Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Horor di rumah kontrakan

 


Sebagai mandor bangunan atau proyek pabrik yang sudah terkenal di daerahnya maka wajar saja kalo Satria sering dapat obyekan. Jika mendapat order ia pasti akan selalu memanggil empat teman lamanya waktu SD dulu yaitu Agus, Herman, Jaey, dan khanif. 

Bukan tanpa alasan ia selalu memanggil mereka berempat, selain kerjanya rajin sehingga tepat waktu, mereka juga tidak terlalu perhitungan, dikasih berapa saja diterima, dan sebagai bos yang baik tentu saja ia selalu memberi lebih.

Selain mereka berempat, kadang ia memanggil orang lain terutama jika dapat proyek pabrik sebab tak mungkin hanya empat kuli saja, biasanya ia mengundang 10 orang, yang enam ia cari serampangan saja. Kalo hanya bikin rumah sih cukup berempat saja, berlima dengan dirinya.

Seperti kali ini, ia dapat tugas membuat gudang untuk sebuah perusahaan yang ingin buka cabang dari pak Dahlan. Gudangnya sebenarnya sudah ada tapi sudah lama tidak diurus sehingga terbengkalai dan cukup banyak yang rusak. Dan karena keuangan mencukupi pak Dahlan berniat membukanya.

Setelah deal masalah harga maka hari ini juga satria memanggil keempat sohibnya itu.

"Man, kamu lagi nganggur tidak?" Tanyanya pada Herman yang paling tua dan biasanya jadi kepala tukang. Yang lain ngikut saja.

"Wah, lagi mau panen sawah ku kang, tumben nelpon, apakah ada proyek nih?"

"Tentu dong, kau tinggal saja sawahnya, biar mertuamu yang ngurus." Rayu nya sambil menjelaskan kalo proyek ini cukup besar, jadinya pasti lama pengerjaannya. Apalagi pak Dahlan sendiri cuma ngasih target tahun baru harus sudah jadi, sehingga ada waktu sekitar delapan bulan.

Dengan naik Mobil Toyota Innova milik Satria akhirnya kami berlima sampai juga ke Cikande, daerah tempat bangunan pabrik pak Dahlan berada. Satria memang hanya membawa empat kawannya saja karena menurutnya sudah cukup.

"Kang, katanya daerah Banten agak ngeri, banyak ilmunya." Kata Agus membuka percakapan. Biarpun bosnya tapi Agus menganggap satria kawannya saja sehingga tidak sungkan.

"Alah tenang saja Gus, yang penting jaga sikap saja, pasti tidak kenapa-kenapa." Jawab satria sambil menghembuskan asap rokok gudang garam nya.

Ternyata gudang yang harus kami perbaiki cukup jauh juga dari jalan raya, agak masuk pelosok gitu, cuma untungnya jalannya sudah di beton jadinya lancar. Mungkin ini sebabnya bikin pabrik disini, pasti dulu beli tanahnya murah.

Setelah menengok gudangnya sore harinya kami berlima menuju kampung dengan niat untuk mengontrak rumah.

"Mbak, disini ada rumah yang bisa dikontrak tidak?" Tanya satria sambil minum kopi di sebuah warung sementara Agus, Jaey, Herman, dan khanif sedang sibuk makan gorengan.

Pemilik warung itu berpikir sejenak." Sepertinya tidak ada mas, karena hampir semua warga disini itu punya rumah. Kalo mau ngontrak di perumahan saja."

"Jauh tidak Bu?"

"Ya lumayan jauh mas. Itu sebelah sana." tukang warung itu menunjuk ke arah kanan.

Satria garuk-garuk kepalanya, kalo di perumahan terlalu jauh, lagipula harganya pasti tidak murah untuk ngontrak.

"Mas nyari rumah kontrakan ya?" Tanya seseorang yang sedang ngopi.

Satria menengok, yang bertanya tadi seorang bapak setengah baya. 

Satria mengangguk.

"Ngontrak rumah ku saja, mau tidak? Rumahnya dekat kok."

Akhirnya kami putuskan dulu melihat rumahnya. Ternyata tidak terlalu jauh, hanya sekitar 10 menit perjalanan dari gudang yang hendak direnovasi. 

Rumahnya cukup besar dan halaman nya luas sehingga bisa parkir mobil biarpun desain nya jadul. Depan rumah ada beberapa pohon nangka Sementara dibelakang ada rumpun bambu, Cuma masalahnya rumah itu sepertinya sudah lama tidak dihuni, kotor dan rumput agak tinggi. Belum lagi daun nangka yang pada berserakan.

