Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cinta Dunia Maya

 


Tiiing, sebuah pemberitahuan masuk ke hapeku saat aku sedang hendak masak mie instan. Segera saja ku raih ponsel dan melihatnya. Hatiku senang bukan main ketika melihat isinya.

"Dari siapa Nif, kok kamu jadi senyum-senyum gitu." Tanya temanku Satria yang juga sedang main hape di pojok ruangan, bedanya ia sedang nonton YouTube lagu campursari, sedangkan aku sedang asyik main sosmed tepatnya Facebook.

"Ada deh." Jawabku singkat sambil buru-buru menuangkan mie kedalam piring. Ia hanya geleng-geleng kepalanya lalu melanjutkan menonton video Wiwik sagita.

Yes, aku senang sekali ketika melihat gadis yang aku incar akhirnya mau menerima pertemanan.

Sejak putus dari Miranda (baca cerita sebelumnya: Kisah Cinta di Pinggir Ibukota dan Ku Tunggu Jandamu) aku memang tidak terlalu bergairah menjalani hidup hingga temanku Satria yang kasihan melihatku memberi tahu kalo ada cewek kenalannya yang juga mirip dengannya.

Tentu saja aku jadi tertarik dan ingin bertemu, tapi sayangnya ia bilang kalo itu hanyalah teman Facebook.

Aku segera melihat profilnya. Benar saja ia memang mirip Miranda. Namanya Rahayu dan ia masih single kalo dilihat dari profilnya. Umurnya seumuran dengan ku yakni 27 tahun. Umur bagiku tidak masalah, yang penting ia mirip Miranda atau artis idolaku.

Segera saja aku membuka akun Facebook dan minta pertemanan. Aku memang sudah agak lama tidak bermain Facebook karena suatu sebab, selain itu juga bosan.

Tak disangka sudah tiga hari aku menunggu sambil sekali kali update status tapi belum ada notifikasi pertemanan diterima. Aku segera ngobrol dengan Satria.

"Ya sabar Nif, Ayu kan cantik, jadi wajar kalo banyak yang minta pertemanan jadinya mungkin namamu keselip atau tidak kelihatan."

"Ya, tolongin dong, kang Satria ngomong sama dia kek atau gimana."

"Aku juga tidak terlalu akrab dengannya Nif, lha kamu kan tahu sendiri kalo aku ini lebih banyak kerja jadi kuli daripada pegang hape main FB. Facebookan cuma buat iseng doang. Ntar aku coba deh, tapi sebelumnya isi kuota ku dulu ya."

Aku tentu saja dongkol tapi pergi keluar menuju konter juga untuk mengisi kuota 1 GB untuknya.

Tapi tidak sia-sia juga aku membelikan kuota. Esoknya ada notif bahwa pertemanan diterima, yesss.

Sejak berteman dengannya maka aku agak bebas melihat profilnya termasuk koleksi fotonya. Ah, Rahayu benar-benar cantik, tidak kalah dengan Miranda, baik memakai jilbab ataupun rambutnya tergerai ia tetap mempesona.

Segera saja aku beraksi. Ku like hampir semua statusnya dan tentu saja ikutan nimbrung dan ngobrol di kolom komentar, padahal aslinya aku pemalu. Beruntung sepertinya tidak terlalu banyak cowok yang berteman dengannya, kulihat ia menerima teman sebanyak 300an saja, tidak sampai ribuan.

Setelah sebulan lebih agak akrab dengannya maka aku lalu memberanikan diri untuk ngobrol lewat jalur chatting messenger.

"Hai Ayu." Ketik ku sambil tidak lupa menyematkan emot senyum.

Pesan terkirim. Aku deg degan apakah pesanku akan langsung dibuka dan dibalas ataukah di cuekin saja. Ah, paling besok ia membalas ku batinku.

Tiing, sebuah chat messenger masuk ke hapeku. Tentu saja aku girang, kok cepat sekali dibalasnya.

"Hai juga mas khanif."

Aku tentu saja tambah senang. Ah, selain cantik orangnya ternyata dia juga baik. Akhirnya malam itu aku ngobrol panjang lebar dengannya, dari mulai kehidupan sehari-hari sampai hal lain dan hanya bisa diakhiri ketika baterai hapeku tinggal 10%.

Melihat responnya maka tidak menunggu lama lagi esok paginya sepulang kerja di proyek aku pun langsung chatting dia dan menyatakan perasaanku padanya saat Ayu sedang online.

