Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kiriman santet pada tetanggaku

 


Aku menaruh ransel yang kubawa, setelah itu baru mengetuk pintu rumah. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya langsung membukanya dengan wajah senang. Melihat wanita itu aku langsung mencium tangannya.

"Alhamdulillah Gus kamu sudah pulang. Sehat saja kan." Tanyanya dengan penuh perhatian.

"Alhamdulillah sehat Bu. Ibu juga sehat kan, bapak mana?"

"Bapakmu lagi tidak enak badan."

Tentu saja aku terkejut." Hah, bapak sakit Bu?"

"Tidak apa-apa, paling masuk angin saja, tadi sudah ibu dikerok. Biarkan bapak istirahat, besok saja kalo mau ketemu, kamu juga capek kan baru pulang dari Jakarta."

Aku segera menurunkan tas yang aku bawa lalu menuju kamar bapak untuk melihat kondisinya, yang ternyata sudah bangun begitu mendengar suara kami.

"Sehat pak." Tanyaku sambil tak lupa mencium tangannya.

Bapak agak tertawa sedikit." Yah, beginilah bapak Gus, kadang sakit-sakitan, maklum sudah tua."

Keesokan harinya ibu sudah bangun pagi-pagi lalu memasak sayur kangkung dan ikan bandeng kesukaan ku. Tentu saja aku senang walaupun tak enak, sudah besar tapi masih diladeni oleh ibu. Ketiga kakakku yang sudah berumah tangga tentu akan mengolok-olok kalo tahu. Untunglah mereka sudah pisah rumah, ikut dengan suami atau istrinya, hanya tinggal aku yang masih jomblo.

Sebenarnya ibu beberapa kali ingin menjodohkan aku dengan anak tetangga, Ningsih misalnya tapi aku tolak karena tidak ingin dijodohkan, ingin cari istri sendiri walaupun seringkali gagal. Sudah dua kali aku pacaran tapi kandas terus.

"Gus, kalo nanti sudah makan, kamu tengoklah pak Leman." Kata ibu setelah selesai makan.

Aku yang sedang menikmati teh poci buatan ibu tentu saja terkejut." Memang kenapa pak Leman Bu?"

"Ia sedang sakit, sudah hampir lima bulan ini. Udah dibawa ke dokter tapi katanya cuma sakit biasa, tapi anehnya tidak sembuh-sembuh."

"Wah, kok bisa begitu ya."

"Kata orang sih, pak Leman kena guna-guna."

Deg, hatiku langsung terkejut. Soalnya hal seperti ini masih lumrah di desaku biarpun katanya internet udah mau 5g dan sudah dibuktikan kalo di bulan itu tidak ada kelinci.

Perlu diketahui, pak Leman itu tetangga sebelah rumahku yang masih satu RT. Tidak ada hubungan keluarga langsung sih ke kecuali sebelum aku merantau ke Jakarta pernah ikut dengannya bantu bantu toko atau istilah nya pembantu.

Beliau memiliki sebuah toko sembako di sebuah perempatan jalan yang cukup ramai. Pak Leman cukup baik sih sering memberinya uang jajan tapi sayangnya gajinya kecil, maklum namanya kampung. Karena itu begitu ada temanku yang kerja di Jakarta dan sukses aku menyusulnya kesana. Tentu saja, aku sebelumnya ijin dahulu pada majikanku kalo aku ingin mengadu nasib ke ibukota.

Hubungan ku dengan pak Leman baik-baik saja. Kalau lebaran dan mudik, aku pasti ke rumahnya untuk silaturahmi. Aku mengangguk dan berjanji akan kesana.

Sehabis Maghrib aku baru kerumahnya, itupun setelah diingatkan oleh ibuku karena aku seharian jalan-jalan di tempat wisata di kota ku.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsakam." Jawab seseorang. Tak lama kemudian seorang wanita seumuran ibuku keluar.

"Eh nak Agus, kapan pulang nak?" Tanya istri pak Leman, Bi Saodah namanya.

Akupun menjawab lalu mengatakan maksud kedatangan ku. Bi Saodah lalu membimbing ku ke kamar di belakang. 

Aku terkejut ketika melihat kondisi pak Leman. Ia yang dulu gemuk sekarang tampak kurus kering sehingga tulangnya kelihatan. Ia tampak tidak melihatku, matanya seperti menerawang dan hanya tiduran saja tak bisa bangun.

Bi Saodah lalu bercerita sambil sedikit menangis." Begitulah kondisi bapak nak, sejak sakit beberapa bulan lalu kondisinya terus memburuk. Kami sudah bawa ia ke beberapa dokter dan rumah sakit tapi tetap begitu saja. Pertama membaik, tapi selanjutnya memburuk. Uang kami sudah habis buat berobat bapak, hanya tinggal toko sembako yang ada, tapi barangnya pun sekarang makin sedikit karena uangnya selalu habis buat berobat dan makan kami."

