Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Obrolan siang tentang hutang negara Indonesia

 Catatan: tulisan ini agak berat dan bias. Jika tidak suka abaikan saja ya.😊

Cerpen obrolan siang tentang hutang negara 

"Assalamualaikum" sebuah salam menyapa Agus, sehingga tuan rumah kaget.

"Waalaikumsalam. Eh mas khanif, maaf aku tidak tahu kalo kamu mau datang." 

"Ah ngga usah sungkan-sungkan Gus. Tadi aku ada perlu di daerah sini, kebetulan sekalian mampir ke rumahmu silaturahmi. Kan kamu juga kadang main ke rumahku."

Agus lalu buru-buru mengambil kan air putih dan juga kue yang ada di toples, sayangnya tinggal sedikit.

"Maaf mas, hanya ada ini saja." Kata Agus sedikit malu, kemarin ia main dijamu dengan kopi dan roti serta bolu yang enak, sedangkan ia hanya seadanya.

"Ah ngga usah repot-repot." Jawab khanif mengerti ekonomi nya dia tidak sebagus dirinya.

"Ngga ngojek Gus?"

"Udah tadi mas, cuma sepi jadinya balik lagi. Ngga tahu pemerintah kerjanya apa, kok sekarang ngojek sepi banget."

Khanif hanya senyum saja tak menjawab.

"Ekonomi lesu ini pasti karena pemerintah banyak hutang. Makanya duit pemerintah habis buat bayar hutang doang, jadinya ekonomi jelek. Harusnya duit pajak buat mutar perekonomian tapi ngga bisa karena hutangnya buaanyakkkk..." Agus menggerutu kesal lagi.

Khanif mulai tertarik.

"Wah, kenapa kamu sewot Gus. Tadi ada orang pemerintah kesini nyuruh kamu untuk ikut bayarin hutang pemerintah atau mungkin barang kamu ada yang disita untuk bayar pajak."

"Ya ngga ada, kalo ada aku bacok itu orang yang berani suruh aku bayar hutang negara. Rezim ini raja hutang."

Khanif hanya tertawa saja.

Tentu saja Agus sewot.

" Mas khanif tahu ngga berapa hutang pemerintah, 8.000 triliun lho, 8.000 triliun, gila tidak. Dan tahu tidak, tiap tahun kita ini bayar bunga hutangnya saja 500 triliun. 500 triliun lho, 500 triliun lho, 500 triliun. Apa ngga gila. Aku saja tak pernah pegang uang 100 juta, ini 500 triliun dibuang-buang cuma buat bayar hutang. Sebentar lagi negara ini bangkrut dan akan diambil China."

Khanif hanya senyum saja, takut kalo tertawa nanti Agus malah marah. Dasar apes, niatnya cuma mau bertamu kok malah disuruh bahas hutang negara Indonesia.

"Eh mas khanif ngga percaya ya. Ini berita dari koran terkenal, ngga mungkin hoaks lah." Kata Agus sambil memperlihatkan berita tentang jumlah hutang pemerintah RI.


"Ehem." Khanif berdehem dulu." Aku mau bicara menjelaskan hal itu, tapi apakah kamu bisa bersikap netral dulu. Maksudnya singkirkan dulu pikiran negatif."

"Pikiran negatif apanya? Itu fakta kok."

Khanif merasa percuma bicara." Ya udah, aku permisi dulu ya. Masih ada pekerjaan di rumah ku."

Barulah Agus merasa kalo sikapnya agak keterlaluan.

"Maaf mas khanif, jangan marah ya. Aku minta maaf kalo sikapku keterlaluan."

"Lagipula kenapa kamu seperti menyalahkan aku sih Gus. Kan kamu tahu aku tidak kerja jadi ASN terima gaji dari pemerintah. Aku ya kerja jualan baju secara online, dan tidak pernah sekalipun mengajak pembeli untuk memihak pemerintah. Soal pemilu aku tak ikut campur. Kemarin waktu kamu main tak pernah kan kita bicara capres atau partai politik."

"Hehehe mas khanif kan sarjana, jadi ku kira tahulah masalah perekonomian dan juga hutang pemerintah." Semalam Agus lihat video di X tentang hutang pemerintah dan Indonesia mau bangkrut makanya khawatir. Ia khawatir tentara China datang dan mengusir nya dari rumahnya karena negara Indonesia disita oleh China karena tidak sanggup bayar hutang.

