Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dihadang bambu misterius saat pulang malam


 "Gus, kamu mau ikut ngga ke Baros?" Tanya khanif pada temannya.

"Kirim barang lagi?"

"Iyalah, masa jalan-jalan doang. Tenang, ntar aku tambahin uang jajan kamu." Bujuknya pada temannya. Khanif bisa saja bawa sendiri, soal muatan bisa minta tolong sama warga sekitar untuk menurunkan tapi karena medannya berat ia tak mau sendirian.

"Sip lah, kapan berangkat?"

"Sekarang."

Setelah selesai memuat barang nya, jam 12 mereka lalu berangkat dengan naik Mitsubishi L300 atau di desanya disebut mobil losbak, itu karena bagian belakang memang bak terbuka.


* Ilustrasi mobil L300

Baros merupakan daerah dataran tinggi, karena itu banyak bukit dimana kiri kanan banyak pepohonan, salah satunya adalah pohon bambu. Mobil pun jalan agak pelan dan hati-hati karena kalo lengah sedikit bisa masuk jurang.

"Mas khanif, sepertinya mau hujan nih." Kata Agus sambil menunjuk langit di kejauhan yang tampak menghitam karena tertutup mendung.

"Iya Gus, tapi mau gimana lagi. Kalo buru-buru bisa bahaya."

Akhirnya sehabis ashar barulah mereka sampai di Baros dan untungnya tidak kehujanan.

Khanif lalu meminta bantuan pada penduduk kampung untuk ikut bongkar muatan agar cepat selesai.

Tapi sayangnya hujan turun dengan deras sehingga terpaksa muatan ditunda dulu.

Cukup lama juga hujannya, setelah Maghrib baru reda sehingga baru bongkar muat lagi.

Jam 9 malam barulah mereka pulang. Agus agak ngeri juga apalagi jalanan yang mereka lewati sepi. Sudahlah daerah terpencil, habis hujan lagi sehingga hawanya dingin sekali karena memang pegunungan. Kiri kanan hanya ada pohon mahoni atau rimbunan bambu, hanya sesekali mereka lihat rumah penduduk dengan lampu penerangan seadanya. Suara jangkrik ramai bersahut-sahutan di luar.

"Mas, ini ngga salah jalan kan?"

"Ngga, hanya ada satu jalan ini kan, bagaimana mau kesasar."

"Hehehe, soalnya aku baru pertama kali kesini. Mana daerahnya sepi kayak angker gitu."

"Jangan ngomong sembarangan, pamali. Udah tenang saja, aku sering lewat sini kok kalo mau ke Pandeglang atau Menes."

Tiba-tiba mobil losbak itu berhenti secara mendadak, sehingga kepala Agus hampir menubruk dashboard kendaraan roda empat itu, untung tangannya sigap sehingga tidak sampai kejedot.

"Ada apa sih mas?"

"Itu." Yang ditanya menunjuk ke depan.

Agus melihat ke depan. Dibawah sinar lampu mobil yang sudah agak redup karena dimakan usia terlihat banyak pohon bambu yang rebah melintang di jalan sehingga tak bisa lewat.

* Ilustrasi pohon bambu menghadang 

"Astaghfirullah, tadi waktu berangkat sepertinya tidak ada."

"Memang, kok bisa melintang gitu." Kata khanif.

"Apa bambu patah ya kena angin hujan tadi, tapi kok banyak begitu."

"Ngga, sepertinya itu melengkung, bukan patah. Coba lihat lebih jelas deh."

 Ia segera keluar mobil untuk menyingkirkan bambu tersebut.

"Jangan!!" Teriak Agus ketika melihat temannya hendak mendorong rumpun bambu itu ke atas.

"Kenapa?"

"Itu bambu pasti ada penunggunya. Kata kakekku, kalo ada pohon bambu menghadang seperti itu, ada jin yang narik di ujungnya makanya rebah begitu. Kalo kita melangkahi nya maka bambu itu tiba-tiba naik ke atas, dan orang nya akan terpental masuk ke alam gaib dan tidak bisa keluar lagi."

"Masa setan sih, orang iseng kali."

"Kalo satu atau dua bambu masih mungkin, lha itu ada puluhan mana kuat orang narik, lagipula gimana caranya orang naik keatas bambu yang tinggi begitu sementara habis hujan begini pasti licin cari penyakit sendiri namanya. Ini pasti ulah setan yang ingin dapat korban. Udah tenang saja, aku dikasih tahu kok penangkalnya sama kakek ku."

Benar juga, Pemuda itu ngeri juga.

Agus lalu mengambil beberapa batu yang agak besar sambil mulutnya komat-kamit seperti membaca doa sementara suara jangkrik yang tadi ramai sekarang sunyi sepi menambah suasana tegang.