"Pak, ini rumah kontrakan apa rumah hantu sih?" Tanya Herman ketika melihatnya. Ia memang suka bicara blak-blakan dan tidak kenal takut. Maklum sebelum menikah dan insyaf ia mantan preman terminal. Agus , Jaey, dan khanif juga saling berpandangan. Lha gimana tidak, rumahnya memang sepertinya cocok untuk syuting dunia lain.

Bapak itu tampak tersinggung." Tenang saja, kalo jadi ngontrak besok pasti aku bersihkan biar rapi, aku kasih harga murah deh pertahun." Katanya sambil menyebutkan harganya. 

Satria terbelalak karena memang murah beneran, tapi biarpun tergiur ia berunding dulu dengan empat anak buahnya. 

Akhirnya deal juga. Kami jadi mengontrak rumah pak Wawan.

Setelah dibersihkan ala kadarnya oleh tuan rumah akhirnya sore itu kami berlima masuk ke rumah itu. Perabot didalamnya seperti kursi atau sofa ada. Kamar tidur juga ada tiga, ruang dapur juga ada, cuma sayangnya sumurnya ada di luar rumah.

Sayangnya besarnya rumah tidak sebanding dengan jumlah lampunya yang cuma ada tiga, halaman depan satu, satu lagi ruang tengah dan dapur, udah gitu lampunya cuma lima watt, sungguh rumah yang taat aturan pemerintah untuk hemat energi.

Setelah kulonuwun atau permisi akhirnya malam itu mereka berlima tidur di rumah baru, eh baru dikontrak maksudnya. Karena sudah capek di perjalanan maka mereka dengan cepat tertidur. Tak seperti disangka, malam itu mereka tidur nyenyak tanpa gangguan apapun, mungkin karena sebelum tidur Agus melihat bosnya Satria komat kamit entah baca apa di setiap pojok rumah.

Sudah dua Minggu lebih kami tinggal di rumah itu tapi tidak ada kejadian aneh atau menakutkan seperti yang Agus takutkan sebelumnya. Mbak Rani pemilik warung makan yang jadi langganan kami juga heran.

"Kalian beneran tidak diganggu?" Tanya nya sore itu setelah Agus dan Herman bercerita kalo mereka tidak kenapa-kenapa di sana. Sementara tiga temannya masih di gudang.

"Lha, memang disana sebenarnya kenapa mbak?" 

Rani agak maju lalu berkata pelan." Sebenarnya rumah pak Wawan itu sudah terkenal angker di daerah sini, kemarin aku mau bilang pada kalian tapi takut dia tersinggung. Tapi syukurlah kalo tidak ada apa-apa."

Tentu saja Agus dan Herman jadi tertarik." Memang nya sebelumnya sudah ada yang ngontrak rumah itu mbak? "

"Pernah, ada beberapa orang yang ngontrak rumah itu tapi tak lama, paling hanya dua atau tiga Minggu tak betah dan kabur, padahal masa kontrak nya masih panjang."

"Ah masa sih, memang kenapa mereka kabur?"

Perempuan muda itu kembali berkata pelan." Konon kabarnya rumah itu banyak setannya."

Walaupun sudah menduga tapi tak urung Agus kaget dan agak takut juga, sementara Herman tampak biasa saja, tetap makan gorengan dengan lahap.

Ternyata omongan mbak Rani bukan cerita kosong. Dua hari setelah cerita itu Jaey yang suatu malam ingin kencing di sumur belakang terbirit-birit masuk kedalam. Tentu saja Agus yang sedang main hape jadi terkejut karena kawannya itu hampir menabraknya, begitu juga Satria dan khanif, sedangkan Herman masih asyik bermain gitar di depan rumah.

"Ada apa jaey?" 

Pemuda itu mengatur nafasnya dulu yang ngos-ngosan baru menjawab." Tadi aku mau kencing, tapi di bawah pohon jambu monyet itu aku lihat ada sesuatu yang putih-putih, karena penasaran aku mendekat dan..."

"Dan apa?" Tanya Agus penasaran.

"Ada pocong Gus, ternyata itu pocong tapi matanya merah. Ia mendelik marah kepadaku, tentu saja aku langsung kabur."

