Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara mengetahui warung ramai pakai penglaris atau tidak untuk orang biasa (non indigo)

 

Sudah bukan rahasia lagi kalo warung bakso milik pak Ahmad yang ada di pojok jalan ramai sekali, biarpun baru buka jam 11 siang tapi kalo habis magrib dagangannya sudah habis. Padahal tempat makannya itu tidak terlalu bagus tapi anehnya selalu laris.

Tak heran kalo ada beberapa warga sekitar yang bicara kalo warungnya pak Ahmad itu pasti pakai pesugihan penglaris, salah satunya ya Khanif, yang kebetulan sedang kerja di proyek di timur ibukota Jakarta. Kontrakan nya  sebenarnya tidak terlalu dekat dengan warung bakso itu tapi tiap pulang kerja proyek selalu lewat dan melihat beberapa pembeli antri sehingga bikin penasaran.

Sore ini pemuda itu sengaja ngobrol ke temannya Satria untuk membicarakan hal tersebut karena ia penasaran, mumpung kerjaan libur karena hari Minggu. Kebetulan temannya itu sedang nganggur leyeh-leyeh depan rumah kontrakan tempat dimana mereka tinggal sambil main hape dibawah pohon mangga ditemani semilir angin sore plus satu gelas kopi hitam.

Setelah basa basi sebentar tentang kerjaan di proyek plus disambung kandidat capres pemilu 2024 nanti, akhirnya Khanif berani ngomong hal tersebut yang mengganjal di hatinya.

"Kang Satria tahu warung bakso pak Ahmad tidak?"

"Ya tentu saja kenal Nif, biarpun aku tidak terlalu beli baksonya tapikan kita sering lewat warung. Tumben nih ngomongin itu, apa kamu mau traktir aku makan bakso ya?"

Khanif hanya nyengir." Enggak kang, aku juga tidak terlalu suka bakso."

"Lha, terus ngapain ngomongin warung itu?"

"Gini lho kang, menurut si Ruslan teman kerja kita di proyek yang merupakan warga sini. Katanya warung pak Ahmad itu pakai penglaris atau semacam pesugihan gitu lah, makanya usahanya bisa ramai sekali. Sehari bisa habis 400 mangkok, padahal harganya 15 ribu."

"Tahu dari mana kamu kalo habis 400 mangkok dalam sehari Nif? Emang kamu nongkrongin terus?"

"Saudara si Ruslan ada yang kerja di tempat itu kang, padahal tempat makannya biasa saja karena aku pernah ke sana, tapi herannya kok bisa ramai benar ya." Ujar pemuda itu penasaran.

"Lha, terus apa hubungannya sama aku Nif? Memangnya kau kira aku ini Dukun apa, bisa tahu hal gaib seperti itu?"

Pemuda itu kembali nyengir." Ya enggak kang, cuma kang Satria kan pintar, biasanya tahu segala macam. Nah, aku mau tanya, bisa tidak kang, orang awam atau biasa seperti saya ini tahu kalo suatu warung yang ramai itu pakai penglaris atau tidak."

"Aku rasa wajar kalo warung makan pakai penglaris agar dagangannya ramai, misalnya ke kyai atau ustad dengan doa dan air putih. Namanya juga usaha."

"Kalo itu mah aku tidak masalah kang. Yang aku maksud, itu warung yang pakai penglaris semacam pesugihan Buto Ijo agar warungnya ramai sekali. Nah, aku kan bukan indigo atau orang yang bisa melihat makhluk halus. Ada tidak caranya untuk orang awam tahu warung yang pakai pesugihan seperti itu?"

Yang ditanya manggut-manggut. "Punya rokok dua batang enggak Nif, tapi yang kretek ya."

"Oh, caranya biar tahu suatu warung itu menggunakan penglaris pakai rokok kretek ya kang, apa asapnya di tiup ke warung itu?" Seru Khanif antusias.