Setelah itu ia melempar kan batu-batu tersebut sampai bunyi pletak. Ajaib, bambu-bambu yang jumlahnya banyak itu tak lama kemudian perlahan-lahan ke atas sendiri, seperti ada tangan yang menarik.

Alhamdulillah, akhirnya bisa lewat juga. Mereka berdua pun segera naik kembali ke mobil. Beruntung tidak ada adegan mobil susah di nyalakan seperti di film horor. Tak ada pula penampakan Genderuwo atau kuntilanak.

*  *  *

Esok harinya khanif mampir ke rumah temannya yakni Herman. Kebetulan orangnya ada sedang mendengarkan lagu sandiwara cinta nya Nike Ardila.


Mengapa kau nyalakan api cinta dihatiku

Membakar jiwa yang merana

Kata manismu membuatku yakin kepadamu

Hingga membuatku terlena

Rindu padamu setiap hari

Bayang dirimu menggoda jiwa

Mengapa kini kurasakan lain dihatiku

Kau diam dan acuh tak acuh

Sering kau marah tanpa alasan

Membuatku curiga terbukalah berterus terang

Apa maumu katakan saja

Bila kau bosan kau marah kau benci katakan saja

Walau berat hatiku melupakan dirimu

Jangan kau bersandiwara kepadaku

Bosan mungkin itu sifatmu

Benci bila ingat dirimu

Bosan terserah apa maumu

Jalanku masih panjang

Walau berat hatiku melupakan dirimu

Jangan kau bersandiwara kepadaku 


"Halo mas Herman."

Orang yang disapa menengok. Ia segera mengecilkan volume suara speaker bluetooth nya.

"Eh khanif, ayo masuk. Ngga ngirim barang nih punya pak Dahlan?"

"Udah kang, kemarin baru ngirim ke Baros."

"Aduh, kenapa tidak ngomong aku nif, aku mau ke Baros nengok Paman ku yang disana."

"Kan aku ngga tahu. Emang kang Herman punya paman ya di sana?"

"Paman dari pihak ibu Nif, udah tua dan juga sudah lama banget ngga ke sana, pengin sesekali nengok. Namanya..."

Pemuda itu hanya mengangguk saja, ia lalu mengutarakan isi hatinya yang menyebabkan datang ke rumah temannya.

"Kang, kemarin itu kan aku dari sana. Pulangnya itu dihadang oleh bambu setan, ngeri pokoknya."

Tentu saja Herman terkejut." Bambu setan?"

Pemuda itu lalu menceritakan pengalamannya kemarin malam.

"Ngeri kan kang. Ternyata daerah sana cukup angker juga."

Herman manggut-manggut mendengarkan." Sudah berapa kali kamu mengalami kejadian itu?"

"Baru satu kali kang. Aku memang beberapa kali ke Baros sih tapi baru kali ini mengalami. Untungnya ada si Agus sehingga aku tidak dibawa ke alam siluman."

Herman kembali manggut-manggut seperti tadi." Sebenarnya ada penjelasan ilmiah sih Nif, kenapa bambu itu bisa sampai rebah ke jalan."

"Ah masa sih mas."

"Bambu sampai melengkung begitu namanya bambu drop. Biasanya bambu itu tumbuh di daerah dengan kelembaban udara yang tinggi. Kalo siang bambu tegak ke atas karena memang mencari cahaya matahari untuk fotosintesis. Nah, saat malam hari biasanya rumpun bambu memang agak kebawah tapi tidak sampai melengkung. Tapi karena habis hujan maka batang bambu itu terisi air sehingga menyebabkan drop melengkung sampai kadang menyentuh tanah. Begitu siang datang kena sinar matahari ya bambu akan tegak lagi untuk mendapatkan cahaya."

Tentu saja khanif melongo sedikit tak percaya." Jadi bukan peristiwa mistis ya."

"Aku kurang tahu masalah mistis Nif, cuma penjelasan ilmiahnya ya begitu."

Pemuda itu masih kurang puas." Tapi... Tapi kok pas kena lemparan batu kok bisa naik keatas lagi mas?"

"Bambu drop itu sebenarnya peristiwa abnormal. Maka jika ada rangsangan dari luar, misalnya kena lemparan batu atau tebasan golok maka bambu akan kembali normal naik keatas."

Khanif makin bingung mendengar penjelasan temannya.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

2 komentar untuk "Dihadang bambu misterius saat pulang malam"

  1. ga semuanya selalu mistis sih, pasti ada alasan ilmiahnya, tapi memang kita tetap harus waspada kalo ketemu hal hal yang abnormal

    BalasHapus
  2. Wah si Agus ini ternyata masi percaya dengan dunia mistis..pohon bambunya jadi berdiri lagi..dan si Khanif percaya aja, untung ada si Herman yg menjelaskan..walau si Khanif juga masih bingung..samaaa...saya juga bingung😆

    BalasHapus