Ayo segera move on
Jaenudin terlambat datang
Jaenudin adalah anak dari Satria, seorang juragan buah di kampung. Ia baru sekolah kelas dua SD dan sekelas dengan Agus dan Ahmad. Diantara tiga siswa ini maka yang paling pintar tentu saja Jaey karena bisa menebak nama nama hewan.
Biarpun begitu, kepintaran jaey kadang bikin pusing juga gurunya Bu Heni. Tapi sebagai guru kadang dirinya merasa kehilangan juga kalo tak ada muridnya yang unik ini.
Seperti pagi ini. Bu Heni yang sedang mengabsen murid-muridnya kaget ketika melihat bangku Jaenudin kosong. Ia pun bertanya pada temannya Agus.
"Wah, kurang tahu Bu guru, tadi saya berangkat duluan, tapi sebelumnya ia kulihat pakai baju sekolah kok, jadi pasti ke sekolah." Jelas Agus.
Saat sedang dibicarakan itulah Jaenudin datang ke kelas. Nafasnya agak ngos-ngosan karena ia sepertinya habis berlari. Keringat juga tampak bercucuran di lehernya.
Melihat muridnya datang, tentu saja Bu Heni bertanya dengan galak." Kemana saja kamu jaey baru datang?"
"Saya habis di copet Bu guru."
Wajah Bu Heni yang tadinya marah segera saja berubah. Kini lebih ramah dan suaranya juga biasa lagi.
"Kamu tidak apa-apa kah?"
"Aku tidak apa-apa Bu guru."
Bu Heni menarik nafas lega." Apakah ada yang hilang jaey?"
"Ada bu, buku PR ku hilang."
Ayo Move on
Seperti kebiasaan sekolah sekolah yang lain, biasanya Bu Heni akan mengadakan evaluasi pelajaran kepada murid-muridnya, apakah masih ada yang ingat ataukah sudah lupa, maklum namanya juga masih kelas dua SD.
Seperti pagi ini, setelah Jaenudin masuk maka ia pun bertanya pada murid-muridnya.
"Anak anak, apakah ada yang masih ingat pelajaran minggu lalu?"
Kelas tampak hening, beberapa murid tampak saling pandang sementara yang lain diam.
Melihat hal ini maka ia pun bertanya pada Ahmad." Ahmad, kamu masih ingat tidak apa pelajaran minggu kemarin."
Yang ditanya hanya menggeleng kepala. Kelas tambah hening, murid lainnya pada diam takut ditanya oleh gurunya termasuk Agus.
Tiba-tiba Bu Heni bertanya pada Jaenudin." Kamu masih ingat tidak jaey?"
Jaenudin pun langsung menjawab." Sudahlah Bu guru, yang lalu biarlah berlalu. Kata bapakku, sesuatu yang sudah dilupakan sebaiknya tidak diingat lagi karena bisa menyakitkan."
Suasana kelas pun tambah hening.
Pelajaran matematika
Setelah mengelus dadanya untuk mengumpulkan stok kesabaran menghadapi muridnya akhirnya Bu guru Heni kembali mengajar. Kali ini ia memberikan pelajaran matematika. Setengah jam kemudian ia pun mengetes murid-muridnya apakah sudah bisa menghitung atau belum.
"Ahmad, dua ditambah dua berapa?"
"Empat Bu guru." Jawab Ahmad tangkas.
Bagus, Bu guru memuji. Setelah itu ia lalu bertanya pada siswanya yang paling pintar." Jaey, angka berapa setelah angka 5?"
"6,7,8,9,10." Jawabnya tangkas tanpa keraguan.
Bu Heni mengangguk angguk puas. Tumben jawabnya tidak aneh pikirnya." Siapa yang mengajar kau Jaey?"
"Bapakku Bu."
"Oh, pak satria pintar ya." Puji Bu guru yang memang pernah ketemu dengannya.
"Tentu saja Bu." Jawab anaknya bangga.
"Nah, sekarang setelah angka 10 apa?"
"Jack, Queen, King, paling tinggi Joker." Jawab jaey tanpa ragu.
Mendengar jawaban anak didiknya ini ibu gurunya cuma bisa geleng-geleng kepala saja. Tapi memang Heni adalah pengajar teladan yang mana kesabarannya sangat bagus, lebih hebat dari cikgu Jasmin gurunya Upin Ipin.
"Ya sudah. Sekarang jawab pertanyaan ibu lagi. Kamu dikasih bibimu 5 permen, terus ditambah lagi 3 permen. Apa jawabanmu?"