Aku terkejut mendengarnya. Pantesan waktu masuk rumah kok terasa kosong, biasanya banyak barang-barang di rumahnya. Motor Honda PCX yang lebaran kemarin aku lihat juga sudah tak ada.

"Mengapa tidak dibawa ke orang pintar Bu, ustad atau kyai gitu." 

"Sudah, kami sudah bawa beberapa ustad ataupun kyai bahkan dukun tapi kondisinya tetap begitu. Pertama baik sehari dua hari, tapi kemudian turun lagi. Kata mereka, bapak kena guna-guna." Jawab wanita separuh baya itu dengan sesenggukan. 

Aku hanya bisa diam, baru kemudian sadar." Maman kemana Bu?" Tanya ku. Maman adalah anak terakhir pak Leman yang cukup akrab denganku.

"Dia tadi ke rumah pak Dirman, barang kali saja bapak bisa tertolong." Jawab tuan rumah.

Pak Dirman adalah salah satu orang pintar atau dukun di desa sebelah. Namanya cukup termasyur di daerah sini, cuma kadang beberapa orang agak segan meminta tolong padanya karena ia penganut aliran kejawen. Aliran ini memang makin tersingkir kan disini dan orang-orang lebih suka meminta tolong pada ustad atau kyai kalo ada masalah. Aku sendiri baru sekali melihatnya waktu masih kecil saat almarhum kakek masih hidup dimana kakekku minta tolong karena dadanya terasa nyeri. Kakek memang cukup dekat dengan kejawen bahkan menyimpan beberapa keris, yang sekarang sudah dibuang semua oleh bapak ku.

Tak lama kemudian terdengar suara motor. Maman lalu datang diiringi seorang lelaki tua dengan wajah angker dan berwibawa. Tentu dialah pak Dirman batinku.

Setelah memeriksa kondisi pak Leman, dukun itu tampak menggeleng-gelengkan kepalanya." Penyakit bapak parah Bu, aku memang bisa saja membuang santet yang menyerangnya tapi kondisinya mungkin tidak bisa kembali seperti semula. " 

"Tolong lah pak, asal bapak sembuh tidak sakit sakitan juga tidak apa-apa." Pinta bi Saodah sambil sedikit menangis.

Pak tua yang rambutnya sudah putih semua tapi masih berjalan tegak itu mengangguk.

"Siapa yang mengirim santet itu pak?" Ujar ku ingin tahu.

Pak Dirman melihat kepadaku. Agak keder juga aku dibuatnya." Nama orangnya tak bisa ku sebut nak, tapi yang jelas ia saingan toko sembako bapakmu." Jawabnya, mungkin dikira aku anaknya pak Leman karena aku dirumahnya.

Pak Dirman itu lalu memintaku untuk menyiapkan air putih dalam baskom. Kepada Maman ia minta disiapkan bara api untuk membakar dupa dan beberapa perlengkapan lainnya.

Aku menurut walaupun bi Saodah mencegahku. Tak enak bukan, apalagi pak Leman sedikit nya pernah berjasa kepadaku.

Orang tua itu tampak mengeluarkan beberapa barang yang dibawanya. Air putih dalam baskom itu lalu dicampur dengan kembang tujuh rupa dan entah apalagi yang aku tidak tahu namanya. Bau menyan agak menyengat keluar ketika ia membakarnya.

Bi Saodah sendiri sebenarnya memberi ijin kalo misalnya aku ingin pulang tapi aku menolaknya. Kupikir tidak ada salahnya melihat ritual ini biarpun aku tentu saja tidak setuju dengan kelakuan dukun seperti ini, tapi apa boleh buat. Toh bukan aku yang mengundangnya.

Tak lama kemudian pak Dirman meminta sebuah linggis. Tentu saja aku heran, tapi akhirnya menurut juga lalu pulang ke rumah untuk mengambil linggis karena dirumah pak Leman tidak memilikinya.

"Bongkar keramik di depan pintu kamar bapakmu, tapi hati-hati." Perintahnya lagi. Tentu saja aku heran, pertama buat apa sih membongkar lantai, kedua apa tuan rumah memperbolehkan.

Maman sendiri langsung mengambil linggis dari tanganku lantas mulai membongkarnya. Sambil menunggu tak kemudian terdengar suara pintu diketuk lalu pintunya terbuka. Ternyata saudara-saudara pak Leman dan juga anak-anaknya yang ditelepon baru datang kesini. Mereka lalu ikut membantu membongkar sementara aku cuma memperhatikan.

Tak lama kemudian keramik lantai itu sudah terbongkar. Pak Dirman lalu menyuruh mereka pelan-pelan mengeruk tanahnya dengan tangan. Anak-anak pak Leman menurut lalu mulai mengambil tanah dengan tangan. 

Maman yang ikut membantu tiba-tiba mundur, sementara kang Noto kakaknya menjerit. Aku penasaran lalu mencoba melihat apa yang membuatnya menjerit. 

