Misteri suara kuntilanak tengah malam
Hawa dingin membuat Anita terbangun. Sebenarnya ia agak malas tapi karena tak dapat ditahan lagi akhirnya ia keluar kamar juga untuk buang air kecil.
Ia lalu keluar kamar, dari cahaya lampu depan yang samar-samar terlihat tetesan air, ah pantas hawanya dingin ternyata hujan. Ia lalu menuju ruang tengah karena untuk menuju kamar mandi ia memang harus melewatinya dan juga melewati kamar Saodah, pembantu rumah tangganya yang baru beberapa minggu bekerja dengannya usianya seumuran dengannya.
Entah mengapa saat ia melewati ruang tengah tiba-tiba ia teringat dengan film yang ditontonnya tadi malam.
Jadi semalam sebelum tidur, seperti biasa Anita dan suaminya Herman menonton tivi disitu bersama anak mereka khanif dan Satria. Acaranya sendiri tidak ada yang spesial, hanya film sundel bolong yang diperankan oleh almarhum Suzanna di salah satu tv swasta.
Memang kadang suaminya masih suka menonton film seperti ini, teringat masa kecil katanya. Anita sendiri sebenarnya tidak terlalu suka tapi karena anaknya juga suka maka ikut menonton juga biarpun si bungsu khanif yang baru berumur 5 tahun tampak agak takut, beda dengan Satria anak sulungnya yang tampaknya senang biarpun sesekali ia bertanya pada bapaknya. Filmnya sendiri menurutnya lucu biarpun genrenya horor.
Jdaarr, bunyi guntur membuat lamunannya buyar, segera saja Anita ingat kalo ia ingin kencing. Ah sial, kenapa tengah malam begini malah ingatnya film itu sih, bukan drama Korea seperti yang biasa ia tonton.
Buru-buru ia ke belakang. Untuk kesana ia melewati kamar Saodah. Saat ingin memencet saklar untuk menghidupkan lampu tiba tiba terdengar suara.
Hihihi.....
Sontak saja seluruh bulu kuduk nya berdiri, ia coba menajamkan telinga, bunyi itu masih terdengar. Tak salah lagi suara kuntilanak tertawa.
Hi..hi..hi.....
"Mas Hermaaan!!" Segera saja Anita kembali ke kamarnya sambil berteriak. Suara teriakannya tentu saja menggegerkan seisi rumah. Herman sendiri langsung bangun ketika mendengar jeritan istrinya, tak lama kemudian asisten rumah tangganya juga nongol dari balik pintu, hanya kedua anaknya masih tidur.
"Ada apa mah?" Tanya suaminya sambil mengucek matanya, maklum masih setengah ngantuk.
"Ada, ada kuntilanak mas." Jawabnya lalu memeluk kencang suaminya. Herman tentu saja bingung mendengarnya.
"Mamah jangan ngaco ah, mana ada kuntilanak disini."
"Sumpah mas, aku tidak bohong. Aku tadi mau buang air tapi diganggu oleh kuntilanak." Katanya lalu segera melepaskan pelukannya karena sudah ada pembantunya didekat mereka.
"Kuntilanak nyonya?" Tanya pembantu itu heran. Rumah bagus dan baru dibangun tiga tahun lalu masa ada setannya, kalo rumah tua yang tidak dihuni sih wajar tapi inikan rumah baru, terus ditempati tiap hari pula.
"Udah Odah kamu tidur saja. Besok kamu kan harus kerja pagi-pagi." Perintah Herman karena ia kasihan kalo istirahat nya terganggu. Asisten rumah tangga itu mengangguk lalu masuk.
"Mah, masa kamu lihat kuntilanak sih disini, yang benar saja ah." Kata suaminya setelah mereka duduk di sofa. Ruang tengah itu terang benderang karena lampu utama dinyalakan, kalo tidur biasanya diganti lampu yang lebih kecil cahayanya. Sebelumnya Herman sudah cek kamar mandi maupun ruang dapur tapi tak ada sesuatu yang aneh apalagi makhluk halus seperti yang dikatakan istrinya.
"Sumpah mas Herman, untuk apa sih aku bohong." Jawab istrinya agak sengit karena ia dianggap berbohong. Hatinya agak panas sehingga ia lupa untuk buang air kecil.
Melihat sikap istrinya maka Herman luluh, dipeluknya istrinya." Ya sudah, masih malam, tidur yuk."
Keesokan harinya jika biasanya Anita yang bangun lebih dulu maka kali ini Saodah sehingga asisten rumah tangga itu heran. Tapi biarpun begitu ia tidak berani bertanya.
"Dah, Odah percaya ada hantu tidak?" Tanya Anita sambil menyiapkan nasi sementara pembantu nya itu sedang sibuk menggoreng ikan bandeng kesukaan majikannya.
