Tips agar akun belanja online aman dari orang iseng
Agus sedang mendengarkan lagu dangdut dari Lesty kejora ketika istrinya keluar kamar lalu ngobrol dengan seseorang di telepon. Paling temannya batin Agus lalu tetap santai sambil ngopi.
Tapi ia hampir tersedak ketika dilihatnya istrinya itu marah-marah di telepon." Dasar penipu, Kamu yang akan ku laporkan ke polisi tahu. Sini kalo berani jangan cuma di telepon."
Agus langsung mengkeret, istrinya memang kalo lagi marah maka semuanya akan dilabrak, jangankan dirinya, Hulk saja bisa dibanting.
Setelah menunggu istrinya reda dulu amarahnya barulah Agus berani bertanya. Heran, siapa sih yang berani mengganggu macan.
"Siapa tadi dek, kok kayaknya kamu kesal amat sama dia."
Ia lalu menceritakan kalo dirinya tadi sedang nonton Drakor kesayangannya ketika ada telepon masuk. Ia melihat nomor yang tidak dikenal. Ternyata penelpon itu mengaku dari toko online dan ia mendapatkan hadiah berupa saldo shopeepay sebesar tiga juta. Tapi syaratnya ia harus transfer pulsa dulu 100 ribu untuk pencairan hadiah.
Istrinya sendiri malas meladeni karena selain lagi asik nonton drama Korea juga karena ia tahu kalo paling itu penipu. Ia cuekin saja tapi penelpon itu entah karena kesal atau apa malah mengancam akan memblokir akun belanja online nya, tentu saja ia jadi sewot.
"Heran deh, kenapa orang itu tahu nomor telepon ku ya mas."
Agus sendiri juga ikutan bingung, kok bisa sih penelpon gelap itu mengetahuinya." Mungkin asal saja ia pilih nomor, pas kebetulan nomormu yang kena dek."
Tentu saja istrinya tidak puas dengan jawaban itu, tapi karena Drakor kesayangannya belum selesai jadinya ia kembali ke dalam untuk menonton.
Esok harinya seperti biasa Agus kembali ngopi di warung Bu Heni karena ia tidak ingin mengganggu istrinya. Beberapa orang tampak di warung itu, seperti pak RT yang kabarnya naksir sama pemilik warung hingga sering nongkrong disini dan tentunya dua temannya yakni Herman dan Satria.
Ia sendiri minum satu bangku depan dua sohibnya saja, takutnya kalo dekat pak RT malah mengganggu kesyahduan nya, bisa-bisa ia nanti tidak dapat jatah BLT atau bantuan UMKM.
"Heran ya kang Herman, sekarang orang cari duit kok sampai menelpon lalu menipu." Kata Agus membuka percakapan.
"Lha, zaman sekarang memang canggih jadinya ya ada yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menipu. Kalo tidak waspada pasti ketipu." Balas temannya sambil mengambil gorengan tempe.
Agus hanya mengangguk saja.
"Tumben kamu bicara begitu Gus, emang ada kejadian apa." Kata Satria yang memang agak tajam nalurinya. Maklum, menurut info yang tidak valid, kabarnya ia adalah murid tidak langsung Kogoro Mouri.
Agus lalu menceritakan kejadian kemarin ketika istrinya mendapat telepon asing yang mengabarkan kalo dirinya dapat hadiah tiga juta, tapi dengan syarat transfer pulsa dulu sekian.
"Lalu istrimu ngasih pulsa gitu Gus?"
"Ya enggaklah, ia kan lebih pintar dariku kang, jadi ia cuekin. Yang aku heran kan kok ia bisa tahu nomor teleponnya ya. Apa mungkin asal saja acak nomor korban?"
Herman yang sedang menyeruput teh manis ikut bicara." Aku kemarin baca berita di internet kalo akun toko online Indonesia yang warna hijau katanya bocor mas, bahkan katanya info tersebut dijual di forum luar negeri dengan harga ribuan dolar. Mungkin ada yang beli info tersebut lalu menelpon para pemilik akun biar dapat duit."
"Waduh, gawat juga ya. Kenapa kok bisa kebobolan gitu ya." Agus tentu saja kaget karena baru tahu.
"Gus, kamu bawa hape istrimu enggak?" Tanya Satria.
"Wah kebetulan aku bawa kang, tadi aku pinjam sebentar soalnya sebentar lagi kan ada promo mumpung tanggal kembar, jadi banyak diskon."
"Coba aku lihat akun belanja online-nya."
Walaupun heran kenapa temannya itu ingin melihat akunnya tapi ia berikan hapenya kepadanya. Toh selama ini ia tidak belanja yang aneh-aneh sehingga tidak perlu takut temannya itu meledek kalo misalnya ia beli barang aneh seperti Hajar jahanam.
Setelah melihat-lihat akun toko online Agus maka Satria pun bicara." Ini mah kamu sendiri yang teledor Gus makanya orang lain bisa tahu nomor istrimu."
