Rejeki di bulan Ramadhan
Daftar Isi
Agus saat itu sedang bingung karena sudah bulan Ramadhan sudah memasuki minggu kedua tapi dagangan istrinya masih sepi. Memang imbas virus Corona itu ke segala hal ya, bukan cuma kesehatan saja, sektor ekonomi juga paling terasa, bulan puasa yang biasanya rame juga sekarang sepi.
Untung juga sebenarnya pemerintah mengintruksikan melarang mudik, sehingga ia bisa beralasan kepada mertuanya di kampung halaman tidak bisa pulang karena ada Corona. Soalnya pulang kampung itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi kalo harus di karantina 14 hari, kalo di rumah janda muda sih tidak apa-apa, lha kalo di rumah angker.
Agus tentu saja pusing. Mau kuli lagi tidak ada proyek, soalnya menurut mandornya semua proyek untuk sementara dibatalkan. Akhirnya daripada pusing, habis ashar ia keluyuran, ingin cari angin, begitu jawabnya ketika ditanya sang istri. Dengan mengendarai motor astrea ia lalu keluar.
Ia lalu berjalan-jalan ke arah danau situ teratai yang biasanya kalo bulan puasa selalu ramai. Selain banyak tempat indah untuk selfie, disitu juga terdapat tempat rekreasi untuk wisata. Tak heran kalau sering macet disana saking banyaknya motor dan mobil yang lewat.
Tapi sore ini danau itu tampak lengang. Hanya ada beberapa muda mudi yang tampak berpacaran, ada juga yang satu dua orang yang sibuk ber-selfie ria di tepi danau. Padahal biasanya tempat ini selalu ramai, mau lewat saja susah karena banyak pedagang di kiri kanan jalan yang mengais rezeki.
"Pak, ini kolek berapa?" Tanya Agus pada seorang bapak-bapak yang sedang duduk.
"5 ribu aja." Kata bapak yang seumuran dengan bapak saya dengan penuh harap. Agus lantas mengeluarkan uang 10 ribuan untuk membeli dua buah kolek kesukaannya.
Orang tua itu tampak senang. Karena waktu berbuka masih lama maka Agus putuskan untuk mengobrol dengannya.
Untung juga sebenarnya pemerintah mengintruksikan melarang mudik, sehingga ia bisa beralasan kepada mertuanya di kampung halaman tidak bisa pulang karena ada Corona. Soalnya pulang kampung itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi kalo harus di karantina 14 hari, kalo di rumah janda muda sih tidak apa-apa, lha kalo di rumah angker.
Agus tentu saja pusing. Mau kuli lagi tidak ada proyek, soalnya menurut mandornya semua proyek untuk sementara dibatalkan. Akhirnya daripada pusing, habis ashar ia keluyuran, ingin cari angin, begitu jawabnya ketika ditanya sang istri. Dengan mengendarai motor astrea ia lalu keluar.
Ia lalu berjalan-jalan ke arah danau situ teratai yang biasanya kalo bulan puasa selalu ramai. Selain banyak tempat indah untuk selfie, disitu juga terdapat tempat rekreasi untuk wisata. Tak heran kalau sering macet disana saking banyaknya motor dan mobil yang lewat.
Tapi sore ini danau itu tampak lengang. Hanya ada beberapa muda mudi yang tampak berpacaran, ada juga yang satu dua orang yang sibuk ber-selfie ria di tepi danau. Padahal biasanya tempat ini selalu ramai, mau lewat saja susah karena banyak pedagang di kiri kanan jalan yang mengais rezeki.
"Pak, ini kolek berapa?" Tanya Agus pada seorang bapak-bapak yang sedang duduk.
"5 ribu aja." Kata bapak yang seumuran dengan bapak saya dengan penuh harap. Agus lantas mengeluarkan uang 10 ribuan untuk membeli dua buah kolek kesukaannya.
Orang tua itu tampak senang. Karena waktu berbuka masih lama maka Agus putuskan untuk mengobrol dengannya.
"Rame ya pak?"