Saodah yang sudah berumur 20 tahunan agak kaget dengan pertanyaan tak biasa dari majikannya." Ya percaya nyonya."
"Memang kamu pernah melihat langsung?"
"Pernah, kejadiannya waktu aku masih SMP. Waktu pulang dari nonton layar tancap di kampung sebelah pernah lihat banaspati." Ujarnya agak bersemangat. Tadinya ia kira majikannya itu tidak percaya hal gaib seperti itu apalagi sebelumnya tidak pernah menyinggung hal demikian.
"Banaspati?"
"Iya, itu setan yang bentuknya cuma bola api saja. Ia menclok di atap rumah tetangga saya. Besoknya yang punya rumah mati, padahal sebelumnya ia sehat sehat saja nyonya. Selain banaspati, waktu kecil umur 10 tahun seperti Satria aku juga pernah lihat tuyul waktu subuh."
Anita jadi agak ngeri juga." Kalo kuntilanak Odah pernah lihat tidak?"
"Wah belum pernah, tapi kalo bisa sih jangan, mukanya serem banget katanya." Jawabnya.
"Memang nyonya semalam lihat kuntilanak ya disini?" Tanya pembantu itu yang memang sudah tahu kejadian semalam.
"Sebenarnya aku tidak lihat wujudnya, tapi suaranya doang. Serem banget pokoknya." Kata Anita ketakutan, seakan kuntilanak itu sedang ada disampingnya dan mendelik padanya karena digosipkan.
"Kalo takut silahkan bangunin saya nyonya, saya siap mengantar."
"Aduh, aku tidak berani merepotkan mu, Tapi kira-kira kenapa ada setan disini ya, padahal sebelumnya tidak pernah."
"Kurang tahu juga nyonya, tapi kata simbok ku, biasanya Kunti akan datang kalo ada wanita hamil tua atau melahirkan, tapi kan disini tidak ada. Oh, kabarnya tetangga sebelah Bu Maya sedang hamil tua, mungkin sebenarnya kuntilanak itu mau kesana tapi mampir dulu kesini."
"Mungkin saja sih?" Kata Anita walaupun tidak yakin." Aduh Odah, ikannya mau gosong tuh."
Saodah kaget, buru buru ia mengangkat ikan tersebut.
Sepertinya perkataan asisten rumah tangganya memang ada benarnya, setelah malam itu, Anita yang kalo bangun tengah malam minta diantar suaminya tak pernah dengar lagi. Pernah karena Herman ngantuk sekali sehingga semalam baru pulang kerja tidak mau bangun maka terpaksa ia kebelakang sendirian, Alhamdulillah tidak ada suara misterius itu biarpun hatinya deg degan.
Begitulah, suasana rumah pun tenang dan biasa lagi.
Herman bangun tengah malam, dilihatnya laptop miliknya masih terbuka. Ah ia pasti tertidur karena ngantuk semalam karena banyak pekerjaan. Ia terpaksa mengerjakan di rumah karena bos nya meminta agar besok harus selesai. Dilihatnya segelas kopi masih ada disampingnya. Ah, pasti istrinya yang bikin tapi karena sibuk dengan pekerjaan akhirnya lupa diminum.
Setelah mematikan laptop miliknya ia lalu menuju kamar mandi untuk buang air baru nanti tidur di kamarnya. Dilihatnya sudah jam 1 lewat. Saat lewat kamar Saodah entah kenapa ia tiba-tiba ingat dengan cerita istrinya tentang makhluk gaib.
Ah hanya takhayul, tapi sial kenapa ia malah memikirkan nya sekarang ya. Buru-buru ia kencing.
Setelah buang hajat Herman lalu keluar. Tiba-tiba ia mendengar suara tertawa.
Hihihi...
Bulu kuduk Herman langsung berdiri, ia mencubit tangannya, sakit berarti ia tidak bermimpi. Tapi suara kuntilanak itu masih terdengar.
Hi..hi..hi...
Segera saja ia membaca ayat kursi sebisanya, tapi entah hatinya takut atau apa, bacaan tersebut tak mempan, Mbak kunti masih tertawa dengan santainya. Pecahlah sudah nyalinya, segera saja ia kabur masuk kamar.
Melihat suaminya memakai selimut dengan badan gemetar maka istrinya yang terbangun karena ranjangnya bergoyang-goyang tentu saja heran.
"Ada apa mas?"
"Ngga ada apa-apa mah." Jawabnya lalu segera memejamkan mata. Anita tentu saja heran tapi karena masih ngantuk maka iapun kembali tidur.
Barulah saat sarapan pagi Herman bercerita kalo semalam ia diganggu oleh makhluk halus itu. Tentu saja Anita jadi kaget, sementara khanif dan satria tetap makan seperti biasa, anak kecil mah bebas pusing.
"Tuh kan mas, aku bilang juga apa."
