Firasat mimpi anak
"Baru pulang nih jaey?" Sapa temanku Satria ketika melihatku datang dengan naik motor. Hari sudah lewat Maghrib hampir jam 7 malam.
Aku mengangguk." Iya kang, biasa cari pekerjaan."
"Dapat tidak, kalo ada lowongan kasih tahu ya, adikku pengin kerja."
Aku menggeleng lesu.
"Sabar Jaey, insyaallah nanti dapat apalagi kamu kan lulusan S1 dan ada pengalaman kerja lima tahun sebagai staf kantor, itu bisa jadi salah satu kelebihan, tuh Herman juga masih sama nganggur seperti mu." Kata Satria sambil mengedarkan pandangannya ke belakang tempat kost. Di belakang tempat kost orang yang dibicarakan sedang asyik duduk di tepi sungai, mungkin mancing. Ia kalo mancing tidak pandang waktu bahkan seringnya malam karena siang ngojek.
Tempat kost aku memang ada di pinggir sungai, sungainya tidak terlalu besar tapi lumayan dalam.
Herman sendiri kena PHK sejak awal Pandemi Corona , beda dengan ku yang baru lima bulan lalu. Perusahaan ku yang sebelumnya sudah sepi begitu ada pandemi makin sulit dan akhirnya ambruk lalu memutuskan hubungan kerja secara massal, salah satunya adalah diriku.
Aku tinggal di kontrakan dengan anak istri, sama seperti Herman, yang masih sendiri hanya Satria.
Herman sendiri masih disini karena kerja sebagai tukang ojek. Sebenarnya aku ingin juga tapi agak malu karena dulu aku staf kantor. Entahlah kalo uang pesangon sudah habis dan belum dapat pekerjaan, terpaksa ku jalani nanti.
"Aku masuk dulu ya kang, mau istirahat." kataku sambil memasukkan motorku kedalam kamar. Ia mengangguk lalu melanjutkan lagi main hapenya.
Kamar kost yang aku tempati cukup besar, ada ruang tamu dan juga ruang tidur dan kamar mandi di belakang. Lebih mirip rumah tipe 21 daripada kost, mana sewanya cukup terjangkau lagi. Tapi itu dulu sewaktu masih kerja, sekarang mah jangan tanya. Memang ada uang pesangon tapi masa mau dihabiskan untuk bayar kontrakan saja apalagi sisanya tinggal separuh.
Dulu tempat 10 pintu ini ramai dan penuh semua, tapi sejak ada korona satu persatu yang kena PHK pada keluar. Hanya tinggal kami bertiga disini.
Biarpun capek aku tidak langsung tidur tapi bermain hape dulu. Skrol skrol Facebook, setelah bosan ganti blog. Ada beberapa teman yang berkomentar. Setelah membalas komentar dan berkunjung balik maka aku coba lihat-lihat lowongan pekerjaan secara online lalu tertidur.
* * *
Aku terbangun ketika mendengar suara tangisan anak. Sebenarnya mataku sangat ngantuk soalnya masih tengah malam. Tapi tangisannya makin kencang sehingga terpaksa aku bangun biarpun mata sepet sekali karena baru beberapa jam tidur.
"Kenapa nangis." Kataku sambil mengelus rambutnya sekedar untuk menenangkannya.
Tangis anakku sedikit reda lalu ia menjawab." Aku lihat mama dibunuh orang dan tubuhnya di ikat lalu di tenggelamkan ke sungai. Aku juga dibunuh, di ikat batu dan dilemparkan ke sungai." Katanya sambil menangis terisak-isak.
Tentu saja aku terkejut. Kulihat istriku Amanda masih tertidur pulas di kasur.
"Itu hanya mimpi nak, makanya kalo mau tidur jangan suka nonton film hantu ya."
Ia melihat ke ibunya dan tangisnya pun hilang.
"Nah benarkan kamu hanya mimpi. Ayo tidur lagi." Kataku sambil membelai badannya agar ia nyaman. Anak berusia 7 tahun itu tersenyum dan mengangguk.
Tapi ia tidak langsung tidur tapi malah menatapku sambil tersenyum. Entah mengapa aku melihat agak ngeri, soalnya senyumnya itu lebih mirip menyeringai dari pada senyuman.
Bayangkan, kamu bangun tengah malam lalu anakmu mengigau yang seram plus ia juga tiba-tiba menyeringai. Aku sebenarnya takut tapi kucoba untuk tetap tenang.
"Udah tidur ya, biar besok nanti tidak bangun kesiangan, kan mau sekolah." Kataku sambil menyelimutinya. Ia tersenyum dan kali ini hanya senyum biasa. Melihat Amanda tertidur pulas aku pun tersenyum. Syukurlah, sepertinya ia sudah tenang setelah beberapa hari lalu kami bertengkar hebat karena masalah ekonomi.
* * *
Esok paginya seperti biasa aku santai duduk depan kamar kost sambil ngopi, sementara tangan sibuk pencet hape untuk melihat sosmed. Herman sudah tidak kelihatan, mungkin ngojek seperti biasa, sedangkan Satria entah kemana.
Bosan dengan sosial media yang itu-itu saja maka aku melihat berita di beranda Chrome, siapa tahu ada berita yang bagus bukan.
Tak ada berita yang menarik, hanya ada berita politik maupun olahraga sepakbola. Tiba-tiba mataku terbelalak ketika melihat berita kriminal.
Di sebuah portal berita, aku melihat berita seorang ibu dan anak dibunuh lalu mayatnya diikat batu dan ditenggelamkan ke sungai. Berita itu baru rilis beberapa menit yang lalu.
Otomatis aku teringat dengan kejadian tengah malam itu. Apakah ini firasat anak kecil, tapi tak mungkin, mereka baik-baik saja di dalam kamar.
Segera saja aku masuk kedalam ruangan. Berapa terkejutnya ketika tidak melihat mereka berdua.
Tak mungkin batinku. Aku membaca berita itu lagi, lengkap dengan ciri ciri kedua korban dan juga baju yang dipakai, itu sama persis dengan istri dan anakku, tapi bagaimana mungkin. Mereka masih ada semalam, sedangkan menurut berita, dua mayat itu kemungkinan sudah mati tiga hari yang lalu.
Sebuah mobil datang ke tempat kontrakan. Dua orang keluar, siapa lagi kalo bukan Herman dan Satria. Aku lega siapa tahu mereka tahu dimana anak istriku, tapi betapa terkejutnya aku ketika bukan hanya mereka yang turun tapi juga tiga orang polisi.
TAMAT
Jadi pembunuhnya Satria dan Herman kah ataukah bunuh diri karena himpitan ekonomi 🤣
Wah mas jaey jadi tokoh utamanya, sekarang pake kata ganti orang pertama atau aku ya...
Ayah yang baik ya sebelum bobok anaknya dielus elus dulu dan ditenangin ☺
eh mas ini cerpen fiktif saja kan ya ☺...
mbul nda update berita berita soalnya. Tapi aku komen cerpennya aja ya..yang sipatnya fiktif belaka ☺😊
Semoga blog ini semakin jaya di udara !
Salam hangat dari wonogiri
Hmm,,, jadi selama 3 hari siapa yang dia temui di rumah? 🤔
2 orang yang keluar duluan dari mobil
eh ternyata ada yang keluar dari mobil lagi Pak Pulisi, tiga orang lagi
Ngeri jika melihat mereka, jangan-jangan dan jangan- jangan telah melakukan pelanggaran. Kartu kuning juga bisa kartu merah tuh
Tapi, cerita kayak gini, kalau dibuat film, menarik banget nih, apalagi kalau endingnya gantung hahaha