"Lho, kamu kan tahu aku sarjana tehnik mesin, bukan sarjana ekonomi. Kan aku dulu kerjanya benerin mesin pabrik yang rusak."

"Tapi setidaknya mas khanif kan sarjana, dari pada aku cuma SMP. Begini, semalam aku lihat video ini, makanya sampean kasih penjelasan ya." Kata Agus sambil memperlihatkan sebuah video di platform sosial media X (dulu Twitter) yang menarasikan Indonesia akan bangkrut karena kebanyakan hutang.

Khanif tepok jidat, ternyata itu toh sebabnya ia datang-datang sudah seperti diceramahi." Oalah, jadi karena itu toh. Kirain kamu semalam ga dikasih jatah istri makanya marah-marah."

Agus hanya tertawa saja.

Khanif menghela nafas dulu baru melanjutkan." Begini ya Agus. Soal hutang pemerintah Indonesia itu betul 8000 triliun, lebih tepatnya 8.041 triliun, dan memang bunga hutangnya itu hampir 500 triliun tiap tahun."

"Nah benar, bayar bunga hutangnya saja 500 triliun, belum hutangnya. Sudahlah negara ini mau bangkrut krut kruuttt..."

Kalo tidak tahu penyebabnya tentu khanif sudah tersinggung belum apa-apa sudah di sikapi begitu, tapi karena sudah tahu persoalannya ia jadi senyum saja melihat tingkah Agus.

"Lha, kenapa malah senyum-senyum, mas khanif senang ya negara ini mau bangkrut."

"Ya kamu kan belum tahu hutang itu apa saja makanya khawatir. Yang perlu kamu ketahui, dari 8.041 triliun itu, pemerintah Indonesia sebagian besar hutang pada rakyat Indonesia sendiri."

"Hah, masa pemerintahan hutang pada rakyat nya sendiri. Itu bagaimana mungkin?"

"Pemerintah menerbitkan surat berharga negara (SBN). Pemerintah Indonesia memberikan bunga 7,2% pertahun atau 0,6% perbulan bagi warga negara yang beli SBN. Dan hutang pemerintah di SBN itu sebanyak 7.128 triliun atau 82% lebih. Hutang luar negeri Indonesia sendiri cuma sekitar 887 triliun atau cuma 18%. Nah, dari bunga hutang 500 triliun itu, 415 triliun itu dibagikan kembali kepada rakyat Indonesia yang membeli SBN. Rakyat Indonesia yang memperoleh nya boleh untuk dibelanjakan apa saja dari bunga hutang itu, misalnya beli mobil atau tanah. Bisa juga dipakai untuk keperluan sehari-hari. Ada tetangga saya dapat warisan tanah dijual 1 miliar. Ia belikan SBN dan tiap bulan dapat uang 4,8 juta dari bunganya saja. Sedangkan uang 1 miliar nya utuh. Uang itu akan dikembalikan setelah dua tahun."

Agus berpikir sejenak." Tadi kamu bilang bunganya 0,6%, bukannya kalo semiliar harusnya dapat 6 juta."

"Sebenarnya dari bunga itu dapat 6 juta perbulan Gus, cuma kena potong pajak 20% jadinya tinggal 4,8 juta saja. Nah, dari bunga hutang 500 triliun itu, pemerintah dapat pajak 100 triliun."

Agus tentu saja setengah tak percaya." Hoaks kali ini mah."

"Kalo tak percaya, silahkan kamu baca berita ini."

(Link: Rincian jumlah hutang Indonesia Desember 2023)


"Hmmm, tapi kenapa rezim, eh pemerintah mesti berhutang sih. Emang kalo tidak hutang kenapa sih."

"Pertanyaan bagus. "

Agus tentu saja jadi bangga.

"Kenapa pemerintah berhutang. Karena pendapatan negara itu tidak cukup untuk anggaran belanja negara. Belanja negara itu meliputi pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertahanan negara dan juga gaji pegawai. Belanja negara tahun 2023 itu sekitar 3000 triliun, sedangkan pendapatan negara 2460 triliun. Berarti masih kurang 540 triliun. 

(Rincian APBN 2023)

"Nah, kenapa harus hutang sih. Biarkan saja belanja 2.460 triliun saja."