Tentu saja kami bertiga jadi geger sampai Herman pun masuk karena penasaran. Setelah mendengar cerita temannya tanpa ba-bi-bu lagi ia langsung ke belakang diikuti oleh Satria. Belakang rumah sendiri sudah terang benderang karena memang lampunya diganti dengan yang 40 Watt agar terang, begitu juga dekat sumur ada lampu 25 Watt. Khanif yang sedang sibuk chatting dengan Miranda pacarnya masih didalam dengan kami berdua. Agus yang penasaran menengok sebentar kebelakang dan melihat Herman mondar-mandir di pohon jambu monyet itu.

"Jangan membual kamu Jaey, tidak ada apapun di belakang sana." Kata Herman setelah ia masuk.

"Sumpah mas Herman, aku tadi lihat pocong disana."

Herman hendak membantah lagi tapi urung bicara ketika pundaknya ditepuk oleh Satria."sudahlah Her. Besok saja kita bicara itu. Udah malam waktunya tidur."

Agus, khanif dan Jaey tidur bertiga sedangkan Herman dan Satria di ruang lainnya. Agus sendiri sebenarnya agak percaya dengan cerita temannya karena kalo malam ia ke belakang kadang hawanya merinding, cuma memang belum pernah lihat penampakan, amit-amit kalo bisa jangan.

Esok harinya ketika sarapan Satria akhirnya bicara." Kamu kemarin kencing di bawah pohon itu ya Jaey."

Jaey yang sedang makan ikan bandeng jadi berhenti dan kaget." Iya kang, kok tahu."

"Kenapa ngga di kamar mandi."

"Namanya juga kebelet kang. Tapi itu siang hari kok."

Satria hanya geleng-geleng kepalanya." Aku beri tahu semuanya deh, sebenarnya ini rumah ada penunggunya, cuma sebelumnya aku minta ijin sama penunggu disini. Waktu malam pertama sebenarnya mereka juga hendak langsung mengganggu tapi setelah ku bacakan ilmu pegangan guruku mereka langsung kabur semua. Mereka lalu janji tidak akan mengganggu kita dengan syarat rumah mereka di pohon jambu itu jangan diusik."

Tentu saja kami bertiga kaget.

"Waduh terus gimana nih kang?" Tanya Jaey ketakutan. Gimana kalo akibat kencing sembarangan itu nanti anunya jadi bengkak.

"Mereka tadi marah besar karena kamu sudah mengencingi rumah mereka. Tadinya mereka mau ngamuk tapi untungnya semalam aku sudah buat pagar jadinya tidak bisa masuk. Semoga saja mereka berulah lagi."

Suasana sunyi sepi dan mencekam seakan para hantu penghuni rumah itu ada dibelakang mereka semua.

Hooaammm, lagi khusuk nya mendengar cerita satria Herman keluar kamar sambil menguap." Udah belum dongeng nya kang?" Katanya sambil menyeringai.

Satria hanya geleng-geleng kepala saja." Udahlah, yang penting mulai sekarang kalian lebih hati-hati lagi. Yuk berangkat kerja."

Kami berempat akhirnya berangkat dulu sedangkan Herman belakangan karena harus sarapan dulu. Jaey sendiri agak tenang karena selama ada bosnya, ia tidak akan apa-apa.

Tapi ketenangan nya hanya selama tiga hari saja karena satria tiba-tiba dapat telepon dari istrinya di kampung. Ia terpaksa meninggalkan anak buahnya karena mertua nya masuk rumah sakit karena sakit keras.

"Tenang saja, aku sudah buat pagar pengaman, semoga tidak apa-apa." Katanya sebelum pergi. Kami bertiga hanya saling berpandangan sementara Herman cuek saja.

Benar saja, hari pertama di tinggal sih aman saja karena tidak ada gangguan. Tapi di hari kedua mana pas malam Jumat Kliwon lagi penampakan mulai terjadi.

Sehabis Maghrib kami berempat yang sedang leyeh-leyeh di beranda rumah tiba-tiba dikagetkan dengan suara tertawa seorang perempuan. Rasanya tidak mungkin ada tetangga apalagi cewek malam-malam kesini karena memang sudah pada tahu kalo rumah ini angker, bahkan pak RT saja habis Maghrib tidak berani. 

Hihihi...

Agus dan Jaey langsung merinding dan otomatis saling mendekat sedangkan khanif langsung berhenti main hapenya. Lain dengan Herman yang begitu mendengar langsung berdiri dan berteriak seperti orang kesetanan.

"Dasar monyet bau, muka gepeng, kadal buntung, kecoa tengik, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus, kirik!!!" Teriak Herman mencak-mencak.

