Batal puasa berjamaah
Sambil mengedit artikel blog sinopsis film maka blog ini harus update ah, karena kalo menunggu selesai bisa sampai pertengahan puasa baru kelar.
Seperti biasa, maka kali ini aku mau bagikan cerita lagi, karena ini bulan ramadhan maka kali ini cerita tentang puasa saja ya.
* * *
"Gus, bangun, bentar lagi Maghrib." Teriak Satria sambil menggoyangkan badan temannya.
Agus menggeliat. Ia memang tidur setelah siang harinya agak capek karena banyak kerjaan, dari mulai menyiapkan makanan untuk para santri yang jumlahnya puluhan dan juga mengurus anak anak yang ikut pesantren kilat. Pondok pesantren tempatnya menuntut ilmu memang suka mengadakan kegiatan agama itu tiap bulan puasa dan kegiatan inilah yang cukup menguras tenaga.
"Nggg..." Hanya itu sahutannya, maklum masih ngantuk.
"Cepat bangun, sebentar lagi mau buka puasa." Katanya sambil kembali mengguncang badannya lagi. Saat itu Agus sedang tidur di serambi masjid.
Walaupun diajak dengan kalimat seperti itu tapi Agus masih agak bengong, maklum otak masih loading, kalo orang dulu bilang nyawanya belum ngumpul semua. Maklum ia tidur jam 4 lewat setelah ashar, jadi bukannya badan jadi seger tapi malah loyo apalagi kalo lagi puasa.
Melihat Agus sudah agak membuka mata maka Satria bicara lagi." Aku mau ambil makanan untuk buka puasa. Kamu mau ku ambilkan?"
Antara sadar dan tidak ia jawab iya saja.
"Oke, nanti kamu yang adzan ya." Katanya lagi. Agus kembali hanya mengangguk angguk sambil mata masih merem.
Satria lalu pergi ke dapur untuk mengambil makanan. Biarpun pesantren ini hanya memiliki kurang lebih 70an murid tapi karena ada kegiatan buka bersama maka dapur pun ramai.
"Kamu sudah dapat belum kang satria?"
Pemuda itu menoleh, ternyata temannya Herman yang bertanya, dibelakangnya ada khanif dan Jaey. Trio sekawan ini memang selalu bersama karena berasal dari satu kampung. Cuma satria lebih akrab dengan Herman dibandingkan dua temannya karena lebih enak ngobrol.
"Belum mas." Jawabnya. Ia melihat keluar, suasana memang sudah gelap karena mendung sudah menggelayut sejak sore tadi, biarpun baru setengah enam lewat tapi suasananya seperti sudah malam saja.
"Wah ramai bener ya."
"Iya mas Herman, biasa tiap bulan Ramadhan ada buka puasa bersama sehingga ramai." Ia maklum karena mereka bertiga baru mondok belum terlalu lama.
"Woi, daripada kalian bicara saja lebih baik bantu kami bawa makanan ke pendopo." Teriak seorang pengurus pesantren. Kami berempat terpaksa membantu membawa makanan seperti takjil, kolak, dan minuman lain. Buka puasa kali ini memang diadakan di pendopo karena masjid pesantren sedang di renovasi dan baru setengah jadi biarpun bisa untuk sholat jamaah.
Ternyata makanan sudah siap semua sehingga kami hanya membawakan makanan satu kali saja ke pendopo. Kami berempat pun duduk di lantai menunggu waktu buka bersama masyarakat sekitar. Suasana pendopo cukup ramai setelah ceramah selesai.
"ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR...." Tiba-tiba terdengar suara adzan.
Alhamdulillah, batin Satria. Segera saja ia minum teh manis yang banyak, begitu juga dengan Herman, Jaey, dan khanif, bahkan Herman langsung makan dengan lahap. Suasana ruangan pun ramai karena banyak orang makan apalagi ada yang kurang dan nyomot jatah temannya.
"KHAAAIIYAAA’ALAAASHOOLL....."
"Wooiii... Siapa itu yang adzan." Sebuah suara keras menimpali. Mungkin suara speaker dari pendopo lain. Suara adzan itu langsung berhenti disusul bunyi seperti benda jatuh.
Ruangan mendadak sunyi sepi karena keadaan barusan. Banyak orang kebingungan.
Saat sedang bingung itulah seorang pengurus datang dari luar ruangan dengan tergopoh-gopoh." Maaf semuanya, ini belum waktunya adzan Maghrib, belum waktunya buka puasa. Adzan Maghrib sekitar 15 menit lagi."
Modar....