"Iya mas minta maaf karena sebelumnya tidak percaya. Terus bagaimana baiknya ini mah, kenapa kok bisa ada kuntilanak disini."
Istrinya juga ikut bingung bagaimana caranya agar mereka tidak diganggu lagi oleh mbak kukun itu.
"Maaf pak, gimana kalo nyewa orang pintar saja buat mengusirnya?" Usul Saodah setelah mendengar cerita majikannya.
"Maksudnya dukun Dah?"
"Ya semacam itulah pak. "
Akhirnya setelah bertanya ke Agus temannya akhirnya Herman dapat juga orang pintar, walaupun sahabatnya heran juga, tumben nyari paranormal, padahal sebelumnya tidak percaya. Ia lalu menceritakan sebab musabab nya. Temannya itu mengangguk angguk lalu sore harinya setelah pulang kerja mereka menuju rumah dukun tersebut.
Malam harinya orang pintar itupun datang ke rumahnya, yang disambut tuan rumah dengan gembira, sementara khanif asyik bermain hape dengan Satria kakaknya. Dukun itu namanya Dahlan dan setelah permisi pada Herman ia lalu mondar-mandir di ruangan itu terutama kamar yang hendak menuju ke belakang. Agak lama ia disana barulah ia kembali ke ruang tamu.
"Bagaimana penerawangan Abah Dahlan?" Tanya Agus.
Abah Dahlan yang berusia sekitar 40an dan memakai pakaian serba hitam tampak memejamkan matanya seperti bersemedi. Lima menit kemudian ia baru berbicara." Gawat, kuntilanak itu sudah betah bersemayam disini dan tidak mau pergi."
Tentu saja suami istri itu terkejut." Kok bisa Kunti itu tidak mau pergi Bah, bukannya ini rumah baru dan selalu ditempati."
"Makhluk halus itu tidak bisa ditebak, bisa menempati rumah lama ataupun baru. Tadi aku sudah berbicara dan coba negosiasi agar dia mau keluar tapi dia tidak mau pergi. kecuali..."
"Kecuali apa Bah?" Tanya Herman penasaran karena dukun itu sengaja berhenti.
"Kecuali jika ia dikasih mahar dengan batu mirah delima. Itu batu sakti yang langka, mencarinya juga tidak mudah."
"Tolong cari Bah, nanti aku bayar berapa harganya."
"Bukan masalah uang, tapi mencarinya itu yang susah mas." Kata paranormal itu geleng-geleng kepala.
"Tolong lah Bah agar setan itu tidak mengganggu lagi, pertolongan Abah tidak akan aku lupakan."
"Baiklah, karena kamu temannya Agus nanti aku akan berusaha mencarinya. Tapi harganya lumayan mahal mas."
"Memang berapa harga batu mirah delima itu?"
"Lima juta." Jawab Abah Dahlan tandas.
Tentu saja suami istri itu kaget bukan main, kirain cuma ratusan ribu, tak menyangka sampai 5 juta. Uang segitu hampir sebulan gajinya,tentu saja ia agak keberatan.
Hi..hi..hi...
Tiba-tiba terdengar suara cekikikan dari makhluk halus yang baru dibicarakan itu, suaranya memang agak kecil tapi mengerikan membuat bulu kuduk merinding. Melihat hal itu pecah sudah nyali tuan rumah. "Baik Bah, aku sanggup membelinya tapi tolong segera usir dia dari sini."
Dukun itu langsung berdiri. Ia membentak dan membacakan mantra, suara itupun langsung hilang.
"Apa dia sudah pergi Bah?"
"Tidak, ia hanya kabur sementara saja dan pasti kembali, kecuali dikasih batu mirah delima itu."
"Tolong aku ya Bah, segera cari kan batu tersebut dan berikan pada setan itu agar ia tidak mengganggu lagi."
Dukun itu menggelengkan kepalanya." Paling cepat tiga hari mas, biasanya lima hari karena susah sekali mencari nya, belum lagi harus semedi dan wiridan agar batunya dapat makanya harganya mahal, kalo kamu bukan temannya Agus itu harganya 10 juta lho, tapi jangan khawatir aku kasih pagar pengaman dulu biar setannya tidak terlalu mengganggu."
Setelah memasang pagar dan basa basi sebentar maka Dahlan dan Agus pun lalu pamit, tentu saja setelah dikasih amplop yang diterima dengan sungkan oleh orang pintar itu.
Tapi ternyata Herman tidak perlu menunggu tiga hari karena dua hari kemudian Abah Dahlan sudah datang bersama Agus. Setelah ngobrol sebentar maka dukun itu mengeluarkan sebuah batu kecil yang berwarna merah. Batu itu lalu ditanam di kamar belakang. Herman hanya mengangguk sementara Anita cemberut karena lantainya jadi berantakan, tapi apa boleh buat toh.
