Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri uang kontrakan Herman


Kontrakan atau biasa disebut tempat kost adalah sebuah jasa yang menawarkan tempat untuk ditinggali sementara waktu. Salah satu tempat kontrakan yang ramai adalah Heni's Kost, rumah kost milik ibu Heni yang ada di tempat strategis yang menyatu dengan rumahnya sendiri. Selain letaknya yang memang enak karena dekat jalan raya, harga sewanya yang murah juga menjadi salah satu kelebihannya.

Dari 15 kontrakan yang ada, semuanya selalu terisi penuh. Maklum, harga sewanya yang cuma 300 ribu sebulan jelas murah sekali karena ditempat lain rata-rata 400 ribu bahkan ada yang 500 ribu.

Ibu Heni sendiri sebenarnya awalnya hanya menerima karyawan saja karena menganggap mereka selalu punya uang, soalnya tiap bulan kan gajian. Tapi sejak ada perumahan baru di desa sebelah maka ia menerima siapa saja yang mau kost, tentu dengan syarat mematuhi peraturan di tempat tersebut.

Salah satunya adalah Herman. Ia sebenarnya adalah seorang supir truk yang biasa mengantar barang milik perusahaan tempatnya bekerja. Tapi sejak ada wabah covid 19 ia dikeluarkan pabrik tempatnya bekerja dengan alasan efesiensi. Karena Herman hanyalah karyawan lepas maka ia tidak mendapatkan pesangon sama sekali.

Selepas dari pabrik, Herman lalu bekerja apa saja yang penting menghasilkan uang. Pertama ia ikut kuli bangunan, kebetulan di sebelah tempatnya ngontrak sedang ada renovasi rumah. Sayangnya ia hanya bekerja dua Minggu saja karena renovasi dihentikan karena yang empunya rumah tak ada duit.

Agar tidak menganggur maka ia lalu menjadi tukang ojek. Awalnya ada beberapa karyawan yang jadi langganan tukang ojeknya, tapi sejak bulan lalu tidak ada karena mereka mengambil kredit motor. Herman akhirnya jadi tukang ojek pengkolan yang penghasilannya tidak menentu karena rata-rata daerah sini orang pada punya motor sendiri, yang punya mobil juga cukup banyak. Belum lagi gempuran dari tukang ojek online.

Bu Heni sebagai induk semang tentu saja selalu memperhatikan semua yang ngekos di tempatnya termasuk Herman. 

Ia selalu heran dengan Herman. Dulu waktu Herman masih bekerja ia kadang malah nunggak beberapa hari atau seminggu, tapi sejak jadi tukang ojek kok malah selalu bayar tepat waktu. Padahal ia kadang perhatian tidak terlalu banyak membawa penumpang. Maklum, pangkalan ojeknya ada di sebelah rumahnya yang jadi satu dengan kost sehingga bisa dilihatnya.

Muka pas pasan, kerja hanya kadang-kadang, makan di warung juga kadang ngutang tapi herannya kok uang kontrakan selalu dibayar bahkan kadang sebelum waktunya. Padahal Satria, yang kerjanya di kantor sebagai staf saja pernah nunggak selama dua bulan.

Sebagai ibu kost siaga maka Bu Heni tidak mau kalau salah satu orang yang mengontrak rumah ternyata melakukan kegiatan ilegal. Maka mulai saat itu ia lalu memata-matai Herman. Tidak terlalu sulit mengintainya karena bukan hanya wajahnya saja yang datar, hidupnya juga demikian.

Sudah dua Minggu ini ia perhatikan tapi tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan pada Herman. Ia masih kerja seperti biasa di pangkalan, kadang bahkan seringnya main hape. Tidak terlihat seperti orang yang banyak kesibukan. Di kontrakannya juga tidak ada sesuatu yang mencurigakan, misalnya barang terlarang dan semacamnya, paling hanya beberapa bajunya saja yang sudah kusut.

Bu Heni sendiri hampir menyerah sampai suatu ketika sehabis Maghrib ia didatangi oleh Herman saat ia sedang santai santai di teras rumah sambil memperhatikan penghuni kos. Ia datang karena ingin membayar uang kontrakan.

"Sehat sehat nak Herman." Sapa Bu Heni ramah.

"Alhamdulillah sehat Bu. Aku datang ke ibu mau bayar kontrakan selama tiga bulan." Jawab Herman sambil mengangsurkan uang.

