Cerita seram tentang kesurupan
Seperti biasa kalo hari Minggu Agus suka mangkal di pasar Cikande karena biasanya banyak pengunjung. Seperti hari ini, Agus sudah nongkrong di tengah pasar menunggu rejeki. Alhamdulillah setelah duduk selama 15 menit ada seorang ibu-ibu memangil.
"Mas, ojek kan."
"Iya Bu."
"Tapi belanjaan aku di tukang sayur sana."
"Ngga apa-apa Bu."
Aku dan ibu itu lalu pergi ke tempat jualan sayur yang dimaksud. Ternyata lumayan banyak juga muatan nya. Dua karung di depan dan sebuah kantong plastik besar di belakang plus diatasnya ada seikat kangkung dan bayam sekitar 10 kilo.
"Ke desa Pasir Mindi ya."
"Oke..."
Sekitar 30 menit kemudian sampai juga. Alhamdulillah pagi-pagi sudah dapat 20 ribu.
Agus berharap ada penumpang yang mau ke pasar saat balik, lumayan dapat rejeki lagi kan. Tapi sayangnya sampai di pasar tidak ada. Kebanyakan sudah pada punya motor sendiri.
Sampai pasar ia nongkrong lagi. Ada seorang bapak-bapak sudah duluan disana, seorang tukang ojek sepertinya.
Agus ngobrol dengan bapak itu. Ia memperkenalkan diri namanya Bambang.
"Lho, kok ngga keliling pak?"
Bapak itu agak sedikit bingung. "Udah keliling pasar tapi tidak ada penumpang."
"Bukan itu, kok bukan keliling kampanye, kan pak Bambang caleg." Kataku sambil menunjuk sebuah poster besar seorang calon anggota legislatif bernama Bambang. Bapak itu tadinya bingung tapi tertawa juga.
Entah Agus ngobrol berapa lama sampai bapak itu pergi juga, katanya mau cari penumpang di tempat lain. Agus hanya mengangguk, sekarang memang lagi sepi, ngojek biasa harus bersaing dengan ojek online. Belum lagi dengan mudahnya orang kredit motor jadinya makin sepi.
"Kang, anterin ke desa Baluk bisa?" Seorang wanita berumur 30 tahun bertanya. Di tangan kanannya ia membawa tas belanjaan sedangkan tangan kirinya memegang bocah berumur lima tahun, pasti anaknya.
"Tentu saja bisa teteh."
"Tapi uang ku cuma 15 ribu saja."
"Ngga apa-apa teh, naik saja." Jawab Agus. Biasanya sih ongkosnya 20-25 ribu karena lebih jauh dari Pasir Mindi, tapi daripada tak dapat penumpang kan.
Jam 10 Agus pergi dari pasar Cikande karena sudah agak sepi. Lumayan ada 50 ribu di kantong karena ia dapat seorang penumpang lagi tadi.
Kali ini tujuannya di pangkalan ojek Jempling. Ternyata sudah ada dua orang tukang ojek yang nongkrong seperti dirinya.
"Ramai Gus." Tanya Aiman yang masih satu RT dengannya. Sementara Rosyid tampak asyik main hape.
"Lumayanlah kang." Jawabku.
Tak lama kemudian sebuah angkot berhenti. Baik Agus, Rosyid maupun temannya langsung menuju kendaraan roda empat itu, seorang wanita turun tapi kecele karena ternyata sudah ada suaminya yang menjemput nya.
"Ngapain Rosyid." Tanya Agus pada temannya. Rosyid tampak asyik bermain hape lagi.
"Biasa, kecanduan judol. Duit susah dicari malah dibuang-buang."
"Kata siapa." Rosyid langsung membantah." Kalo nomor tembus ini tembus. Aku bisa dapat 1 miliar dan jadi miliarder. Aku akan bikin kontrakan banyak dan uangnya ngalir tiap bulan, ngga bakalan jadi tukang ojek lagi."
Agus dan Aiman langsung tertawa.
"Dari dulu kamu juga begitu Syid. Tapi mana buktinya."
"Jangan salah. Kalian tahu kang Jaenudin kan di Bodol sana. Minggu kemarin nomornya tembus dan dapat 50 juta."
"Tapi kan tiap orang kan keberuntungan nya beda-beda Syid."