Mendengar teriakan temannya yang seperti kesurupan, khanif bukannya menenangkan tapi malah ikut-ikutan memaki lebih keras. Dalam sekejap rumah yang tadinya sepi mendadak seperti ada konser dangdut.

Anehnya tak lama kemudian Suara cekikikan wanita itu langsung menghilang. Hawa yang tadinya bikin merinding berangsur-angsur biasa lagi.

"Hahaha, preman kok ditakuti-takuti." Kata Herman lalu melakukan toast dengan khanif. Agus cuma geleng-geleng kepala saja, kirain mereka berdua kesurupan. Bandel amat ya.

Tapi bukan cuma sekali, tengah malamnya ketika Herman ke belakang untuk buang air ia kembali bertemu dengan pocong yang menakuti Jaey. Matanya yang merah melotot pada mantan preman itu.

Herman yang kesal karena hendak kencing dihalangi langsung naik pitam.

"Sueee, suueeeee, suuwweekkkkkkk!!!"

Ia berteriak sekeras-kerasnya hingga air liurnya berhamburan keluar. Ajaib, poci itu langsung terbang dan menghilang.

Begitulah, sejak kejadian itu tak ada penampakan lagi di rumah itu, sepertinya para demit itu sudah kapok karena percuma saja menakuti karena kami semua sudah tidak takut.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

67 komentar untuk "Horor di rumah kontrakan"

  1. horaaaaaay edisi horror kambek lagi wkwkwkwk


    eh hoaapaaaah? apaan tuh...efek kencing sembarangan dikatain bakal bengkak? wkwkkwkw...adaaaaa aja yang bikin ngakak...

    tumben nih mas herman diceritain yang paling tua...sehingga jadi kepala tukang

    kalau agus pasti yang paling unyu unyu yakk wkwkkwkwkwk...apa khanif, satria, atau jaey?

    oh..tadinya aku berasa dejavu...pernah baca cerita simpleman yang lemah layat...soalnya cerita tentang tukang tukang....tapi ternyata beda dengan ini...ini mah endingnya sue lucu ya hihi...meski kalau aku yang disuruh nginep situ biar kata sewanya murah...emoh mas...takut ama lemper putih huhuhu


    ngomongin banten jarenya banyak jawara eh...ilmunya...kayaknya rada rada bener ya mas...banten kan bungsunya setelah demak dan cirebon ya kalau masalah kesaktian...eh auk deh tapi hihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini sebenarnya menurutku masih kurang serem atau kurang lucu sih, mungkin efek tiap hari ngedit artikel sebelah jadinya asal saja jadinya.😂

      Sekali-kali mas Herman jangan ngenes, disini ia paling jagoan ya mbul. Kalo soal paling unyu bukan Agus, Jaey, atau khanif tapi mbul Nita.😄

      Wah kayak kakak adik saja, jadi pertama Demak, kedua Cirebon, ketiga Banten, keempat kebumen kali yak.😂

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Sepertinya tinggal 900an lah yang perlu diedit lagi.😂

      Sebenarnya bukan spaneng tapi ngeles saja bikin cerpen jelek, cari alasan yang masuk akal.🤣

      Hawanya serem apalagi kalo pas lagi baca tiba tiba ada suara gamelan gitu ya.😱

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Kayaknya bagi mbul cerpen ku ngga ada yang jelek.😂

      Wah ingat saja kalo dulu pernah bikin cerpen ada ikan bandeng nya, sebenarnya ngga cuma bandeng, hampir semua ikan seperti kembung, tongkol, mujaer suka, tapi yang paling suka kalo ikannya gratis.😋

      Pengin buka rekruitmen sih, cuma ngga ada duitnya, kalo yang ngedit mbul nanti takutnya malah jadi tambah bagus postingan nya.😁

      Hapus

    6. Benar Mbul Banten terkenal dengan jawaranya...Aku pernah malah kepedalaman suku Baduynya orangnya malah baik2...Dan jawara Banten juga banyak punya ilmu kebal lhoo...😊😊 Contoh kang Agus kebal lhoo kalau dibacok, Biar ratusan kali juga tetap nggak mempan....Tapi kalau dirayu Janda sekali ilmunya langsung luntur..🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    7. Wah berarti ilmu kenalnya ngga pakai formalin makanya langsung luntur 😂

      Wah keren kang pernah ke Baduy, aku sudah 20 tahun disini tapi belum pernah kesana, tapi orang Baduy kadang ke Cikande jualan madu sih.

