Rencana pajak sembako adalah bukti cinta pemerintah pada rakyatnya
Sore itu seperti biasa kalo pulang kerja dari sawah maka Agus langsung ke dapur untuk makan, maklum lapar. Begitu ke meja ia kaget kok nasinya tinggal sedikit, telor ceplok kesukaannya juga tidak ada, adanya telor rebus yang cuma dikukus, tidak di sambel atau diolah seperti biasanya.
"Dek, kok nasinya sedikit doang sih, telor nya juga kenapa tidak di rendang sih?"
Nita istrinya yang sedang nonton Drakor langsung ke belakang." Ini lho mas, katanya ada rencana sembako mau dikasih pajak, makanya mulai sekarang harus mulai ngirit dan makan sedikit, minyak juga salah satu sembako yang bakal kena pajak, jadinya mulai sekarang tidak usah goreng telor, cukup di rebus saja."
"Walah mana mungkin, sembako itu bahan kebutuhan pokok rakyat kecil, tidak mungkin akan kena pajak, beda dengan motor atau mobil yang kena pajak. Bilang saja aku disuruh kerja lebih keras." Agus bersungut-sungut.
"Terserah mas lah kalo tidak percaya." Istrinya kesal lalu keluar dan melanjutkan nonton TV.
Agus hanya geleng-geleng kepala saja melihatnya, karena jadi malas makan akhirnya ia ke warung kopi. Dilihatnya hanya ada Herman saja, sedangkan Satria belum nongol, mungkin masih kerja.
"Nah, kebetulan kamu datang mas Agus. Ada berita heboh nih." Kata Herman ketika melihat temannya datang.
Agus sendiri memesan kopi goodday dulu baru menyahut. Paling pikirnya berita heboh biasa, artis tertangkap narkoba atau prostitusi online atau mungkin berita korona kali ya yang akhir akhir ini makin gawat.
"Memang ada berita heboh apa mas Herman, kok kayaknya kamu gempar." Agus duduk di sebelahnya lalu mencomot sebuah rongdo royal atau biasa disebut tape goreng yang masih hangat.
"Ini lho mas Agus, ada wacana pemerintah mau memungut pajak pada sembako. Wah, apa ini enggak kebangetan, padahal hidup sekarang juga masih susah gara-gara korona."
Agus tentu saja kaget, kirain istrinya salah ngomong. " Ah hoax kali, mana mungkin sembako ada pajaknya. Makanya kalo baca berita jangan langsung percaya."
Bu Heni yang sedang memasak juga kaget." Ah masa sih Herman." Maklum, sebagai pemilik warung makan tentu saja kenaikan harga sembako akan membuat pengeluaran nya makin banyak.
"Hoax apanya." Ujar temannya sewot." Ini dari website besar dan tentunya sudah terjamin beritanya."
Agus coba melihat berita yang disodorkan temannya itu. Benar saja, itu dari situs besar yang juga menjual koran sejak lama dan sudah beroperasi puluhan tahun jadinya tidak mungkin berita bohong.
"Lha kok bisa ya, orang keadaan sekarang lagi susah kok pemerintah tega mau menerapkan pajak pada sembako. Apa ngga mikir rakyat kecil bakal makin sengsara. Sekarang saja aku beli beras cuma yang biasa, itu juga kadang ngutang. Kalo kena pajak, bisa-bisa nanti makan singkong karena tidak kuat beli beras." Gerutu Agus karena sudah membayangkan.
"Kamu itu kalo baca berita itu yang full, semuanya dibaca gitu lho Gus jangan judul nya saja, biar tidak salah paham." Entah sejak kapan, tahu-tahu Satria sudah ada dibelakang mereka dan langsung ikut nimbrung.
Agus tentu saja kaget. Ia lalu membaca kembali berita di hape milik Herman. Ternyata yang akan dikenakan pajak oleh pemerintah adalah sembako golongan atas, misalnya beras yang harganya 50 ribu per kilogram. Begitu juga dengan daging, khusus yang premium harganya sejuta keatas baru kena pajak.
Agus manggut-manggut, tapi Bu Heni tetap protes." Satria kayak tidak tahu saja, mungkin sekarang memang untuk beras yang sekilo 50 ribu kena pajak, tapi siapa yang menjamin kalo beras yang murah tidak akan kena pajak. Begitu juga dengan barang lain seperti telor, minyak dll. Sekarang minyak saja harganya mahal. Sembako itu barang kebutuhan wajib, tidak boleh kena pajak." Katanya berapi-api, seperti kompor gas miliknya.
Satria tenang saja diprotes pemilik warung. Setelah meneguk kopi goodday milik Agus barulah ia menimpali." Tenang saja Bu , kalo pemerintah benar menerapkan pajak pada semua sembako, baik yang mahal ataupun murah, itu justru tanda cinta pemerintah pada rakyatnya."