"Aku kemarin ke rumahnya." Rosyid lalu bercerita. Tapi belum melanjutkan ceritanya ia langsung menyalakan motornya dan buru-buru maju ke depan. Ternyata ada sebuah angkot berhenti lagi dan ada dua penumpang turun. Tapi seperti tadi, ternyata sudah ada yang menunggu sehingga Rosyid hanya menggerutu.
Agus dan Aiman tertawa bareng.
"Gimana lanjutannya?" Tanya Aiman penasaran.
"Jadi tiga hari lalu aku tanya sama dia, gimana caranya bisa menang togel. Jaenudin kasih tahu kalo ia habis ke dusun terpencil dan tirakat di kuburan keramat dusun itu. Disana ia mimpi harus pasang nomor sekian 4 angka. Ia lalu pasang nomor tersebut 5 lembar karena tidak terlalu yakin juga. Eh ternyata tembus dan dapat 50 juta."
"Terus kamu tirakat juga ke dusun itu Syid?" Tanya Agus.
"Iyalah. Aku tirakat dua hari disana dan dapat mimpi berupa 4 angka ini. Aku lalu pasang 100 lembar, pasti dapat satu miliar."
Aiman melotot." 100 lembar, berarti sejuta dong. Kenapa kemarin aku kasih kamu 200 ribu katanya buat bayar hutang."
"Udah tenang saja Man. Kalo tembus bukan cuma 200 ribu, nanti aku kasih kamu sejuta."
Aiman masih ngomel sedangkan Agus hanya melihat kedua temannya.
"Kenapa diam saja, kenapa ngga ceramahin dia sih." Tanya Aiman pada Agus.
"Lah, emang dia mempan diceramahi?" Agus yang tahu watak temannya ya malas, yang ada malah nanti bertengkar, lagipula ia tidak boleh terlalu turut campur bukan." Aku cuma lagi merenung, kok orang tirakat di kuburan kayak gitu ngga kesurupan ya."
"Ya ngga kesurupan lah, aku kan tekadnya kuat untuk kaya. Kalo yang kesurupan katanya yang pikirannya kosong." Rosyid menjelaskan.
"Iya Gus, ngga segampang itu." Aiman menambahkan." Aku pernah karena pusing sengaja ke kuburan malam-malam, biar kesurupan gitu, kan lumayan menghilangkan sejenak pusing karena kehidupan. Eh aku malah kepikiran cicilan."
"Itu tandanya kamu kesurupan."
"Ngawur kamu Agus, masa aku kepikiran cicilan tandanya kesurupan."
"Iya, itu kamu kesurupan arwahnya orang susah. Mungkin orang yang dikubur dekat kamu melamun itu banyak hutang nya."
Rosyid langsung tertawa ngakak." Hahaha... Setan saja pilih-pilih orang buat kesurupan ya."
Setelah puas ngakak Rosyid ikut nimbrung. "Tapi aku pernah coba melamun di bekas rumahnya pak Prapto tapi kok malah kepikiran nyapu sama bersih-bersih rumah."
Pak Prapto dulunya adalah orang kaya di kampung itu, tapi sayangnya rumahnya terbengkalai dan sepi karena dua anaknya memilih tinggal di Jakarta.
"Mungkin kamu kesurupan Dul, pembantunya pak Prapto." Jawab Aiman.
Agus tertawa sementara Rosyid ngomel, tapi akhirnya ikut tertawa juga.
TAMAT
Dulu saya sempat juga jadi tukang ojek
eh benar juga, kian hari kian sepi karena bersaing dengan ojol dan persyaratan kridit motor yang makin mudah
Kalau tidur di kuburan Mikel Jekson kira2 bakal kerasukan apa? 😅
Saya juga pernah temani teman mencari nomor togel di gedung tua yang katanya angker bukannya dapat nomor malah teman saya dihajar sama setannya sampai mental gara-gara setannya minta kelapa ijo yang dikasih kelapa muda biasa..wkwkwk
Menarik ceritanya.... menghibur
Aku yg cuma ngeliat dari balik pager agak ngeri juga karena dia marah-marah nggak jelas... Ntar abis marah-marah tiba-tiba ganti kepribadian lainn 😖.. Serem bangett.. Entah itu karena ada gangguan mental atau memang bener kesurupan..