Tentu saja ia jadi kaget." Lho kok aku yang disalahkan kang?"
Satria lalu memberi tahu." Gini Gus, kamu kalo belanja, saat memberikan penilaian barang itu, sebaiknya jika terima paket jangan langsung di foto terus di upload. Data kamu dari nama, nomor hape sampai alamat semuanya kelihatan. Nah, kalo ada orang yang iseng yang jahat maka ia bisa menelpon ke nomor itu. Tak perlu jadi hacker juga bisa tahu data-data dari akun mu."
"Waduh. Aku kadang buru-buru kang jadinya kalo terima paket ya tinggal foto saja." Agus tentu saja jadi terkejut karena tidak menyangka kalo hal ini karena keteledorannya sendiri." Jadi sebaiknya bagaimana kang?"
"Lha kok bagaimana. Ya tinggal dicorat-coret dulu informasi yang ada di paket tersebut sebelum di upload sehingga tidak disalahgunakan oleh orang jahat yang ingin menipu."
"Yang lebih bagus lagi sih kalo paketnya dibuka baru di foto isinya biar penjualnya juga tahu. Kalo cuma paketnya saja lalu klik terima, takutnya kalo isinya tidak sesuai juga susah komplainnya karena paket sudah terlanjur diterima plus dibuka, lain halnya kalo ada video unboxing. Kalo bisa saat buat rekaman unboxing juga jangan sorot bagian informasi kita atau penjual, cukup barangnya saja." Jelas satria panjang lebar, Agus hanya manggut-manggut saja.
Memang paling aman, ya, sebaiknya jangan lupa coret atau sobek-sobek nomer telepon di resi penerima sebelum boks dibuang. Agak miris memang, di zaman now penipuan masih aja merajalela. Yang lebih mirisnya lagi kok ya tega nipu orang lain demi keuntungan diri sendiri ;(
yah memang jaman sekarang tu hal sekecil apapun harus di perhatiin ya, biar ga di salahgunakan orang jail hehehe :D
Btw, Di hape aku instal aplikasi True Caller Mas.. jadi kalau ada panggilan lain yg masuk udh muncul namanya. Kalau penipu pasti tulisannya penipu, atau agen asurasi jadi tahu kalau itu agen asuransi jadi nggk tak angkat.
Ini ngebantu banget sama nomor yg sering di pakai sama orang kaya nomor pihak RS, atau perusahaan apa atau nomor orang ekspedisi. Jadi ketahuan langsung siapa yg ngehubungi kita. Semenjak instal ini jadi enak mau angkat2nya.. heheh 😁😁
Berarti kalau belanja online bungkus yang masih tersegel dengan data2 harusnya jangan dipamer2kan yaa kang terlebih upload dimedsos...Yang dipamerkan mending belanjaannya saja..😊😊
Kalau yang dibelanjain Kondom gimana kang, Apa dipamerkan juga dimedsos.🙄🙄😳😳🤭
Tapi seperti yang kita tahu, di Indonesia nggak gitu kok mas, aman banget di sini tuh!
Oleh karenanya kita harus selalu berhati2 jangan sampai jadi korban penipuan,
Rupanya Satria konsultan IT yang membuka layanan di warung-warung dengan bayaran gorengan, hahaha...
Kalo kami dari dulu setiap terima paket selalu sobek/gunting2 dulu resi di paketnya. Trus penipuan model gini juga bisa dari kita isi pulsa elektrik, biasanya yg punya counter pulsa nulis no hp di buku kan? nah buku2 yang isinya banyak nomor hp kalo dibuang begitu aja bisa jadi modal buat orang yg gak bertanggung jawab.
Kadang justru orangnya :D
Iya tu, seharusnya biar sama-sama adil, isi barangnya juga diphoto
Thank you for sharing the story
Makasi tipsnya Mas Agus. Aku jarang sih upload foot paket pas ngasi review seller, biasanya cukup kasi bintang aja. Tp pas komplain klo ada yg ga sesuai, aku memang foto semuanya, mulai dari kotak luarnya sampai produknya. Dan aku ga coret2 buat data detailnya. Huhuhu.. baru kepikiran juga aku klo ini bs disalahgunakan yaa..
nahh kebiasaan aku kelau terima barang pas beli online, kadang belum dibuka barangnya, di aplikasinya sudah aku klik "terima"
terus terakhir terakhir ini nggak membiasakan kayak gitu, jadi aku video, aku foto
teruss kemarin beli oxymeter plus baterai, ehh yang dateng oxymeternya aja, untung belum aku klik "terima", terus aku ajukan komplain
kalau aku ga waspada pas ngecek barang, enak juga tuh sellernya ya
Panjang deh prosesnya, tp akhirnya si penjual ttp ganti sih.
Sejak itu aku ga mau lagi buka paket tanpa video. Drpd nyesel kan
kalo aku sih fotonya pas bungkusnya udah dibuka.. hehe