Horor naik bus malam hari
"Gus, tidak apa-apa nih kamu ke Jakarta sendirian." Tanya pamanku ketika aku beritahu mau ke ibukota untuk bertemu dengan orang tuaku.
"Tidak apa-apa paman." Jawabku singkat. Melihat pamanku masih ragu maka aku lalu berkata kalo sudah sering ke Jakarta jadinya tidak bakal nyasar, sudah tahu arah mana saja yang nanti ke warteg.
Sejak kelas lima SD aku memang sering ditinggal orang tua ke Jakarta, maklum mata pencaharian di kampung susah sehingga bapak dan ibuku merantau ke ibukota. Aku dan kedua saudara ku dititipkan pada kerabat di kampung, kadang ikut paman, uwa atau juga kakek.
Karena orang tua di Jakarta maka aku dan saudaraku tentu saja sering diajak kesana terutama kalo libur sekolah sehingga aku agak hapal tempatnya.
Begitulah, akhirnya aku berangkat ke Jakarta sendirian karena kakak dan adikku tidak mau kuajak. Pamanku sebenarnya berniat mengantarkan tapi aku larang karena takut merepotkan, karena sebentar lagi bawang merah akan panen, harus dijaga karena jika tidak akan dicolong orang, maklum harga bawang merah lagi mahal.
Setelah pamit kepada paman dan bibiku maka aku dengan gagah berani maju ke terminal Tegal dengan naik angkot. Begitu sampai di terminal aku agak gugup, maklum lah baru pertama kali ke terminal seorang diri mana sore hari lagi cuaca agak remang-remang. Banyak orang lalu lalang, kulihat ada orang yang menarik tas seseorang, pasti itu calo bus yang memang kadang suka maksa. Ada juga para pengamen dengan badan penuh tato, serta beberapa orang yang badannya besar yang tampak asyik ngobrol sambil merokok.
Untunglah tidak ada calo yang menarik-narik, mungkin karena aku masih anak tanggung, baru berusia 13 tahun mana badanku kurus lagi. Ah, jangan-jangan mereka malah menyangka aku anak jalanan yang biasa tidur di emper terminal.
Aku coba mengingat-ingat bus yang biasa dinaiki kalo mau ke Jakarta. Akhirnya aku lihat juga bis sinar jaya yang biasa digunakan orang tuaku.
Dengan pede maka aku lalu naik keatas bus, kondektur bis yang seumuran dengan pamanku sekilas melihatku tapi tetap acuh tak acuh. Kulihat bis agak banyak penumpangnya, kursi depan sudah terisi semua. Ku melangkah ke tengah, Alhamdulillah ada bangku yang masih kosong biarpun sebelahnya sudah ada ibu-ibu yang mendudukinya.
Aku lalu kesana. Ibu yang berusia hampir sama dengan ibuku itu melihat ku sekilas dengan pandangan iba lalu tak lama kemudian mengambil uang 1000an dari sakunya dan disodorkan ke arahku.
Tentu saja aku dongkol." Maaf Bu, aku mau naik bis ini, bukan mau minta-minta." Kataku dengan pelan, biarpun dongkol tapi aku tidak berani berkata keras soalnya badannya itu gede. Sekali tiup, badanku yang kurus kering ini bisa terbang.
Ibu itu melihat ku lagi." Kamu mau naik bus ini, sendirian apa sama orang tuamu?"
"Ngga Bu, aku sendirian. Aku justru sekarang mau kesana ke orang tuaku."
Beberapa orang tampak melihatku, mungkin mereka juga tak menyangka kalo anak sekecilku berani naik bis sendirian. Melihat hal itu aku jadi bangga karena tidak ada anak seberani aku. Ah, pasti bapak dan ibuku nanti bangga sekali kalo ku ceritakan.
Aku lalu duduk disebelah ibu itu. Tak lama kemudian kenek bus itu datang dan memberikan karcis pada para penumpang. Anehnya aku tidak dipungut bayaran, kondektur itu hanya melihat ku sekilas, mungkin disangka aku anak ibu disebelahnya. Ternyata ada untungnya juga jadi anak kecil.
Tak lama kemudian bis pun berangkat karena sudah penuh. Aku sendiri duduk di samping dekat jendela supaya bisa melihat pemandangan. Bis lalu keluar terminal Tegal. Ayah, ibu, aku datang, teriakku dalam hati kegirangan. Ah, mereka pasti bangga sekali punya anak mandiri dan seberani aku.
Sampai disana nanti aku minta keliling Ibukota pokoknya, ke Ancol, taman mini, ragunan dll. Ah, betapa enaknya nanti roal coaster di Dufan, masuk ke rumah keong mas di taman mini, melihat kambing dan ayam di ragunan. Eh, itu mah dirumah kakekku juga banyak, ngapain jauh-jauh kesana.