"Sebenarnya pemerintah bisa tidak hutang. Pendapatan negara itu sebagian besar dari dua macam yakni pajak dan hutang. Nah, kalo tidak mau hutang solusinya ya naikkan pajak. Misalnya pajak motor dinaikkan 25%, kamu yang biasa bayar pajak 200 ribu jadi 250 ribu."

"Gila, aku bayar pajak motor 200 ribu saja sudah berat, apalagi kalo dinaikkan."

Khanif jadi senyum." Pemerintah juga tahu maka pasti rakyat akan protes kalo pajak dinaikkan terlalu besar. Makanya mereka memilih hutang sebagai solusi menutupi kekurangan dalam anggaran belanja. Agar infrastruktur maju."

"Kenapa harus infrastruktur. Kan aku ngga butuh infrastruktur, tidak makan jalan tol."

"Lha, yang suruh kamu makan jalan tol itu siapa?" Khanif malah ketawa." Emang kamu mau makan beton dan aspal?'

Agus hanya diam.

"Begini, pada tahun 2020-2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi atau usia produktif lebih banyak. Itu harus dimanfaatkan agar Indonesia bisa menjadi negara menengah, syukur syukur maju. Salah satu syarat nya adalah dengan memiliki infrastruktur yang baik."

"Dengan adanya infrastruktur yang baik maka ekonomi bisa meningkat biarpun agak lama. Biasanya manfaat infrastruktur baru akan dirasakan setelah 10-20 tahun. Dan infrastruktur bukan cuma jalan tol. Ada jalan desa, jalan nasional, jembatan, bendungan dan masih banyak lainnya. Ingat, dulu waktu presiden Soeharto membangun jalan tol Cikampek pada tahun 1980an juga banyak yang bertanya, untuk apa bikin jalan tol, toh Jakarta tidak macet. Sekarang bisa dibayangkan kalo tak ada jalan tol Cikampek, bisa lumpuh transportasi Jabodetabek. Infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini ya menurutku baru akan dirasakan efeknya nanti sekitar tahun 2030 dan seterusnya."

Agus masih tak puas." Tapi, akibat banyak hutang ini, ekonomi sekarang amburadul. Dagangan sepi, aku ngojek juga sepi. Ekonomi Indonesia cuma 5% saja. Jauh sama zaman SBY."

"Betul, aku yang jualan online juga merasakan betul sekarang pesanan turun banyak. Tapi apakah hanya Indonesia saja yang mengalami penurunan ekonomi. Yuk kita lihat datanya."

(Link: Pertumbuhan Ekonomi negara Asean 2023)

  • Indonesia 5,17%
  • Thailand 2,7%
  • Malaysia 5,7%
  • Singapura 0,7%
  • Philippina 4,3%
  • Vietnam 4,14%
  • (Negara Asean lainnya (Brunai Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar) belum merilis data pertumbuhan ekonomi 2023).
"Nah, kamu lihat sendiri bukan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlalu buruk, memang masih kalah dari Malaysia, tapi masih lebih baik dari 5 negara Asean lain. Sekarang kita lihat pertumbuhan ekonomi global."

(Link: Pertumbuhan ekonomi global 2023)

"Nah, menurut IMF pertumbuhan ekonomi global cuma sekitar 3% saja, bahkan menurut Bank Dunia lebih parah, hanya 2,1% saja. Itu berarti bukan hanya Indonesia."

"Kok bisa begini sih?"

"Ya, kamu kan tahu, tahun 2020 ada pandemi Corona, baru reda sedikit, eh tahun 2022 meletus perang Rusia Ukraina yang menyebabkan ekonomi global turun."

"Jadi menurut mas khanif utang Indonesia aman nih?"

"Kalo aman sih tidak, tapi masih terkendali. Pendapatan negara tahun 2023 itu 2460 triliun, dari pajak 2016 triliun, masih bisa lah untuk bayar hutang. Lagipula sebenarnya potensi pajak Indonesia itu lebih besar, cuma ya warganya ada yang malas bayar pajak saja."

Sebenarnya Agus masih tak puas, kapan lunasnya hutangnya kalo cuma bayar bunga saja. Tapi mau debat lagi kok ngga enak.

"Makanya Gus, agar hutang Indonesia tidak makin banyak mulai sekarang taat bayar pajak. Kamu sudah bayar pajak motor kan?"