Bu Heni tentu saja hampir tidak percaya. Ia menghitung dan memang benar jumlahnya sebanyak 900 ribu. Padahal biasanya ia hanya bayar satu bulan kok ini tiga bulan.

Merasa mendapat kesempatan, Bu Heni lalu langsung mengajukan pertanyaan. " Nak Herman, ibu ingin tahu kok bisa punya banyak duit. Padahal aku lihat ngojek tidak terlalu ramai."

Herman agak kaget juga tapi ia menjawab juga." Anu Bu, aku dapat uang dari internet. Jadi di pangkalan ojek aku membuat konten video lalu di upload ke YouTube. Nah, jika ada yang menonton videoku itu nanti aku dapat bayaran."

Walaupun Bu Heni tidak terlalu tahu tentang hal seperti itu, tapi anaknya yang sedang kuliah pernah cerita tentang cara mendapatkan uang dari internet jadi ia percaya saja. Ia malah jadi malu sendiri karena sudah mencurigai nya." Wah nak Herman ternyata kreatif ya. Makasih banyak ya atas uangnya." 

Herman pun segera berlalu. Ia lalu rebahan di kamar kontrakan sambil senyum-senyum kecil karena berhasil mengibuli ibu kostnya. Jangankan buat konten lalu upload ke YouTube, untuk nonton YouTube saja ia harus ngirit karena kuota terbatas atau numpang WiFi tetangga sebelah. Lagipula ia tidak punya banyak video maupun subscriber untuk monetasi kontennya. 

* * * 

Malam  itu Bu Heni lalu bercerita pada Agus suaminya. 

"Herman ternyata banyak duit pah. Ia tadi habis Maghrib bayar uang kontrakan, mana langsung tiga bulan lagi secara penuh."

Agus yang sedang main hape jadi heran. "Herman, yang suka ngojek itu Bu. Masa sih?" 

"Betul pak. Yang ngontrak disini dan namanya Herman ya dia saja."

"Dapat duit dari mana ia langsung bayar tiga bulan. Katanya ngojek sepi. Apa mungkin ia Nemu duit sekoper di jalan?"

"Ya ngga lah pah. Ternyata Herman itu dapat duit dari YouTube katanya."

Oh, hanya itu komentar Agus sambil tetap main hape. Ia lalu menambahkan. "Jangan lupa simpan uangnya yang benar ya mah, akhir akhir ini kan banyak tuyul disini."

Perkataan suaminya itu membuat Heni tersentak karena ia baru ingat kalo memang uang kos kosan miliknya sering hilang terutama sudah sekitar empat bulan ini.

Tengah malam Agus terbangun. Ia bangun pelan pelan lalu berjalan perlahan menuju lemari pakaian tempat istrinya menyimpan duit. Ia buka pelan-pelan lemari itu lalu mengambil semua uang dari amplop yang berisi uang kontrakan Herman.

Dengan pelan pelan pula ia lalu menuju kamar mandi sambil pura pura memegangi perutnya. Setelah didalam ia lalu naik ke atas dipinggir kolam lalu menaruh uang amplop tersebut di jendela yang agak tersembunyi, tak lupa ia taruh batu agar amplopnya tidak terbang kena angin 

Agus tidak langsung keluar tapi pura pura buang air dulu. Setelah waktunya dirasa cukup baru ia keluar lalu masuk kembali ke dalam kamar.

Baru ia mau tidur tiba-tiba istrinya menggumam pelan. "Dari mana sih pah, kok tengah malam keluar."

"Biasa mah sakit perut, mungkin karena makan bakso terlalu pedas tadi malam." Jawab Agus sambil mengelus perutnya.

"Makanya kalo makan ingat jangan pedas pedas pah." Heni lalu melanjutkan tidurnya.

* * *

Satu jam setelah Agus pergi dari kamar mandi, Herman lalu menuju kamar mandi. Sambil bersiul siul kecil ia lalu masuk kamar dan langsung naik ke kolam. Matanya langsung membesar ketika melihat amplop. 

Ia lalu membuka amplop tersebut. Ada sembilan lembar uang berwarna merah didalamnya. Herman lalu mengambil empat lembar saja, sedangkan sisanya ia taruh kembali kedalam amplop.