Hatiku deg degan ketika melihat status pesan sudah dibaca tapi belum dibalas. Ah, apa aku terlalu lancang, padahal baru sebulan lebih kenalan.

"Kok tidak dibalas sih Ay. Kamu marah ya atau mungkin sudah punya pacar ya."

Kulihat ia sedang mengetik pesan.

Tapi sudah semenit lebih tetap saja belum ada pesan masuk.

"Maaf Ay kalo aku sudah lancang." Kataku meminta maaf. Ah, aku memang suka baper.

Tak menunggu lama sebuah pesan datang." Mas khanif ngga salah kok, cuma Ayu bingung saja."

"Bingung kenapa Ay, apa kamu sudah punya pacar? Tidak apa-apa kok berterus terang. Aku ikhlas kok."

"Enggak mas, Ayu masih sendiri, cuma inikan tiba-tiba."

"Oh kirain mas apa. Tapi masa sih orang secantik Ay belum punya pacar." Kataku menggombal. Pepet terus jangan kasih kendor, begitu saran Herman salah satu teman proyek ku ketika ku cerita.

"Dih, mas bisa saja, Ayu jelek kok dibilang cantik." Balasnya dengan memberikan emot love. Tentu saja aku senang sekali. Hari itu aku habiskan waktu ngobrol dengannya, bahkan ketika baterai drop aku tetap chattingan biarpun sambil di charger. Satria hanya geleng-geleng kepalanya saja sambil melihatku sambil tetap memutar lagu wedus-nya Wiwik sagita.

Sejak itu aku makin intim dengannya. Kini kami bukan cuma chatting lewat messenger bahkan juga WhatsApp. Ketika kulihat ia online, aku segera melakukan video call dengannya. 

Tak lama kemudian wajah cantik Ayu muncul di layar hape. Ah, wajahnya memang sesuai dengan namanya.

"Dih mas, kok video call an sih, kan Ayu belum dandan." Katanya malu-malu sambil merapikan rambutnya.

"Ah, kamu cantik banget Ay, mirip dengan artis idolaku Asmirandah." Kataku terpana melihat wajahnya. Ternyata benar memang wajahnya mirip Miranda. Aku memang ingin melihatnya langsung karena sering ku lihat seorang cewek yang aslinya biasa saja tapi memasang foto artis di akunnya.

"Ah, mas bisa saja." Katanya malu-malu sambil tersenyum. Aku sumringah biarpun kadang gambarnya agak goyang. Kalo video call lewat WhatsApp memang sering begini. Aku lalu menyatakan cinta ku padanya, yang ia jawab dengan anggukan kepala sambil tersenyum.

Yeeesss, batinku.

Begitulah, akhirnya aku jadi pacarnya Rahayu. Biarpun sebenarnya aku ingin sekali bertemu langsung dengannya tapi sayangnya jaraknya jauh. Aku di Jakarta sedang merantau sedangkan dia di Surabaya. Sebenarnya aku bisa saja naik kereta kesana tapi ketika aku ijin pada bosku ia menolak dengan alasannya proyek harus selesai tepat waktu. Aku akhirnya hanya bisa melampiaskan rasa rinduku dengan video call dan chatting setiap hari.

Aku sendiri berterus terang padanya kalo di Jakarta ini aku sedang kerja proyek. Ia menerimanya, yang penting halal katanya, tentu saja aku jadi girang. Ah, sungguh calon istri yang pengertian. Bayangan Miranda kini sudah hilang total dari hatiku.

Aku lalu berterus terang padanya kalo pekerjaan ku sebagai tukang di sebuah proyek karena itu memang keahlian ku. Ia tidak masalah, yang penting bisa cari uang dan halal katanya. Tentu saja aku girang luar biasa. Ah, sungguh calon istri yang solehah.

"Ay, kalo kita menikah, kamu maunya mas tinggal di Surabaya sama kamu ataukah di Jepara kampung ku?" Tanyaku pada suatu saat.

Ia merapikan dulu rambutnya yang hitam dan panjang." Terserah mas khanif saja, tapi kalo bisa sih jangan di sini."

"Lho, kenapa Ay?" Kataku heran.

"Rumahku sempit mas, selain itu ada dua mbak ku dan juga suaminya, belum lagi ibu. Sejujurnya aku ingin pergi dari sini, kadang cekcok, masalah kecil bisa jadi besar."

Aku tentu saja trenyuh. Ah gadis cantik belum tentu nasibnya baik. Akupun lalu menghiburnya dan berjanji akan menjemputnya suatu saat nanti kalo ada waktu luang.