      Hapus
    8. ga kok...

      beneran ceritanya bagus menurut mbul...soalnya aku suka kalau yang tema horror ini kisahnya sekawan yang uda ada beberapa sekuel kaan...yang tokohnya uda paten banget : Agus, Satria aka Dahlan, Herman, Jaey...sekarang ditambah khanif...ini aku suka klo horrornya tentang sekawan ini...wkwkwk..aturan mbul diajak juga kapan kapan sebagai adiknya kalian, maybe wkwkwkwk #e ga ya abaikan si mbul hahhaaha..

      ga ...maksud mbul cerita yang spesialis horrornya sekawan ini selalu bisa bikin ku ikut kayak nyaksikan langsung setting tempat dan suasana ceritanya...kayak rumah yang lampunya sesuai ama slogan pemerintah aka remeng remeng ini wkwkkw....mana sumur ada di luar pulak...herannya diriku langsung bisa berimajinasi gitu wkkwkwk...mjuga keberadaan si pohon jambu air...eh salah jambu air mah di tempat mbul...jambu onye maksudku..

      madu suku baduy? dulu mbul juga sering liat..yang orangnya pakai baju hitam kan..kabarnya madunya asli tanpa campuran. Jadi manis gitu deh ^^

      Hapus
    9. Sebenarnya mbul mau dijadikan tukang warung makan tapi karena honornya dikit jadinya tidak jadi.😂

      Benar orangnya pakai baju hitam terus biasanya tangannya ada gelang dari akar kayu. Selain jualan madu biasanya juga jualan golok.

      Hapus
    10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    11. Wah kenapa ngga mau jadi tukang warung, padahal cocok buat mbul yang suka masak.😁

      Hapus
    12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Hahaha, mantan preman dilawan 😅 Btw untung gajadi bengkak anunya 😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga jadi bengkak tapi jadinya lecet karena kebanyakan digaruk sebab gatal kebanyakan makan ikan bandeng.🤣

      Hapus
    2. Kasih getah jambu monyet anunya biar lecet2 dan memar...🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    3. Jadi ngiler dengar jambu monyet air, terakhir makan itu waktu kecil, waktu ada pohonnya depan rumah😅

      Hapus
    4. Emang ada buah jambu monyet air Huuuu....🤣🤣🤣🤣

      Kalau jambu air ada Huuu...😁😁

      Kalau jambu monyet nggak usah pake air Huuu...🤣🤣🤣🤣


      Beeehaaaa suuueee..🤣🤣

      Hapus
    5. Mungkin di Kalimantan ada jambu monyet air kang, spesies khusus hasil penelitian dari J-industry.😄

      Hapus
    6. Jambu air dan jambu monyet maksudku digabung aja jadi jambu air monyet 😅😅

      Hapus
  3. horor bercampur "humor"...hehehe.

    # selamat menikmati hidangan sahur!

    BalasHapus
  4. baru sadar abis cek kalender jawa...ternyata semalam itu beneran jumat kliwon wkwkwkkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, di kalender aku kok Jumat Lego, kalo Jumat Kliwon tanggal 9 April, paling nanti 14 Mei pas lebaran.😄

      Hapus
    2. jangan ngomongin lebaran dulu ah, gw baru menikamti masa-masa puasa dirumah, sayang banget kalo harus cepet berahir hohoho :D

      Hapus
    3. malam jumat aka kamis malamnya yang kliwon..kalau hari jumatnya baru jumat legi hi hi hii

      Hapus
    4. 🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄

      Hapus
    5. gegegegekkkk...#model ketawa barubala si mbul 🙃🙃🙃

      Hapus
  5. Wkwkwkwkwk... Hantu nakutin preman, auto hantunya yang takut. 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata preman ngga takut sama hantu ya, tapi takutnya sama bini makanya mau kerja.😁

      Hapus
  6. ininih yang namanya preman di dunia nyata dan di dunia gaib, demit aja udah nyerah nakutin, cocok nih mas herman buat jadi ghostbuster aja wkwkwk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betul Nif soalnya hantunya cuma boneka...Pak wawan beli ditoko online...Makanya Herman nggak percaya.😁😁


      Karena dulunya Herman bergurunya sama Raja Setan jadi ia sangat anti sama segala jenis merk setan yang merek abal2..🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    2. Kok tahu kang, jangan-jangan kang satria ini yang jualan boneka hantu sama pak Wawan.🙄

      Hapus
  7. Melihat gambar rumahnya jadi takut, bukan karena angker tapi khawatir kalau ada gempa rumahnya langsung ambruk, hehehe.