Ternyata dalam tanah itu tampak sebuah boneka kecil yang lehernya terlilit oleh rambut yang panjang. Tentu saja aku ikut terkejut dan agak takut juga, bagaimana mungkin ada sebuah benda seperti itu dalam tanah, merinding melihatnya.

"Benda inilah yang menyebabkan sakitnya bapak kalian. Sekarang buanglah boneka ini di sungai besar yang airnya mengalir, biar penyakitnya ikut hanyut." Ujar pak Dirman lantas membungkus boneka itu dengan kain hitam lalu membungkus lagi dengan kantong plastik hitam.

Kang Noto, anak tertua pak Leman dengan sigap segera mengambilnya lalu dengan Maman segera keluar untuk membuangnya. Aku sendiri lantas pamit karena hari sudah larut malam, hampir jam 11.

Esok harinya ketika aku kembali bertamu pak Leman tampak sudah agak mendingan. Ia sudah bisa mengenali ku walaupun belum bisa bangun dari tempat tidur. Tentu saja aku lega melihatnya. 

Sore harinya aku lalu iseng iseng bertanya pada Maman berapa uang yang diminta oleh pak Dirman itu.

"Sejuta Lima ratus ribu." Begitu katanya. Aku agak kaget juga, kok mahal juga ya. 

"Biar sajalah, rejeki bisa dicari, yang penting bapak sembuh." Jawab Maman. Aku setuju saja karena memang kesehatan lebih utama.

Tiga hari kemudian aku terpaksa kembali ke Jakarta karena pak Dahlan, bos tempatku bekerja menelpon untuk segera berangkat. Sebelum berangkat aku sempatkan untuk menengok pak Leman sekali lagi. Kali ini ia sudah bisa bangun walaupun harus dibantu oleh dua anaknya. Tentu saja aku lega karena sepertinya beliau akan sembuh.

Setelah sebulan di Jakarta dan aku mulai melupakan kejadian tersebut, pada suatu sore datang sebuah telepon dari kampung, tepatnya dari Maman.

"Gus, bapak ku meninggal Gus."

"Innalilahi wa innailaihi rojiun."

Aku lalu bertanya sebabnya. Maman lalu memberi tahu kalo ayahnya sakit lagi setelah dua minggu sejak pengobatan tersebut. Aku hanya bisa mengungkapkan bela sungkawa sambil tak lupa minta maaf tidak bisa pulang kampung karena pekerjaanku sangat banyak disini. Ia memakluminya.

Tiga hari setelah pak Leman dikuburkan, pada suatu malam seorang tamu datang ke rumah pak dirman.

"Pak Dirman, ini amplop berisi sisa pembayaran uang 5 juta. Terima kasih sudah menyingkirkan saingan saya pak."

TAMAT

Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

123 komentar untuk "Kiriman santet pada tetanggaku"

  1. Wuaa baguuuss ceritanyaa. Karakter2nya beda tipe sama cerita2 Mas Agus sebelumnya. Karakternya 'lebih serius'. Endingnya juga baguus.. Tapi perntanyaanny, siapakah yang datang ke rumah pak dirham di ending ituu? 🤔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalah set saya dengan mba thessa, okay lain kali saya akan lebih garcep lagi, kaboooorr

      Hapus
    2. Maap ya Mba Nita, pertamax udah sama akuu. Yeeeyy... hehehhee 😂

      Hapus
    3. Entahlah, siapa yang datang ke rumah pak dirman itu Agus juga tidak tahu. Mungkin mbak mbul tahu.😆

      Hapus
    4. Beda cuma semenit saja ya mbak mbul. Tapi tenang saja tetap dapat hadiah kok.

      Hadiahnya pulsa 50 ribu, silahkan datang ke konter terdekat sambil bawa duit gambar pak Anton, eh pak Karno.😁

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu suruh bongkar sih santetnya sudah diangkat, tapi setelah diiming-imingi duit lagi sama yang nyuruh, pak dirman kirim lagi santet barunya. Eh santet barunya kayak apa Agus juga tidak tahu, begitu juga dengan siapa yang nyuruh. Tapi kalo pak Dahlan sepertinya kejauhan soalnya kampung halaman Agus jauh dari Jakarta, jadi bukan saingan bisnis Dahlan.😂

      Agus beneran masih jomblo.😆

      Yah, namanya juga kemajuan zaman mbak. Masa mau ke dukun terus, takutnya nanti dapat dukun cabul kan bahaya.😱

      Hapus
    2. jiahaha ceritanya luwar biasah hahaha :D

      Hapus
    3. Wah tumben mas khanif bilang ceritanya luar biasa, apa mungkin habis salah makan ya? 🤔😂

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Waduh, kenapa harus nyari potongan clue clue sih, kayak cerita detektif Conan saja.😂

      Oh pantesan kok belum datang lagi, ternyata lagi nunggu taugenya hilang. Aku juga memang kadang malas kalo kena captcha, malas klik kliknya.😂

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. khanif kenapa nif ? 😆😂

      Hapus
    8. Oh, ceritanya bapaknya Agus cuma petani biasa mbak, dia juga sakit sakitan jadinya tidak nengok pak Leman dulu, katanya kalo orang sakit nengok orang kena santet bisa nular.😂