"Nggg..., Sejak kena PHK aku tidak ada duit buat bayar pajak kang, buat makan juga susah, sudah tiga tahun."

Khanif cuma bisa senyum saja.


Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

34 komentar untuk "Obrolan siang tentang hutang negara Indonesia "

  1. Duit hutang buat di korupsi.

    Dan menariknya duit korupsi itu rata2 tdk dikembalikan ke negara dan menariknya lagi masa tahanan itu bisa dibayar pake duit hasil korupsi buat mengurangi masa tahanan, haha.. merdeka 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Korupsi sudah jadi budaya rakyat, makan gorengan lima ngakunya dua, ada truk bawa lele guling bukannya ditolong tapi dijarah. Masuk kantor jam 8 tapi kerjanya mulai jam tengah 9, apa ngga korupsi juga.🤣

      Sebenarnya ada dua cara yang bisa menekan korupsi dengan lebih baik lagi, tidak ekstrim seperti hukum mati seperti di China karena pasti ngga bakal ada anggota DPR setuju.

      Tapi aku juga ngga tahu caranya, biar nanti mas khanif yang jelaskan di komentar.😄

      Hapus
    2. Tapi menurut Pak Mahmut, eh Pak Mahfud, hukum mati itu bagus katanya.

      Klo menurutku sih KPK nya di perbanyak, seperti Malaikat yg lbh banyak jumlahnya utk menjaga Manusia, persatu orang pejabat dikasi selusin KPK buat menjaga mereka biar gak korup, wkwk..

      Hapus
    3. Ya udah, nanti tunggu mas khanif kasih tahu caranya.

      Kalo satu pejabat dikasih 12 anggota KPK mungkin bisa pejabatnya tidak korup. Tapi jumlah pejabat (ASN) di Indonesia itu 4,3 juta, berarti anggota KPK nya bisa lebih 50 juta.

      50 juta anggota KPK itu kan perlu gaji juga, ataukah mau mereka cuma di gaji nasi bungkus.🤣

      Hapus
  2. Wah mas Khanif bijaksana dan pinter sekali ya, menjelaskan soal utang piutang negara yang bikin ndasku mumet😁, keren mas Agus👍, bikin cerita masalah utang tapi yang baca ikutan senyum",gak beraaaat kayak yang ono

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang khanif bijaksana banget mbak, sepertinya Agus perlu sungkem sambil bawa gula teh.😁

      Hapus
  3. Tapi sekarang ngga ada subsidi, padahal subsidi bisa untuk meningkatkan ekonomi seperti jaman pak SBY, coba harga pertalite di turunkan lagi jadi 7500

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya aku juga setuju pertalite harganya diturunkan dan kalo perlu boleh dibeli lagi pakai jeriken.😁

      Hapus
  4. Oalah begitu toh penjelasannya... tp mumet juga sih. Ini bacaan kelas tinggi.

    Tp Alhamdulillah kok, aku gak pernah telat byr pajak... bahkan byr paylatter juga gak pernah telat, cuma utang tetangga aja sih suka lupa, hehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya tetangganya rongdo nih, sengaja lupa biar dia sering datang.🤭

      Hapus
  5. Bahasanya agak berat ini. Saya sih melihatnya ironi sebagai bangsa yang besar bangun ini itu agar dikagumi asing ujung-ujungnya berutang, utang yang berbunga, akhirnya rakyat dikorbankan melalui pajak yang tinggi. Lalu penyebab utang tinggi juga akibat tingginya korupsi dan mungkin juga dalam Islam praktik riba dibiarkan merajalela

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan cuma korupsi, soal hukum pemerintah saat ini ya nilainya merah semua hahaha...

      Korupsi merata hampir di semua partai yang mengusung capres. PKS tidak korupsi tapi karena jadi oposisi tidak dapat jatah, zaman SBY waktu masuk pemerintah juga kena. Artinya ya karena ngga dapat kesempatan saja untuk korupsi.

      Kalo hukum apalagi, udah ketua KPK ditangkap polisi karena meres koruptor, artinya hukum bisa dijual beli, eh paling lucu pas Gibran lolos jadi cawapres. Kocak bener.🤣🤣🤣

      Mungkin infrastruktur dianggap sebagai gagah-gagahan, tapi kalo menurutku kebutuhan sih.