Suatu pagi ketika aku hendak berangkat kerja ia tiba-tiba mengirim pesan. Biarpun waktunya sudah agak mepet tapi langsung aku ambil hape lalu membacanya.

"Ada apa Ay?"

"Ah enggak mas. Aku ganggu tidak?"

Tentu saja aku tersenyum sementara kang Satria berteriak agar aku menyudahi chattingan ku dan segera berangkat kerja.

"Ntar kang. Bentaarrr lagi." Sahutku.

"Ini sudah mepet Nif, kamu bisa sambung lagi nanti sore."

"Kang Satria berangkat saja dulu, ntar aku menyusul." Kataku lagi. Tidak biasanya ia chat pagi-pagi, berarti ada sesuatu, ataukah mungkin pagi-pagi ia sudah kangen. Pikiran ini membuatku ge'er.

Temanku itu ngedumel tidak jelas lalu ia keluar kontrakan.

Aku lalu bertanya pada pacarku itu lewat Video Call, tumben pagi-pagi sudah kirim pesan. Rahayu kelihatannya bimbang. Melihat hal itu maka aku memintanya untuk berterus terang saja.

"Sejujurnya aku ngga enak. Begini mas, ibuku sedang sakit tapi mau berobat tidak ada biaya. Rumah makan tempatku bekerja tidak mau kasih gajiku sementara karena belum waktunya gajian katanya. Kakakku sendiri masa bodoh, buat makan juga susah katanya." Rahayu memang bicara terus terang kalo ia bekerja sebagai pembantu rumah makan walaupun aku belum pernah melihat seperti apa warungnya.

"Oh kirain apa. Kenapa tidak ngomong terus terang."

"Aku ngga enak sama mas khanif."

"Ah, kenapa pakai tidak enak segala, toh nanti itu juga jadi mama mertuaku." Jawabku sudah menghayal.

Ia tersenyum manis sambil memajukan bibirnya sehingga aku tampak klepek-klepek. Ketika ia mengirimkan nomor rekening bank tanpa pikir panjang aku langsung mengirimi uang sebanyak 500 ribu rupiah seperti yang dimintanya.

"Kok namanya beda Ay." Kataku ketika hendak mengirim uang.

"Itu nomor rekening kakakku mas, aku tidak punya rekening. Uang kerja cuma buat makan sama kebutuhan sehari-hari."

Aku manggut-manggut, langsung saja ku kirimkan uangnya.

Begitulah, sejak saat itu aku dan dia jadi makin intim. 

Kini ia bukan cuma minta uang kalo hanya kepepet saja, bahkan bedak maupun skincare juga pakaiannya aku yang belikan. Biar cantik kalo video call an sama mas khanif, katanya yang membuatku makin manut.

* * *

"Nif, kamu disuruh ke warungnya Nurul tuh." Ujar Satria suatu pagi saat aku seperti biasa sedang asyik chattingan.

"Wah tumben, emangnya ada apa kang?"

"Kamu belum bayar hutang dari bulan kemarin katanya."

Tentu saja aku terkejut. Ku taruh hape dan coba mengingat-ingat, memang sepertinya aku belum bayar sejak bulan kemarin karena uang gajiku kebanyakan ku transfer pada Ayu.

Segera ku ambil dompet." Berapa jumlahnya kang?"

"670 ribu sama bulan ini."

Ku kasih tiga lembar uang kertas berwarna merah padanya." Maaf kang uangku cuma ada segini, bilang saja pada Nurul bulan depan nanti aku lunasi, atau kalo kang Satria baik hati, bayarin dulu hutangku."

"Jancoook, biasanya kamu banyak uang Nif bahkan sampai aku yang pinjam. Kok bisa kamu kehabisan uang padahal kamu jarang jajan."

"Anu kang, uangnya aku transfer ke kampung karena bapakku mau renovasi rumah katanya." Jawabku sekenanya. Ia hanya diam lalu keluar ruangan. Aku lega lalu mencoba melanjutkan chatting tapi sepertinya Ayu sudah offline. Terpaksa aku mengerjakan pekerjaan lainnya.

Tapi esok paginya temanku itu dongkol kepadaku." Nif, jujur saja uangmu selama ini kemana. Aku tadi di telpon bapakmu katanya kamu sudah tiga bulan. Bapakmu tidak minta uang sih, cuma was-was saja tidak biasanya kamu begini."

Aku yang sedang main Facebook tentu saja jadi kaget. Dalam hati agak dongkol juga kenapa kang Satria terlalu ikut campur, duitku sendiri ini.