      Sebenarnya bukan ngga bisa pakai emot, tapi klik klik captcha nya itu yang bikin malas.😂

      Hapus
    9. wah berarti memang masih menjadi misteri ya mas siapa yang memberikan kiriman itu 😣😱

      kupikir tadinya macam di komik conan atau agatha christie, potential suspectnya selalu ada dalam deskripsi salah satu tokohnya ntah figuran atau utama 😆

      ternyata aku blom bisa nebak 😆

      hu um mas capcay captha memang bikin bete ya 🙈

      Hapus
    10. Kan katanya ngga semua hal harus diketahui.😂

      Yah, namanya juga cerita horor bukan cerita detektif mbak, sebenarnya pengin bikin cerita detektif tapi otak ngga nyampai.😂

      Kayaknya kalo mbak mbul kena captcha aku ngga, kalo mbak ngga kena captcha aku yang kena.😆

      Hapus
    11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    12. Betul mbak, ngga semua hal fiksi harus dijelaskan, biarlah tetap menjadi misteri terutama bagian tidur tidur ada yang menggerayangi.🤭

      Entahlah, sudah dua tahun ngeblog baru kali ini kalo komen ada satpamnya.😂

      Hapus
  3. innalillah.. sereeeeem. :( aku menikmati banget cerita ini. selalu ciamik plot twistnya mas agus. Buatin film pendek mwanteppp ini.

    sbg wong jawa juga, aku bisa relate sama karakter2nya.
    lama banget euy ga baca cerita2 kejawen gini.

    semoga kita selalu terhindar dari para pembenci dan pendendam.

    Cakep, bintang Lima!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo mas Rifan suka. Ini aku juga masih belajar menulis cerpen.

      Memang kalo di Jawa terutama bagian tengah masih ada kejawen ya mas, cuma kalo daerah saya sepertinya sudah ngga ada.

      Semoga saja terhindar dari pembenci, tapi rasanya susah juga mas, namanya juga kehidupan.

      Hapus
  4. Wah, menang banyak nih Pak Dirman. Dari keluarga Pak Leman dapat 1,5 jt buat sembuhkan pak Leman. Heeee lha dalah dia juga dapat 5 jt lebih buat bunuh Pak Leman. Emang jahat banget Pak Dirmaaaaaan 😭.

    Tapi serius, kepo banget sama yang suruh Pak Dirman bunuh Pak Leman tuh siapaaaaa. Kok tega. Emang dunia bisnis tuh jahat gini ya, mas?? Apalagi kalau pake dukun.😱😱😱

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya kalo mbak Roem mau dapat duit banyak jadi dukun saja mbak, maksudnya dukun beranak ya jangan dukun santet, bahaya soalnya.😱

      Entahlah, Agus juga tidak tahu siapa yang nyuruh.😂

      Hapus
    2. Jangan lupaa, kalo mbak Roem jadi dukun, pasarkan juga di marketplace bukalapak / tokopedia / lazada biar rame yang beli. hahaa

      Hapus
    3. Kok mas Dodo tahu banyak yang beli, sepertinya sudah pengalaman nih.😂

      Hapus
    4. Wqkqkwk ga gitu jg hahaha..


      Eh, by the way. Barusan ke sini lagi. Ternyata tema tampilan blog nya udah berubah. Tambah kece nih kang

      Hapus
    5. Ah masa sih, kirain pernah jadi bandarnya.🤭

      Iya ganti template yang lebih oke karena yang kemarin ada widget yang susah diedit.

      Hapus
    6. @Dodo: eh ciyeeeeee, kok kamu tau do, dukun beranak di marketplace rame yang beli. Jangan-jangan kamu nganu ya, Doooooo? 😂😂😂😂 Pernah coba buka jasa dukun beranak di marketplace maksudku.😂😂😂

      @Mas Agus: Lhooooo, tampilan blognya baru. Wah, bakal ada yang bagi-bagi pulsa nih.🤭

      Hapus
  5. sama kaya mbak Roem, pak Dirman menang banyak 5 juta. wkwkwk
    tapi sepertinya cerita begini ada di dunia nyata lho. soalnya di tempatku denger2 masih banyak yang suka 'merdukun'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah lho, ternyata di tempat mbak Ella masih banyak orang yang pakai dukun biar laris ya.😱

      Hapus
  6. what????
    aku tuh menerka-nerka, siapa nih musuh dalam selimutnya, soalnya ada karakter-karakter yang notabene bisa dicurigai.
    tebakanku meleset, dan g disangka kalau pelakunya..
    huaaa!!! mind blowing!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, kayak cerita detektif saja pakai acara menerka-nerka mbak Pipit.😂

      Hapus
  7. Nggak nyangka ternyata yang nyantet malah Pak Dukun sendiri.

