Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman membeli hp iPhone

 


Khanif memacu kendaraan roda empat nya agar segera sampai di pasar induk Kramat jati. Maklum, sayuran yang dibawa nya harus segera sampai di pasar tersebut agar langganan nya tidak keburu direbut oleh lainnya.

Jam 2 pagi akhirnya truk miliknya sampai juga. Ia segera membongkar muatan nya.

"Gus, sana kamu tidur dulu." Katanya pada keneknya yang dari tadi ngantuk tapi matanya di paksakan melek.

Agus yang memang sudah ngantuk berat karena dari semalam ia tidak tidur langsung saja keluar truk. Ia lalu mencari mushola untuk tidur.

Sementara khanif tetap mengawasi para pedagang yang mengambil barangnya. Sesekali ia menulis untuk mencatat siapa saja yang kasbon dulu. Ia juga menghitung uang yang disetorkan oleh para pedagang, karena kadang ada satu dua yang rese, suka kurang.

Selepas subuh barulah muatannya selesai di bongkar. Ia pun membangun kan Agus. Setelah itu ia menelpon seseorang.

"Mas Dahlan, jadi ngga mau kirim barang ke Bandung?"

"Iya Nif, kamu ke sini jam berapa?" 

"Jam 10an, ini mau istirahat dulu." 

"Sip, jadi kan ongkosnya 2 juta."

"2 juta 200 kang. Lebih nya itu juga untuk bayar tol."

"Oke, aku packing dulu barang-barangnya."

Khanif memang kalo balik lagi ke Bandung kadang suka obyekan, lumayan daripada kosong, toh bensin tetap sama, lumayan bagi dua sama Agus. Alhamdulillah bos nya tidak pernah rewel kalo truk mereka telat sedikit, karena sebagian uangnya ia berikan kepada majikannya.

Saat pemuda itu sarapan hapenya berdering. Ternyata majikannya yang telepon.

"Halo. Ada apa bos?" Tidak biasanya ia menelpon.

"Kamu sudah balik ke bandung belum?" Tanya Herman.

"Belum bos, sepertinya agak telat nanti pulangnya. Biasa nganter barang dulu."

"Kebetulan, kamu bisa mampir dulu ke ITC Roxy ngga?"

"Bisa bos."

"Kamu beli iPhone 15 ya, Lina ingin ganti hape, sudah tiga tahun katanya belum ganti." Lina adalah Istri majikannya.

"Siap bos, yang warna apa dan berapa memorinya?"

"Hitam, soal memori kamu atur saja ya, kan kamu yang lebih tahu soal hape. Yang penting resmi, biar sinyal tidak di blokir."

"Sip bos. Aku makan dulu ya."

Setelah makan dan kasih pesan sama keneknya maka pemuda itu pergi ke Lippo Plaza Kramatjati. Ia tidak ke ITC Roxy karena terlalu jauh, lagipula toh bedanya sedikit saja dengan di Roxy.

Ia pergi ke lantai dua dimana banyak pedagang ponsel di sana.

Setelah melihat beberapa gerai konter akhirnya ia berhenti di sebuah konter yang menjual hape yang akan dibelinya.

"Mbak... Mbak..." Panggil nya pada seorang wanita yang sedang duduk menunggu.

Satu hal yang luput diperhatikan oleh pemuda itu adalah penampilan nya yang berantakan. Ia memang memakai kemeja tapi sudah agak lusuh, mana semalam ia tidak tidur sehingga agak kumal, rambutnya sedikit acak acakan.

Wanita yang dipanggil masih diam saja, ia malah asyik bermain hape.

"Mbak..." Khanif berseru agak keras, selain kesal juga mungkin pramuniaga itu tidak mendengar pikirnya.

"Mas ngga bisa baca ya, pengemis hanya untuk hari Jum'at."

Astaghfirullah, ternyata ia disangka pengemis.

"Aku bukan mau minta sumbangan mbak, aku mau beli hape."

Oh..

Wanita ini mendekat, sikapnya agak berubah tapi masih memandang rendah.

"Mau beli hape apa mas, infinix, Xiaomi, apa iTel?"

Khanif makin kesal karena merk yang disebutkan itu harganya murah, berarti ia masih dianggap remeh. Hapenya si Agus kok disamakan dengan hape bos nya.

"Aku mau beli iPhone 15 black mbak."

Pramuniaga itu memandang tak percaya." Itu hape mahal mas. Emang mas ada duitnya?"

