Terbawa ke alam gaib
Satria memacu motor Honda Vario nya dengan kencang. Ia memang harus sedikit cepat karena sudah malam hari jadi harus ngebut agar cepat sampai di rumah.
Ini semua berawal dari sore harinya. Saat itu ada seorang bapak separuh baya penumpang ojek yang minta diantar ke kampung yang jauh. Herman sendiri sebenarnya mau mengantar tapi motor Honda kharisma nya yang sudah tua membuat penumpang itu tak mau, sedangkan Agus sendiri masih sakit karena kemarin mengantar hantu wanita. Akhirnya ia naik motor Vario nya Satria dengan upah 100 ribu. Upah itulah yang membuat ia mau mengantar walaupun jaraknya jauh, mana harus menembus hutan segala. Lumayan, duit segitu biasanya harus ia dapatkan dari pagi sampai malam, kalo ini cukup sekali saja.
Setelah satu setengah jam barulah ia sampai di kampung yang dituju. Sampainya sendiri pas waktu Maghrib. Bapak itu sendiri menawari Satria untuk makan dulu yang langsung di iyakan olehnya. Rejeki tidak boleh ditolak bukan.
"Pak, apa ada jalan pintas yang lebih cepat ke Cikande?" Tanya satria setelah makan. Maklum ia sendiri baru pertama kali ngojek sejauh ini.
"Sebenarnya sih ada nak Satria. Tapi bapak sarankan jangan lewat sana karena berbahaya. Waktu belok di daerah Pamarayan itu belok kiri, seingat bapak, ada jalan pintas yang lebih cepat." Kata tuan rumah.
"Apa ada perampok atau begal pak?" Tanya Satria ingin tahu. Kalo memang begal ia lebih baik pilih jalur yang tadi dilewati, ngeri kalo sudah berurusan dengan begal. Kalo sudah merampok motor tidak pandang bulu, suka bacok korbannya, tidak perduli hidup atau mati.
"Bukan nak, disana kabarnya ada kerajaan ular siluman. Kalo siang sih tidak apa-apa tapi kalo malam daerah itu sepi. Orang sini juga tidak ada yang berani lewat kalo malam. Mereka pada pilih jalan yang kita lewati tadi biarpun lebih jauh." Terangnya panjang lebar. Satria hanya mengangguk angguk tanda mengerti, setelah itu ia pulang.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam saat ia tiba di pertigaan jalan yang dimaksud oleh bapak penumpangnya. Sebenarnya Satria hendak memilih jalan yang tadi dilewatinya, tapi ketika melihat bensin di motornya tinggal separuh maka ia putuskan lewat jalan pintas saja.
Cahaya bulan tampak remang-remang ketika ia lewat jalan tersebut. Tak satupun kendaraan yang dijumpainya sehingga diam diam ia agak merinding juga, tapi dengan tabahkan hati plus baca doa ia lewat juga. Ia khawatir Rohaya istrinya menunggu terlalu lama plus ia khawatir juga dengan anaknya.
Beruntung lampu motornya cukup terang sehingga ia bisa memilih jalan yang cukup bagus sehingga kendaraannya bisa lari sedikit kencang. Saat tiba di belokan ia terkejut sekali melihat seekor ular melintas di jalan.
Ular itu cukup besar dan juga panjang, tubuhnya tampak mengkilap terkena cahaya lampu motor. Ia sebenarnya sudah berusaha mengerem laju kendaraannya tapi karena takut terguling di belokan jalan, mana ia agak ngebut maka ia putuskan untuk melaju saja. Toh hanya seekor ular pikirnya, motornya pun langsung melindas badan ular tersebut.
Terdengar jerit kesakitan seorang wanita. Satria tentu saja terkejut bukan main. Setelah menimbang sesaat maka ia putuskan untuk balik lagi untuk melihatnya. Tak ada bangkai ular tadi, yang ada malah genangan darah yang cukup banyak.
Ia sendiri menjadi merinding, kalo ular pasti darahnya tidak ada atau kalaupun ada tidak sebanyak ini. Terus darah siapa ini dan suara teriakan siapa tadi yang didengarnya. Akhirnya dengan agak takut ia lanjutkan perjalanan nya.