Dengan senyum cerah Herman lalu keluar kamar mandi. Sudah beberapa kali memang ia selalu mendapatkan uang secara gratis di kamar mandi ini. Sambil kembali ke kamar, ia berpikir juga siapakah orang tolol itu yang menaruh uang di jendela kamar mandi.

Pagi ini cuaca tampak cerah, matahari bersinar lembut menerangi rumah kontrakan Bu Heni. Pagi ini Clara, salah satu penghuni kost Bu Heni yang bekerja sebagai SPG produk kecantikan keluar kamar sambil tersenyum kecil. Wajahnya sudah memakai bedak dan lipstik sehingga tampak cantik. Ia lalu menghampiri pak Agus yang sedang mencuci mobilnya.

"Pak Agus, saya sudah terima uangnya. Kalo bapak nanti malam mau, tinggal masuk ke kamar saja ya, tapi pastikan ibu sudah tidur ya." Katanya berbisik lalu berlalu pergi. Agus sendiri tampak acuh tak acuh tetap melanjutkan mencuci mobilnya. Setelah itu ia lalu memakai pakaian yang rapi terus berangkat kerja. Setelah sampai di tempat kerja, hapenya tiba-tiba berbunyi. Ternyata istrinya Heni yang menelpon.

 " Aduh pak, uang kontrakan hilang lagi pak."

TAMAT


Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

158 komentar untuk "Misteri uang kontrakan Herman"

  1. Lah ternyata...hahaha...parah...tadinya saya pikir si Herman punya usaha apa gitu tapi ternyata...hahaha.. kelakuan si Agus..hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kirain Herman itu kalo malam jaga lilin ya mas.😱

      Hapus
    2. Pikiran saya bukan jaga lilin tapi ngasuh bocah.. tapi endingnya kok jadi begitu.. hihihi
      Si Herman ternyata cerdik juga dan bermain aman duitnya ngga diambil semua..hihihi

      Hapus
    3. Begitulah, Herman tumben mengherman kan ya.😅

      Hapus
    4. Mungkin karena pengaruh PSBB kali makanya jadi menghermankan...hahaha

      Hapus
    5. Kirain aku karena salah makan obat mas.

      Hapus
    6. Mungkin juga 50 - 50..hahaha

      Hapus
    7. Kok mungkin, berarti masih belum yakin dong.🤔

      Hapus
    8. Kan di dunia ini tak ada yang pasti kecuali ketidakpastian itu sendiri..hihihi

      Hapus
    9. Wah, makin tambah ilmu nih mas Kal El, komentarnya makin berbobot. Apa habis mondok ya mas?

      Mondok di hotel Alexis.🤣

      Hapus
    10. Oh Alexis itu nama hotel, saya pikir nama situs.

      Hapus
    11. Situs Alexa juga ada kok, biasanya kalo mau ngasih job itu dilihat dulu Alexa nya berapa.

      Eh, ini Alexa ala Alexis.😄

      Hapus
  2. Halaah ternyata pak Agus itu..... Dan Herman juga.... Samimawon.... Kasihan bu Heni 😱....eh tapi ada miripnya dikit si bu heni itu sm sy, punya kontrakan juga usha sampingan 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh pantesan mbak Heni santuy karena sudah ada kontrakannya.😄

      Hapus
    2. Jangan-jangan ide ceritanya ini dari mbak santuy?

      Hapus
    3. Lha, saya kan dibisiki sampean ide ceritanya mas.😂

      Hapus
    4. Tapi kan ceritanya ngga seperti cerpen di atas yang saya bisikin kan tentang mbak Kunti.

      Hapus
    5. Jangan ngomongin mbak Kun tengah malam begini mas, serem soalnya.😱

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Masa mbak Kun datangnya jam 7 pagi. 🤣

      Hapus
    8. Mbak Kunti-nya datangnya kepagian..hahaha

      Hapus
    9. Mungkin mbak Kun nya habis nongkrong dulu di waru doyong.😂

      Hapus
    10. Kayaknya, di waru dong pinggir kali.. hihihi

      Hapus
    11. Emang di Jakarta masih ada pohon waru? 😄

      Hapus
    12. Ada tapi dari plastik..hihihi

      Hapus
    13. Oh, terobosan yang inovatif, tapi waru doyong plastiknya ada yang nungguin ngga? 😁