Tapi sayangnya impianku buyar ketika aku merasa hal tak biasa. Kendaraan roda empat itu anehnya melaju ke arah timur, bukan ke arah barat seperti biasanya kalo aku naik bis ke Jakarta. Ah, mungkin poolnya ada di timur pikirku. Biasanya bis mampir dulu ke pool, bukan langsung ke barat pikirku sok tahu.
Tapi setelah melewati lampu merah yang ada di tengah kota, kendaraan roda empat melaju terus ke arah timur. Dalam hati aku sudah deg-degan karena merasa ada yang tidak beres. Ini bis bukannya ke Jakarta harusnya ke barat, kenapa malah ke timur terus, jangan-jangan aku kesasar.
Tenang Gus tenang, aku harus tegar batinku walaupun badanku agak gemetaran. Karena masih bocah maka aku tidak bertanya pada ibu di sebelahku atau ke kondektur.
"Lho, kamu kenapa cah Bagus?" Tanya ibu itu. Bahasa tubuh yang bagiku tegar itu mungkin ditangkap berbeda oleh ibu disebelah ku. Mungkin ia melihat badanku yang gemetaran serta ingusku yang mulai keluar.
Aku ingin mejawab tapi entah kenapa mulutku terkancing, hanya air mataku yang mulai keluar.
"Kamu kenapa nak, kenapa nangis." Tanya kenek bus itu yang tahu-tahu sudah ada di depanku. Mungkin ia mendengar suara sesenggukan ku.
"Ngga tahu pak, ini bocah tahu-tahu nangis saja." Yang jawab ibu disebelah ku.
"Lho, kirain aku ini anak ibu." Kondektur bus itu kaget.
Ibu itu menggeleng. Bapak itu lalu kembali menanyaiku." Kamu mau kemana nak?"
"Aku... Aku mau ke Jakarta pak." Jawabku terbata-bata.
"Lho, kamu salah naik nak, ini bis kearah Semarang." Jawab bapak itu, jawaban yang bagiku seperti disambar geledek, tapi sayangnya aku tidak menjadi the flash.
Ya Allah, ternyata aku kesasar.
Sebagai bocah tanggung tentu saja pikiranku langsung melayang kemana-mana. Bagaimana aku bertahan hidup di Semarang nanti, apakah aku harus jadi pengamen di lampu merah, apakah aku nanti harus tidur di emperan toko, bagaimana kalo nanti kalo ada razia anak jalanan bisa-bisa aku nanti ditangkap. Niat ingin ke Jakarta tapi malah berakhir di penjara. Bu, malang benar nasibku Bu kataku sambil mewek.
Melihat aku menangis dengan ingus beleweran maka ibu itu berusaha menenangkan ku sedangkan kondektur itu ke depan lalu bicara dengan supir.
Melihat hal itu aku khawatir lagi. Duh, jangan-jangan aku mau diturunkan dan dibuang disini, mana hari sudah malam lagi dan aku tidak kenal daerah ini. Bagaimana kalo ada begal disini, memikirkan hal itu kembali aku kembali nangis sekencang-kencangnya, tak perduli semua mata penumpang melihat kearah ku.
"Nak, sudah jangan nangis, nanti di depan ada pool sinar jaya, kamu nanti turun disana dan naik bis arah Jakarta ya."
Aku hanya mengangguk saja. Baru aku ingat kalo aku belum bayar karcis, segera ku merogoh saku dan memberikan uang tapi ditolak oleh kenek itu." Sudah simpan saja, buat bayar tiket nanti ke Jakarta." Katanya bijak.
"Ini jajan untuk bekal kamu kesana." Kata ibu itu tidak mau kalah sambil memberikan satu plastik berisi kue kering.
Aku tentu saja jadi terharu. Ah ternyata bang napi terlalu melebih-lebihkan, buktinya masih banyak orang baik di dunia ini.
Begitulah, setelah sampai di pool sinar jaya maka aku langsung diantar kenek itu ke bis jurusan Jakarta. Makasih banyak ya pak kondektur.
TAMAT
Saya yang lahir dan besar di Jakarta baru sekali ke TMII itu juga diajak temen dan belum pernah masuk ke keong masnya, kalau ke kebun binatang ragunan malah belum pernah sama sekali.. wkwkwk.. parah.. wkwkwk
Menarik kisahnya.. setelah sampai Jakarta nanti jgn lupa cerita2 ttg pengalaman disana mas, terutama soal culture shock dan gadis be-rock mini di bandara, inimah posting Pak Dodo ya, hihi 🙏🙏
untunglah ya masih ditolongin. Gimana kalo dia diculik terus jadi human trafficking kan!!! 😱 Itu horor bangeeett
Baca ini kok ku jadi kangen kelayaban lagi maen ke ragunan, tmii, monas, dufan, jeb ajeb dugem di tanamor ...wwkkk
Anak 13th sdah berani ngebis jarak jauh. Pas masih kecil, kalau ke jakarta biasa bareng ortu.
