Pengalaman mengerjakan tugas di kampus malam hari
Daftar Isi
Sudah beberapa kali Herman suka pulang larut malam dari kampus. Maklum, sebagai asisten dosen ia kadang mengerjakan banyak tugas yang diberikan oleh dosennya kepadanya sehingga sampai tengah malam. Memang sih, sebagai asisten dosen ia kadang dianggap istimewa oleh teman-temannya, padahal tugasnya tuh bejibun sehingga tidak banyak waktu luang.
Seperti saat ini. Herman sibuk mengurus dokumen para mahasiswa yang harus segera dikerjakan. Beruntung ada Jaenudin, teman akrabnya yang mau membantu. Ia melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Jaey, kamu sudah belum?" Teriak Herman pada temannya yang ada di pojok ruangan.
"Dikit lagi Man, tadi aku salah ketik sehingga harus mengulang lagi." Sahut Jaenudin.
"Ya udah, cepetan dikit ya." Herman lalu beres-beres dokumen yang ada di meja. Sambil membereskan arsip, ia mengedarkan pandangannya. Ruangan tempatnya berada agak sunyi walaupun terang oleh sinar lampu. Beruntung ia ditemani oleh Jaenudin sehingga tidak terlalu takut. Maklum, walaupun kampus ini ramai sekali kalo siang, tapi kalo malam sunyi sepi, hanya ada satpam yang jaga di pos, sehingga menurut gosip yang beredar ada hantu yang menghuni ruang kampus.
Ia sendiri memang belum pernah ketemu dengan hal seperti itu di kampus.
Ia melirik ruang dosen yang ada disebelah ruangannya. Hatinya agak lega karena terdengar suara keyboard komputer yang di ketik pertanda ada orang di ruangan sebelah. Sambil menunggu Jaenudin menyelesaikan tugasnya ia membuka hape dan melihat siapa saja yang update status di sosmed. Sambil membalas komentar di Facebook, ia melihat ruangan dosen, tampak agak ramai dari sebelumnya, karena beberapa bayangan sedang asyik ngobrol.
Tok tok, suara ketukan pintu mengagetkan mereka berdua. Herman sendiri hampir memaki tapi mengurungkan niatnya ketika melihat ternyata pak Sarjono, satpam kampus yang mengetuk pintu.
"Belum selesai nak Herman?" Tanya Sarjono dengan ramah.
"Sudah pak, tinggal temanku jaey yang belum." Jawabnya.
"Aku juga udah kok. Pulang yuk, udah malam, mana perut lapar lagi." Jaenudin langsung beres beres berkasnya. Mereka bertiga lalu segera menuju pintu untuk keluar.
Sambil berjalan keluar, Herman yang masih penasaran lantas bertanya." Pak Jono, siapa sih dosen yang ada disebelah, rajin sekali sampai malam masih kerja."
Pak Jono agak heran mendengar pertanyaan itu." Dosen? semua dosen sudah pulang sebelum Maghrib. Lagi pula mana ada dosen disini yang belum pulang sampai larut malam begini."
Herman tentu saja kaget mendengar jawaban tersebut." Ah ngga mungkin pak. Tadi aku lihat sendiri di ruangan sebelah itu ada orang ngobrol dan juga orang sedang ngetik. Iya kan jaey?" Kata Herman sambil memandang Jaenudin.
Yang ditanya hanya mengangkat bahunya." Maaf aku lagi sibuk tadi, tidak sempat melihat."
Akhirnya daripada ribut terus, pak Jono memutuskan untuk menengok ruangan sebelah ditemani oleh mereka berdua. Herman tentu saja berharap ada seseorang di ruangan dosen disebelahnya. Kalaupun bukan dosen, siapa sajalah.
Dengan perlahan-lahan mereka membuka pintu kamar dosen setelah sebelumnya pak Jono mengucapkan salam. Tidak ada seorang pun didalam. Herman tentu saja merinding dibuatnya.
"Wah, jangan jangan yang dilihat nak Herman itu hantu." Kata pak Sarjono membuat ia makin ketakutan.
"Masa sih pak."
"Lha buktinya tak ada orang kan. Atau nak Herman mau geledah ruangan itu, siapa tahu ada yang sembunyi."
Herman tentu saja ogah. Selain agak temaram lampunya sehingga didalam agak gelap, entah mengapa hawanya juga bikin merinding. Ia baru ingat kalo ternyata ini malam Jumat, malam dimana banyak lelembut keluar katanya.
Akhirnya ia dan Jaenudin memutuskan untuk pulang. Setelah mengucapkan terima kasih, mereka berdua lantas menuju tempat parkir sepeda motor. Saat hendak menuju kesana entah mengapa tiba-tiba perut Herman merasa mules.
"Mungkin seblak yang tadi kamu makan terlalu pedas. Makanya kamu sakit perut." Begitu komentar jaey ketika melihat temannya memegangi perutnya terus. Herman hanya nyengir saja, makan seblak kalo tidak pedas mana enak.
