Jatuh cinta dengan penjaga stan buku
Sebagai seorang suka membaca maka Satria sering jalan jalan ke bazar buku jika tempatnya tidak jauh dari rumahnya. Maklum, kadang kalo ada pameran seperti itu biasanya dibanderol agak murah atau dikasih diskon lumayan banyak. Buku best seller yang biasanya dijual 100 ribuan bisa didapatkan dengan separuh harga.
Seperti hari ini, begitu temannya Herman memberi tahu akan ada pasar buku di kotanya maka ia pun langsung kesana. Di bazar seperti ini biasanya ada beberapa penerbit yang suka kasih diskonan. Selain itu biasanya ada juga yang jual buku yang sudah langka.
Saat sedang asyik memilih buku itulah ia melihat melihat seorang gadis sedang menunggui stan miliknya. Kulitnya putih bersih dan rambut panjangnya dikucir, ia memakai baju warna hijau tua yang kontras dengan warna kulitnya tapi menambah kecantikannya. Usianya sepertinya sepantaran dengannya.
"Permisi kak, buku ini harganya berapa ya?" Tanyanya sambil memegang sebuah buku yang cukup tebal.
Gadis berkulit putih itu mengambil buku tersebut lalu mengamati sebentar." Ini harganya 65 ribu mas."
"Wah mahal juga ya. Apa tidak bisa kurang?" Tawarnya.
" Maaf mas, buku Meniti Bianglala karya Mitch Albom ini memang mahal karena best seller, itu sudah diskon lho karena harga aslinya 89 ribu." Katanya sambil tersenyum.
Satria meletakkan buku tersebut." Kalo novel JK Rowling yang judulnya Cormoran Strikes ada tidak kak?"
"Yang bahasa Indonesia apa Inggris mas?"
"Kalo ada yang bahasa Indonesia saja, kan bahasa persatuan kita." Wah, Satria sudah mulai bilang kita ea~
"Maaf mas kalo yang sudah bahasa Indonesia tidak ada disini, tapi di rumahku ada, tadinya mau dibawa kesini tapi tidak sempat karena sudah banyak.
Pucuk dicinta ulam pun tiba pikir satria." Boleh dong minta alamat rumahnya, sekalian aku mau lihat-lihat buku lainnya."
Gadis itu berjalan ke meja lalu mengambil sebuah kertas." Ini alamatnya mas, silahkan kalo mau kesana tapi sore atau malam ya karena kalo siang aku kerja."
Setelah bertanya pada dua orang penduduk akhirnya Satria sampai juga di tempat tinggal Ratna, wanita yang telah memikat hatinya. Sebuah rumah yang cukup kecil tapi enak dipandang, dengan halaman depan tertanam beberapa bunga seperti mawar dan anggrek.
"Selamat sore kak." Ucapnya.
Sudah satu menit menunggu tapi tak ada jawaban. Satria lalu mengulangi lagi tapi sayangnya tetap tidak ada jawaban, entah sudah berapa kali.
"Ada apa mas?" Tanya seseorang yang kebetulan lewat.
"Ini pak, saya mau bertamu kesini tapi tidak ada jawaban. Apa mungkin orangnya sedang pergi?"
"Oh mungkin ia tidak dengar. Pencet saja bel itu biar dia tahu." Orang itu menunjukkan sebuah bel yang letaknya persis di depan nya lalu ia pun pergi.
Asem, batinnya. Kenapa ia tidak melihat ya, kan jadi tidak capek berteriak-teriak.
Tak lama kemudian seseorang keluar dari dalam rumah setelah bel tersebut dipencet. Gadis itu tampak malu." Maaf mas tadi sedang mendengarkan musik makanya tidak tahu ada tamu."
"Ah tidak kok, saya baru datang." Jawabnya. Begitu melihat wanita cantik ini rasa kesalnya langsung hilang seperti es dikutub Utara yang kena pemanasan global. Ia lalu memperkenalkan dirinya beserta tujuannya yaitu ingin membeli buku walaupun tujuan utamanya adalah bertemu dirinya yang membuatnya terbayang bayang sejak ketemu di stan buku.
"Silahkan masuk mas." Ia lalu membuka pintu pagarnya. Satria masuk dan saat lewat ia mencium bau harum semerbak tapi ia tidak masuk dulu. Ratna lalu kedalam diiringi tatapan tamunya yang memandang tak berkedip. Rambutnya yang dikuncir tampak mengayun kesana-kemari, membuat dirinya hampir mimisan. Oh Tuhan, sungguh indah sekali ciptaan-Mu ini.