    Mana menang banyak lagi tuh dukun, dapat uang dari Pak Leman dan saingan Pak Leman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kaget ya bang, Agus juga kaget karena ngga nyangka.😂

      Hapus
  8. panggilin ustadz ujang bustomi mas agus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, ustad yang khusus menangani masalah santet ya mas.

      Hapus
  9. Terus yang ngasih pak Dirman Duit siapa kira2...Si Jaey apa Suhu Herman...Apa mungkin si Agus sendiri..🤣🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata mbak mbul sih pak Dahlan, saingan dalam memperebutkan bi Saodah dulu.😂

      Hapus
    2. mba mbul nya datang nich...wkwkwkkwk

      Hapus
    3. Waduh, kabur ah...

      🏃🏃💨

      Hapus
    4. Kabur2 itu ada angin apa tertinggal dibelakangnya 😆

      Hapus
    5. Biasa buang gas biar yang ngejar semaput kang.😆

      Hapus
  10. Duh, Gustiii .. lah kok ada ya orang setega pak Dirmaaan begitu (ᗒᗩᗕ)

    Apa ngga takut sama yang namanya dosa ya ?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih takut ngga dapat duit mas.😱

      Yah, namanya juga cerpen mas, tapi kisah seperti ini mungkin ada dalam dunia nyata.

      Hapus
  11. Itulah enaknya jadi orang pintar
    Kanan kiri dapat.
    Makanya kini orang berlomba-lomba ingin jadi orang pintar. Cepat kaya.
    Wah itu masakan kangkung, kesukaan saya juga tu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar kang Djangkaru, makanya sekarang banyak orang berlomba-lomba ingin jadi orang pintar untuk minteri orang lain.😂

      Hapus
  12. pak dirman ini jahatnya pangkat 3 ya
    subhanallah ada ya orang seperti itu
    eh ini fiksi ya tapi aku yakin di dunia nyata ada saja orang seperti itu
    kalau ada part selanjutnya aku ingin pak dirman kena azab kayak FTV di indosiar huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pangkat tiga apa pangkat kuadrat pak guru.😂

      Pak guru saja yang bikin part lanjutannya, kan bisa menulis cerpen juga.😀

      Hapus
  13. Ternyata oh ternyata Pak dirman terlalu pintar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk pinternya kebangetan ya pak dirman.😂

      Hapus
  14. ngeri juga ya mas santet nya, pak dirman dimana-mana udah untung bisa seot sana-sini, itu namanya dukun edan wkwkwk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo yang aku tangkap sih seot itu dapat duit, tapi entahlah, kita tunggu suhu khanif saja menjelaskan.😀

      *Duduk di pinggir gelar tikar.

      Hapus
    2. *ikut duduk juga di luar tikernya 😂🤣

      Hapus
    3. Ngapain pada duduk dibawah hayoo lekas naik lagi sana keatas pohon.,
      🤣🤣🤣🤣

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. seot itu apa ya, itu bahasa yang gw juga gak ngerti artinya sebenernya wkwkwk, tapi ya kurang lebih seperti yang di bilang mas agus, bisa ngambil kerja sana sini :D

      Hapus
    6. Lha kok malah ngga ngerti mas khanif, sungguh menghermankan.😂

      Hapus
    7. Jadi ceritanya mbak mbul jadi Suketi gitu ya.😱

      *Baca ayat kursi.

      Hapus
    8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  15. Hebat juga santet Pak Dirman sampai2 tidak terdeteksi oleh Ustad dan Dukun lain. Pantas mendapat nominasi nih sebagai Penyantet No 1 in the world.. hihi


    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo terdeteksi sih terdeteksi kang, cuma ngga tahu dimana letaknya, itu yang susah. Yah, mungkin mirip dengan kutukan di desa kang jaey.😆

      Hapus
  16. Eh lupa tadinya aku mau komen ini "Fabulous post, Please read my post" 😆😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan jangan itu pakai script PHP ya, hampir semua blogger dapat komen gitu ya.😁

      Hapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak, mbak, eling mbak, udah makan belum?

      #rabakeningnyapantesanpanas.😆

      Hapus
    2. Oh iya mas mau tanya, itu apaan ya, "fabulous post" Disusul dengan kata "please read my post". Soalnya ada di komen saya juga.

      Hapus
    3. Menurutku sih itu termasuk komentar spam kang, orang iseng gitu yang asal komen.

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Ah mbak mbul malah biangnya spam, tapi spam yang aku harapkan.😆

      Kaboorrrr 🏃🏃💨

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  18. Samapi sekarang santet memang masih eksis. Kawanku ada yang rutin dikirimi barang aneh2 kekgitu. Alhamdulillah dia bisa membentengi diri dengan zikir dan feeling nya terasah. jadi dapat waspada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo bisa membentengi diri ya mbak dengan zikir. Kadang tidak semua orang bisa begitu.😂

      Hapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Hanya karena penjualan toko yang laris bisa terjadi persaingan secara kotor ya mas. Padahal rezeki itu sudah ditentukan masing-masing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, padahal rejeki sudah ditentukan masing-masing tapi kadang ada orang yang panas karena toko tetangganya lebih rame dan akhirnya main dukun.

