanya pas bukan lagi puasa :D
Untuk bagian2 awal, aku mengira bakal cerpen horor. Ntah si penumpang yg tiba2 ilang atau ternyata penumpang nya kuntilanak wkwkwwk... ternyata itu cerita beneran yaaakk.
Dan untuk beli tasbih, om agus bilang ga cerita sama istrinya. Eh tapi skrg udah tau dong beliau kalau baca blog ini hihiii
👍👍👍
Posting tentang rondo antri di pom bensin sambil joget tiktok kan 🤣