"Terima kasih bibi."
Sedikit asap tampak keluar dari kepala Bu Heni.
Diberi hukuman menyanyi
Sabar itu ada batasnya, begitu juga dengan ibu guru ini. Karena stok kesabaran sudah habis maka iapun memberikan hukuman pada muridnya yang spesial ini. Untunglah hukumannya bukan hukuman yang berat seperti disuruh push up atau keliling lapangan apalagi di pukul, tapi cuma disuruh menyanyi saja di depan kelas.
"Jaey, maju kedepan sini. Kamu menyanyi." Perintahnya.
Jaenudin tanpa banyak cakap lagi maju kedepan." Nyanyi apa Bu guru?"
"Kamu nyanyi lagu cicak cicak di dinding ya."
Jaenudin lega, receh kalo cuma itu mah pikirnya.
"Cicak cicak di dinding". Jaenudin mulai bernyanyi di depan kelas, tapi sayang suaranya kecil.
"Besarkan." Kata Bu Heni.
"Tokek tokek di dinding." Kata jaey dengan suara masih kecil.
Tentu saja Bu Heni makin kesal." Besarkan suaramu jaey."
"Buaya buaya di dinding." Teriaknya dengan suara lantang. Tentu saja seisi kelas jadi tertawa mendengar nyanyiannya.
Bu Heni cuma bisa menepok jidatnya lagi. Sungguh sepertinya ia sudah kehabisan akal menghadapi anak didiknya yang istimewa ini.
"Ya sudah Jaey. Kamu nyanyi saja lagu nasional biar kau tambah pintar." Ujar gurunya sambil duduk.
Jaenudin tampak berpikir sejenak. Akhirnya iapun mulai menyanyi lagi." 16 Agustus tahun 45."
Mendengar nyanyiannya, Agus pun menyeletuk." Salah Jaey, yang benar bukan itu."
Jaenudin tampak tenang saja lalu melanjutkan menyanyi." Besoknya hari kemerdekaan kita."
Dan esok harinya Bu Heni tidak masuk kelas karena sakit.
TAMAT
Yang benar 26 Agustis..🤣🤣🤣
"Terima kasih bibi."
Tapi yang ini, si Jay seratus persen bener... :D
aaarrrgghhhh ayooo pada ngaku
dulu pun begitu .. kalo ditanya PR banyak alasaan : ketinggalan, hilang, bukunya habis, dll
Jadi inget kelakuan "bocah ngapak ya" 😂
Edisi spesial Jaenuddin rupanya, Jaeynuddin buah cinta dari pernikahan Satrio Van Diesel (asal belanda) dan Vina Made Putu (blesteran manado bali)
Dan kakeknya bernama Charlie Van Houten atau dikenal sebagai vokalis St12, kakeknya juga punya Band lain, Setia Band 😂
Kasian Bu Heni shock berat kayaknya 😂😂
Pakai ngajarin bu heni soal move on segala. Trus mana ada copet nyolong buku pr😂
Semoga bu heni lekas sembuh aja deh. Kalau guru lain yang ngajar mungkin bisa jantungan.
Btw blognya mbak Heni dihapus ya?
Duh, aku kalau punya murid seperti Jaey, besoknya aku langsung resign aja, capek hati wkwkwk
Terima kasih hiburannya kak Agus. Malam-malam gini jadi ngakak-ngakak aku melihat kepintaran dan kecerdikan Jaey 🤣
husnuzon sahaja kepada mereka yang seperti salah
pasti IQnya di atas 500 wkwkw
bisa bisanya kecopetan buju PR ahahahaha
Eh, ngomong-ngomong kemarin aku main ke blognya Mbak Heni tapi blognya sudah dihapus 😭. Apakah ini gara-gara si Jaey juga, mas??🤔
makasih mas buat ceritanya... :) :) :)
Wah baca cerita ini jadi bisa mengambil kesimpulan sepertinya ayah satria, bokapnya jae pintar main gapleh yaaak 😂😂
Hayoo abis resign ntar yang ngegantiin posisi bu guru heni siapa? Siapa yang kuat menghadapi murid-murid pintar dan lucuk seperti jaey, agus, dan ahmad ini? Silakan kirimkan lamarannya ke ruang kepsek 😂😂
Cicak dibesarkan jadi tokek ya wkkwkw
Aduh recehh
sa ae bang. Jadi bayangin, anaknya bang satria beneran begitu nggak ya, eh
kalau aku gurunya, mungkin aku minta mutasi aja hahahaha
nemu aja jawabannya