      Hapus
  3. Pinter banget tehniknya ya ..., luar binasa, eh# salah 😅 ..luar biasa maksudku.
    Sungguh patut saiaaa tiru .. xixixi 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Himawan langsung nyari kontrakan yang ada jendelanya nih.😅

      Hapus
    2. Mas Himawan mau niru siapa nih? Mas Herman apa pak Agus?😂😂😂

      Hapus
    3. Pak Agus kayaknya, soalnya dia bilang tehniknya luar biasa.🤣

      Hapus
    4. Tak kusangka, ternyata mas him...🤭

      Hapus
  4. Tadinya saya kira Herman peliara tuyul eh taunya benar memang piara tuyul, betulkan semua laki2 mmg punya satu tuyul, hihi lupakan..

    Jadi duit yg dikamar mandi itu harusnya buat si Clara ya, tapi dibajak separoh oleh bajak laut, hihi

    Terus kapan waktunya bapak kostnya masuk ke kamar si Clara, tdk disebutkan, kalau disebutkan kan enak, biar Mas Himawan total dlm mencontohnya 😂😂🏃‍♂️🏃‍♂️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti di kontrakan mbak Heni ada bajak laut ya. Atau mungkin kah dia itu pahlawan bertopeng? 😂

      Waduh kalo disebutkan semua nanti mas Himawan keenakan Jaey, biar nanti dia gerilya dulu ngintip SPG.😂

      Hapus
    2. Whuu ... aaahahaa ..
      Mas Jaey baca komentarku ! ...

      Ikutan terinspirasi juga yaa 😅
      Yok akh capcuZ cari kontrakan yang banyak lubang jendelanya 🏃 ..
      Biar tambah semriwiiing

      Hapus
    3. Tadinya saya juga berpikir si Herman ngasuh bocah eh ngga taunya si Herman yang jadi bocahnya, kang,. hahaha..tapi si Herman hebat juga biar pikirannya lagi kusut otak masih jalan duitnya ngga diambil semua biar rejeki bisa terus mengalir..hahaha

      Hapus
    4. Bilang sama si Agus Man gimana kalau gantian si Agus yang jadi anak kecilnya...😂😂😂


      Biar nggk bosen...Lumayankan bisa ketemu Clara pertama..😂😂😂😂

      Hapus
    5. Ada kemungkinan si Agus ngga mau soalnya dia udah merasa nyaman.. hahaha

      Hapus
    6. Ngga apa-apa gantian, asal ada duit buat bayarnya saja, sekali boking sejuta.😂

      Hapus
    7. Baiklah dipikirkan lagi..hihihi

      Hapus
  5. Clara pikir kok bayarannya dikit, ternyata sebelum nyampe udah disambet sama Herman duluan wkwkwk. Emang ya kelakuan si Herman ada-ada saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Herman ini kelakuannya memang menghermankan ya.🤣

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga tahu tuh, kenapa Herman bisa tahu ada duit di jendela, sepertinya dia punya bakat paranormal bisa lihat duit. Untung Clara tidak curiga duitnya sudah dikutil Herman 400 ribu 😂

      Disini daerah kabupaten Serang rata rata masih segitu bahkan ada yang 250 ribu sebulan mbak Nita, persaingan antar kontrakan keras jadinya banting harga. Apalagi sejak ada perumahan murah, cuma 700 ribu sebulan kreditnya, kontrakan makin sepi.

      Memang serba salah jadi ibu kost, ditagih takut pindah, kalo ngga ditagih takutnya kabur.😁

      Btw, mbak Nita punya kontrakan ngga kayak mbak Heni?

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Dulu aku pernah mikir mau beli tanah buat bikin kontrakan kalo ada duit, tapi sayangnya disini kontrakan malah pada kosong, pada ngambil perumahan.

      Akhirnya ngga jadi deh.😂

      Hapus
    4. Bikin kost remang2 aja kesukaan kunti, biar kunti yg nyewa xixixi

      Hapus
    5. Terus direkam cctv biar viral ya. Soalnya kadang yang angker angker malah orang suka.