Melihat reaksiku maka Satria tahu ada sesuatu. Ia segera merendahkan nada bicaranya." Nif, maaf nih bukannya aku mau ikut campur, tapi kamu tahukan, bapakmu sebelum berangkat menitipkan kamu padamu untuk dijaga. Aku hanya ingin tahu saja, tidak minta uangmu. Tumben amat kamu sampai telat bayar hutang, bahkan kata Agus, bulan kemarin kamu juga pinjam uang nya katanya buat transfer ke kampung biarpun sudah kamu lunasi. Atau... Jangan-jangan uangmu habis buat jajan di Kramat Tunggak nih."

"Waduh kang, kamu tahu sendiri aku tidak paham yang begituan, dan juga tidak pernah pergi jauh-jauh." Aku langsung mengelak, masa main ke lokalisasi terkenal di Jakarta.

"Becanda Nif, jangan serius gitu dong. Atau mungkin uangmu habis buat investasi ya?"

Aku tidak bisa mengelak lagi. Akhirnya aku cerita kalo selama ini uangku untuk dikirimkan ke Rahayu pacarku. Temanku itu manggut-manggut saja.

" Ya sudah ngga apa-apa kalo begitu. Memang sih kalo pacaran jadi agak boros, tapi sebaiknya jangan terlalu boros juga Nif, kamu tahu sendiri kan capek kerja cari duit di proyek."

Aku lega karena ia tidak marah padaku.

"Ngomong-ngomong memang kamu sudah transfer berapa? 500 ribu apa sejuta."

Aku coba hitung-hitung selama tiga bulan pacaran dengannya." Sekitar 8 juta atau lebih kang, mungkin hampir 10 jutaan."

Tentu saja Satria kaget melihat jumlahnya. Kini ketahuan kemana uangku pergi selama ini.

"Waduh Nif, kok bisa banyak sekali. Kalo kamu anak sultan sih tidak apa-apa, cuma kita kan cari duit susah."

"Cinta kan memang butuh pengorbanan kang." Sahutku asal saja.

Tentu saja ia hanya geleng-geleng kepala saja melihatku." Emang yakin Nif, tuh cewek mau sama kamu?"

"Aduh, tenang saja kang, Ayu itu cinta padaku bukan karena duit."

Ia manggut-manggut." Sudah berapa kali kamu jalan dengannya Nif? Kalo memang sudah cocok, mendingan kamu lamar saja, atau kalo perlu ajak langsung ke KUA. Jadi kalaupun boros, setidaknya sudah jadi istri ini."

"Waduh, aku belum pernah ketemu langsung dengannya kang, selama ini cuma lewat hape saja."

Tentu saja teman sekampung ku itu kaget." Lha, kok bisa."

"Kan dia ada di Surabaya kang, sementara aku di Bekasi sini. Tiap mau apel kesana tidak boleh sama pak Dahlan, katanya kurang tenaga." Jawabku. Dahlan adalah mandor atasanku di proyek.

"Sudah, Minggu ini kamu kesana ya, ke tempat pacarmu. Untuk urusan kerjaan biar nanti aku sama Agus yang urus. Kalo Dahlan tanya nanti tanggung jawabku. Yang penting kamu ke Surabaya biar ketemu sama pacarmu dan minta kepastian."

Tentu saja aku senang sekali. Yes, akhirnya aku bisa ketemu Ayu yang sudah menggaet hatiku. Langsung saja aku keluar rumah untuk beli martabak telur kesukaan kang satria.

Setelah sebelumnya beli tiket kereta api Jakarta Surabaya maka hari Minggu aku lalu segara menuju stasiun sambil tak lupa bawa beberapa oleh-oleh untuknya. Begitu kereta sudah jalan maka aku pun tenang. Sambil duduk aku melihat-lihat pemandangan di luar jendela. Sengaja aku tidak menelepon maupun chat dengannya karena untuk kejutan biar nanti dia suprise.

Melewati daerah Cikampek pemandangan yang sebelumnya di dominasi rumah dan pabrik berganti dengan sawah ataupun kebun. Baru satu jam, masih sepuluh jam lagi. Berangkat jam 10 tadi, sampai di stasiun pasar Turi sekitar jam sembilan malam.

Tiba-tiba hapeku berbunyi. Kulihat dan ternyata adalah Ayu. Aku berpikir sejenak dan memutuskan untuk mengangkat video call. Biarlah ia tahu aku akan ke Surabaya, ia pasti senang. Akan ku suruh ia menjemput ku di Pasar Turi.