Tentu saja semua orang yang ada di ruangan itu terkejut termasuk kami berempat.
Tak lama kemudian muncul seseorang." Maaf Gus Dahlan, kami sudah mencari ke seantero masjid tapi siapa yang adzan tadi tidak ketemu."
Masyarakat tentu saja tambah geger. Haduh, siapa itu yang kurang ajar.
"Brengsek, siapa itu sih yang tadi adzan." Maki Herman sambil membanting tulang ikan ke piring. Ia memang tadi shock tapi akhirnya tetap melanjutkan makan. Lha gimana, wong ia sudah makan takjil dan minum air segelas bahkan saat seruan tadi tangannya sedang pegang nasi.
Satria juga akhirnya lanjut makan lagi, peduli amat lah, tinggal ganti puasa nanti, yang penting perut harus diisi. Ia juga penasaran siapa tadi yang adzan lalu menghilang seperti Edi Tansil itu.
Tapi ternyata bukan cuma Satria dan yang makan di pesantren saja yang kena, masyarakat sekitar yang menggantungkan buka puasa pada masjid pesantren juga banyak yang terkecoh, salah satunya Bu Maya pemilik warung makan yang ada di sebelah pesantren.
"Satria, ini gimana sih, kok adzan Maghrib tadi ada dua, mana pas pertama aku langsung makan, begitu juga pelanggan ku." Katanya nyerocos pas pemuda itu pergi ke warung untuk belanja sahur.
"Waduh, ngga tahu Bu." Jawabnya lalu segera kabur karena warga lainnya juga mendelik kepadanya seakan minta penjelasan.
Haduh kampret tenan, siapa tadi sih iseng adzan?
TAMAT
Saya bahkan sering kok makan atau minum pas puasa, karena lupa. Kebanyakan pas puasa sunah sih. Jadi orang disamping juga ngga nyadar pas saya puasa. Kadang ingatnya pas sudah habis cilok semangkuk🍜, ckck. Pernah juga setelah meneguk air es pada siang hari yang panas.🍻
Tapi serius, saya waktu itu benar-benar lupa sedang puasa. Setelah ingat, puasanya dilanjutin lagi 😂
cerita menarik .....
jangaaan-jangaaannn.. *jadi keinget cerita2 horornya mas Agus🤭😆
etapi di masjid dekat rumahku dulu ada ODGJ yang suka nyelonong ke masjid buat azan
dan pas itu aku juga ikutan batalin puasa hahahah
memang jam jam mendekati azan adalah jam krusial
Tapi dulu aku juga pernah mengalami hal ini, tapi bedanya hanya sekitar 5menitan saja. Yang adzan adalah kawanku. Karena suaranya sudah gak asing lagi saat adzan, maka saat salat Tarawih datang, kawanku ini menerima banyak kritikan dari bapak-bapak kampung
Tapi masa di pesantren nggak ada jamnya? kok semua ngandalkan kalau lagi adzan aja? Hehehe.
lumayan lah buka puasanya jadi lebh cepet.. wkwkwk
Eungg [bergumam] ..., *hening.
Mas Agus bikin cerita segokil gini idenya terinspirasi dari sosok siapa sih ?.
Atau dari pengalaman pribadi, ya .... ?
Tapi kok, di tengah-tengah adzan, yang adzan udah hilang aja itu, lho. Jadi penasaran. Beneran Mas Agus bukan ini yang adzan? Tapi lumayan lah, kayaknya sekampung yang gak batal puasa cuma yang adzan doang. 🤣🤣🤣
Efek dr nyawa blm terkumpul semua yaa, jd lgs main azan hahahaha
Jadi ingat kejadian kemarin yang ketiduran abis dzuhur di ruangan gelap. Terus ngedenger suara adzan.. ehhh langsung buru2 mau buka. Tapi pas buka pintu aihhh masih terang rupa2nya tadi adzan ashar.. wkwk 😅😅 kadang kalau laper kadang suka salfok ya..
BTW, pelaku adzannya udh ketemu blm nih?
baideweiii aku dulu pernah kejadian kayak gitu, pas jam 5an masih dikantor, terus denger kayak adzan magrib, yawes aku minum.
lahh ternyata adzannya masih 5 menit lagi hahahaha
Itu Agus yg setengah sadar teriakin adzan tuh ya wkwkwkw soalnya si Agus belom ke pendopo kan?
Lucuuu mas Agus haha
biar nyampe 100..klo dah nyamoe 100 mbul dikasih bonus ya mas hihi 😉
Ada rekomendasi menu sahur anak kos kang?