Kekesalan khanif sudah memuncak. Ia segera mengeluarkan isi tasnya." Ini 50 juta mbak, kalo masih kurang nanti aku transfer. Tapi aku tak mau dilayani kamu, panggil bos kamu kesini."

Wanita itu langsung pucat melihat tumpukan uang itu. Tanpa berkata apa-apa lagi ia langsung masuk kedalam.

Sementara khanif langsung memasukkan uang itu kembali ke tasnya. Biarpun marah ia masih menggunakan akal sehat, takut ada perampok yang lihat bisa berabe.

"Selamat siang mas. Mas mau beli iPhone tipe berapa." Tanya pemilik konter ramah, yang sepertinya orang keturunan China.

Pemuda itu lalu menyebutkan tipe iPhone yang ia mau. Selain itu ia juga bertanya tentang garansi dan yang diperlukan. Koko itu bilang tak usah khawatir, dijamin aman, kalo ada masalah bisa dikembalikan ke sini.

Harganya ternyata 14 juta saja. Pemuda itu memberikan uangnya.

Itupun ia masih dapat cashback 300 ribu.

"Wah, ada cashback juga ya koh." 

"Iya mas, bulan ini kebetulan ada promo cashback. Bukan cuma iPhone tapi hape android lain juga." Katanya sambil memperlihatkan sebuah kertas, yang berisi promo tersebut.

"Tenang saja, Nanti aku tulis di kwitansi 14 juta mas."

"Makasih koh, tapi cashback untuk pelayan Koko saja. Ia tadi melayani aku dengan sangat baik."

"Waduh, apa tidak terlalu banyak?" Koko itu juga terbelalak, baru kali ini ada pembeli yang begitu royal.

"Ngga apa-apa, ia tadi bilang aku pengemis dan mau minta sumbangan. Uang itu anggap saja sumbangan untuk dia."

Pemuda itupun berlalu sambil membawa barang yang dibelinya, sayup-sayup ia dengar pemilik toko itu memarahi gadis itu.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

18 komentar untuk "Pengalaman membeli hp iPhone "

  1. Wah ternyata si Khanif kepancing juga😁...sekarang lagi semarak hape iPhone 16 yg gak bole masuk di Indonesia...gimana tuh😬

    BalasHapus
    Balasan
    1. Khanif nya kurang pro.

      Ya biarlah itu pekerjaan pemerintah mbak, kalo aku sih ngga pusing karena ngga pernah beli iPhone, selalu infinix, Xiaomi, atau yang murah saja.😁

      Hapus
  2. Salut dengan khanif, biarpun dianggap remeh tapi ngga marah malah kasih duit 300 robu.

    BalasHapus
  3. kebetulan mas, gw juga baru beli hape kemaren, tapi bukan iphone :D, hape inpinix, beliin pacar gw tapi dalam mimpi 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah dibeliin hape sama pacar biarpun cuma dalam mimpi.😁

      Hapus
  4. Jangan menilai buku dari sampulnya, jangan menilai orang dari penampilannya, seperti khanif yang biarpun mukanya kucel tapi duitnya banyak bisa beli iPhone, walaupun itu duit bos nya.😆

    Kalo aku di begitu kan, aku mendingan pindah ke toko lain lah. Apalagi sampai ngasih duit ke pelayan nya.😡

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas Eko, biarpun mukanya kucel yang penting duit pak Karno nya satu buntel.😁

      Bisa juga sih seperti itu, kalo perlu habis beli pura-pura lewat depan toko itu.😅

      Hapus
  5. Masuk jebakan si Khanif..wkwkwk .
    Kalau saya yang diperlakukan seperti itu, sudah saya beli itu tokonya..wkwkwk

    BalasHapus
  6. jadi pembelajaran kalo liat orang itu jangan mandang fisik, tapi isi kantongnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kang, tapi mau lihat isi kantong nya kan agak susah kecuali kantong punya Doraemon, kelihatan di depan.😁

      Hapus
  7. Goool hahaha ... bagus ending-nya, disumbangin buat orang sombong. :D

    BalasHapus
  8. Wkwkwk, jadi ingat tetangga pernah ke mall beli baju, di cuekin karena ia memang pakai kaos oblong, akhirnya dia beli tiga baju yang mahal karena diremehkan. Padahal sampai rumah bajunya juga jarang dipakai, kesal katanya kalo lihat baju itu terus.🤣

    BalasHapus