"Hai Ay."

"Halo mas khanif." Katanya sambil melambaikan tangannya. Rahayu memakai baju baru warna merah marun yang kemarin aku belikan secara online sehingga tampak makin cantik.

"Lho, mas khanif mau pergi kemana, seperti naik kereta atau bis ya?" Tanyanya setelah melihat tempatku bersandar.

"Aku mau ke rumahmu Ay." Jawabku. Niatku untuk memberikan kejutan terpaksa batal karena ia tahu-tahu menelpon. Kalo aku mengelak atau bohong takutnya nanti malah berabe. Dengan aku kesana saja sudah kejutan menurutku.

Benar saja, Rahayu tampak terkejut sekali. Kukira wajahnya akan cerah dan senang tapi malah seperti khawatir.

"Mas khanif beneran mau ke rumahku?"

"Iya Ay, mas serius mau kesana, sekalian bertemu dengan orangtuamu untuk silaturahmi. Syukur-syukur kalo nanti mau mengangkat ku jadi menantu." Kataku sambil tertawa.

"Aduh mas, rumah ku kecil dan jelek mas."

"Tidak apa-apa Ay, aku mencintaimu bukan mencintai rumahmu sayang."

"Oke mas, hati-hati ya." Katanya lalu memutuskan pembicaraan.

Biarpun agak heran karena tidak seperti biasanya tapi aku masih berbaik sangka, mungkin ia kaget dan belum memiliki persiapan untuk menyambutku. Beres-beres rumah atau beli makanan misalnya. Ah, tapi itu tidak penting, yang penting ia mau bersamaku.

Karena masih lama aku lalu memutuskan untuk menonton video di YouTube, tapi baru sepuluh menit baterainya sudah ngedrop. Akhirnya aku isi dengan power bank dan karena lelah maka aku pun tertidur setelah sebelumnya hapenya aku taroh di tempat yang aman.

Hujan rintik-rintik turun ketika aku tiba di stasiun pasar Turi Surabaya. Sempat kagum juga dengan bangunannya yang kuno tapi masih terawat baik dipadu dengan nuansa modern. Suasana cukup ramai dengan banyaknya orang lalu lalang.

Ah sial, aku lalu meraih hape untuk segera memberi tahu kalo aku sudah sampai. Karena asyik ngobrol dengan penumpang di sebelahnya aku jadi lupa. Segera ku buka WhatsApp dan kaget ketika melihat tidak ada akunnya disana.

Tidak mungkin pikirku. Aku coba lihat daftar kontak, namanya masih ada, tapi ketika ku buka WA, tetap tidak ada namanya.

Aneh pikirku, apa mungkin terhapus ya. Segera saja ku telpon ia memakai jaringan seluler.

Maaf, nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.

Tentu saja aku kaget. Kok bisa seperti ini. Biarpun jarang menelpon langsung pakai kartu tapi biasanya nyambung, tidak pernah seperti ini.

Mungkinkah hapenya mati pikirku. Aku lalu membuka Facebook untuk melihat dirinya, siapa tahu ia sedang online dan bisa memberi tahunya kalo aku sudah di Surabaya.

Sial, biasanya ia selalu ada di beranda Facebook tapi kini tidak terlihat sama sekali. Hatiku tegang, apakah mungkin aku diblokirnya, tapi apa salahku pikirku bingung.

"Kang Satria, apakah akun Ayu masih ada?" Tanyaku pada temanku itu, siapa tahu ia sedang menonaktifkan akunnya. Untungnya ia sedang online.

"Ada, kamu sudah ketemu dengannya? apakah ia mau pulang kampung ke Jepara bersama mu?" 

Aduh, pusing jadinya melihat pertanyaan itu. Aku lalu jelaskan semua yang aku alami termasuk tidak bisa menelpon, baik WhatsApp, IG, maupun Facebook nya semuanya hilang.

"Fix Nif, kamu diblokirnya. Akunnya masih ada kok dan dia juga sedang online." Jawab temanku sambil mengirimkan screenshot akunnya.

Melihat hal itu tentu saja aku jadi lemas. Ya Allah, apa salahku padanya, padahal sepertinya aku tidak berbuat kesalahan padanya.

"Mau kemana mas?" Tanya seorang pengemudi gojek ketika melihatku keluar stasiun. Aku memang ingin ke rumahnya, jika dulu karena rindu sekarang ingin bertemu dan bertanya langsung kenapa ia memblokir ku.

