Wawancara dengan dua makhluk halus
Heni dan Nita adalah dua cewek yang memiliki kelebihan yaitu bisa melihat makhluk halus. Kemampuan Nita itu disebabkan ia seorang indigo sedangkan kalo Heni karena pernah kehilangan duit karena diambil oleh tuyul tapi tak percaya, akhirnya oleh temannya itu dibuka indra ke enam nya.
Sampai suatu hari Heni datang ke kamar kost Nita dengan membawa sebuah informasi.
"Emang info penting apaan sih Eni?" Tanya Nita ketika melihat temannya berkata di WhatsApp ada informasi penting.
"Ino lho, katanya akan ada jin dan Genderuwo yang akan ganggu pemilu nanti." Jawab temannya sambil memberikan link berita di ponselnya.
Gadis itu tepok jidat ketika melihat berita itu." Lha, itukan berita pemilu tahun 2019 Eni, masa mau disamakan dengan sekarang. Lagipula itu kata kiasan dari Amin Rais soal hacker, bukan Jin dan Genderuwo beneran."
"Siapa tahu memang beneran dan siapa tahu juga sekarang masih ada yang pakai."
"Terus kenapa kamu kasih berita itu ke aku sih."
Heni hanya nyengir." Kamu kan bisa melihat makhluk gaib. Coba tanya barang kali informasi itu beneran."
Nita hanya bisa geleng-geleng kepala saja." Ogah ah, kayak ngga ada kerjaan saja, lagipula udah dekat skripsi. Aku mau fokus belajar biar lulus."
"Nanti aku bantu deh saat skripsi, ini buat kamu." Kata Heni sambil memberikan es bubble kesukaan temannya.
* * *
Akhirnya malam itu karena tidak ada pekerjaan penting maka dua gadis itu lalu mencoba mencari informasi tentang hal tersebut dan beruntung tidak jauh dari kontrakan Nita ada sebuah pohon beringin besar yang dihuni oleh Genderuwo dan Jin.
Awalnya dua makhluk halus itu yang sedang gelantungan di akar pohon beringin kaget juga ketika melihat ada manusia yang bisa melihat mereka. Lebih kaget lagi ketika mereka berdua mengaku wartawan dan berniat untuk melakukan wawancara tentang pilpres.
"Kalian ini lagi gabut ya?" Tanya dua makhluk halus itu yang dijawab hanya dengan nyengir oleh keduanya.
"Aku harus panggil apa nih sama om jin ini?" Tanya Nita sementara Heni hanya memperhatikan.
" Panggil mas Jun saja, jangan om ya. Lihat, aku masih muda kan." Jawab jin itu, tak lama kemudian ia sudah beralih rupa menjadi Reza Rahadian.
" Kalo om Genderuwo ini aku panggil apa dong, apa Mas Wowo saja?"
"Semprul, nanti aku dikira anak buahnya salah satu capres itu dong." Jawab Genderuwo itu yang tahu bahwa salah satu capres yang maju tahun depan ada yang dipanggil Wowo.
"Lha, terus?"
"Panggil saja aku Will Smith biar akrab."
"Will Smith yang aktor Bollywood itu ya?"
"Hollywood, gimana sih. Cantik cantik kok blo'on" Genderuwo itu marah-marah.
Nita hanya mesem saja sedangkan Heni agak takut tapi karena ada temannya ia jadi yakin apalagi tahu kelebihan nya. Nita lalu memberikan rokok kretek dan Chiki sebagai sesajen agar keduanya mau diajak wawancara.
"Gini mas Jun dan mas Will. Kami ingin tahu apakah pemilu tahun depan akan ada yang menggunakan jasa Jin dan Genderuwo."
"Oh tentu saja ada." Kali ini mas Jun yang bicara." Tiap pemilu pasti kami dapat orderan lah."
"Oh, tiap pemilu?" Kaget juga kedua cewek itu.
"Oh tidak sih, kami baru dapat orderan mulai tahun 2014 saja, sebelumnya tidak ada yang menggunakan jasa kami."
"Wah, siapa tuh yang memakai?"
"Maaf neng. Itu rahasia dan sudah jadi sumpah jabatan profesi kami tidak akan menyebutkan, yang jelas ada lah."
Nita mengangguk mengerti. "Manusia kah?"
"Ya manusia, tapi setengah setengah sih."
"Lho, apa maksudnya."
"Maksudnya wujudnya itu manusia, tapi kelakuannya itu seperti setan. Kami yang setan aja agak ngeri dengannya."
Heni dan Nita mengangguk mengerti.
"Bagaimana sih caranya mengerjakan orderan tersebut." Tenya mereka berdua penasaran.
"Ini sebenarnya rahasia tapi tak apa dibocorkan sedikit. Jadi kami ini nanti akan memanasi manusia manusia agar mereka saling mencaci capres lawannya dan menyanjung capres pilihannya dengan harga mati." Mas Jun buka rahasia.
"Bukan cuma itu." Genderuwo ikut menambahkan." Kami nanti juga akan membuat mereka agar berantem bahkan mungkin nanti akan ada huru hara."
"Set dah, itu mah kelakuannya kayak setan."
"Lha, kami kan emang setan." Jin dan Genderuwo marah itu tak terima.
"Oh iya, maaf deh." Ujar Nita sambil memberikan sebuah Chiki lagi." Sepertinya orderan seperti ini cuma ada di Indonesia ya "
"Ah ngga juga. Kami pernah dapat orderan seperti ini di Amerika Serikat tahun 2016. Ukraina tahun 2014. Di Brazil juga India."
"Berarti hampir seluruh dunia ya."
"Memang, tapi banyak juga negara yang tidak mempan biarpun kami sudah panas-panasi secara maksimal."
"Wah hebat, negara mana itu?"
"Selandia baru dan juga beberapa negara Eropa Utara."
Nita manggut-manggut sementara Heni hanya memperhatikan.
"Orderan di negara mana yang menurut kalian paling gampang."
Jin pohon beringin itu agak sungkan menjawab sehingga temannya yang berbulu lebat mengambil alih.
"Di Indonesia sebenarnya, bahkan hanya tinggal dikipasi sedikit sudah panas sehingga kami malah takut sendiri."
"Lho kok takut?"
"Gini neng, disini itu lebih parah. Sesama teman saling musuhan hanya karena beda pilihan, antar saudara bertengkar belum lagi hoax dan fitnah yang bertebaran. Sesama makhluk halus kami saling bantu tapi sesama manusia malah begitu, gimana kami ga takut."
"Kalo takut kenapa ngga risen aja sih?"
"Kami pengin risen sih tapi gimana lagi, anak istri kami kan perlu makan."
Heni yang dari tadi hanya memperhatikan kali ini ngomong." emangnya kalian ngga kasihan dengan anak istri kasih rejeki dari cara begini?"
Jin dan Genderuwo itu saling pandang.
"Bentar bentar, kalian ini beneran wartawan apa Agen MUI sih?"
TAMAT
asik juga bisa ngelihat mahluk halus.....
Laah semua yg terjadi kalo udh diapprove Ama Tuhan, manusia bisa apa.
Heran yaa, prinsip pemilu yg LUBER kok malah udh ga ada lagi 😔
Tetep idenya Mas Agus keren. Mengemas cerita politik dengan humor genre horor. Halah ini apa bahasanya, hahaha.
Mas Will Smithnya sibuk bener ya tiap tahunnya, orderannya sampe luar negeri segala, mantapp :D
Memang manusia setengah-setengah ini nyata adanya hahaha, wujud manusia, tapi kelakuan ya bukan manusia. Banyak juga ditemuin disekitar aku, pusing dah hahaha