      Suka buat minta nomor togel sama mbak Kun.😄

      Hapus
  7. oalah dalahh pak aguss pak aguss,, sama aja sama herman,, ajdi herman saya wkwkkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Herman memang menghermankan ya, asal Embat saja. Permisi dulu harusnya.😂

      Hapus
  8. owalahhh hermaaannn dan agussss kelaukannya memang sama aja yaa. wkwkkw
    si Herman untung banyak, agusnya yg ngelus dada. Awas aja kl q punya suami begitu udah tak pasang cctv, wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cctv sekarang bisa diakali mbak, yang bener sih diiket terus suaminya kalo mau tidur.😂

      Hapus
    2. Mbak Ella, tapi kyknya pak Agus gak ngelus dada deh. Soalnya kan doi gak tau kalau uangnya sebagian dicomot mas Herman.😂

      Yang ngelus dada ya Bu Heni tuh, berasa ada tuyul yang nilap uangnya berkali-kali.😂😂😂

      Hapus
    3. Pak Agus juga ngelus dada, tapi bukan dada Bu Heni tapi ...😂😂😂

      Hapus
    4. Oh noooooo, aku masih kecil, Mas Agus. Jangan biarkan aku berpikiran kotor.🙈😱

      Hapus
    5. Kecil mah orangnya, tapi duitnya gede.😄😱

      Hapus
  9. wakakakakkakaa, kok bisa sih kepikiran tehnik kayak gini.
    Enak banget si Herman dapat uang segar, makanya duitnya banyak mulu.
    Lagiaaann, kenapa coba naruhnya sembarangan sampai si Herman bisa tahu.

    Oh ya, dulu saya pernah bercita-cita pengen punya kos-kosan, ternyata serem juga ya kalau punya kos cewek, gaswaattt :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik punya kost cewek atau cowok sama saja mbak. Kalo cowok juga kadang bawa pacar sembarangan lalu kelon disitu kan bisa berabe. Kadang malah ormas pemuda yang tahu, langsung di dobrak saja tuh pintu dan diarak.

      Kalo kost cewek, takutnya bapak kostnya yang khilaf.😂

      Hapus
    2. Iya benerrrr, dulu saya pernah main ke kos pacarnya temen saya.
      Itu kosnya luas banget, ibu kosnya galak, saking anak-anak kos sering bawa pacarnya di dalam kamar kos hahaha

      Hapus
    3. Nah itu salah satunya, takutnya kalo udah didalam kamar kan khilaf.

      Biarpun yang digerebek itu penghuni kost, yang punya kost juga pasti malu, dianggap ngga bisa ngawasi.😂

      Hapus
    4. Betulll, saya bersyukur dulu waktu ngekos selalu dapat kos yang pengawasannya ketat.
      Khususnya pas kuliah.

      Setelah kerja memang agak longgar, boleh pulang malam, tapi ya tetep nggak boleh terima tamu di kamar :)

      Hapus
    5. Wah, kenapa ngga boleh terima tamu di kamar? kalo tamunya cewek boleh kan?

      Tapi sekarang sudah punya rumah sendiri ya, jadinya bebas.😁

      Hapus
    6. Dulu terima tamu ya di ruang tamu, ada ruang tamu sederhana yang disediakan, buat nerima tamu laki.
      Itupun ada jamnya, maksimal jam 9 malam udah harus pulang.

      Waktu kerja juga gitu, tamu laki hanya boleh sampai di ruang tamu aja.

      Eh kata siapa? setelah nikah dan terlebih nggak ada papinya anak-anak di rumah, saya nggak pernah sama sekali nerima tamu terlebih laki.

      Beberapa teman laki pada minta alamat mau main, saya tolak, ngga enak aja nggak ada orang dewasa lainnya malah terima tamu laki hahahah

      Hapus
    7. Iya sih, ngga enak nanti takutnya malah jadi fitnah kalo terima tamu lelaki sementara ngga ada orang lain di rumah.
      😂😂😂

      Hapus
  10. Wahh keren banget cerpennya, gak nyangka endingnya bisa plot twist gitu hahaha, kirain emang si herman melihara tuyul, ehh ternyata ulah sibapak kostnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bapak kost dan Herman sama saja, cuma enak hermannya dapat duit terus.🤣

      Hapus
  11. Eehhh ngomong2 masalah duit kontrakan berarti Salome dong antara Agus & Herman...🤣🤣🤣🤣

    Meski Herman dapet sisa yaa yang penting double sisa yaa...🤣🤣😋😋

    Ngomongin kost jadi inget waktu kuliah ngekost suka sama anak ibu kost yang rada2 tulalit tapi montok 😋🤣🤣🤣🤣

    Jadi karena tulalit gw belum bayar kost dibilang sudah oleh anak ibu kost. Karena kalau bayar kost selalu gw titip keanaknya dengan alasan buru2 banyak pelajaran di kampus.🤣🤣🤣


    Lumayanlah Setahun ngekost 3 bulan gratis....uangnya bisa buat modal mejeng dan biaya kebutuhan pelajaran gw.🤣😋🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu ngekost mas satria untung banyak dong?