"Ya enggak, hanya mulutku asem dari tadi pulang kerja belum ngerokok."

Jancok makinya tapi ia keluarkan juga sebungkus rokok kretek 234 dari sakunya.

Setelah menghisap rokok dan menyemburkan asapnya barulah Satria yang merupakan teman sekolahnya khanif dulu itu bicara." Sebenarnya ada caranya Nif biar orang biasa tahu suatu rumah makan atau warung bakso pakai jimat atau tidak. Caranya ada tiga macam."

Lelaki muda itu kembali antusias." Caranya apa saja kang?"

"Pertama, jika rasa makanan yang di makan ditempat itu beda jauh dengan jika dibawa pulang ke rumah. Jadi kita misalnya makan bakso disana kok enak sekali bahkan pengin nambah, tapi begitu dibungkus dan dibawa pulang kok rasanya biasa atau malah tidak enak."

"Oh begitu ya"

"Tapi itu juga bukan hal mutlak sih, bisa saja rasa makanan berubah karena faktor lain yaitu karena dimasukkan ke plastik atau styrofoam rasanya memang sedikit berubah karena bahan pembungkusnya, jadi agak bau sedikit gitu. Bisa juga makanan itu jadi tidak enak karena bau-bau omongan tetangga tentang warung itu."

Hehehe, ia hanya tertawa saja disindir begitu.

"Terus cara kedua gimana?"

Teman karibnya itu menghisap rokoknya dulu baru melanjutkan." Yang kedua adalah dengan melihat dapurnya, apakah tertutup atau terbuka. Biasanya warung yang pakai penglaris itu selalu tertutup. Dapurnya hanya untuk pemilik warung saja bahkan pembantu atau pegawainya saja tidak boleh masuk."

"Wah mencurigakan ya kang, apa mungkin di dapur tertutup itu ada pocong atau pesugihannya yang sedang kerja agar makanan nya enak ya?" Tambah khanif.

"Ya enggak juga Nif. Siapa tahu dapurnya tertutup karena ada alasannya. Kamu tahu sendiri kan kalo dapur buat masak itu biasanya kotor dan berantakan, jadi sengaja ditutup agar pembeli tidak lihat sehingga nafsu makannya hilang."

"Lha, tapi itu kenapa pegawainya tidak boleh masuk dapur?"

"Kamu itu su'udzon melulu, siapa tahu itu agar tidak ada pegawainya yang melihat bumbu rahasia yang bikin makanan enak. Kamu tahu kan, kadang ada pegawai yang pengin tahu rahasia bumbunya apa, setelah tahu lalu bikin warung saingannya, dekat lagi. Jadi siapa tahu pak Ahmad sengaja merahasiakan nya agar warungnya tetap laris."

Mendengar penjelasannya pemuda itu jadi kecewa." Yah, kirain bisa tahu caranya."

Melihat sahabatnya itu kecewa maka Satria ketawa." Kan masih ada cara ketiga Nif, dan aku jamin cara ketiga ini manjur."

"Ah masa sih kang, jangan-jangan cara ketiga itu nyuruh aku jadi Indigo dulu agar bisa lihat makhluk gaib."

"Ya tidaklah Nif, kan ini tipsnya untuk orang awam.  Lagian kalo kamu jadi indigo paling indigonya ingin digoda rongdo nya Miranda."

Khanif jadi tertawa mendengarnya." Tapi sayangnya cintaku ditolak kang."

"Yah, baru ditolak sekali saja sudah nyerah, Cemen amat. Pepet terus Nif, lama-lama ia akan mau juga, percaya deh."

"Memang cara ketiga apa kang? Awas beneran bisa untuk orang biasa dan manjur ya." Jawabnya mengalihkan perhatian temannya dari membicarakan janda muda yang disukainya.

"Oh iya." Ujar Satria." Cara ketiga dijamin ampuh Nif. Kamu bisa langsung praktek kalo sudah aku kasih tahu caranya."