"Ke Kalinyamat mas." Kata ku sambil memasang helm lalu duduk di bangku belakang.

"Kalinyamat, daerah mana itu mas?" Tanyanya sambil melihatku. 

Tentu saja aku dongkol, masa tukang ojek online tidak tahu daerah operasinya.

"Kurang tahu juga mas, aku sebenarnya dari Bekasi, sengaja datang kesini untuk ketemu pacar ku. Katanya rumahnya di Kalinyamat Surabaya. Sejujurnya aku juga tidak tahu dimana karena ini pertama kalinya aku kesini." Aku akhirnya berterus terang.

Pengemudi gojek itu mengetikkan sesuatu di ponselnya." Mas, coba telpon pacar mas saja, barang kali ia salah kasih keterangan. Kalo di Surabaya tidak ada desa namanya Kalinyamat, adanya di daerah Tegal Jawa Tengah."

Tentu saja aku kaget luar biasa. Akhirnya aku pun berterus terang kalo nomorku itu di blokir, begitu juga akun sosmed milikku. Orang itu hanya geleng-geleng kepala saja.

"Saran saya mas, sebaiknya mas ini balik lagi ke Bekasi, udah jelas cewek mas itu memblokir karena tidak ingin ditemui, entah sudah punya pacar baru atau gimana. Tapi mas ini masih untung. Aku dulu dapat penumpang dari Bandung, katanya pacarnya itu orang Surabaya sini. Ia jauh-jauh ke sini karena ingin bertemu tapi ya gitu dikasih lagunya Ayu Ting Ting."

"Lagunya Ayu Ting Ting?" 

"Maksudnya, dikasih alamat palsu mas, tidak tahu apakah cewek itu beneran orang Surabaya atau asal kasih alamat saja. Kasihan ia, uang di tabungan sudah habis sampai puluhan juta buat dikasih pacarnya tapi malah ditinggalkan. Hilang tidak ketahuan jejaknya sampai sekarang."

"Ternyata ada juga yang begitu ya?" Kataku galau." Mas tahu ceweknya seperti apa."

"Wah kebetulan mas, aku waktu itu dikasih fotonya sama Doni, katanya kalo ketemu dia tolong kasih dia kabar, pacarnya itu kalo ngga salah namanya Murniati. Tapi ya sampai sekarang aku belum pernah ketemu. " Tukang ojek itu lalu sibuk buka-buka galeri ponselnya." Nah, ini fotonya mas."

Aku terbelalak karena itu adalah fotonya Rahayu.

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

58 komentar untuk "Cinta Dunia Maya"

  1. Kasihan.. sudah jatuh cinta samanya Ayu Ting Ting. Tapi memang wujud ya akun² dalam socmed yg selalu mencari mangsa sebegini. Kena berhati² sentiasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali kak, harus hati-hati, kalo tidak bisa kena zonk 😂

      Hapus
  2. Hmm, Keramat Tunggak, tempat beli donat kah itu 🤣

    Ketipu sampai 10 juta, bisa buat beli donat satu truk 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan kang, itu buat jual beli tempe tapi kadang bayarnya nunggak.🤣

      Hapus

    2. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
  3. Benar juga, Mas Agus. Nasib seseorang belum tentu secantik wajahnya. Kasian juga tuh .... jsi Ayu. He he ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bu, cantik wajahnya belum tentu cantik hatinya.😀

      Hapus
  4. wow, ceritanya menarik nih, kalau di dunia nyata memang sering banget kejadian seperti ini, satu wanita dengan banyak nama, seperti halnya Murniati dan Rahayu ini yang ternyata satu orang,..heem

    dari rekening beda saja sebanrnya sudah mencurigakan tapi namanya cinta bisa menghilangkan akal sehat manusia, he-he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali kang kuanyu, aku buat cerita ini habis baca artikel di internet, seorang laki-laki kena tipu wanita di dunia Maya.