    Pocong ternyata takut sama air liur, ilmu baru ini. Kalau ada pocong bisa langsung menyediakan segalon air liur untuk mengusir, hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya salah ambil gambarnya, harusnya ambil rumah tangga saja kali ya.😂

      Mungkin Herman belum sikat gigi makanya pocong nya langsung kabur 🤣

      Hapus
    2. rumah yang terbuat dari tangga, boleh tuh, hahaha.

      Nah, belum sikat gigi plus lagi berpuasa, dijamin pocong langsung kabur tanpa pamit, hehehhe

      Hapus
  8. Eh, oh .., kenapa tuh pocong warna matanya jadi merah menyala mengerikan gitu, yaa ..., apa gegara reaksi kaget lihat anu-nya mas Jaey 😱 ?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi atau hantunya mabuk2an dan begadang 😅😅

      Hapus
    2. Waduh, bulan puasa malah pada bahas anu.😱

      Hapus
    3. Wuakakkaaksks ..
      Monmaap suhuuu 🤣🙏

      Sungkem

      Hapus
  9. krn nampaknya sudah kebal, jadipada ga takut lagi yaa om hiiihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya hantunya harus pakai cara baru buat nakutin ya.😄

      Hapus
    2. Gimana cara baru dalam menakut-nakuti menurut Kak Agus? Wkwk

      Ternyata yang namanya preman dimana-mana selalu ditakuti ya wkwk.

      Hapus
    3. Makanya kalo mbak Lia mau aman, cari pasangan yang mantan preman eh..😂

      Hapus
  10. Ini bisa janjian gini dengan mas Himawan artikelnya tentang mistis hehe... Itu Herman ketakutan atau latah sering nonton film warkop hehe.. Horor komedi ini artikelnya antara seram dan konyol campur aduk...

    BalasHapus
  11. biasanya pohon nangka itu kuntilanak tapi ini keluarnya pocong haha
    aku ga apal klo penanggalan jawa tiap malam apa keluarnya apa
    bagaimanapun, preman lebih ngeri daripada hantu
    hahahahaha

    BalasHapus
  12. Nahllooo kok blognya nggak ada gambarnya kalau pake Firefox...Apa jangan2 lagi bakar lilin...🙄🙄🙄🙄🕯🕯🕯🕯🕯🕯🕯

    BalasHapus
    Balasan
    1. tadi siang uda mo mewek ga kebuka gambarna...hiks...e malem uda bisa dibuka horreeeww 👉👉👉crome 🥴🙄

      Hapus
  13. iih ini karena Mas Jaey mau pipis sembarangan kayaknya Mas Agus, makanya penghuninya marah duluan. Untungnya Mas Herman ga kalah gertak ya.. Liurnya ajib juga bisa nakutin pocong xixixi

    BalasHapus
  14. wkwkwk endingnya.. pocongnya kabur takut ketularan kopid..

    BalasHapus
  15. Bruakakakak.. menyeramkan tapi lucu 🤣. Bagus Mas Agus cerpennya seperti biasa.. 😆

    Terkesima sama sosok Herman. 😂. Ternyata profesi terdahulu sebagai ex Preman berguna juga ya.. sampe Pocong pun dilawan 😁.

    Sosok Satria juga.. kerenn lah bisa buat ajian pamungkas bikin pager tak kasat mata 🤭. Coba pesen satu buat dipasangin di rumah.. wkwk.

    BalasHapus
  16. Wuidih mas satria sakti banget disini, bisa buat pager gaib penangkal poci

    Tapi akhirnya jd sakti semua sih karakternya, hantunya aja sampe tobat ga mau ganggu lagi haha

    BalasHapus
  17. Naah gitu dong..? baru kali ini semua nya nggak ada yang takut sama setan, hantu, kunti dan lain lainnya. Ilmunya Satria mempan juga ya ? Wah hebat pocong nya aja lari ngibrit kalah sama Herman.. Wkwkwk..
    Mungkin jangan-jangan para hantu dan setan malah ketakutan karena lihat wajah-wajah sangar Agus, Herman,Jaey dan Khanif... wkwkwkw... becanda..
    Memang katanya setan itu kalau kita berani.. mereka jadi keder.nggak berani sama kita.


    BalasHapus
  18. hahahha kalau perlu dilawan aja ya si poci
    kalau orang jawa sini mungkin beberapa akan bilang "aku ora ngurus, sing penting nggak diganggu"
    meskipun mau diliatin atau apa pokok ga menampakkan diri kayaknya cuek aja
    tindakan herman oke juga :D

    BalasHapus