Mengantarkan pupuk ke daerah baru
Siang itu cuaca agak cerah sehingga khanif bisa memacu motor Ninja nya dengan agak kencang apalagi jalanan lagi sepi. Saat sedang asyik menggeber motor kesayangannya tiba-tiba hp Samsung A06 nya berbunyi.
Pemuda itu menepi ke pinggir jalan untuk melihat siapa yang menelepon.
"Assalamualaikum bos, selamat siang jelang sore dengan cuaca yang sedang adem."
"Waalaikumsalam Nif. Udah ngga usah banyak gaya. Aku ada perlu penting banget nih, jangan becanda terus ya."
"Siap bos.
"Nif, kamu segera datang ke gudang ya. Ada orderan penting nih, kamu kirim pupuk enam ton yang sudah aku siapkan di tempat. Kamu antar ke daerah Sirampog lewat Brebes, jangan bilang tidak tahu jalan ya, aku ngga percaya kamu ngga tahu daerah itu. Nanti aku sharelok toko pembelinya."
"Baik bos Herman. Jangan lupa uang jalannya ditambah 200% ya agar supir tidak kelaparan di jalan."
"Ga ada, ga ada, tetap seperti biasa. Cepetan kesini ya, jangan kebanyakan nampang di jalan, nanti motor ku rusak aku potong gaji kamu..."
Jam 5 sore khanif sudah sampai di gudang. Disana ia melihat truk yang biasa dikemudikannya sedang memuat karung berisi pesanan oleh dua orang kuli bongkar muat.
"Mas Wawan, ikut aku ke Sirampog yuk." Katanya pada temannya yang sedang sibuk menulis surat jalan dan juga menghitung muatan.
"Waduh sori Nif, malam ini aku mau ke rumah Lina, janda muda yang aku incar, kebetulan bapak emaknya lagi pergi keluar rumah, sori ye."
Kampret.
Terpaksa pemuda itu membawa truk itu seorang diri.
Jam 11 malam kendaraan roda empat itu sudah berada di selatan Brebes. Kiri kanan hanya ada pepohonan besar saja. Jalanan sudah sepi sekali, tidak ada kendaraan lain yang melintas, mana keadaan gelap gulita pula. Hanya ada sesekali rambu lalu lintas yang terlihat di pinggir jalan.
Astaga, bentar lagi lewat daerah Salem nih batinnya. Pemuda itu agak ketar ketir karena yang ia dengar daerah itu rawan longsor dan juga angker, tidak ada yang berani lewat kalo malam hari.
Tapi tak mungkin ia berhenti di sini juga, selain tidak ada rumah buat numpang istirahat juga keadaan gelap. Akhirnya dengan mengucapkan bismillah ia tetap maju.
Jam 1 malam ia sampai juga di Salem dengan mata setengah mengantuk. Hujan gerimis tiba-tiba datang membuat suasana makin dingin sehingga ia merapatkan jaketnya. Kabut tebal juga tiba-tiba muncul membuat jarak pandang hanya beberapa meter saja.
Allahu Akbar!!!
Pemuda itu berteriak keras ketika sesuatu melintas tepat di depan truk nya dari balik kabut. Khanif tidak bisa mendeskripsikan soalnya sosoknya seperti bayangan putih dan melayang diatas tanah. Ia mengerem dengan mendadak sehingga mesin kendaraan langsung mati.
Beruntung bayangan putih itu hanya muncul sebentar lalu menghilang kembali dalam kabut. Khanif menenangkan debaran di dadanya dulu, setelah itu barulah ia menstarter truk nya.
Beruntung kendaraan nya langsung menyala, tidak seperti dalam film horor dimana susah di nyalakan. Ia memasukkan gigi satu lalu mulai jalan.
Baru beberapa menit anak muda itu mulai sadar. Truknya maju dengan lambat sekali seolah membawa beban yang sangat berat, padahal hanya membawa pupuk 6 ton saja.
Ah mungkin karena jalan yang menanjak pikirnya biarpun hati kecilnya berkata tak mungkin apalagi ia juga sering membawa muatan yang lebih berat dan lewat tanjakan juga tapi tidak seperti ini.
Hawa yang sudah dingin karena gerimis makin dingin sehingga bulu kuduknya berdiri biarpun kaca kiri kanan sudah ia tutup semua.
Ini pasti ada yang tak beres pikirnya.
Ia melihat kaca spion dan refleks menginjak rem.
Astaghfirullah.
Di sisi kanan truk ia lihat banyak anak kecil seumuran anak TK tengah bergelantungan pada bak truk. Wajahnya tidak terlalu jelas karena gelap malam dengan kabut yang menyelimuti. Tak mungkin itu anak manusia soalnya kiri kanan cuma pepohonan saja dibalut kabut malam yang tipis, lagipula ini tengah malam kan.
Ya Allah ya Rabbi tolonglah hambamu ini ucapnya dalam hati. Ia lalu menghentikan truknya. Biarpun hatinya ada rasa takut ia tidak mau kalah apalagi ia membawa muatan untuk para petani yang sedang menunggu pupuk.
Khanif lalu adzan dengan suara keras.
Allahu Akbar Allahu Akbar!!!
Pemuda itu ber adzan dengan suara keras, masa bodoh kalo dibilang orang gila karena adzan tengah malam, lagipula tak ada satupun kendaraan lain yang lewat.
Alhamdulillah setelah adzan truknya kini mulai normal lagi, larinya mulai kencang tidak seperti sebelumnya yang sepertinya berat sekali. Biarpun begitu ia tidak berani menengok ke kaca spion.
Setelah kurang lebih 30 menit dan kabut mulai menipis barulah ia menengok. Alhamdulillah bocah bocah nakal itu sudah tak ada.
Biarpun matanya mengantuk sekali karena siang tidak tidur tapi ia tidak berani berhenti untuk istirahat, lagipula sepertinya sebentar lagi ia sampai Sirampog.
Jika sebelumnya jalanan sering menanjak kini ada beberapa yang turun. Anak muda itu bisa lebih lincah mengemudikan truknya bahkan tanpa perlu di gas kendaraan nya bisa tetap melaju di turunan.
Saat sedang asyiknya mengendarai truk tiba-tiba sesuatu berwarna putih muncul secara mendadak dari samping dan menyebrang. Khanif langsung mengerem secara otomatis tapi karena tenaga dorongan dari jalanan yang menurun kendaraan nya tetap melaju dan menabrak nya tanpa ampun.
Glodag glodag...
Astaghfirullah, runyam deh urusannya, batin pemuda itu biarpun kecelakaan itu tidak disengaja. Semoga saja itu hewan yang menyebang biarpun kalo lihat wujudnya tadi seperti manusia.
Kendaraan roda empat itu berhenti sekitar 10-20 meter dari TKP. Dengan hati was-was pemuda itu menyorotkan lampu senter yang memang biasa dibawanya ke belakang.
Tak ada apapun di sana, tak ada mayat atau tubuh yang tergeletak ataupun darah yang berceceran kalo itu memang manusia atau hewan yang tertabrak.
Kurang puas, ia menengok ke kolong truk dan menyoroti, barang kali korban tersangkut dibawahnya, tapi tetap tak ada sesuatu selain mesin kendaraan nya.
Lega, akhirnya khanif kembali masuk dan menyalakan truknya. Sayup-sayup di kejauhan terdengar adzan subuh sehingga hatinya lega.
TAMAT
Posting Komentar