Khanif makin antusias mendengarnya." Memang caranya apa kang?"

Satria menghabiskan rokoknya dulu barulah ia menjawab.

" Cara ketiga ini ialah dengan bertanya langsung pada pak Ahmad, apakah ia pakai pesugihan/penglaris atau tidak. Jika dia jawab iya berarti pakai, tapi kalo tidak ya kemungkinan enggak. Tapi kamu harus siap sedia, siapa tahu pak Ahmad bukannya menjawab pertanyaan mu tapi malah marah dan kamu disiram kuah panas dari dandang hahaha." 

Jancoook~

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

85 komentar untuk "Cara mengetahui warung ramai pakai penglaris atau tidak untuk orang biasa (non indigo)"

  1. Biasanya si kalau penglaris itu suka buang air semacam comberan gitu ke daerah di sekitarnya
    Kalau tanya langsung si boleh aja mas
    Kan namanya klarifikasi
    Nanti sekalian endorsin yang punya warung
    Ditulis gede
    warung Ini Free Penglaris, Murni Usaha sendiri hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau penglaris caranya macam2 pak guru...Nggak mesti nyiram air comberan disekitarnya saja...Bisa juga nanem sesuatu dibagian sekitar warungnya... Bisa juga dengan menaruh patung2 yang nggak sesuai dengan menu makanan yang dijualnya..Jadi terkesan aneh.😁😁 Dan masih banyak lagi dah...Intinya kalau mau tahu warung pakai penglaris apa nggak yaa ikutin tips cerita diatas. Tanya langsung kepemiliknya.🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏃🏃

      Hapus
    2. Wah kang satria tahu banyak ya, jangan-jangan toko plastik nya juga pakai penglaris.😅

      Hapus
    3. Penglarisnya beda mas, beliau pajang SPG selusin sebagai penglarisnya 😛😛

      Hapus
    4. Sama saja, SPG kan juga penglaris.🤣

      Hapus
  2. wkwkwk kalo tanya langsung ke pemiliknya bisa-bisa langsung di gampar kang :D, mending aku nyuruh mng agus yang berani nanya hal tersebut langsung ke pemiliknya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah disini tidak ada mang Agus, adanya khanif sama satria doang mas.😂

      Hapus
    2. tar aku culik mas agusnya biar ada disitu hahaha

      Hapus
    3. Wah mas khanif sekarang jadi tukang culik ya.

      Dari pada nyulik Agus, mendingan nyulik rongdo mas.😂

      Hapus
  3. Kalau langsung tanya ke pemiliknya nanti bukan dapat jawaban, malah dapat siksaan 😭🤣. Kok nggak ada tips ketemu celana dalam di dalam panci kuah, Kak? 🤣 Soalnya paling sering denger kejadian seperti ini nih kalau ada warung yang ramai, langsung deh tersebar isu seperti itu 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh benar juga ya, kadang ada isu seperti itu juga, katanya pegawainya nyiduk kuah bakso di dandang malah dapatnya celana dalam.😂

      Mungkin kak Lia bisa bikin cerita seperti itu di blognya.😅

      Hapus
    2. Sering dengar juga isu seperti itu tapi terkadang itu hanya trik ibu2 biar anaknya gak sering jajan 🤣

      Hapus
    3. Wah benar juga ya, berarti karena bokek ngga punya duit jadi nyebar isu ini.🤣

      Hapus
    4. Iya tapi soal sempak itu juga benar, terkadang pelakunya sendiri yg cerita terus bilang "jgn bilang siapa2 ya!" Begitu seterusnya 😅😅

      Hapus
    5. Wah kok tahu, apa pelaku nya itu yang komen atas saya ya.🤣

      Hapus
  4. ternyata di sini mas satria n mas khanif seumuran ya...masih sama sama remaja atau bujangan tanggung wakkakaak...oh ternyata favoritnya rokok kretek, perasaan die udah ga ngrokok n ga ngupi wkwkkw...#guyon..

