Kejutan ulang tahun Satria

Daftar Isi

Gambar dari doktersehat.com

3 Juni adalah tanggal yang istimewa bagi satria karena itu adalah hari ulang tahunnya. Biarpun ia baru berusia 45 tahun tapi karirnya sebagai manager pabrik plastik PT Kirana Indo Jaya sedang moncer. Berkat tangan dinginnya, perusahaan yang pada awal buka hanya mempekerjakan 25 karyawan kini sudah memiliki lebih dari 200 karyawan.

Berkat kerja kerasnya itulah kini ia sudah memiliki sebuah rumah dan juga mobil terbaru. Maklum sebelumnya ia sering naik mobil tapi merupakan mobil dinas. Kini kijang Fortuner adalah mobil miliknya sendiri yang sering ia pakai sehari-hari. 

Tentu saja dibalik kerja kerasnya ada dukungan dari Eni, istrinya yang selain pandai memberikan semangat kalo ada masalah di pabrik, ia juga pintar dalam mengatur keuangan. Biarpun gajinya setara dengan anggota DPR, tapi tanpa pengaturan pengeluaran yang ketat dari istri tercintanya, uang nominal seperti itu akan habis terus apalagi dengan biaya hidup di Jakarta yang terkenal tinggi.

Selain pintar mengatur keuangan, Eni yang cantiknya seperti bintang film itu juga sudah memberinya dua orang anak, satu putra dan satu putri, yang mana keduanya juga sudah kuliah, jadi lengkap sudah kebahagiaan hidupnya. Itu sebabnya satria selalu setia pada istrinya biarpun beberapa wanita muda yang cantik sering menggodanya. Ia beranggapan mereka hanya mengincar uangnya saja.

Salah satu kesukaannya ialah jika ia ulang tahun maka Eni akan memberikan kejutan ulang tahun yang bikin ia suprise. Contohnya tahun kemarin ia memberikan kejutan dengan memberikan tiket konser band luar negeri kesukaannya. Ia memang penggemar band tersebut sejak muda bahkan mengoleksi kasetnya. Tapi sejak ia sibuk sebagai manager ia lupa kalo band favoritnya itu ternyata hendak mengadakan konser di Jakarta, kesempatan yang hanya datang sekali dalam lima tahun atau lebih. Beruntung Eni tahu dan membelikan tiket berdua biarpun ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan band tersebut.

Seperti pagi ini. Satria berharap Eni kali ini akan memberikan ia kejutan. Jam lima pagi ia langsung mandi lalu berharap begitu membuka pintu kamar mandi akan dikasih suprise seperti beberapa tahun sebelumnya. Tapi harapannya kali ini meleset. Istrinya hanya menyiapkan makanan dan juga keperluan kantornya saja.

Begitu sarapan ia masih berharap Kirana dan Herman, kedua anaknya itu akan memberikan hadiah sebagai tanda ulang tahun. Tapi lagi lagi ia kecele.

"Ternyata istri dan anak-anakku lupa dengan hari ulang tahunku." Batinnya kecewa. Ia lalu makan dengan kurang berselera. Setelah itu ia lalu berangkat ke kantor, hal yang sedikit membuat heran anak dan istrinya karena biasanya mereka ngobrol dulu.

Di tengah perjalanan menuju pabrik, satria berpikir bijak, mungkin istrinya sedang sibuk dengan urusannya, begitu juga dengan kedua anaknya yang mungkin fokus pada kuliahnya sehingga lupa dengan ulang tahunnya.

Masuk ke kantor maka satria masih berharap beberapa orang anak buahnya akan ingat ini hari ulang tahunnya dan mengucapkan selamat, syukur syukur juga menyiapkan kado atau hadiah kejutan. Dengan harapan seperti itu semangat kerjanya jadi naik.

Tapi harapannya kembali meleset. Anak buahnya masih tetap tidak tahu hari spesialnya itu. Mereka masih mengucapkan salam seperti biasa. "Selamat pagi pak satria." Atau "selamat pagi bos."