Orang tua itu hanya tersenyum tipis baru menjawab. "Sepi mas, (sepertinya pak tua ini tahu aku bukan orang sini makanya manggilnya mas) dari tadi baru mas yang beli."
"Masa pak?" Agus setengah tak percaya, ini sudah jam 5 sore." Kulihat banyak orang lalu lalang pak."
"Sekarang memang sepi mas. Tuh tukang es buah yang biasanya sangat rame juga sekarang biasa-biasa saja." Katanya sambil menunjuk sebuah lapak yang ada pembelinya. Agus ingat tahun kemarin pernah niat beli karena katanya enak tapi harganya murah, cuma begitu melihat yang beli sangat banyak jadi urung. Sekarang dilihatnya hanya dua tiga orang saja, padahal tahun kemarin penjualnya sampai ngga keliatan saking banyaknya pembeli. Niat ingin membeli sekarang juga ia urungkan karena uangnya harus diirit.
Agus hanya garuk garuk kepalanya yang gatal karena ada ketombenya." Kenapa begitu ya pak?"
"Lha masa ngga tahu." Jawabnya
"Pasti karena korona ya pak?"
"Ya begitulah, disini memang belum ada yang kena, tapi pabrik sudah banyak yang menutup atau merumahkan karyawannya. Anak saya yang ketiga kerja di pabrik sepatu tapi dirumahkan dengan separo gaji. Tapi masih mending sih, tetangga saya bahkan dirumahkan tanpa gaji sama sekali. Itu yang bikin orang pada ngirit."
Akhirnya setelah mengucapkan terima kasih Agus lalu pulang. Niatnya untuk gelar dagangan di dekat danau ia urungkan, soalnya untuk jualan disana ia harus bayar lapak. Sebenarnya bayar juga tidak apa-apa, tapi kalo sepi kan bisa rugi.
"Mas, ada paket datang." Kata istrinya begitu Agus mau masuk ke rumah.
"Paket?" Agus heran. Seingatnya ia tidak belanja online karena memang tidak ada duit, kok bisa ada paket datang. Apa mungkin paket dari giveaway, tapi perasaan ia tidak menang. Atau mungkin dari SMS kemarin.
Tapi perasaan ia mendapat uang 150 juta, apa mungkin didalam paket itu isinya uang 150 juta ya. Alhamdulillah kalo begitu sih ya, mau lebaran sementara dagang sepi kok ada yang ngasih duit ratusan juta, sementara ia kerja kuli seharian paling dapat 100 ribu. Tapi kalo dipikir lagi, ia kan tidak memberikan alamat rumahnya, kok pengirim SMS itu bisa tahu alamatnya. Apa mungkin dia nyewa dukun ya. Sepertinya sih ngga mungkin ya.
Ragu juga nih, apa mungkin dari mantannya, kok sepertinya juga ngga mungkin dari mantan, soalnya.... Ah, ngga usah diceritain lah.
"Ini paketnya mas, dari Creameno tadi, cuma bungkusnya tadi sudah dibuka sama anaknya tuh." Kata istriku sambil mengangsurkan sebuah kotak kue, tapi sayangnya bungkusnya sudah dibuka, jadi belum sempat ia foto.
Oh ternyata dari mbak Eno, tentu saja Agus terkejut dan juga terharu. Alhamdulillah ada teman blogger yang memberikan rejeki di bulan Ramadhan ini. Walaupun ia tidak tahu apakah namanya itu nama aslinya, karena ia memanggil mbak Eno mengikuti teman blogger lainnya.
Agus tentu saja penasaran apa isinya. Alhamdulillah ternyata kue coklat yang manis rasanya. Ada sebuah kartu dari mbak Eno, cuma karena bahasa Inggris jadi kurang terlalu paham artinya, tapi yang aku yakin ini doa baik dari mbak Eno untuk saya dan keluarga. Makasih banyak ya mbak.
Melihat kue coklat itu tentu saja ia jadi ngiler. Segera saja Agus buka sebungkus dan mengunyahnya. Rasanya sungguh manis sekali, seperti melihat Raisa atau Isyana sedang manggung.