      Hapus
  21. Wah menyeramkan ceritanya.. Itu yang make ilmu hitam putih dan kuning untuk tujuan apa ya? BTW sekedar kasih tahu, judul artikelnya ketutup sama tombol Share Sosmed,https://prnt.sc/uwgg02

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maap tadi komen belum login..

      Hapus
    2. Iya bang, memang judul artikelnya ketutupan tombol share, tapi aku mau menghilangkan ngga bisa. Caranya bagaimana ya?

      Hapus
    3. edit dihtml gus tampilan blogger sekarang lebih gampang malah ngeditnya...pelan2 aja urutin satu persatu ntar juga paham sendiri coba cek dibagian head... Gw juga belum pernah coba tapi versi baru lebih gampang...

      Emang engkong anton ngasih template cuma satu atau ada lagi yang lainnya..

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    6. Ada yang lainnya sih kang Satria, tapi beda template nya, nanti aku coba edit dulu, kalo susah aku ganti yang template satunya lagi.😆

      Hapus
    7. Dari kemarin itu yang menu sebenarnya diutak-atik tapi belum bisa mbak, maklum newbie masalah template.

      Ntar aku coba lagi ah, soalnya ngga enak menu bagian atas eror ya.

      Hapus
    8. ebuseddd ganti again templatenaaa 🤣😂

      Hapus
    9. Yang penting jangan ganti bini mbak.😂🤭

      Hapus
    10. Coba instal ulang templatenya mas.. cuma jangan pake upload.

      Kalau saya biasanya, buka edit html tema. Delete semua sampai bersih dan kosong.

      Kemudian buka file xml template yang baru dan copy paste isinya ke halaman html.

      Jadi, seperti instalasinya bener-bener baru dan bersih dari widget lama.

      Biasanya itu karena ada widget dari template lama yang tersisa. Karena setahu saya linkmaz itu tombol sharenya rapi dan bagus ga nutupin.

      Dan kalau saya lihat screenshootnya betul sekali itu widget dari template sebelumnya yang masih tertinggal.

      Coba instal ulang dengan cara tadi Mas..

      Hapus
    11. Naah tuh ada eyang Anton ...Sungkem dulu kong..🙏🙏 😊

      Hapus
    12. Oh makasih sarannya pak Anton, nanti besok akan saya coba karena saat ini sudah malam dan ngantuk nih.😂

      Hapus
  22. Lhaa ini baru bagus bisa dibikin dark mode lagi..Tinggal ngecilin gambarnya saja..👍👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Caranya bagaimana ya biar gambarnya kecil kang? Soalnya memang terlalu besar sampai layar hape penuh.🤔

      Hapus
    2. Edit lagi postingannya rubah ukurannya gambarnya jadi 320. Panjang 320 lebar 320

      Hapus
    3. Udah kang, tapi ukuran gambarnya tetap segitu, sepertinya settingan dari template nya segitu kali ya

      Hapus
    4. Edit dihtml gambarnya...Blog gw juga ukuran kecil tapi gambar bisa dimainin ukurannya...

      Atau nggak upload gambar yang sama ukuran kecil.

      Postingan gw yang gambar meteran gas bumi 9Mb malah...Gw kecilin jadi 800Kb..

      Hapus
    5. Udah kang, edit bagian html yang ada kata weight dan height itukan?

      Hapus
    6. Masa sih?..🤔🤔 Berarti ini template pake H5 atau H6 ukurannya. Berarti sebelum posting harus kecilin gambar dulu...


      Ganti gambar yang sama tapi ukuran kecil kang.😊

      Hapus
    7. Eeh tapi udah agak kecil di hp infinix gw...Kalau di Lenovo masih kelihatan gede..🤣🤣

      Hapus
    8. Di hape Xiaomi aku juga masih gede saja kang selayar full.🤣

      Hapus
    9. Kecilin ke 640 x 480 saja mas Agus..😁

      Hapus
    10. Sudah pak, tapi tetap saja ukuran gambarnya gede.😁

      Hapus
  23. Kali ini cerpennya tentang dunia perdukunan yang begitu kompleks dan sulit ditebak endingnya. Dan tidak kalah kocaknya setiap baca komen yang masuk kok pada absurd juga ya hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kalo lihat kolom komentarnya kebanyakan dari teman teman yang sama pak yang biasa bercanda.

      Sekali kali bahas dukun pak.😂

      Hapus
  24. Hahahah.. luar biyaasaaa.. aku yg kondisinya emnk lagi lola. Karena cerpen kali ini banyak misterinya biar paham tak baca berulang biar nyambung.. timeout layar tablet saya sampe tak bikin 5 menit.. biar nggak cept mati.