Tentu saja Agus, Herman dan Bu Heni kaget. Kalo sembako biasa kena pajak itukan berarti harganya makin mahal, kok dibilang tanda cinta pemerintah sama wong cilik." Gundul mu kang, kalo beras biasa kena pajak, nanti harganya malah makin mahal tahu. Apanya yang tanda cinta, kalo pemerintah sayang sama rakyat kecil harusnya mahal di murahin, bukannya tambah mahal."
Yang diprotes tenang saja, ia mencomot sebuah goresan bakwan jagung yang baru matang." Gini lho Agus dan Herman, kalo kena pajak dan harganya jadi mahal itu lihatnya jangan sederhana begitu, harus dilihat dengan pandangan yang lebih luas lho.
"Maksudnya apa kang?" Kata Herman.
"Gini lho teman-teman. Jika pemerintah beneran mau menerapkan pajak pada semua sembako, itu artinya pemerintah sedang menempa rakyatnya agar kuat, apalagi ekonomi global itu makin tidak menentu karena pandemi korona ini. Jika rakyat sudah biasa hidup susah karena sembako saja mahal, nanti kalo ada krisis ekonomi lagi, rakyat sudah biasa karena sudah digembleng untuk susah. Nah, kurang cinta bagaimana coba."
Tentu saja Agus dan Herman jadi melongo mendengar penjelasannya.
"Kalian tahu kan, jika pemerintah lembek maka kalo ada krisis ekonomi rakyat minta subsidi terus, keuangan pemerintah pasti akan terkuras dan ujung-ujungnya hutang luar negeri, ini berbahaya buat negara karena kita bisa di dikte negara luar. Tapi jika ada pajak sejak dari sembako, sekolah, bahkan kesehatan maka uang pemerintah pasti banyak. Kita tidak perlu hutang luar negeri bahkan kalo perlu negara kita yang kasih hutang ke negara lain, Indonesia akan dipandang sebagai negara hebat."
"Ini seperti dalam cerita cerita silat. Ingat, Wiro Sableng sejak kecil digembleng dengan keras oleh gurunya Sinto Gendeng hingga akhirnya ia menjadi pendekar hebat pilih tanding. Coba kalo Sinto Gendeng memanjakan Wiro Sableng sejak kecil, pasti ia tidak akan jadi ksatria sakti, tapi mungkin YouTubers. Ini semua berkat gemblengan keras, sama seperti pemerintah juga harus menggembleng keras rakyatnya agar kuat. Ini jadi tanda cinta pemerintah pada rakyatnya bukan. Coba kurang baik apalagi pemerintah kita."
Herman dan Agus agak sedikit tercerahkan.
" Tapi kang, bagaimana kalo duit pajaknya nanti di korupsi."
"Tenang saja, siapa yang korupsi pasti di penjara. Biarpun nanti hukumannya dikurangi atau dipotong, dari 10 tahun jadi cuma tiga tahun misalnya ya tidak apa-apa. Yang penting sudah dihukum. Biarpun KPK dilemahkan tidak apa-apa, yang penting pemerintah jangan lemah. Pemerintah boleh lemah kepada para anggota dewan, tapi harus keras dan tegas kepada rakyat kecil agar rakyat kuat." Ujar Satria
Agus dan Herman langsung tepuk tangan mendengar penjelasan yang menakjubkan dari temannya." Wah, luar biasa kang, tapi bagaimana jika rakyat sudah digembleng keras tapi Indonesia tidak menjadi negara kuat?"
"Soal Indonesia akan menjadi negara kuat dan maju atau tetap begini-begini saja itu mah urusan belakangan." Jawab satria yang merupakan salah satu calon komisaris di salah satu BUMN.