      Sekarang daerah Tegal, Brebes, Pemalang, Pekalongan sampai Batang banyak pabrik berdiri, sehingga orang tidak perlu merantau ke Jabodetabek untuk mencari pekerjaan. Itu karena infrastruktur lancar (jalan Pantura dan jalan tol trans Jawa)

      Untuk luar pulau seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, sekarang harga sembako tidak beda jauh atau beda sedikit dari pulau Jawa.

      Rakyat pulau luar Jawa berhak menikmati infrastruktur, bukan cuma di pulau Jawa apalagi cuma untuk Jabodetabek.

      Hapus
  6. semarwut yah kalo bahas utang negara dan segala macemnya, gw malah pusing sendiri mas 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo pusing mendingan ditinggal ngopi saja mas.🤣

      Hapus
  7. Masalah hutang itu bikin nggak bisa tidur. Akhirnya yang harus membayar generasi selanjutnya ya. Mungkin sederhananya sama seperti belanja dengan kartu kredit, seharusnya perlu membeli yang dibutuhkan bukan diinginkan saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Generasi selanjutnya mungkin juga ngga bakal bisa bayar hutang. Generasi selanjutnya lagi juga hutang Indonesia tidak bakal lunas. Kenapa begitu, silahkan cari informasi di google. Pokoknya selama negara Indonesia ada, hutang ngga bakal lunas.😂

      Sekedar info saja, negara Amerika Serikat yang maju saja hutangnya Rp 507.000 triliun, padahal kurang kaya apa negara Amerika, tapi masa ga sanggup bayar hutang.😄

      Nah, kalo soal kebutuhan dan keinginan aku setuju. Sejujurnya tidak semua proyek infrastruktur sesuai kebutuhan. Kalo soal tol trans Jawa dan trans Sumatera aku setuju karena waktu belum ada tol aku pulang kampung bisa sampai 15 jam, padahal jaraknya cuma 300 km. Bayangkan misalnya 500 km jakarta Yogyakarta, bisa 20 jam lebih. Sekarang paling 6 jam.

      Yang aku kritik itu proyek kereta cepat jakarta bandung, Indonesia masih negara berkembang, ngga perlu lah karena biayanya banyak. Menteri Jonan saja akhirnya tidak dipakai lagi pada periode kedua karena menentang. Padahal kurang apa prestasi pak Jonan.

      Hapus
  8. perlunya ketelitian dalam memahami setiap informasi, dan perlunya kita terus menambah wawasan agar tidak mudah dibohongi oleh informasi yang belum tentu benar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung pikiran juga kang, kalo memang sudah tidak suka, dikasih info yang benar juga kadang , ya begitulah.😊

      Hapus
  9. Kata pemerintah hutang itu digunakan untuk membangun infrastruktur untuk peningkatan kualitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Tapi yang jadi pertanyaan rakyat yang kategori apa dulu ini?

    klo bangun tol memang menyejahterakan rakyat, koq ga semua rakyat pasti menggunakan tol.

    Klo bangun bandara menyejahterakan rakyak, koq ga semua rakyat transportasi jarak jauhnya pasti menggunakan pesawat.

    Klo hutang digunakan untuk membangun bendungan guna untuk pengairan, kenapa sampai sekarang trend anak muda untuk bertani masih cenderung mengalami pengurangan bukan peningkatan.

    Trus klo hutang digunakan untuk bangun pabrik pengolahan nikel, yang bisa bangunnya rakyat yang mana dulu ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya, tukang becak kan ngga lewat tol, pedagang asongan juga ga lewat tol, pasti ini konspirasi pemerintah untuk orang kaya, karena hanya orang kaya yang beli mobil lewat tol. Sama seperti pesawat.😂

      Wah betul itu, pabrik pengolahan nikel kan dikerjakan China. Tenaga kerja asing China yang jadi karyawan nya. Pasti ini gara-gara Indonesia hutang sama China.😂

      Wah betul itu, banyak anak muda yang tidak jadi petani, buat apa bikin bendungan, pasti pemerintah cuma pengin gagah gagahan doang.😂

      Hapus
  10. Jumlah hutang Luar Negeri Indonesia itu: 395,1 Milyar atau Rp 6.200 (Enam Ribu Dua Ratus Triliun)..... ini Top 5 negara pemberi Hutang: https://www.sawanfibrios.net/2023/06/singapura-memberi-hutang-dari-hasil.html

    BalasHapus
  11. Hutang Luar Negeri sedikit menurun pada tahun 2023, angkanya di kisaran Rp6 ribu Triliun, kalau dirupiahkan.