      Hapus

    2. Nggak juga cuma 3 bulan...🤣🤣🤣 Tahun berikutnya ketawan...Gw pindah kos akhirnya..🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    3. Mainnya kurang bersih makanya ketauan,,,hahaha..tapi 3 bulan juga udah lumayan..hahaha

      Hapus
    4. Coba berguru dulu sama Herman, sudah setengah tahun tapi belum ketahuan juga sama ibu kostnya.🤣

      Hapus
    5. Jangan lupa bawa teh sama gula kalau mau berguru sama Herman.. wkwkwk

      Hapus
    6. Ngga usah bawa amplop segala kan? 🤔

      Hapus
    7. Bawa kemenyan aja cukuuup .. 😜

      Hapus
    8. Ngga usah bawa amplop dan kemenyan cukup teh sama gula aja masing-masing satu kontainer ukuran 45 feet.. hihihi

      Hapus
    9. ckckckckc si KangSat yeee, sempat-sempatnyaaaa merhatiin yang montok-montok ckckckcck

      Hapus
    10. Biasa begitu mbak Rey, supaya dapat uang kontrakan gratis.🤣

      Hapus
    11. hahahaha, kalau yang nggak montok gimana dong? :D

      Hapus
    12. Mungkin dilewati saja, soalnya kang satria hobinya yang montok saja.😂

      Hapus
    13. Hahahaha, jadi terpikirkan sapi montok wakakakakkakaka

      Hapus
    14. Kalo sapi menurutku kurang montok, gajah baru montok maksimal mbak.😂

      Hapus
  12. si herman hoki banget dah dapet duit gratis... tapi kasian juga ibu heni ya, mendingan bu heni cerai aja sama pak agus terus nikah sama herman, jadilah rumah tangga bahagia akhirat wkwkwk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ide yang bagus ya mas khanif, jadinya Herman ngga usah bayar kost lagi tiap bulan, duitnya nanti bisa buat traktir Clara.🤣

      Hapus
    2. Sama aja, paling duit bininya juga diambil separoh sama Herman 😆

      Hapus
    3. Berarti Agus dan Herman sama sama menghermankan ya.😅

      Hapus
  13. Saya pikir awalnya gitu, si Herman main blog atau ngasilin uang di internet. Eh ternyata ada yang bersekongkol rupanya Enak juga jadi si Herman dan sungguh bahagianya jadi pak Agus
    Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah, Herman dapat duit gratis terus.😄

      Hapus
  14. Sama sekali gak terbaca alurnya, kirain tuyul beneran, eh ternyata suaminya sendiri yang ngambil buat cewek simpanan, dan si herman kecipratan untungnya, makanya dia selalu tepat bayar uang kos, ternyata hasil dari kamar mandi. wah bagus banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, jangan jangan habis ini yang ngekost langsung ke kamar mandi nyari duit.😂

      Hapus
  15. Pak Agus... Pak Agus.... ckckck.... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Agus tuh di Cariin sama Indi...Bosen kali dia mungkin sama Bule..🤣🤣🤣😋😋🤫🤫🏃🏃🏃

      Hapus
  16. hehehe...
    menghibur cerpennya….
    bacaan pas untuk puasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, lumayan dari pada ngga ada kegiatan ya kang.😊

      Hapus
  17. Baru kali ini endingnya gak ketebak 😂 ternyata ada tuyul 17 tahun keatas 😂😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuyulnya ternyata orang dekat ya mbak.😂

      Hapus
    2. wakakakakakak tuyul 17 taun hahahaha, biasanya tuyul ribuan tahun kayaknya usianya ya hahaha

      Hapus
  18. Bapak kostnya pasti nggak tahu kalau duit untuk Clara juga dicolong sama Herman.
    Clara mah o'on pisan nggak curiga apa duitnya diembat sama Herman terus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bapak kostnya tahunya dapat jatah dari Clara, sedangkan Clara nya tahunya sudah dikasih duit.😄

      Yang enak si Herman.😁

      Hapus
    2. Kalau bgtu si Herman itu kurang asem ya?
      Nyuri duit nya orang untuk bayar kontrakan... nggak modal banget..wkwkwk...