"Maaf tempatnya berantakan mas." Kata gadis itu sambil mempersilahkan tamunya duduk.
"Ah tidak. Enak kok ruangan ini." Satria cepat-cepat menjawab.
Ratna lalu masuk ke belakang dan tak lama kemudian tercium bau harum dari secangkir kopi.
"Silahkan diminum mas."
"Duh, ngapain repot-repot sih kak."
"Panggil saja namaku Ratna atau Nana, kan usia kita sebaya."
Asyik, batinnya." Kok sepi ya Nana."
Gadis cantik itu tampak terdiam. Ah, sial mengapa ia lancang bertanya hal seperti itu batinnya.
"Aku merantau sendirian disini mas. Kedua orang tuaku marah padaku, terpaksa aku minggat lalu bekerja di mana saja termasuk di distributor buku." Ratna menjelaskan.
Satria sebenarnya ingin tahu mengapa kedua orangtuanya marah tapi urung karena merasa itu tak pantas. Ia turut bersedih juga.
"Silahkan diminum mas kopinya, nanti keburu dingin lho."
Satria segera minum kopi sambil melihat Ratna yang sedang mengambil buku di kamar. Entah dirinya tahu diperhatikan atau bagaimana, ia tiba-tiba mengerling lembut pada tamunya, sehingga pemuda itu gelagapan dan hampir saja tersedak kopinya.
Sejak saat itu Satria sering kali bertamu ke rumah wanita itu. Ada saja alasannya, dari mulai beli buku, membahas buku bersama karena kebetulan Ratna juga penggemar dari JK Rowling sejak Harry Potter hingga membahas masalah buku yang kadang dibajak seperti hatinya.
Setelah sebulan kenalan maka pemuda ganteng berusia 25 tahun itu memutuskan untuk mengungkapkan perasaan pada Ratna sehabis mereka menghadiri sebuah bedah buku diiringi oleh rintik hujan. Gadis cantik itu ternyata menerima dengan senang hati. Malam itu dunia pun terasa milik mereka berdua.
Sehari setelah resmi pacaran maka keesokan harinya Satria mengajak kekasihnya itu untuk menonton film di bioskop, kebetulan ada film terbaru dari JK Rowling yang sedang tayang. Ia lalu mengeluarkan motor ninjanya yang masih kredit dan meluncur menuju rumahnya. Di depan rumah Ratna sudah menanti sambil berdiri anggun.
Bioskop ternyata penuh karena bukan hanya mereka berdua saja yang antusias untuk menonton. Beruntung Satria sudah memesan tiket secara online sehingga tidak perlu antri.
Kok pilihnya di pojok atas mas, tanya Ratna ketika mereka masuk ke gedung pemutaran film. Biar asyik pacaran, begitu kata pemuda yang langsung dihadiahi sebuah cubitan sayang di lengannya oleh kekasihnya.
Ratna tampak antusias menonton filmnya, sedangkan satria malah lebih asyik memperhatikan pacarnya itu. Tak tahan ia pun lantas memegang tangannya. Gadis itu tampak terkejut tapi iapun balas menggenggam. Perasaan satria tentu saja terhanyut seperti sendal jepit yang terbawa arus banjir tanpa tahu arah pulang.
Setelah film selesai maka mereka berdua tidak langsung pulang tapi jalan-jalan dulu keliling kota dan dilanjutkan dengan istirahat di alun-alun kota yang tampak ramai. Banyak pasangan muda-mudi lain yang juga sedang asyik berpacaran.
Satria tak mau kalah. Ia pun lantas membawa kekasihnya lalu mereka duduk di sebuah bangku taman dibawah pohon yang rindang. Bintang bintang dilangit tampak berkelip-kelip tampak cemburu melihat kemesraan mereka.
"Sayangku, apakah kau benar-benar cinta padaku?" Tanya Satria seakan belum yakin.
"Tentu sayang." Balas Ratna." Cintaku padamu sekeras gelas yang kadang kopinya kau minum." Gombalnya tidak kreatif, tapi pemuda itu masa bodoh saja.
"Makasih sayang. Cintaku padamu juga sama kerasnya. Kalau kau tidak percaya belahlah dadaku."
Ratna lalu celangak celinguk seperti mencari sesuatu, tentu saja Satria jadi heran.
"Cari apa sayang?"
"Cari pisau." Jawabnya singkat.