    BalasHapus
  12. Angka hutang Luar negeri sebesar Rp 6 ribu triliun itu bisa dilihat di detik: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6995733/ini-5-negara-pemberi-utang-terbanyak-ke-indonesia-nomor-satu-bukan-china

    BalasHapus
  13. Jngan terkecoh dengan SBN..... bisa dijual di LN dan Dalam Negeri..... # Yang dijual di dalam negeripun pembelinya berkolaborasi dengan pihak asing (melalui hutang juga)..... ## Agus bisa beli SBN, kalau punya koneksi LN yang mau ngasi hutang..... Bunga hutang di LN untuk rakyatnya bisa nol, jadi kalau Agus punya teman LN warga LN, suruh temannya ngutang, kemudian beli SBN..... bayarnya pakai bunga SBN..... hehehe

    BalasHapus
  14. 5) Dengan hutang Rp 8 ribu triliun itu seharusnya pertumbuhan ekonomi di atas 7%, bukan ngos ngosan di 5%..... # Suharto ngutangnya cuma Rp500 Trliun bisa pertumbuhan 7% ...dan bahkan bisa melunasi hutang Sukarno ....

    BalasHapus
  15. 6> Hutang jor joran plus merusak SDA (hutan dibabat dan dibakar, batu bara dikeruk meninggalkan lubang besar, Nickel juga dieksploitasi besar besaran sehingga oversupply di pasar dunia)..... tapi pertumbuhan ekonominya kok cuma 5%?..... # Lapangan kerja untuk WNA, kata Mahfud MD

    BalasHapus
  16. 7> Pemerintah mana bisa mikir yang lain, cuma satu satunya cara, ya, memaksa rakyatnya bayar pajak!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ok pak tanza, kita diskusi ya pak.😀

      Jumlah hutang itu aku ambil dari website CNBC, tapi aku cek di kompas juga sama, artinya cukup terpercaya ya pak. Ini aku copas dari CNBC.

      "Pada rinciannya, utang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp7.124,9 triliun meliputi domestik Rp5.725,25 triliun sebagai porsi terbesar dan sisanya adalah valuta asing (valas) Rp1.372,7 triliun. Selain SBN, ada pinjaman Rp916,03 triliun dengan porsi terbesar dari luar negeri Rp886 triliun"

      Utang domestik itu 5.725 triliun pak, nah kalo valas itu 1.372 triliun ditambah pinjaman 916 triliun. Jadi jelas lebih banyak domestik.

      Berita dari detik.com itu coba baca lagi, ada hutang dari swasta juga di hutang luar negeri Indonesia, makanya kelihatannya besar. Hutang swasta sebesar $195 miliar dolar pak. Apakah menurut bapak pemerintahan harus melunasi juga hutang swasta?? Keuntungan swasta ya masuk perusahaan, paling bayar pajak saja.

      Hapus
    2. Utang presiden Soeharto cuma 500 triliun, pertumbuhan ekonomi 7%, harusnya pertumbuhan ekonomi dengan hutang jor joran juga 7% bukan cuma ngos-ngosan 5%.

      Ini pemikiran yang kurang tepat pak.

      Jaman presiden Soeharto jumlah penduduk itu 150 juta, sedangkan tahun 2020 sudah 280 juta, artinya makin banyak penduduk. Zaman pak Harto rumah di luar Jabodetabek kebanyakan masih pakai bambu atau kalau pakai bata semen paling bagian depan saja.Tentu ada yang full pakai bata semen bahkan bertingkat tapi bisa dihitung jari dalam satu desa.

      Dengan pertumbuhan ekonomi 7% apalagi jumlah penduduk separuh dari sekarang harusnya kebanyakan pada pakai bata semen lah.

      Belum lagi jumlah motor dan mobil. Zaman pak Harto motor barang mewah apalagi mobil pak. Sekarang motor hampir tiap rumah bahkan mobil juga banyak yang punya biarpun ngos-ngosan pertumbuhan ekonomi nya.