      Hapus
    3. Begitulah, kelakuan Herman memang menghermankan.😂

      Hapus
    4. Iku jenenge Herman ngisin-ngisini.. ora modal blas.. wkwkwkwk..😂

      Hapus
    5. Tetap ada modalnya mbak, yaitu modal dengkul.😂

      Hapus
  19. hoki bgt ya dapet duit gratis, w juga mau kalo gitu wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo begitu, silahkan cari kontrakan mas.🤣

      Hapus
  20. Waah pak agus ternyata pelakunyaa td sempet mikir apa iya herman melihara tuyul wkwkw herman hoki banget bsa nemu amplop yg buat clara. Lumayan kan 400 rbu, eh tp berarti hoki yg beruntun yaa kan herman rajin bayar kosan terus dan tdak pernah nunggak lagi 🤔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sudah empat bulan Herman dapat rejeki nomplok dari kamar mandi.😂

      Hapus
  21. Balasan
    1. Betul sekali, mbak SPG nya yang salah bukan pak Agus ya.😂

      Hapus
  22. waduh Hermaaaan,, kalau ketahuan mampus tuh Herman digebukin Pak Agus..

    -traveler paruh waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untungnya ngga ketahuan, jadinya ngga benjut tuh Herman.😁

      Hapus
    2. Eh tapi kalau ketahuan, Pak Agus juga bisa habis sama istrinya. Sungguh hubungan yang amat sangat mengherankan😂😂😂

      Hapus
    3. Ya, untungnya ngga ketahuan mbak. Kalo ketahuan paling dikasih cakaran.😂

      Hapus
  23. hahaha, hermannnn. Agus juga. duh kocak bgt, kasian mbak Heninya rugi terus, wkwk

    BalasHapus
  24. Ternyata Om Agus ini tuyulnya. Pantas saja dianya tenang-tenang saja😊😊

    BalasHapus
  25. kasian si herman udah muka pas-pasan, kerja kadang-kadang, makan ngutang, dicurigai ibu kos pula.. hahaha..

    Alurnya menarik banget mas agus, tak terduga.. wkwk..
    ternyata tuyulnya suami bu kos sendiri..
    demi kencan sama SPG.. wkwk

    eh, tapi berarti si SPG cuma dapet duitnya setengah dong ya? setengahnya kan udah diambil herman? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kirain malah si Herman yang ambil dari lemari ibu kosnya loh hahaha

      Hapus
    2. @Thya, kasihan sekali Herman ya, tapi untungnya dia dapat duit gratis buat bayar kontrakan.🤣

      @Reyneraea, lha, berarti Herman miara bocah dong mbak.😂

      Hapus
  26. ealaaaaah youtuber to..hahahahaha bu heni mau buruk sangka tuh,,,dikira dagang narkoba sampe di untit selama 2 minggu

    BalasHapus
  27. So far ini cerpen Mas agus yg paling aku suka, twisted endingnya mantab banget. Td sempet mikir apa jngan2 Herman usaha nimbum masker karena awal2 banyak dibahas covid. Trus berubah mikir apa jangan2 Herman ngepet. Hahaha.. ternyata oh ternyataa, dpt rejeki nompok di Wc 🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi Herman nimbun masker sama hand sanitizer ya mbak.🤣

      Alhamdulillah dapat duit gratis di WC dari pak Agus.😁

      Hapus
  28. Pak Agus ternyata genit
    Wah, kayak apa itu cewek gebetannya, ada photonya kagak? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga ada kang, adanya cuma nomer WhatsApp saja, tapi minta nomernya sama pak Agus kontrakan ya.🤣

      Hapus
  29. Waduhhh duit nya malah buat itu itu yaaa hha, bahaya ini... 4646 versi milenial ni :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting dapat duit kang biarpun dari WC juga, begitu pikir Herman.😂

      Hapus
    2. Cerdik dan inspirasi nih... Tapi jangan sampe diterapin di kehidupan nyata yaahh hha :D