Tentu saja pemuda itu tambah heran." Untuk apa pisau sayang?"
"Untuk membelah dadamu sayang, untuk melihat apa benar ada cintamu padaku." Katanya sambil tersenyum manis.
Satria langsung menepuk jidatnya." Aduh, nanti mas bisa mati dong sayang."
"Lha, terus bagaimana caranya agar aku tahu bahwa mas benar-benar cinta padaku?" Katanya pura pura ngambek.
"Tidak usah dibelah sayang, biar nanti di ronsen saja, pasti akan ketahuan ada cinta mas pada Ratna. Cuma karena sudah malam maka tidak ada rumah sakit buka, bagaimana kalo besok saja." Jawabnya sambil mengedipkan mata. Ratna tentu saja jadi tertawa melihat akalnya.
Jam satu malam barulah Satria mengantar Ratna kembali pulang ke rumah. Sebenarnya ia ingin menginap dirumahnya tapi tak enak, baru pertama pacaran, terus bagaimana kalo para tetangga kiri kanan pada tahu. Wah, bisa digerebek ia dan diarak keliling kampung. Kalau ia sih tidak masalah tapi kekasihnya itu pasti sangat malu.
"Makasih ya sayang." Ujar Ratna sambil mengecup bibir pemuda itu. Setelah itu ia lalu masuk kedalam meninggalkan Satria yang masih terbengong-bengong karena tak menyangka akan dapat hadiah spesial.
Saat ia hendak menstarter motornya dan pulang tiba-tiba dirinya melihat sebuah dompet jatuh. Ah, pasti milik pacarnya itu karena sebelum berangkat ia melihat membawanya.
Karena iseng ia pun lantas membuka dompet tersebut. Sebuah kartu identitas dan beberapa kertas yang ada didalamnya, beberapa lembar uang dan sebuah foto. Ketika dilihat ternyata sebuah foto anak laki-laki yang mukanya mirip dengan Ratna. Ah, apakah itu adiknya pikirnya.
"Ada apa ya mas?" Tanya Ratna sambil membuka pintu dan tersenyum.
"Ini dompetmu kan sayang?" Tanyanya sambil memperlihatkan dompet berwarna coklat.
Gadis itu tampak terkejut." Aduh, pelupa sekali aku. Untung ada kamu mas, kalo tidak aku pasti tidak tahu kalo dompetku jatuh. Makasih ya sayang." Katanya sambil tersenyum manis.
"Ah, tidak apa-apa sayang." Satria tertawa." Oh iya, apakah ini adalah adikmu?"
"Adik?" Tanya gadis itu bingung.
Satria lalu memperlihatkan foto yang didapat dari dompetnya.
Wanita muda itu tampak terkejut, mukanya langsung berubah dan tiba-tiba ia menangis dan langsung lari kedalam.
Tentu saja pemuda itu terkejut bukan main karena tak menyangka efeknya bakal seperti ini. Ia pun lalu masuk kedalam dan menenangkan kekasihnya yang tampak sedang menangis di kursi sofa.
"Maafkan mas satria sayang. Aku tak menyangka kalo foto itu sangat membuatmu sedih, maafkan kalo mas salah." Kata Satria sambil memeluk pacarnya.
Gadis itu melepaskan pelukannya." Bukan salah mas Satria, tapi melihat foto itu aku jadi teringat masa lalu."
Tentu saja pemuda itu tambah terkejut tapi berusaha bersifat tenang. Mungkin kah foto anak lelaki kecil itu bukan foto adiknya tapi anaknya, kalo begitu apakah ia janda atau jangan-jangan adiknya itu sudah meninggal dunia makanya ia sangat sedih. Ah, persetan, Ratna janda atau bukan yang penting ia sayang.
"Jangan sedih sayang. Mas Satria akan menerimamu apa adanya."
"Tapi... tapi masa laluku kelam mas, aku takut mas nanti akan menjauh." Katanya masih diselingi Isak tangis.
"Mas Satria akan menerimamu apa adanya. Janganlah kau sangsi kan cintaku padamu sayang."
Ratna memandang pemuda itu tak berkedip." Benarkah mas akan menerima Ratna apa adanya?"
"Tentu sayang. Tak masalah biarpun misalnya kau seorang janda dan sudah punya anak." Ujar Satria meyakinkan.
"Aku belum punya anak mas."
Tentu saja ia heran." Lalu, apakah dia adikmu?"
"Bukan mas, itu foto aku waktu kecil."
