Cara mengetahui masih perawan atau tidak dengan mudah
Daftar Isi
Pagi itu pak Agus kelihatan ceria, beda dengan Bu Heni yang lagi manyun karena lagi lagi uang kontrakan miliknya hilang. Ia sendiri sudah minta suaminya pak Agus untuk mencari orang pintar agar bisa menangkap tuyul tapi tidak diindahkan olehnya. Jangan percaya dukun Bu, itu berbahaya, begitu omelnya dan sebagai istri yang baik ia hanya menurut saja.
Melihat pak Agus ceria, maka Herman, salah satu penghuni kostnya lalu datang mendekati. Herman memang kadang ngobrol dengan pak Agus kalo sedang tidak ada pekerjaan.
"Wah, pak Agus sepertinya sedang senang nih." Sapa Herman sambil memperhatikan pak Agus yang seperti biasa mencuci mobil Avanza nya setiap pagi sambil bersiul siul kecil.
Agus melihat siapa yang berbicara. Melihat ternyata Herman ia pun senang karena ia salah satu yang ngekost tapi tidak pernah telat bayar kost.
"Lha, hidup itu harus dibikin senang Man. Biarpun duit pas-pasan tapi jangan terlalu dipikirkan."
"Betul sih pak." Jawab Herman sambil membatin, lha iya situ mah enak sudah punya pekerjaan, mobil dan kontrakan banyak pula, sedangkan dia masih nganggur cuma ngojek saja.
Setelah selesai mencuci mobil lalu Agus mengajak Herman ke teras rumah." Bu, bikin kopi dua ya."
Dari dalam rumah, Bu Heni lalu keluar. Tadinya dikira ada tamu penting ternyata cuma Herman yang ikut ngontrak di rumah kostnya. Tapi biarpun begitu ia masuk juga kedalam lalu tidak lama kemudian keluar membawa dua buah kopi kapal api.
Setelah istrinya masuk kedalam Agus lalu berkata lirih pada Herman." Semalam aku habis mencoba hajar jahanam Man, pokoknya top deh. Kalo kamu nyoba pasti ketagihan."
Agus tertawa ngekek, tapi ketika melihat orang didepannya itu hanya diam maka ia merasa ada yang salah.
"Hajar jahanam, itu apa pak Agus?"
"Lha, sudah aku duga kamu itu ngga tahu soal itu. Pantesan kamu melongo saja."
Herman hanya garuk-garuk kepalanya yang ketombean. Ia mengingat-ingat pelajaran saat sekolah dulu. "Seingatku hajar itu batu seperti Hajar Aswad. Sedangkan jahanam itu nama neraka. Berarti batu dari neraka. Itu panasnya kan minta ampun, bagaimana bisa bikin ketagihan."
"Kamu ini kok mengartikannya ngawur gitu." Agus jadi ketawa sendiri. "Hajar jahanam itu obat kuat dari timur tengah lho Man, kemarin aku dikasih sama pak Wawan yang baru pulang dari umroh."
"Oalah." Herman hanya bisa melongo.
"Oh iya, kamu kan belum nikah ya Man. Sorry ya aku lupa."
"Ah tidak apa-apa pak Agus. Sebetulnya dalam waktu dekat aku juga ingin menikah dengan Ningsih."
"Wah bagus itu Man, jadinya kamu nanti ada yang ngurus." Agus ikut senang juga.
"Nah, tapi terus terang aku ingin bicara dengan pak Agus karena masih ada yang mengganjal di hatiku pak." Kata Herman terus terang.
Melihat tuan rumah diam mendengarkan maka ia meneruskan ucapannya." Jadi sebenarnya saya sudah sreg dengan Ningsih pak, ingin menikah beberapa bulan lagi. Cuma aku khawatir Ningsih itu sudah ngga perawan."
"Hais, aku kira masalah apa. Kalo kamu memang cinta dia ya terima dia apa adanya, kamu harus menerima kekurangan dia sebagaimana dia juga mau menerima kekurangan kamu. Memang perawan itu penting banget ya buat kamu."
"Ya, sebenarnya sih ngga terlalu aku pikirkan sih. Yang penting dia mau menerima aku apa adanya, soalnya aku ini kerjanya hanya ngojek saja."
"Nah, bagus itu. Terus dia tahu kalo kamu kerjanya ngojek kan?"
"Ya jelas tahu. Aku kenalan sama Ningsih ya karena dia tadinya salah satu langganan tukang ojek ku. Dia jualan sayur di pasar membantu ibunya. Aku lalu pedekate sama dia. Ngga sangka ternyata dia mau menerima aku jadi pacarnya. Ibunya lalu beberapa minggu yang lalu mengundangku, ternyata ia memintaku untuk menikahi Ningsih karena ia sudah cukup umur. Kalo ngga salah sudah 25 tahun." Terang Herman panjang lebar.
"Ya bagus itu. Lalu masalahnya apa."
"Begini lho pak Agus. Aku kemarin di pangkalan ojek dikasih tahu sama Tono kalo Ningsih itu mantannya banyak. Jadi dia pasti sudah tidak suci. Sudah kamu jangan mau sama dia katanya. Aku kan jadi ragu."