Herman sendiri memutuskan untuk pulang saja, biar di kontrakan saja beolnya, karena jujur saja ia agak takut. Tapi Jaenudin menolaknya. Udah disini saja, nanti kalo kecipirit di tengah jalan, motorku jadi bau nih. Kau tidak boleh naik lagi, begitu ancam jaey, sebuah gertakan yang sebenarnya hanya bercanda saja.
Akhirnya Herman segera mencari WC kampus untuk buang hajat. Beruntung, biarpun tidak diminta Jaenudin ikut mengantar. Ia segera masuk ke dalam, sialnya WC yang paling dekat sepertinya ada yang menggunakan, soalnya pintunya terkunci dan terdengar air mengalir. Akhirnya ia pilih yang sebelahnya lagi.
Sebenarnya ia masih agak takut juga, beruntung di sebelahnya ada orang sehingga bisa mengurangi rasa takut. Tapi baru beberapa menit air disebelahnya terdengar berhenti dan ada suara pintu terbuka. Buru-buru Herman menyudahi hajatnya dan langsung keluar biarpun sebenarnya perutnya masih sedikit mules.
"Siapa yang tadi keluar jaey?" Tanya Herman agak keras pada Jaenudin yang masih menunggu. Jaenudin tentu saja terkejut, hampir saja hape yang dipegangnya jatuh.
"Sialan, kalo ngomong jangan keras-keras dong, bikin jantungan saja." Makinya yang hanya disambut cengiran di mulut Herman.
"Tadi siapa sih, tumben malam malam begini masih di kampus."
Jaenudin tentu saja terkejut. " Lu ngigau apa gimana, dari tadi ngga ada yang kesini ataupun keluar, sumpah."
Perlu diketahui bahwa WC kampus ini pintu keluarnya hanya ada satu yaitu yang ditunggui oleh temannya tersebut. Tentu saja jawaban Jaenudin membuat Herman kembali shok. Apa mungkin itu penghuni kampus tidak kasat mata yang kembali berulah, soalnya waktu keluar ia sempat melihat ruangan WC itu, tak ada seorangpun dan tidak ada tempat untuk sembunyi.
Sejak itu Herman kapok mengerjakan tugas dari dosennya sampai larut malam di kampus.
Tamat
Kenapa aku baca cerita Herman pas kecipirit denger suara pintu begini .. pas tadi siang aku diceritain temenku kalau katanya lihat hantu tanpa kepala di wc 😱 ..
Jadi rada-rada takut gimanaaa gitu sekarang kalo ke wc ...
Ceritanya nggak seram....Tetapi fakta dan Realitanya dapet banget... Dalam artian mencerminkan mistery disuatu kampus yang memang banyak terdapat mahluk astral.😊😊
Meski hanya herman saya yang melihatnya....Terkadang didunia nyata juga seperti itu.😊 Jadi cerita diatas endingnya untuk sebuah Fakta mistery dapat banget...😊😊👍👍👍
Kadang, horror yang sederhana, ga terlalu rumitpun tetep bagus-bagus aja asal memang penyampaian gaya bahasanya itu pas, ya kayak cerpen horror kali ini. Memang sih, kadang-kadang toilet kalau bukan di rumah sendiri adaaaa aja pikiran aneh-anehnya andai-andai mau numpang 'bertapa', ngga siang ga malam, hawanya emang ga senyaman toilet rumah hahaha...apalagi klo malem, wih dijamin ga posisi wuenak deh nongkrongnya wkwk..
Ngomong2, kalau ingat cerita horror di tempat kerja trus setting waktunya larut malam, aku jadi teringat film horror thailand, yang judule 3 a.m... filmnya pun pendek2 gini, tapi efek nakutinnya itu kena, hehehe..
See you di post berikutnya, mas :DDDD
Kalaupun terpaksa banget ke sana ambil berkas tugas dari dosen, palingan minta ditemenin MENWA satu pasukan. Hihi...
Udah keburu merinding huhuhu
tapi memang ya, di kamar mandi itu semacam tempatnya banyak mahluk tak kasat mata.
Kok saya jadi merinding, teringat kapan hari saya nonton di CGV atau di mana ya saya lupa, pas toiletnya sepi, dan saya merinding disko hahaha
Iiih jadi ikutan merinding...
Mana saya sering ngerjakan tugas malem2 di kampus, tepatnya di perpus hihii
Tapi, aku kan cewek, masa' Jaey tega sama aku?!
Hehe...
Eh, tapi aku nggak suka maem pedes sih. Haha...
menarik ceritanya….
-traveler paruh waktu
tapi memang kampus beberapa ada yang serupa kayak gini, untung aku bukan anak praktikum yang sampe malem malem, jadi nggak ada drama dikampus sampe malem