    Btw ini templatenya samaan yah mas sama kaya saya...? Awalnya smpet bingung karena tak pikir saya lagi balik ke blog saya.. Ehh ternyata templatenya yg baru diganti.. Jadi makin kece mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kok sama seperti yang lain bacanya berulang-ulang, mungkin penasaran sama siapa yang minta nyantet kali ya.😂

      Iya mas, dapat template dari pak Anton, yang ini lebih enak dilihat dan tombol share ngga menutupi judul artikel atau komentar.

      Hapus
  25. Teknik santet biasanya adalah dengan memasukkan benda-benda asing seperti paku, jarum dan lain sebagainya ke dalam tubuh...
    Sebenarnya, seandainya teknik ini dipelajari dengan baik, bisa saja kita nanti memasukkan pisau operasi untuk melakukan operasi tanpa bedah, tapi dengan teknik santet...
    Dan saya pernah dengar kalau sebenarnya teknik santet ini memang awalnya adalah untuk pengobatan...

    entahlah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul juga ya pak, bisa jadi nanti operasi tidak perlu melakukan bedah lagi, cukup menggunakan tangan astral untuk mengambil penyakitnya.

      Ide bagus pak.😀

      Hapus
  26. suka nih aku cerita2 mistis gini mas, seru aja bacanya. Antara percaya dan ga percaya di dunia nyata haha
    kalau dibuat sinetron azab kira2 bagusnya judulnya apa ya ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin judul yang pas adalah: dapat duit banyak gara gara nyantet tetangga kali ya mbak.😂

      Hapus
  27. merinding baca endingnya.. memang praktik2 seperti ini sering terdengar desas-desusnya di masyarakat pedesaan di tanah jawa dan sunda.. aku sendiri blm pernah menjumpai secara langsung, hanya saja sering mendengar ceritanya... sereeemm..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bang, soal seperti ini masih cukup banyak di daerah Jawa dan Sunda. Yah, namanya juga masih banyak yang percaya hal gaib

      Hapus
  28. Baca cerpen ini jadi ingat pasal tentang paranormal kmrnyg masih masuk kategori sains...��

    Praktek seperti ini percaya gak percaya ada dan pembaca Indonesia bisa relate...memang selalu ada unsur dendam, iri hati, atau jegal lawan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh berarti paranormal itu termasuk kategori sains ya mbak.

      Kalo mbak phebie sendiri masuk kategori mana, apakah percaya atau tidak percaya? Atau antara percaya dan tak percaya.😂

      Hapus
  29. mahal betul bayarannya... bil hospital pun mungkin tak sampai begitu😊😊

    BalasHapus
  30. Uwowwwwww, jadi gimana nih?
    Maksudnya si bapaknya meninggal, karena bonekanya dibuang? :D

    Jujur, di keluarga saya baik dari kakek di bapak saya, maupun nenek di keluarga mama, masing-masing punya kelebihan ilmu-ilmu demikian.

    Kakek dari bapak saya tuh yang paling terkenal, setiap Jumat malam rumahnya kalah deh ama dokter spesialis, rame betul yang antri mau 'berobat'.

    Tapi lucunya, entah karena saya kurang percaya yang gitu-gitu, kalau ngobatin saya nggak sembuh, sementara orang lain bisa manjur gitu.

    Kalau menurut saya, itu kayak balik lagi ke psikolog kali ya, kekuatan pikiran.
    Kalau kita bener-bener percaya tentang hal itu, kekuatan pikiran itu yang membantu kita pulih atau sembuh.

    Nah masalahnya saya nggak percaya ama kakek saya, nggak tahu kenapa, saking saya dibesarkan dengan banyak-banyak pakai logika kali ya, meski dulu waktu kecil saya jarang sholat, di rumah malah kagak ada yang sholat.
    Tapi saya percaya, kuncinya segala sesuatu itu ya di Tuhan.

    Makanya, logika saya menolak percaya, pada orang yang semacam menduakan Dia.
    Lah kakek saya sering cerita, ilmu itu dia dapatkan dari berkali-kali semedi di tengah hutan belantara, dan dia punya semacam pantangan agar ilmu itu berhasil, salah satunya adalah, nggak boleh sama sekali pakai celana, hanya boleh pakai kain.
    Meskipun saya jadi berpikir, jadi kayak orang haji ya, nggak boleh pakai pakaian berjahit.

    tapi sejujurnya, saya pernah dimandiin kakek saya.
    Dulu, betis saya tuh sering sakit banget kayak ditusuk-tusuk.
    Pas juga waktu itu, bapak saya marahan ama tetangga yang sering ngambil buah di tanah kami tanpa izin.

    Kakek saya menduga, saya menginjak 'sesuatu' yang ditanam nenek-neneknya tetangga itu.

    Langsung deh saya dimandiin, pakai air jampi-jampi, tapi nggak pakai kembang 7 rupa sih wakakakaka.

    Dan believe or not, sampai sekarang, saya kalau mukul orang tuh biar dikata menurut saya pelan, orang langsung teriak kesakitan.
    Itulah kenapa, kalau saya marah ama anak-anak, saya milih teriak, daripada saya emosi dan mukul anak-anak, bahayaa..