Aku 13th masih bus dalam kota mas. Biasa naik untuk ke sekolah..hehehehe
Emang horror sih kalau salah jurusan. Apalagi kalau sampai panik. Biasanya kondektur bus sering bantu penumpangnya.. beberapa kali dibantu kondektur bus..heheh
tapi memang ngeri juga kalau naik bus malam hari
selain gelap jurusannya engga kebaca
aku paling miris pas baca dikira anak minta2
tapi salut mas agus 13 tahun udah bernai ke JKT
saya pas usia tersebut ya ngendon dong di warnet hahahahahah
paling jauh baru berani pas kuliah itu pun ke surabaya
padahal deket banget ama Malang
Coba sini itu Agus kecil kita tosan dlu yang masih sering salah naik bis kalau ke Jakarta.. wkwk 🤣🤣😁
Kasian ya Agus, udah kecil kesasar pula hampir dibawa ke Semarang.. kalau terlanjur smpe sana kan berabe ya.. kebabalasannya kejauhan soalnya. 😆
Mending kalau kesasarnya cuma smpe Bekasi.. ehh nggak juga dink. Ehhh *plaakk
untung ada si ibu dan kenek yang baik hati ya..
jangan nangis lagi, nanti ingusnya kemana-mana.. :D
Setelah sampai pool, bisa berhasil ketemu ba[ak ibu di Jakarta? atau masih kesasar lagi mas Agus? Penasaran...
Thank you for sharing
ternyata oh ternyataaa, untung slow ya hahaha
untung ya si agus ketemu ama orang baik, paling nggak bisa bikin dia tenang gitu
baideweiiii, selamat lebaran mas agus dan keluarga, maaf lahir batinnn yaa,barangkali ada kata kata aku yang kurang berkenan gitu
Lah bagaimana sich Agus kecil kok bisa salah naik bus jurusan ke Semarang mungkin dipikirnya bus Sinar Jaya itu semuanya rute ke Jakarta ya? Wkwkkwk..
Tapi Untung juga lho si Agus nangis sekencang-kencangnya jadi banyak yang iba trus nolong.. dikasih gratis sama kondektur udah gitu dikasih kue setoplea lagi.. asyik banget itu..hehehe
Mohon maaf lahir batin ya buat semuanya 😅🙏🙏
Niatnya ke jakarta eh kenapa ke semarang
Selembut apapun angin berhembus pasti pernah menebarkan debu. Seputih apapun baju tak ada yang tanpa noda. Sebaik apapun manusia pasti pernah khilaf dan melakukan kesalahan. Menyambung kasih, merajut cinta, beralas ikhlas, beratap doa. Semasa hidup bersimbah khilaf dan dosa, berharap dibasuh maaf, izinkan Kami sekeluarga menyampaikan.."Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1442 H"..
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, umur yang barokah dan dapat bertemu lagi di bulan Ramadhan yang akan datang . Insya Allah, Aamiin, yaa Rabbal 'alamiin....
"Mohon maaf lahir batin atas segala kekhilafan dan kesalahan dalam hal bercanda atau hal lainnya".😊🙏🙏
Mohon maaf bila ada salah dalam berkomentar.
Wah, Mas Agus nge-prank nih. Udah kayak youtuber aja 😂. Padahal aku bacanya harus tunggu siang dulu supaya gak kaget kalau ada jump scare nya. 🙈
Mungkin kalo dulu msh aman ya mas.. kalo HR gini, udh kebayang orang2 penculik anak dan penjual organ tubuh hahaha
untung ada ibu dan kondektur yg baik hati, coba kalo ketemunya ama Joker, kan bingung, manggil Bathmannya gimana? Abis masnya ada di Semarang sih, Bathman kan blm pernah ke Semarang... nah loh...
Kesasar emang lebih menghoror sih. Klo ini kisah nyata, salut banget sama Agus meski mewek sampai ingus beleweran. Keren.
temenku laptopnya ilang di bus, kecopetan
Bang agus berunrung ketemu dengan orang baik,, sya gak bisa byanhin jika kenek nya yang preman2 gitu
Dulu waktu kecil aku juga pernah nyasar waktu di mall carefour. Mallnya enggak besar tapi karena aku masih kecil seolah rasanya besar banget. Nyasar di sebuah gedung yang padahal masih ada orang tua ku di gedung itu, rasanya juga ketakutan horror setengah mati, gimana ini yang nyasar di lain kota, tegang deh kayak waktu masuk ke rumah hantu. Semenakutkan ituuu
tp btw dlu aku umur 13 tahun juga sudah naik bus besar2 itu, rute Purwokerto-Jogja. Terus turun sebelum Kebumen. Biasalah anak pondok mah ya ampun perjuangan banget. untung nggak pernah nyasar atau salah naik bus, xixixi