      Hapus
  5. Kalau kenal di medsos emang harus hati-hati si, nggak boleh gampang percaya. Duh kasian banget si khanif ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasihan banget y, kalo mbak Yanti ada kenalan cewek single, bolehlah kasih tahu mas khanif.😄

      Hapus
  6. makanya aku gaberani ketemuan sama orang di sosmed sering deh mas halu halu
    pernah sekali temenku ngajak ketemu cewek dari tatan lah ternyata dia cowok gay pakai foto cewek
    ahahhaha aku malah ngakak
    eh kalinyamat surabaya juga engga ada deh
    adanya kalimas wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalimas Surabaya itu yang buat tempat pariwisata susur sungai ya mas.😃

      Hapus
  7. wkwkwk kok bucin banget sampai ketipu 10 juta, padahal itu duit untuk nabung dari nguli buat beli mobil lombhirgini mas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah lho, tapi Lambo nya sudah ada di garasi kan mas khanif.😄

      Hapus
    2. sudah ada mas, tapi cuma garasi di game :D

      Hapus
  8. omaigoddd 10jeti untuk "wanita jadi-jadian" ckckck
    kayaknya zaman sekarang masih ada ya mas Agus, karena kepincut sama wajah yang aduhai gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sampai kapanpun ada saja cowok yang terpikat sama wajah aduhai mbak.😁

      Hapus
  9. Kalau udah bucin keluar uang 10 juta pun rela ya mas meskipun demi wanita yg kagak jelas jeluntrungnya hahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jeluntrung itu asal-usul maksudnya mas, hahahha

      Hapus
    2. Baru 10 juta mbak, kata khanif kalo demi Miranda, Lambo nya dijual juga tidak apa-apa.😄

      Hapus
    3. Iyaa betul kang Soalnya Lambo Khanif banyak berjejer di IGnyaa..😁😁😁

      Hapus
    4. Wah, banyak banget Lambo nya ya kang jadi dijejer kayak motor di parkiran.😂

      Hapus
  10. Itu kan sudah pernah chat dan video call, sebarkan aja fotonya biar yang lain ngga ketipu juga. Kalau perlu nomor rekeningnya nya juga dilaporin, kasih label penipu.

    Tapi Hanif ini kayaknya memang terlalu polos, kok mau aja pacaran ngga pernah ketemu tapi transferan sampai jutaan. Mungkin efek patah hati sama Miranda kemaren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini cerita fiksi mbak Nisa, bukan kejadian nyata biarpun mungkin ada juga yang seperti ini.😅

      Mungkin namanya sudah bucin mbak, jadinya percaya saja.😂

      Hapus
  11. Apes banget si khanif kena tipu cewek dunia maya sampai sepuluh jutaan padahal dia sudah berkorban melupakan Miranda tapi tetap naas wkwkwk.

    Setau saya kalau kita diblokir di WhatsApp nama akunnya tetap ada dan kelihatan cuma foto profil, status dan status onlinenya aja yang ngga kelihatan kalau di FB atau IG baru lenyap.

    Kalinyamat bukannya adanya di Jepara tempatnya si khanif, Mas?
    Ratu Kalinyamat yang terkenal karena bertapa telanjang kan tinggalnya di Jepara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peran yang apes apes sebagian nanti buat khanif juga selain mas Herman.🤣🤣🤣

      Oh begitu ya mas, maklum aku belum pernah di blokir di WA.😂

      Memang sengaja ngasih alamat palsu mas.😅

      Hapus
    2. tau aja mas her, itu petilasan ratu kalinyamat deket rumahku lho :D

      Hapus
    3. Cakep.. wkwkwk

      Setau saya seperti itu soalnya saya pernah diblokir orang di WhatsApp (FB, IG dan Messenger) tapi belum tentu juga kalau ciri-ciri seperti itu berarti akun sudah diblokir bisa jadi nomornya itu sudah tidak dipakai lagi buat nomor WhatsApp tapi yang pasti akun itu tak bisa dihubungi lagi lewat WhatsApp.

      Berarti si khanif ngga ngeh juga atau jangan-jangan udah tau tapi pura-pura ngga tau entahlah hanya si khanif yang tau

      Hapus
    4. Opss.. orang udah nongol.. dan ternyata itu dekat rumah dia.. wkwkwk

      Hapus
    5. Kayaknya sih khanif sudah tahu cuma tetap ke Surabaya biar ada bahan untuk cerita di blog ini.🤣

      Hapus
    6. Ratu Kalinyamat Bertapa telanjang? Hmm saya tertarik ingin tau gimana cerita lengkapnya tuh? 🤣

      Hapus
    7. Tunggu khanif yang cerita kan petilasan ratu Kalinyamat dekat rumahnya pasti dia tau cerita detailnya seperti apa tapi yang pasti sih ceritanya ngga seperti cerita Asmirandah sama Amanda..hihihi

      Hapus
    8. 🤣🤣🤣🤣🤣☝🏾☝🏾🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    9. Gelar tiker nunggu mas khanif cerita ah.😅