    mas agus mbul masih ingat ini pasti keinspirasi dari postingan si khanif yang bahas nasgor ama kwetiaw rebus ฅ(^・ω・^ฅ)

    tapi ngomongin makanan dibungkus pake styrofoam mbul ga gitu suka mas...iya ew rasanya jadi lain kayak pas abis diciduk dari kualinyah..tapi ada pula yang mbul ga sreg yaitu kalau modelan kuah misal mie ayam atau baco yang dibungkus tapi kok pake kresek...kresek pink sih atau yang putih...tapi bayangan mbul kalau kresek ntuh lain ama plastik yang buah bungkus makanan langsung...

    etapi mbul jadi kepengen maem bakso mas...yang kuahnya kentel..dikrutin saos kecap n sambel ampe banjirrrr hwaaaa..ntabh buah ujan ujan n dingin dingin mendung

    ฅ(=චᆽච=ฅ)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ceritanya khanif itu umurnya baru 27 tahun, sama dengan satria yang baru 72 tahun eh 😂

      Wkwkwk tahu saja, memang cerpen ini sebenarnya sudah lama bikinnya cuma baru diterbitkan sekarang, dulu bikin cerpen habis baca postingan mas khanif tentang nasgor dan kwetiau. Dasar orang tidak punya ide aku ya.😂😂😂

      Mungkin tukang baksonya penggemar blog mbul, jadi pakai kresek pink buat bakso karena tahu mbul sukanya warna pink.🤣

      Hapus
    2. Kirain saya terinspirasi karena habis baca artikel yang wara wiri di beranda Opera mini.

      Hapus
    3. Artikel di Opera mini itu yang tentang cewek jualan kue di pinggir jalan tidak pakai bra ya mas.🤣

      Hapus
    4. artikel sekarang suka unik unik ya, mungkin biar banyak yang ngeklik.. kalau menurutku sih kalau ga pake bra itu lebih lebih sehat dan nyaman ketika menjelang tidur, tapi kalau bukan jamnya ya menurutku nyleneh 😂

      Hapus
    5. Tapi katanya di luar negeri sih bukan di Indonesia, jadi ngga nyeleneh juga.😅

      Hapus
  5. Dlu di MWB kalau gak salah ingat Pak Nana pernah mengupas tintas cara mengetahui itu, tapi aku lupa.., yg kuingat cuma kalau gak salah entu makanan di muntahin jin jadinya enak, muntah jin sepertinya enak, huek hihi 😅

    Tapi betul juga tuh, cara jitu ya tanya langsung, sambil goyun mungkin bertanyanya "Rame bener pak, pake penglaris yee?" 😅 tapi sebelum bertanya siapin tameng dulu atau pake baju IronMan biar pas disiram kuah panas bisa menangkis, atau tanya lewat WA biar aman, wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh pak Nana pernah bahas ini, yang aku tahu dari blog pak Nana malah midi sama ringtone saja.😂

      Hapus
    2. Iya sekitar beberapa hari sebelum MWB tutup Pak Nana posting itu, kemungkinan gara2 beliau posting itu makanya MWB tutup 🤣🏃‍♂️🏃‍♂️

      Hapus
    3. Bener ga mas kalau kita ngomongin orang ky gitu pas orangnya sedang makan bisa tersedak, kita bikin semua org tersedak yuk 🤣

      Hapus
    4. ☝🏾☝🏾☝🏾☝🏾🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    5. Katanya sih gitu, coba tanya pak Nana, hari ini kesedak enggak.🤣

      Hapus
    6. Akhirnya terungkap sudah kenapa mwb tutup.