"Mas, kan belum adzan Maghrib, kok sudah makan" Teriak istriku. Teriakan itu tentu saja mengejutkan Agus. Ah, untung belum sempat ditelan. Agus buru-buru ke kamar mandi untuk kumur-kumur, meninggalkan istrinya yang hanya geleng-geleng kepala.
TAMAT
Untuk mbak Creameno makasih banyak ya atas hadiahnya, semoga mbak Eno sekeluarga sehat dan bahagia selalu, Amin ya rabbal alamin.
Tadi saya pikir cerita dapat hadiah ratusan juta rupiah seperti gambar thumbnailnya ternyata dapat rejeki dari mbak Eno..
mudah-mudahan setelah ini dapet kiriman paket lagi mas, yang isinya 150 juta itu.. hehehe
Awal2 baca ini kayak cerpen. Terus akhirnya kok beneran, hehehe. Alhamdulillah, dapat rejeki ya, Mas. Indahnya silaturahmi meski di dunia maya.
Mas masih ada kuenya gak Mas?
Tanda kasihnya bener-bener mengeratkan hubungan antar sesama blogger yak. Membuat obrolan dunia maya menjadi seolah lagi ngobrol di warteg, eh gak yah 😅😂. tapi bener juga 🤔😂
Ngomong-ngomong, selamat atas kiriman giftnya ya mas. Tapi kasian banget anaknya, cuman kebagian buka bungkusnya doang, yang makan malah bapaknya 😂
yuk kak saling follow back dan berteman :) salam bloger
Udah wanti-wanti tadi sih pas baca bagian atas, sempat juga merasa kasian sama si Agus. Sian banget gak jadi ngelapak gegara takut ntar dagangannya sepi😂
Oalah ternyata paket dari mba eno ya, mantap tuh kak coklatnya. Duh saya keikut bahagia dengarnya, dapet rejeki di bulan ramadhan ya😊
Terima kasih, thank you, kamsahabnida mas :P nggak sangka bisa sampai masuk ke dalam cerpen mas Agus yang fenominil hehehehe. Dan senang dengarnya kalau mas Agus dan keluarga suka cookies yang saya kirimkan :D
Doa yang sama untuk mas Agus ya, semoga selalu sehat, bahagia dan sejahtera ~ dan semoga selalu diberkahi rizki yang melimpah :3 terus semoga suatu hari nanti betulan ada paket isi 150 juta untuk mas ~ nobody knows, kan? :P
Senang banget sesama blogger saling berbagi... Kapan itu mbak Gembul ya kalau ga salah dapat bingkisan juga dari mbak Eno... Sip sip semoga tetap terjalin manis, semanis cookiesnya mbak Eno :0
Btw, nggak tahu lagi deh sama Creameno, baiknya tuh nggak ketulungan.
Saya salah satu yang sering banget menerima kebaikannya, terharu.
hanya bisa balas dengan doa, semoga Eno dan semua keluarganya selalu diberikan keberkahan dan kesehatan aamiin.
Btw, jadinya nggak mudik ya ini, kan dilarang :D
Saya jangankan mudik, mikirin lebaran aja enggak :D
Hikmahnya memang lebaran ini nggak bikin saya baper, karena kayaknya bahkan ke rumah mertuapun enggak bisa pas lebarannya, nunggu dulu.
Jadi saya nggak baper, lah udah 4 tahun dong saya nggak ketemu ortu hhuhuhuhu
Selamat ya mas ...
Semoga lain haru dapet giveaway lagi 😁
Tapi sedih beneran sih itu kalau emang beneran, lapak takjil jadi sepi karena pandemi ini. Semoga cepet reda deh biar kembali normal
Itu ada pesan yang saya juga dapatkan beberapa hari lalu wgwgw. hadiah giveaway 150 juta yeyeyey.
Mimpi apa ya semalam dapat rezeki kiriman kue ?
itu mah bukan untung kalau belum sempat ditelan, harusnya rugi mas.. coba mas udah telen trs udah kenyang trs minum trs baru inget lagi puasa atau baru diingetin,, kan lumayan tuh menambah energi sampai berbuka ahaha..
-traveler paruh waktu
wahhh senangnnya dapet cookies dari mbak eno, yummy yummy