TAMAT
Yeeaayy!!!
Tadi pas foto anak kecil muncul, aku menduga-duga..
1. Itu anaknya Ratna di kampung
2. Ratna adalah transgender
Dari dugaan ini mencoba memikirkan mana nih yang possible?
Kalau no. 1 kayaknya mungkin tapi tingkat ketepatannya g banyak. Soalnya Ratna dan ortunya lagi terpecah belah. Ya masak mau nampung anaknya. Kayaknya yang kedua nih paling bisa. Dan bener!!!!
Kasihan 'mbak Ratna' kena hipnotis rayuan maut mas Satria, hahaha .. mon maap (✯ᴗ✯)
Khawatirnya, gimana itu kalau 'mbak Ratna' minta paksa mas Satria belah dada pakai belati ...hahaa ..
Ratna oh Ratna
Mungkin juga si Ratna pernah ngeronda tu bareng pak RT 😁😁😁
Sabar ya satria, tidak semua laki-lakiiiii bersalah padamuuuu... Eh kok malah dangdut.... 😁😁
kali aja ikutan Miss International Queen (halah)
hahahahah mesti ya endingnya
aku ngakak pas bagian besok aja dironsennya
ada aja satria ngelesnya
Kali ini endingnya nggak tertebak lagi hahaha. Good job Kak Agus!
Astaga~ ternyata Satria kena zonk 😂
mas satria : cari apa sayang, kok bingung begitu
ratna : saya cari kapak sayang
mas satria : buat apa sayang
ratna : buat membelah dadamu sayang atau kalau kurang ekstrim, bisa di ganti gergaji kayu atau excavator, wkwkckk
Tadinya saya pikir akan berujung sebuah fakta menyaramkan sekelas si nana ternyata udah jadi hantu atau nana bunuh satria karena nekat melihat hatinya Satria, eh ternyata lebih serem dari itu 😅
Yaampun, tadi aku pikir bakal horror lho, Mas. Jadi bacanya pelan-pelan aja. Takut kalau ada jump scare nya. Ternyata malaaaah. 🤣🤣🤣🤣
Duh, ngakak kan aku jadinya. Ada-ada aja nih idenya si admin. Kok ya kepikiran. Atau jangan-jangan mas Agus....🙈
Dari awal ga kepikiran ini mau gimana ceritanya, apa emang untuk nyeritain manis-manisnya hubungan Satria dan Ratna... eh ternyata langsung diserang di akhir 😱
Udah kayak film-film favorit anak muda jaman sekarang nih, plot twist 🙈
eh si Satria naksir ama si Ratna
Pantesan si Ratna dimarahin ortu nya dan Ratna milih minggat untuk mempertahankan identitasnya .. astaga.. kang Satria mimpi apa ya punya pacar " cantik" tapi palsu..🤭
apalagi pas baca Cintaku padamu sekeras gelas yang kadang kopinya kau minum. hahaha, beneran gombalan yang nggak kreatif tapi lucu minta ampun :D
duhh, kl dengan ronsen bisa membuktikan dia cinta beneran sma aku atau nggak udah ku bawa dia ronsen bang. wkwkwk
dahlaaah, tak kira Ratna juga janda, ternyta foto itu masa kecilnya, geemeeess
Duh, sangkin manisnya kerlingan si ratna, ampe si satria ampir kesedak😅
Kasian jg mas Satria, cintanya udah jatuh sebegitunya ma ratna, epadahal zonk 🤣
Untung dadanya ms satria gak terlanjur dibelek 🤣
Eh aku mau tos dulu sama Ratna, sama2 suka Harry Potter. Hehehe..
Nice post
Saya jadi ingat dengan beberapa waktu lalu booming tentang artis yang melakukan pelecehan seksual kepada kru TV yang sesama laki.
Maksudnya, kalau perempuan kan merasa dilecehkan kalau dilakukan oleh laki, nah laki malah merasa gimana coba digitukan laki? hahahaha
Makanya mas Satria jangan ngebet banget atuh. Tolong itu apa kabar bibirnya yang dapet hadiah spesial dari Ratna (atau Ratno?) 🤣
lanjutannya apa nih? jadi nginep kah? wahahaha
pas kalimat "seperti sandal jepit yang terbawa arus banjir", aku auto ngebayangin nonton film layar tancap jaman dulu pake kursi plastik dan tanah becek, mungkin kayak gitu :D
ini bener bener cinta sejati, ga pandang usia, umur, dan gender #ehhhhh