      Hapus
    7. Mwb tutup karena penglaris nya dicabut sama pak Nana mas.😂

      Hapus
  6. Wah leyeh-leyeh di bawah pohon mangga. Ngomong-ngomong, pohon mangganya itu punyanya Pak Haji Dahlan bukan, mas 🤭? Jangan-jangan pas nggosipin Pak Ahmad, Pak Haji ikut nguping, lagi. Bisa gaswat kalau Pak Haji ngadu ke Pak Ahmad. Hehehe. 🤭

    Tips nya Mas Satria masuk akal banget, nih. Tentunya yang paling simpel dan dijamin keakuratannya adalah dengan pakai cara ketiga... dengan resiko teraniaya. 🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. ☝🏾☝🏾☝🏾☝🏾🙄🙄🤣🤣🤣🤣🤣🤣😆😆☝🏾☝🏾☝🏾

      Hapus
    2. Kurang tahu juga itu pohon mangga punya pak haji apa punya bini keduanya kang Satria.😂

      Ayo mbak Roem coba, tanya sama yang punya warung laris tapi agak mencurigakan.🤣

      Hapus
    3. Kalau aku sih selalu berprasangka baik, mas. Kalau enak tetep makan, kalau gak enak ya gak diulangi makan di sana. 🙈

      Ngomong-ngomong, mas agus udah pernah coba tipsnya, mas? 😁

      Hapus
    4. Udah nyoba tips pertama doang, kalo makan di tempat baksonya enak tapi kalo di rumah kurang enak, soalnya kuahnya sudah adem.😂

      Hapus
  7. Paling bener emang cara ketiga, cuma kudu kuat dan tahan banting aja pas nanyanya. Wkwkwkw...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti yang tanya kayak gitu, tidak disiram air tapi dibanting ya mbak.😂

      Hapus
  8. Hahaha langsung ditanya terus pada tuan kedai ya. Ikhlas dan jujurrrr 😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali kak, tinggal tanya sama tuan kedai.🤣

      Hapus
  9. ngeri juga akibatnya kalau tanya langsung....
    😁😁😁

    nice posting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya pakai baju Ironman sebelum tanya pak.😅

      Hapus
    2. Kalau beliau cocoknya pakai tameng Kapten Amerika mas 😛😛

      Hapus
  10. Hahahaha pakai cara ketiga aja tanya langsung ke Pak Ahmad wkwkwkwkw 😂😂 Iya sih, aku pernah denger pesugihan penglaris dengan telur bebek yang ditanam di bawah ubin gitu, mas. Ada juga yang katanya ada tuyul yang ngeludahin baksonya dll. Ah bingung....😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, cara paling akurat memang tanya langsung, tapi harus siap-siap kalo pemiliknya ngamuk.🤣

      Hapus
  11. Endingnya selalu saja bikin kocak hahah. Tapi bener juga sih ini tipsnya, bisa dipraktikkan oleh semua orang biasa wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kang Dede, tips nya bisa untuk orang biasa tapi harus kuat kalo pakai cara ketiga.😁

      Hapus
  12. cara yang ketiga adalah cara yang paling ampuh sekaligus paling beresiko, ha-ha, kalau pak Ahmadnya ngamuk bisa bahaya banget tuh, bisa-bisa nanti dandang dan kuahnya terbang, hi-hi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa tahu pak Ahmad ngga marah ditanya begitu tapi malah senyum dan ngasih semangkok bakso.😊

      Semangkok bakso yang udah dikasih obat biar mules seharian.🤣😂😂😂

      Hapus
  13. cara untuk melariskan perniagaan cara mudah ialah...hasilkan menu paling sedap, harga berpatutan, servis terbaik dan lokasi strategik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali pak, harga murah tempat strategis dan pelayanan terbaik, itu lalu sekali apalagi kalo jualan di mall.😊

      Hapus
  14. Wah, baru tahu kalau makan di warungnya makanan lebih enak daripada dibungkus nyantap di rumah, tandanya warung tersebut pakai pelaris. Boleh jadi juga ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini hanya guyonan saja Bu, jangan dianggap serius.😂