      Hapus
    3. Untuk poin lainnya seperti harga nikel, hutan, dan TKA sebenarnya bisa diskusi pak, tapi terlalu banyak diskusi kadang kurang baik. Jadi terserah bapak saja.🙂

      Tapi bukan berarti aku mendukung penuh pemerintah saat ini, banyak kekurangan juga terutama masalah hukum dan korupsi. Jadi aku setuju dengan komentar Jaey, perlu ada perubahan tapi bukan besar besaran.

      Untuk SBN yang dibeli WNI dengan memakai dana dari luar negeri bisa saja pak. Kalo bapak mau meminjamkan uang 1 miliar untukku buat SBN pasti aku terima. Tapi bunga SBN 1 miliar hanya 5 juta perbulan, jadi perlu 200 bulan atau 17 tahun agar lunas. Pasti aku coblos pilihan pak Tanza asal dikasih duit 1 miliar dan bayarnya pakai bunga SBN.😀

      Hapus
  17. Perkara Utang Negara selalu jadi topik yg Seksi banget ya Mas Agus 😁. Soalnya tiap manusia punya respon yang beda-beda. Btw, aku juga penikmat SBN jadi ya sedikit paham soal Utang Pemerintah. Tapi yg jelas Ekonomi negara itu rumit buat di pahami sama kita-kita yg pikirannya gimana caranya pengeluaran, nggak lebih besar dari pendapatan... Kan kalau negara aspeknya banyak.. Seperti kebijakan defisit, inflasi, Cadangan Devisa negara juga yg kalau dirupiahin 0'nya banyakkk. Ini bacanya berapa ya Mas Agus.. Aku kok pusing 2.287.411.250.000.000 rupiah... wkwk

    Aku sebagai warga negara sebenernya bukan tipe yang menuntut harus begini-begitu sama pemerintah. Dulu sewaktu kuliah pernah gabung BEM atau pas kerja sekarang ini gabung Serikat. Ibarat mah kalau disamakan prinsipnya sama dengan pemerintahan karena harus mengeluarkan kebijakan meskipun nggak serumit level negara, pasti ada beberapa yang puas, ada beberapa juga yg nggak. Yang penting kan kitanya.. Kerja ikhlas dan Niat..

    Asal Nyaman, dan aman. Udah cukup. Meski ya aku akui setiap orang punya struggle masing-masing...

    Kemarin sewaktu ikut kuliah Umum. Tugas kita sebagai masyarakat cukup fokus dalam melaksanakan kewajiban saja.. Kewajiban ke diri sendiri, Agama, negara dan keluarga. Nggak perlu memikirkan sesuatu yang bukan kontrol kita karena bisa mengakibatkan perubahan Ritme hidup. Kaya contoh ada waktu sekian jam yang bisa dipakai buat main sama anak atau semisal buat bebersih rumah, malah dipakai buat adu argumen di Medsos soal Hutang. Kan sayang waktunya... Padahal yang kita omongi juga belum tentu benar karena cuma baca slentingan di Media.. itupun bacanya dipercepat.. hehe 😅

    Selama hidup Nyaman, Aman, anak kecil masih bisa main.. Ya cukup... Mari kita syukuri dan doakan semoga Indonesia ini menjadi negara yang semakin baikkk... Aminnn.. Nggak perlu jadi negara maju, cukup setiap Tahun selalu berkembang ke arah yg lebih baik 🥰.. Nggak kebayang kan semisal kita digarisi tinggal dalam negara Konflik . Mau tidur aja nggak bisa karena selalu diselimuti rasa ketakutan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga sependapat dengan mas Bayu. Yang penting hidup masih nyaman dan keadaan aman serta masih ada penghasilan untuk sehari hari maka sebagai rakyat kecil itu sudah cukup ya. 😀

      Hapus
  18. Waduh waduh, berat nih bahasannya soal utang negaraaa. Memang kalo kurang baca dan ngulik-ngulik data, jatohnya jadi cuma bisa was-was dan nyalahin pemerintah aja ya seperti Agus #eh Untung temannya mas khanif yang bisa lebih objektif dan kasih pemaparan ya hehe Aku sendiri sih ga keikutan soal yang gini-gini. Cuma asal "oooh begitu" hahaha Pas banyak seliweran ditawarin SBN juga ga ikutan ambil. Uangnya mao dipake yang lain aja hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku ngga ngambil SBN sih mbak, ngga ada duitnya.😂

      Makasih apresiasinya mbak.😀

      Hapus