    Bukan itu saja, kira-kira 3 tahun setelah saya dimandiin itu, saya pernah operasi kecil di bagian bahu saya, karena ada benjolan kecil yang dicurigai tumor kulit.

    Pas operasi, tauk deh entah pisaunya atau apanya yang tumpul, tapi dokter tersebut ngakak ama kakak saya, lah sulit banget lukain kulit saya buat angkat tuh benjolan.

    Pas selesai, kakak saya cerita ke mama karena saat itu mama nggak ikutan masuk, katanya kulit saya kek kulit badak, keras banget dilukain.

    Mama langsung terdiam, lalu menceritakan tentang saat saya pernah dimandiin kakek saya, mama pikir mungkin karena itu.

    Cuman kayaknya sekarang udah nggak ngaruh kali ya, karena 2 kali sesar, nggak dengar tuh dokternya kesulitan belah kulit saya, atau mungkin juga mereka nggak ngomong kali ya.

    Tapi yang jelas, saya tetep luka kok kalau saya nggak hati-hati pegang pisau hahahaha.

    Oh ya, kalau di nenek dari mama saya, mereka tuh lebih ke ilmu para wanita.
    Dari menerawang, sampai sering didatangin wanita-wanita minta doa biar disayang suami hahahaha.

    Tapi lucunya, bahkan mama saya sering berantem ama bapak, sedikitpun mama nggak mau terima even ditawarin.

    Dan saya bersyukur banget, meski punya ortu yang terlihat kagak harmonis, dulunya jauh banget dari Tuhan, tapi Alhamdulillah iman mereka masih dikuatkan untuk hal-hal seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan

    1. bapak saya juga sama, dia memilih nggak mau berurusan dengan ilmu-ilmu bapaknya, akhirnya diterusin ama kakaknya.

      Satu-satunya yang bapak saya warisi cuman ilmu silatnya.
      Kakek saya dulu guru silat sebenarnya, tapi demi agar kekuatannya lebih, makanya blio ke hutan cari ilmu itu.

      Etdaaahh, orang cari ilmu ke London sanah, dia ke hutan wakakakakak.

      Btw, ceritanya makin keren nih Mas,jujur sama sekali nggak ketebak kalau ternyata dalangnya si pak dukun itu.

      Dan eh saya juga bersyukur deh, meski kakek nenek saya punya ilmu demikian, tapi Alhamdulillah hanya digunakan untuk yang baik-baik saja.

      Bahkan nenek saya itu, nggak mau nerima orang yang belom nikah buat ngasih kayak ilmu pengasih gitu, takut disalah gunakan buat suami orang kali yak wakakakak.

      Dan kakek saya dulu, buka praktik hanya melayani orang yang sakit untuk penyembuhan, atau menerawang aja.
      Kayak yang kehilangan, atau mau tahu kabar sodara di perantauan, maklum dulu belom ada medsos hahahahaha

      Hapus
    2. Di daerah Buton berarti hampir mirip Jawa ya mbak, masih banyak ilmu seperti itu. Asal digunakan untuk kebaikan sih menurutku tidak apa-apa kok.

      Wah, berarti kakeknya mbak Rey itu gurunya Superman kali ya, soalnya bisa bikin kulit tidak mempan dilukai. Mirip sama debus Banten ya, disini kadang masih ada pertunjukan debus mbak, orang dibacok pakai golok ngga mempan, padahal goloknya sebelumnya buat motong bambu langsung patah jadi dua.

      Soal boneka yang dibuang sama tuh dukun Agus juga ngga tahu apakah itu yang bikin pak Leman meninggal, mungkin mbak Rey bisa tanya pak dirman langsung.😀😁😆

      Hapus
    3. Hahaha, saya jujurnya kurang percaya Mas, buktinya saya tetp luka kena pisau wkwkwkwkw.
      Etdaaahh Mas Agus ini, masa iya kita kudu telpon pak Dirman? :D

      Hapus
  31. Kereeeen mas ceritanya. Kali ini ga ketebak hahahahaha.

    Kalo baca yg begini, kdg antara percaya dan ga percaya yaaa. Ga pengen percaya Krn takut musyrik. Tapi aku tau ilmu hitam bgini memang ada. Semoga slalu dijauhin lah dr orang2 pengguna ilmu hitam. Keluarga suamiku msh ada yg percaya Ama kejawen mas. Yg pake sajen supaya ga hujan. Aku serem jujurnya. Krn keluargaku sendiri malah fanatik bgt agamanya.

    Tapi syukurnya suamiku ga ikutan. Awas aja kalo berani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, kadang aku juga antara percaya ngga percaya, tapi nyatanya kadang ada orang yang sakit aneh begitu.

      Untungnya suami mbak ngga ikutan kejawen ya, kalo ikut ntar gimana ya?

      Hapus
  32. Astaga... Ternyata dukunnya double agent. :D

    BalasHapus
  33. oh noooooo ternyataaaaaa, dan aku penasaran siapakah sosok yang datang ke rumah pak dirham setelah kejadian itu

    BalasHapus