      Hapus
  15. Cara yang terakhir bisa juga tuh dipakai buat mengambil alih akun orang tanpa bantuan aplikasi..hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ☝🏾☝🏾☝🏾☝🏾🙄🙄🤣🤣🤣🤣🤣🤣😆😆☝🏾☝🏾☝🏾

      Hapus
    2. Boleh dong, kasih tahu email dan password FB mas Herman apa.😅

      Hapus

    3. 🙄🙄🙄🙄🤔🤔🤔🤔🤔😳😳😳

      Hapus
    4. Baru saja saya baca artikel di beranda Opera mini wanita cantik pejual kue lekker ditegur polisi karena berjualan memakai penglaris yang sangat unik, dia berjualan tak memakai bra hanya mengenakan sweater barkancing satu... wkwkwk

      Hapus
    5. Oh, password FB mas Herman itu: ngga pakai bra.😂

      Hapus
  16. Hahaha ... meskipun dengan guyonan, yang mau mas penulis sampaikan supaya jadi orang itu jangan berprasangka negatif mulu ya mas?

    ya meskipun ada yg pakai penglaris, yg gk pakai tapi tetp laris jadi sering dianggap pakai pelaris.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali kang, kalo ada warung laris biarpun tempatnya sempit jangan langsung berprasangka buruk dulu pakai pesugihan.😊

      Siapa tahu ia pakai dukun yang mahal harganya.😂😂😂

      Hapus
  17. Barusan saya tanya, penglarisnya namanya facebook ads, kata Pak Ahmad. 60 ribu per iklan keep 1 bulan bisa menjangkau puluhan ribu calon pelanggan. Hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mantap itu bisa menjangkau puluhan ribu calon pelanggan.😊

      Baru calon.🤣

      Hapus
  18. Setiap baca penglaris, saya malah mikir penggaris 😅
    Pernah juga denger cara yang pertama, tapi seperti Satria bilang, berubahnya rasa makanan bisa jadi ada faktor lain, tapi pastinya ngga akan jauh-jauh amat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Nisa kan guru, jadi ingatnya penggaris.😊

      Betul sekali mbak, siapa tahu rasa makanan berubah tidak enak karena bau-bau omongan tetangga.🤣

      Hapus
  19. Khanif harus diwanti-wanti deh, cukup dua, cara pertama dan kedua aja untuk menjawab kecurigaannya tehadap tuh warung, daripada coba coba cara ketiga, kuyup deh muka kena air panas 😂😁😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi khanif mau nyoba cara ketiga, udah nyiapin payung katanya.😅

      Hapus
  20. Dari pada repot2 pake cara 2 dan 2, mending langsung aja tanya pake cara ke 3 ya mas agus. hahahaha..😂😂
    Klo rasanya beda dibungkus dan bawa pulang, susah jg klo skrng jaman udah orang senengnya nge gofood n grabfood ya, yg ada ntr malah ga laku 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha betul sekali, sekarang jaman online, pesan makanan juga online biarpun rasanya mungkin agak beda dengan makan ditempat.😀

      Hapus
  21. Sejujurnya ya, saya belom pernah tahu ada makanan yang sama enaknya makan di tempat ama dibawa pulang, rasanya pasti beda.

    Kalau menurut saya mungkin karena kalau makan di tempat kan masih segar dan panas, kalau dibawa pulang udah dingin, beda rasanya.
    Belom lagi kalau dibungkus kan mesti terkontaminasi rasanya dengan bungkusannya ya.