"Halah, sok suci kamu Man. Kamu juga kan sudah ngga perjaka, ngapain kamu ngarep perawan." Jawab Agus.
"Sembarangan." Herman mengomel." Aku ini masih perjaka ting ting pak. Belum pernah jajan sembarangan, ngga seperti Karyo atau Parno yang suka jajan."
"Kata siapa, keperjakaanmu itu sudah hilang dalam kamar mandi di tangan kamu sendiri. Ayo ngaku, iya kan."
"Eh, eh, kalo itu sih." Herman jadi gelagapan sendiri.
"Nah kan." Agus tertawa ngekek.
"Ah sudahlah hal ini ngga usah dibahas. Yang mau aku bahas itu masalah Ningsih pacar saya pak. Jujur saja saya sebenarnya ragu dengan keperawanan Ningsih. Bapak punya cara tidak untuk mengetahui seseorang itu masih suci atau tidak? Tentu saja jangan bilang harus melalui malam pertama dulu. Pokoknya cara yang mudah gitu."
"Ya jelas punya, pak Agus gitu lho."
Herman langsung sumringah. Akhirnya ia akan bisa tahu cara mengetahui apakah pacarnya itu masih suci atau tidak.
Agus kini membetulkan posisi duduknya. Ia lalu memberi kode agar Herman mendekat. Herman lalu pindah ke kursi dekat Agus, maklum ia memang antusias dengan penjelasan tuan rumah yang punya kontrakan.
"Jadi begini Man. Ada cara mudah untuk mendeteksi apakah perempuan itu masih segel atau tidak. Pokoknya cara yang akan aku bagikan ini pasti manjur."
"Oh ya, pasti ampuh ya pak." Sahutnya antusias.
"Ya pasti ampuh. Sudah beberapa orang yang tanya aku dan semuanya bilang manjur semua." Agus lalu mengacungkan jempolnya.
"Gimana caranya pak?" Tanya Herman menggebu-gebu.
"Ntar dulu, aku seruput dulu kopinya ya." Tanpa menunggu jawaban Herman, Agus langsung menyeruput kopinya.
Setelah selesai minum Agus lalu berkata." Jadi, cara untuk mengetahui seorang wanita masih perawan atau tidak itu dengan cara melihat cara duduknya."
"Gimana cara duduknya?"
"Begini." Kata Agus. "Jika seorang wanita duduk di teras rumah lalu kakinya disilangkan seakan ingin menutupi daerah kewanitaannya dan baju bagian atasnya tertutup. Seratus persen ia masih perawan." Terang Agus panjang lebar.
"Oh gitu ya." Herman manggut-manggut.
"Emang iya."
"Terus, bagaimana yang sudah tidak perawan? Gimana tandanya" tanya Herman penasaran.
"Nah kalo yang sudah tidak perawan." Agus menghentikan ucapannya sebentar lalu melanjutkan." Kalo yang sudah ngga perawan, dia duduk di ruang tamu. Kakinya agak terbuka sedikit saja dan baju bagian atasnya terbuka."
"Lho kok terbuka pak?" Tanya Herman heran.
"Ya jelas terbuka, soalnya dia sedang menyusui anaknya Man."
"Aduuhh!!!" Herman langsung memukul kepalanya sendiri dengan telapak tangannya, melihat tingkah Herman, Agus pun langsung tertawa ngekek.
TAMAT
Catatan: ini hanya cerita humor saja, jangan dianggap serius ya.
Caranya menguji kok kurang akurat begitu??
Kalau Herman percaya sama cara pak Agus itu ya Herman yang kepolosan atau pura-pura o'on? wkwkwk😂
Kok pak Agus ngasih contoh kalau wanita nggak perawan itu lagi menyusui anaknya? Menghermankan... eh mengherankan..😅
Lah Ningsih pacar Herman itu emangnya seorang janda apa gadis?
ya jelas lah udah gak perawan, wong udah punya baby yaa..
lagian ada-ada aja nih si herman pertanyaannya.. wkwk
Ealah ngakak juga bagian keperjakaan uda lepas berkat tangan sendiri, ono ono wae pak agus dan herman obrolannya
Btw lucu juga merek obat strongnya hahahha
Tu kopi ga terasa tau-tau uda abis aja ya...
Si Herman ada-ada saja 😁
Gue ngikik asli.. yah walaupun sebenrnya nggk ngerti soalnya saya masih polos dan lugu.. wkwkwk
-traveler paruh waktu
Suueee luh.. 😅
kena jebakan batman deh aku.
Cara menguji keperawanan ya nanti, setelah nikah hahaha.
Kirain pakai taktik lain, bisa jari yang dimepetin, kalau nggak bisa berarti udah ga perawan, emang aneh-aneh ya orang-orang ini, bahkan kadang udah nikahpun nggak bisa ketahuan yang perawan jika hanya melihat dari selaput darah.
Alhasil banyak yang baru menikah malah jadi dingin karena hal tersebut :D
Memang pak Agus ini sungguh bijak. Orang biasa sama yang pengalamannya banyak memang beda. Yaaaaa, seperti pak Agus ini. Penjelasannya sungguh luar biasaaaaa.. ngawur.🤣🤣🤣🤣 *kaboooor 🏃🏃🏃