Setelah menerima uang lima juta yang dengan berat hati diberikan oleh Herman maka mereka berdua pun lalu pulang.
Benar saja, setelah ditanam batu tersebut maka rumah itu kembali tentram, tak ada lagi gangguan kuntilanak. Benar-benar batu yang manjur batin tuan rumah.
Pagi itu Saodah seperti biasa belanja di pasar tradisional langganannya. Setelah membeli tempe maka ia pindah ke tukang ikan. Tiba-tiba hapenya berbunyi, tukang ikan yang sedang membungkus pesanannya sampai kaget, hampir saja ikan yang sedang dipegangnya jatuh.
"Duh neng, kok nada dering nya pakai suara kuntilanak sih, bikin mamang kaget saja, untung pagi, kalo malam mamang sangka kuntilanak beneran."
Saodah tersenyum kecut, buru-buru ia matikan panggilannya. Setelah belanja ia lalu menelpon balik." Ada apa sih mas Agus telepon, untung di pasar, kalo di rumah bisa ketahuan nyonya dan tuan."
"Hehehe maaf tidak tahu Odah. Kata Dahlan ia punya target baru, mulai besok kamu keluar saja dari rumah itu ya."
TAMAT
Btw hiks hiks Jaey ga dibawa ikut main film, masukin diri sendiri aja deh. Setelah sepi akhirnya Jaey membongkar batu merah delima yg dikubur Dahlan, hihi..
Udah serius bacanya, eh ternyata kerjaannya Agus dkk.. hadeeeh
Btw Saodah itu nama mama mertuaku, Mas.. wkwkwk
Si Agus sama si Dahlan ini ngga ada kapok-kapoknya mesti dilaporin ke hansip nih biar ditangkap kawin..hahaha
menghibur dan asik bacanya......
thank you for sharing
Tetanggaku pake dong. Dan pas sahur di awal2 puasa, aku LG makan berdua Ama anakku. Trus tiba2 kedengaran suara kunti gitu juga. Merinding. Sampe2 aku liat apa suamjku sedang nonton film horor, tp dia tidur. Tv juga ga nyala.
Pas kedengeran lagi, jelas bgt dr luar, dan kemudian suara tetanggaku jg ada. Asyeeeem, nakut2in ajaaa wkwkwkwk
suara ringtone kunti dikira beneran. dulu pernah ada teman kayak gitu. kadang saya isengin kalau pas malam saya Miscall HPnya, lama2 teman kost pada komplain dan ringtonenya diganti sama empunya HP. hahaha
Mas Agus kebetulan pas aku baca ini juga di rumah lagi hujan dengan petir yg menyambar2.. haha. Langsung kebayang semisa ada hihihi di rumah.. auto belingsatan sepertinya.. 😂😂😂😂
kemarin malam liat gambarnya aja ga berani buat baca, sekarang balik lagi kesini mumpung masih agak setengah malam
endingnya bokkkkk, ahhhhhhh emezzz wkwkwkwk
Langsung melempem rasa takut hahaha.
Btw jadi pengen bahas ringtone deh.
Jadi ingat dulu ada temen saya yang paling takut ama kucing, baru dengar suaranya aja dia udah jingkrak jingkrak ketakutan.
Trus diriku malah iseng dong, di hapenya saya rekam suara kucing, trus dijadikan alarm.
Dan besoknya, dia hampir pingsan, waktu pagi-pagi antara sadar nggak sadar, dia dengar suara kucing di kamarnya, ternyata alarm, wkwkwkw.
Ya ampun, jahat banget saya ya, untung anak orang nggak jantungan :D
Ternyata pinter akalnya pakai nada dering sister kuntil 😆.
Gegara lihat kuntilanak waktu aku kelas 1 SD aku sampai jatuh sakit lama, mas.
Kejadian itu awal pertamakali bisa lihat yang aneh-aneh.
Untungnya sekarang sudah ngga sejelas dulu lagi ngelihat begituan.
Tak bisa dipungkiri jika suara kunti memang menyeramkan tak peduli itu nyata atau hanya nada dering spesial
Di televisi pun jika mendengar tawa kunthi jadi menakutkan sekalipun itu pada siang hari terjadinya,.
ternyata mereka itu komplotan spesialis fitnah mbak kunti buat dapet duit.
mudah2an ada part aksi mereka katauan mbak kunti, biar tau rasa itu mereka wkwk
Ngomong-ngomong, kenapa sih ada gambar Mbak Kuntinyaaaaaa. Kan aku jadi kebayang-bayang gara-gara terlanjur lihat. 😭
Si abah Dahlan, Odah dan mas Agus ini ternyata berkomplot. Dan, ketua komplotannya adalah mas Agus🤣
Itu si mba yg di atas serem banget potonyaa...Kagak brani liatnya.😱