    Paling mudah memang tanya langsung, sambil siapin payung sebelom diguyur air bakso wakakakakaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mak Rey setiap makanan yang beli ditempat sama yang dibawa pulang pasti beda...Terkecuali kompornya ikut dibawa pulang juga pasti tetap hangat terus makanannya.🤣😋🤣


      Betul mak Rey, Jadi kalau makanannya mau nggak berubah rasa yaa kompornya ikut dibawa pulang juga.🤣🤣🤣


      Jangan payung mak Rey tapi ilmu halimun kabut...Jadi pas disiram air bakso panas bisa hilang tertutup kabut.🤣🤣🤣🤣🤣😆😆😆


      Hapus
    2. Wah betul banget kata mbak Rey, memang kalo makan di tempat lebih enak itu karena masih segar ya terutama bakso, beda dengan makan di bungkus. Udah gitu tidak langsung pulang ke rumah tapi mampir dulu ke mall, terus ke alun-alun, baru pulang ke rumah makan bakso, baksonya jadi adem dan ngga enak lalu disangka pakai penglaris.😂

      Hapus
    3. Wah kang satria sekarang mainnya pakai ilmu gaib macam halimun kabut.😅

      Hapus
    4. Astagaaaaa, kungakaaakkkk wakakakaka.
      kalian ini kalau nulis loh, bisaaaa aja gitu spontan jawab gitu wakakaka.
      Itu KangSat, idenya luar biasa, jadi kan saya bisa mampir alun-alun dulu sambil ngegembol kompor biar makanan tetap hangat wakakakakakaka

      Hapus
  22. Wkwkwkwkwk, kemungkinan besar penjualnya nyiram kuah bakso ke Hanif sih 😄

    Btw aku sbnrnya penasaran juga cara membedakan nya gimana mas. Kalo dulu aku ada asisten yg bisa melihat. Dia bisa tahu tuh mana yg pake penglaris mana yg ga. Tp udh resign orangnya. Asisten 1 lagi ga bisa melihat. Jadi kalo skr sih, aku based on feeling ajalah 😄. Kalo memang enak, ya sudah anggab aja bener hahahah

    BalasHapus
  23. hahahahaha
    astagahhh "jancok" dijawabnya
    tapi emang bertanya adalah salah satu cara paling manjur, dimana aja pokoknya, mau pinter ya nanya ke guru, mau nanya arah jalan ya nanya ke warga sekitar. The power of nanya
    kalau di kotaku, dulu sempet rame bakso laris bukan karena isu pesugihan, tapi karena emang enak dan terakhir-terakhirnya katanya pake daging tikus, hyaaaaaaa
    langsung drop pengunjungnya, waktu itu memang agak gimana gitu untuk pembuktiannya, warga umum kayak aku yang taunya cuman dari cerita orang-orang aja, tanpa melihat langsung proses dibelakang layarnya

    BalasHapus
  24. Tipsnya boleh dicuba nanti..hihi

    BalasHapus
  25. Di Selatan sini ada tuh mas warung yang pake penglaris, aku pas pertama kali lihat ya kaget, kok rame bener? karena aku liat tempatnya gak higienis, gak usah masuk, kita lihat dr jalan juga udah jelas bgt. Auranya juga gelap banget, kalo yang lagi pada makan bisa liat pasti bakal muntah di tempat deh. Trus ceritanya abangku beli di situ, enak bgt katanya. Tante sm om juga nyoba, dibungkuslah dibawa pulang, sampe rumah katanya anyep, gak ada rasa apa2 kayak perasaannya Miranda ke Khanif...eeeehh..

    Warung pinggir jalan, punya banyak karyawan dan gajinya gede untuk ukuran pelayan.

    BalasHapus
  26. Kang Satria positive thinking banget ya.. bagus banget cara berpikirnya, beneran lho....

    Di sini juga suka muncul desas desus mengenai pesgihan pada satu tempat makan yang rame. Allahualam.... yg penting kita sih kalau makan jgn lupa baca Bismillah ya. Hehehe

    Salam hangat selalu Mas...

    Sumpah luar biasa ceritanya ��

    BalasHapus
  27. wkwkwk.. cara yang ketiga luar biasyaaa yaaa...
    yang ada ditempeleng sama pak ahmadnya.. :D

    BalasHapus
  28. btw
    pake tamplet apa kak, comel banget

    BalasHapus