"Ya Allah, ternyata anak buahku satupun tidak ada yang ingat." Keluhnya lantas ia masuk ke kantor pribadinya sebagai manager.

Tapi satria akhirnya tidak kecewa karena ucapan itu datang juga. Bukan dari istri atau anaknya tapi dari Desi, sekretaris pribadinya.

"Selamat ulang tahun ya pak, semoga panjang umur dan sehat selalu pak." Sapanya dengan senyum yang manis.

Akhirnya ada juga yang tahu hari ulangtahun nya batinnya. Hatinya tentu saja sangat senang seperti anak kecil menang lotre. Karena penasaran ia lalu bertanya pada Desi yang sibuk membenahi berkas berkas perusahaan.

"Kok kamu tahu hari ulang tahunku Des?" Tanyanya ingin tahu.

"Saya kan yang mengurus seluruh berkas bapak. Banyak berkas berkas pengajuan proyek yang mana didalamnya ada biodata bapak termasuk tanggal lahirnya. Itu sebabnya saya tahu hari ulang tahun bapak." Katanya sambil tetap tersenyum manis.

"Wah, tidak salah memang aku memilih sekretaris." Kata satria senang.

Hari itu pekerjaan satria terasa lebih ringan dan lebih baik gara gara ucapan selamat ulang tahun dari Desi.

Sore harinya saat jam pulang kantor ia kembali di datangi oleh Desi. "Pak, hari ini kan hari ulang tahun bapak. Bagaimana kalo kita merayakannya?"

"Merayakan ulang tahun saya, dimana?"

"Bagaimana kalo di apartemen saya?"

"Wah, apa tidak merepotkan kamu Des?" Kata Satria sambil diam diam ia melihat Desi. Walaupun setiap hari ia bertemu dengannya, entah mengapa hari ini sekretaris pribadinya itu kali ini kelihatan lebih mempesona.

"Tentu saja tidak pak, ini malah kehormatan untuk saya."

"Ayolah, kenapa tidak." Sambut Satria yang memang ingin tahu bagaimana cara Desi merayakan hari spesialnya.

Dengan mengendarai mobil berdua, mereka lalu menuju apartemen Desi yang ada di sebelah barat Jakarta. Sepanjang perjalanan mereka ngobrol terus dan tak terasa langsung intim. Kemacetan ibukota yang biasanya menjengkelkan bagi Satria kini tampak biasa saja. Diam diam satria berpikir, apa ia mulai jatuh cinta padanya.

Beberapa waktu kemudian mereka sampai di apartemennya. Desi langsung membuka pintu, menyalakan lampu dan juga AC. Setelah menutup pintu ia lalu sedikit membereskan ruangan sementara Satria duduk di kursi sofa.

"Maaf pak kamarnya agak berantakan." Katanya malu.

"Ah, tidak apa-apa, tak perlu sungkan."

"Di hari ulang tahun bapak, saya sudah menyiapkan kejutan spesial buat bapak." Kata Desi sambil tersenyum menggoda dan matanya mengerling nakal. Bibirnya yang merah merona tampak menantang.

"Aku memang sudah menunggu kejutan darimu Desi."

"Kalau begitu bapak harap bersabar ya. Saya akan ke kamar mandi dulu menyiapkan kejutan."

"Tentu, Desi yang manis." Kata satria kini berani menggoda.

Desi lalu segera menghilang di sebuah ruangan. Lima menit kemudian ia sudah datang, dibelakangnya ada Eni istrinya membawa kue tart dan juga Kirana serta Herman kedua anaknya. Masing-masing memegang kertas karton bertuliskan SELAMAT ULANG TAHUN AYAH SAYANG.

"Supriseeee!!!" Teriak mereka berempat kompak.

Satria yang sedang duduk di kursi sofa tentu saja terkejut. Buru buru ia mengancingkan baju dan membetulkan celananya.

TAMAT

Catatan:

Selamat ulang tahun ya kang satria, mohon maaf kalo baru sekarang diterbitkan cerpennya karena kemarin ada kegiatan.