Di ganggu oleh penunggu kantor yang angker
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam ketika khanif ditegur oleh temannya.
"Nif, yuk pulang, sudah jam 8 nih."
"Waduh, tanggung mas Herman, sedikit lagi pekerjaan ku selesai." Jawab khanif menghentikan sementara pekerjaan nya. Ia menengok ke dinding dan memang sudah jam 8 lewat 5 menit.
"Udah, kan masih ada besok, lagipula deadline masih tiga hari lagi kan, bisa lah dikejar."
"Tiga hari lagi aku ada perlu penting mas, makanya dalam dua hari ini harus selesai."
"Beneran nih ngga mau pulang bareng, hati-hati lho."
"Lho, emang kenapa mas?" Tanya khanif biarpun ia sebenarnya sudah mendengar tumor kalo kantor tempatnya bekerja ada penunggunya.
"Ada Suster Ngesot disini lho." Bisik Herman seakan takut kalo makhluk yang diomongin mendengar.
Tak urung kuduknya merinding, tapi ia takut kalo membatalkan janji jalan-jalan dengan Asmi maka pacarnya bisa ngambek.
"Ah, itu hanya rumor kang, lagipula zaman sudah modern, mana ada hantu di zaman sekarang."
"Terserah kamu deh, aku pulang dulu ya kalo begitu." Herman yang malas berdebat akhirnya melambaikan tangan.
Walaupun pemuda itu terucap tidak percaya hantu tapi tak urung dirinya agak takut juga kalo sendirian, ia keluar sebentar menengok di jendela. Dilihatnya ada dua orang satpam sedang berjaga di pos keamanan. Ia menarik nafas lega, setidaknya ia tak sendirian.
Tiba-tiba perutnya mulas. Ah sial, ini pasti karena ia kebanyakan makan sambal saat jajan bakso sore tadi.
Buru-buru ia ke WC.
Perlu diketahui, khanif bekerja di lantai lima sementara kamar mandi ada di lantai dasar. Sebenarnya ada kamar mandi di lantai lima cuma kuncinya dibawa oleh kepala bagian sebabnya pernah ada sepasang manusia yang kepergok berbuat mesum di sana jadinya sekarang kalo beliau pulang kuncinya selalu dibawa.
Saat hendak masuk ke lift, matanya sekilas melihat ke arah kanan, dilihatnya ada seseorang di kejauhan, sepertinya sesosok wanita dengan rambut panjang. Apakah ia karyawan yang belum pulang juga seperti dirinya?
Tiinggg, bunyi pintu lift terbuka membuat ia melihat ke depan. Pemuda itu berniat menyapa sosok yang tadi ia lihat, tapi betapa terkejutnya ia ketika dirinya tidak melihat siapapun.
Ah pasti tadi aku berhalusinasi batinnya. Buru-buru khanif masuk kedalam lift apalagi perutnya semakin melilit.
Di lift ia hanya sendirian, mungkin pekerja lain sudah pada pulang. Maklum, sudah hampir jam 9 sih. Karena sendirian ia jadi ketakutan, apakah sosok yang dilihatnya itu hantu penunggu gedung? Ah sial, harusnya ia pulang bareng Herman tadi.
Tiba-tiba buku kuduknya merinding dan hawanya dingin. Hatinya makin kecut, dari artikel yang ia baca di internet, kalo hawa merinding dan bulu kuduknya berdiri itu katanya tanda ada makhluk halus didekatnya.
Mata pemuda itu melihat sekilas ke depannya, pantulan bayangan dari kaca di dalam lift memperlihatkan sesosok wanita dengan rambut panjang persis dibelakangnya. Khanif pun makin ketakutan.
Duuttt.. Dutttt!!!
Perut mulas nya makin menjadi membuat ia kentut tak tertahankan. Dalam sekejap ruangan itu dipenuhi bau tak sedap.
Sebuah umpatan samar-samar terdengar di telinga pemuda itu.
Tiinggg! Bunyi pintu lift terbuka membuat nya lega. Ia tak memperdulikannya, langsung ambil langkah seribu ke kamar kecil terdekat.
Setelah selesai buang hajat khanif memutuskan untuk pulang. Ia sudah kapok dan tak mau bekerja lagi sendirian.
Baru keluar dari kamar kecil tiba-tiba hawa merinding itu terjadi lagi. Saat pemuda itu hendak ambil langkah seribu tiba-tiba langkah nya tertahan. Kakinya seperti ada yang mencengkram.
Ternyata sebuah tangan yang dingin sedang memegang kakinya dengan kencang, pemilik tangan itu siapa lagi kalo bukan gadis berambut panjang itu. Ia seperti ngesot berjalan dengan perlahan kearahnya. Tangan itu makin ke atas mencengkram celananya. Wajahnya tampak mengerikan, mungkin ia dendam karena insiden dalam lift tadi.
Khanif mati kutu, ia menarik dirinya dengan keras dan...
"Aahhhhh!!!"
"AAAGGHHHH...!!!"
Dua teriakan terdengar. Khanif berteriak karena celananya merosot ke bawah.
Gadis hantu berambut panjang itu juga berteriak lebih keras karena ternyata pemuda di hadapannya tidak memakai apa-apa dibalik celana nya.
Setelah berteriak keras hantu itu langsung mundur melarikan diri dan menghilang. Khanif buru-buru membetulkan celananya langsung kabur melarikan diri.
"Kenapa mas?" Tanya satpam ketika melihat khanif datang ke pos keamanan dengan nafas terengah-engah.
Pemuda itu lalu menceritakan pengalamannya tadi, tentu saja tanpa cerita celananya lepas. Kedua satpam hanya tersenyum, mungkin sudah biasa mendengar hantu penunggu kantor suka jahil pada karyawan yang pulang malam.
Sementara itu di atas gedung kantor sesosok bayangan putih sedang menangis. "Ya tuhan, kenapa kesucian mataku ternodai."
TAMAT
Salam,
apa tidak kasihan itu nai turun lantai
kenapa kuncinya dibawa sama itu penjaga lantai. Ah gara gara ada yang mesum ya
saya penasaran banget itu, benar-benar hantu kah? Satpam saja, hanya senyum manis
tempat berhantunya kamar mandi dan diujung pula lokasi. tapi ntah kenapa dulu aku berani, bahkan sampe jam 9 malam di kantor sendirian aja ga ngerasa diganggu.
cuma gara2 temen yg bisa melihat ini , pas nemenin aku ternyata dia melihat macam2, aku jd ga mau lagi lembur hahahahaha.
menghibur
saya tak tahu nak kasihankan kepada siapa dalam hal ni
hhahahaha
Hantunya langsung insyaf dan pergi ke rumah khanif bersama keluarganya untuk minta pertanggungjawaban..hahaha