TAMAT
seperti biasanya ya mas, sekilas info yang di balut cerpen, mantab sih :D
Apaan Gw calon Komisaris BUMN....Perasaan nggak pernah minat kesana gw..🤣🤣🤣🤣🤣 Kaga ade orang dalem..😁😁😁
Mau cinta atau nggak sama rakyat..Untuk 2 tahun kedepan sepertinya Pemerintah harus tetap banyak berbena diri..😁🤣🤣🤣 Meski terkadang hal itu juga pasti ada pro dan kontranya.😊😊
Jadi memang mending Jual Rondo Royal saja, Alias Tape Goreng.😆😆🤣🤣🤣🙄🙄 Karena itu nggak bakal kena pajak. Kata bu Heni, Yang juga memang sudah jadi Rondo.😁😁😆😆😆🤣🤣🤣
Gw baru tahu Rondo Royal itu adalah Tape Goreng...😆😆🤣🤣🤣
Hebat juga yaa pendengaran Nita tanpa baca dan nonton berita langsung tahu, Padahal cuma Nonton Drakor doang kerjanya..😊😊😊🤣🤣
Pasti Nita ini satu guru dengan Anggini Yaitu muridnya Dewa Thuak.🤣🤣🤣😂😂😂😂😆😆😆😆
Pas baca kalimat terakhir postingan ini: Oalah, yang njelasin ternyata komisaris BUMN! Tutup kuping aja, deh! 😝
kalau ga nanem cabe deh biar bisa masakin telur balado wkwkwkkwk
tumben cerpennya rada berat...maklum aku wong cilik buta berita ipoleksosbud hankam, jadi rada harus konsentrasi tinggi bacanya, iya sih kemaren liatnya di tipi mah yang kena pajak yang premium ya (kalau ga salah), tapi tetep aja sih kalau ngematin tiap tahun ga yang premium atau yang kelas di bawahnya merata naik semua....ya kita sebagai rakyat kecil memang bisa apa sih selain nrimo nrimo dan nrimo...hahhahaha...#rakyat kecil kudu kuadddddddd, setrong!!!!
Satria ini mulutnya manis banget tapi ternyata ada maksud terselubung(?)
Tapi aku setuju soal baca berita jangan cuma headlinenya aja, soalnya sering kena jebakan betmen gara-gara baca headline doang 😅
bagaimana?.....
Lebih ruwet lagi, golongan menengah atas sekarang banyak yang jatuh miskin....
bagaimana pula?.......
😁😃😁
Tapi most of it. Setuju si kalau baca berita jangan hanya narik kesimpulan dari headlinenya saja. Apalagi smpe kesebar. Kan jadi rame ya. 😁😊
Seandainya dari awal media nulisin headlinenya "Bahan Pangan Premium akan dikenakan Pajak" mngkin nggk akan seviral ini. Hehe. Tapi ya gitu. Clickbait lebih menjanjikan bagi dunia media. Iya Nggak si, Mas? Apalagi portal berita. Secara mereka butuh trafik buat ngedapetin uang 😊.
Kalau soal Bahan Premium kena pajak. Sepertinya ini dilakukan buat melindungi produk dalam negeri karena kebanyakan bahan premium sumbernya dari Impor.. sama kaya Hape yg dibeli diluar negeri yg kena beacukai, ini biar agak maksa produsen hape luar negeri bikin pabrik disini dengan aturan TKDN 😅
Dan emang nggak ada yang bisa jamin juga kalau beras murah nggak kena pajak.
Kayak vaksin kan, bilangnya gratis... sekarang Kimia Farma malah terang2an jual 😆
Jangan nyalah2in pemerintah. Pemerintah tak pernah salah, selalu ada niat baik di setiap keputusannya. Dukung terus pemerintah, siapa tau ikutan diangkat jadi komisaris BUMN, kan... XD
Selamat pagi mba, maap ya baru bisa berkunjung
Kalo pajak sembako adalah bukti cinta pemerintah pada rakyatnya berarti cinta pemerintah ke rakyatnya itu cinta palsu....
"Kepada bapak walikota dan aparat pemerintahan, saya ucapkan terimakasih atas sembako yang sangat bermanfaat bagi kami sekeluarga ...sekali lagi kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya..."
Di akhir ucapan bapak tersebut lalu ada yang nyeletuk:
"Emang sudah dapat?"
Si bapak langsung menjawab atau menukas dengan cepat:
"Belum! Ini baru latihan mengucapkan..."
WKKK
nahh aku kapan hari baca berita juga soal insentif pajak untuk umkm. Awalnya bingung apaan lagi ini, ternyata kalau baca berita ga full pasti dapet infonya separuh separuh gitu
Ya kalo soal subsidi-subsidi terus setuju juga sih... Bikin utang negara makin gede.. Cuma ya itu, uang pajak dari rakyat kebanyakan masuk ke kantong pejabat sendiri nih... Jadi negaranya ga keliatan ada kemajuannya huhuhu Coba kalo para petinggi ini jalanin tugasnya dengan jujur, berintegritas, anti korupsi-korupsi club. Harusnya uang negara bisa kembali lagi untuk mensejahterakan rakyat kan...
Semoga nannti suatu saat aku ygjadi presiden, pajak kita hapuskan aja hehehee
Kalau aku sendiri, gakpapa sih kalau sembako kena pajak, mas. Asalkan pejabatnya gak ada yang korup. Please deh, kita bayar pajak buat bangun negara bukan buat mempertebal kantong pejabat 🙈. Kalau pejabatnya masih aja banyak yang korup, ya mana bisa legowo kita-kita rakyat kecil buat bayar pajak. 😬