      Hapus
  30. Bahahahaha,, bahaya ini cerita.. wkwkwk Agus agus, Heni heni.. gimananya mereka ini malah main slimut.. entah harus Alhamdulillah atau apa ke si Herman.. wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah dapat duit gratis dari WC kang, kata si Herman.🤣

      Hapus
  31. Mba Heni sabar yang sabar yah :(

    Sedih aku tu sama istri yang udah bersusah payah nagihin duit ke para penyewa, eh si lakinya malah maen di belakang layar. Asem T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lupa ngapus sabar yang satu di awal itu wkwk

      Hapus
    2. Sedih ya mbak, kalo ternyata duitnya bukan hilang diambil tuyul tapi diambil bapaknya.😂

      Hapus
  32. hahaha agus agus, akalnya pinter juga dia
    bisa bisa kualat nih ntar

    BalasHapus
  33. Wah, ngapain tuh pak Agus suka kasih uang ke Clara dan suka masuk-masuk kamar kosnya Clara? Duh, aku jadi suka suudzon nih kalau gini.😂

    Ngomong-ngomong, rezekinya si Clara jadi dibagi dua sama Mas Herman, ya. Memang benar, rezeki itu bisa datang dari mana aja. Contohnya ya mas Herman itu. Sungguh menghermankan ya, mas? 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin mau minta kerokan kali, ah sudahlah anak kecil ngga usah tahu.🤣

      Benar juga, rejeki bisa datang dari mana saja contohnya Herman ini.😁

      Hapus
  34. Blog ini semakin rame saja, komennya di atas 100. Lucu juga cerpen dengan tokoh teman2 blogger, terutama ada Bu Heni dan suaminya bernama Pa Agus hehe... Saya sempat respek Herman merintis karir sebagai youtuber, mungkin hasil tidak sesuai ekspektasi terjadilah ide mencari uang yang lebih kreatif hehe... Cuma itu yang nyimpan uangnya pikun lupa jumlahnya ya sehingga dimanfaatkan Herman yang terheran-heran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya blogger yang komentar ngga sampai 50, cuma aku balas jadinya tambah banyak sampai 100 lebih.

      Betul juga ya, hasil jadi Youtubers sekarang juga sangat sedikit. Ngga sesuai ekspektasi.

      Hapus
  35. Dengan segala kerendahan hati, mohon dimaafkan segala kesalahanku selama blog walking .Selamat idul Fitri mohon maaf lahin batin untuk mas Agus dan seluruh grub blogger dimanapun kalian berada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat idul Fitri juga mbak, mohon maaf juga kalo salah selama ini dalam membalas komentar mbak tari.🙏

      Hapus
  36. Bwahaha... Ini salah satu ceritanya Mas Agus yang paling penuh intrik. Semula saya kira Pak Agus memang sengaja naruh duit buat dikasih ke Herman karena tahu dia sedang kesulitan. Eh, ternyata.... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha ternyata duitnya buat Clara ya bang.😂😂😂

      Hapus
  37. Walah ternyata... Agus-agus...😂. Saya kira tadinya si agus punya niat baik ama herman, eh enggak tahunya...😂
    Nggak bener nih

    BalasHapus
  38. Sudah di baca separuh.. nanti sambung lagi kemudian di lain hari.. habis dibaca baru akan turun kan komen huhuu

    BalasHapus
  39. biar betul harganya 300 ribu sahaja?
    kenapa murah sangat tu?

    BalasHapus
  40. kalau misteri memang susah untuk dirungkai

    BalasHapus
  41. Wah kirain benar benar jadi youtuber
    Ternyata

    BalasHapus
  42. Seribu satu akal preman, Hahaha....

    BalasHapus
  43. Hahahahaa.... tiba-tiba pak agus yg nakal yg selalu menjadi toyol.. Pak Herman org yg mendpat kelebihan dari kenakalan Pak Agus ... mangsa Ibu Heni :D

    BalasHapus
  44. Sudah pernah baca ini, tapi dibaca ulang kok ya ngakak juga, wkwkwkwkwkw

    BalasHapus
  45. A very curiosity history, full of imagination. Have a great day!

    BalasHapus
  46. Hahahhaa.... Keberuntungan Herman mmg 🤣🤣🤣

    BalasHapus
  47. sy tak boleh nak follow. kenapa ya?

    BalasHapus