      Hapus
    10. kalo di ceritain panjang sih :D, meding googling aja kalian

      Hapus
    11. Ngga apa-apa panjang juga mas khanif, 😄

      Hapus
    12. Makin panjang malah makin bagus. Ayo diceritakan, mas.. hihihi

      Hapus

  12. Namaya Rahayu, Atau Muniarti namun pas Khanif selidiki dengan jelas ternyata ia bernama Sugeng Rahayu. Atau yang biasa dipanggil mas Sugeng.🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

    Mending duit 10 juta luh pinjamin ke gue Nif dari pada luh kasih ke Siluman SR.🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah jangan-jangan siluman SR nya itu satria rahayu.🤣

      Hapus
    2. Yang pas Agus Rahayu kali..🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    3. Lho, katanya SR kang, bukan AR.🤣

      Hapus
    4. Oh Mas Sugeng nama panjangnya Sugeng Rahayu kah, kok mirip nama perempuan 😅😅

      Hapus
    5. Baru tau saya kalau mas Sugeng nama panjangnya Sugeng Rahayu. Ini mas Sugeng yang master template itu kan?

      Hapus
    6. Kalo ngga salah, Sugeng Rahayu itu nama bis antar kota antar propinsi dari Surabaya ke Jogjakarta.

      Hapus
  13. bucin akut nih mas khanif.. haha..
    ternyata ketipu yaa.. sing sabar yooo mas.. :D
    besok2 kalo cari pacar yang pasti2 aja, jangan lewat jalur online.. hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang kan serba online mbak, jadi pacar juga yang online.😂

      Hapus
  14. waduh si Ayu bener-bener kasih alamat palsu, kasian Khanif.. ckckck

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo kasihan, kenalin dong mbak sama salah satu tetangga mbak Naia.😅

      Hapus
  15. kasian banget si khanif, terlalu terburu-buru mengejar cintanya, jadi ketipu deh.
    alamak 10 juta pula.. pinter banget tuh cewe ya.. :D

    BalasHapus
  16. Hahahaha ga apa2 Khanif kan horang kaiah wwkwkwkwk 10 jeti ntar dia ambil lagi di bawah bantal :D IYa sih gegara socmed, terpikat sama wanita2 yang kece fisiknya duluan hihihi..Akhirnya ketipu deh, kasian juga sih. Moga2 ntar doi dapetin pacar yang cocok deh heuheu :)

    BalasHapus
  17. Walopun ini fiksi, tapi aku tahu ada banyaak org yg jadian dengan orang lain tapi blm pernah ketemu :D. Agak heran aja sih, kok bisaaa ya. Kok mau 😅. Langsung percaya gitu aja Ama orang yg blm dijumpai LGS. Yg dijumpai langsung aja blm tentu jujur 🤣.

    Semoga khanif di dunia nyata ga begini ya nif 😄

    BalasHapus
  18. begitulah dunia maya....

    dulu, sebelum tahun 2010, teman teman dunia maya banyak yang orang beken, termasuk sutradara film, pejabat penting dan ada pula pemilik bank....

    banyak yang ketemuan di Amerika....

    Karena banyak penipuan, akhirnya mereka tutup akunnya....



    BalasHapus
  19. Jatuh cintanya online, jatuh sakitnya beneran...wkwkkwk
    Sering sih dengerin cerita kayak gini. Tapi emang sering berulang terjadi. Kok bisa cinta tapi ga pernah ketemu langsung...?
    Sungguh tragis..hiiks 😅😅

    Aku tahunya kalinyamat di jepara mas agus. Kalau yg tegal belum tahu sebelah mana 😄😄

    BalasHapus
  20. waduh kaciman mas hanif cikal bakal mas her nerusin peran yang ngenes ngenes wkwkkw

    mas agus bisa aja bikin ceritanya

    mbul dulu sih kalau ketemu dari dunia maya ke dunia nyata semua masih temen temen yang jaman sekolah pernah ketemu muka jadi ga pernah mengalami yang kayak ginian hahhaha...malah dulu pas masih smp sma aku kan masih ingusan polos bin lugu tapi pas udah kuliahan kan pada ketemu reunian lagi katanya sih ku masih sama seperti yang dulu...masih sama imutnya, sekarang juga siiiih #ehhhhhh, kabooor..plakkkk

    BalasHapus
  21. sangat susah untuk saya percaya cinta alam cinta

    BalasHapus
  22. Awalnya kukira ujungnya si Ayu ini ternyata cowok =))
    Aku jadi penasaran lagu Wedhus kayak apaan

    BalasHapus