Alhamdulillah akhirnya ia bisa pulang juga dengan selamat tak ada halangan apapun. Ia segera pulang ke rumah tidak berniat untuk ngojek lagi. Pikirannya masih dipenuhi dengan suara jerit kesakitan seorang wanita yang didengarnya tadi saat ia lewat jalan pintas tersebut. Diam diam ia agak menyesal juga kenapa ia tidak lewat jalan yang biasa.
"Lho, kok ikan bandengnya tidak dimakan kang?" Istrinya bertanya karena biasanya suaminya itu sangat suka dengan bandeng goreng yang dimasaknya. Tapi kini dilihatnya Satria hanya makan sedikit saja.
"Entahlah, aku lagi kurang nafsu makan."
"Oh. Mungkin masuk angin kang. Aku kerokin saja ya?" Istrinya bangkit lalu hendak ke dapur mengambil minyak sayur untuk kerokan.
"Ah tidak usah dek Rohaya. Aku mau tidur saja. Ngomong ngomong bagaimana Wulan?"
"Ah tidak apa-apa, ia hanya lecet saja karena jatuh naik sepeda. Tadi aku sudah kasih obat merah. Beberapa hari lagi paling sembuh lukanya."
"Oh, ya sudah. Aku mau tidur dulu ya." Satria bangkit dari kursi lantas menuju ke kamarnya.
"Tidak sholat isya dulu mas?" Istrinya mengingatkan.
"Besok sajalah, badanku capek sekali." Satria lalu naik ke kasur, menarik selimut lantas tidur. Istrinya hanya menghela nafas lalu merapikan makanan di meja makan.
Entah sudah berapa lama Satria berusaha tidur tapi ia masih tidak dapat memejamkan matanya. Pikirannya masih teringat dengan kejadian saat lewat jalan pintas tadi yaitu saat ia melindas ular besar itu. Sebagai tukang ojek sebenarnya ia beberapa kali pernah melindas ular juga, biasanya kalo lewat daerah kebun atau sawah, biasanya hanya ular-ular kecil sih. Tapi biasanya bangkainya masih ada.
Matanya hampir terpejam ketika ia mendengar banyak suara langkah kaki menuju rumahnya. Heran juga ia, padahal tempat tinggal miliknya ada di ujung jalan yang sepi kok malah ramai. Saat ia membuka mata, betapa terkejutnya ketika melihat banyak orang didekatnya sudah berkumpul dalam kamarnya. Lebih aneh lagi, pakaian mereka semua seperti pakaian kerajaan yang sering ia lihat di televisi. Anehnya pakaiannya seperti terbuat dari sisik ular yang agak berkilau.
"Siapa kalian?"
Seseorang maju dan menghadap kepada seorang laki-laki yang sepertinya berpangkat, terlihat bajunya agak berbeda." Tak salah lagi tumenggung, manusia celaka itu yang menabrak dan membunuh putri junjungan kita."
Laki-laki tinggi besar itu mukanya langsung berubah seram seperti setan." Seret manusia celaka ini kedalam kerajaan kita."
Empat orang prajurit berbadan besar langsung menuju Satria. Ia tentu saja terkejut karena tidak tahu apa-apa tapi sudah didakwa melakukan kejahatan bahkan kini hendak dibawa pak.
" Lepaskan aku, siapa kalian ini. Apa salahku dan hendak dibawa kemana." Teriaknya sambil meronta-ronta hendak melepaskan diri tapi cengkraman para prajurit itu seperti besi, tidak tergoyahkan sedikitpun.
"Dek, dek Rohaya cepat bangun. Cepat tolong aku." Teriak Satria keras-keras berharap istrinya disebelahnya bangun dan mau menolongnya. Tapi betapa terkejutnya ketika melihat tempat tidur, ia melihat dirinya sendiri sedang tidur. Disebelahnya tampak anak istrinya juga sedang tidur pulas, tidak terganggu sedikitpun oleh suara teriakannya.
Empat prajurit itu lalu membawanya ke depan menembus tembok seakan tidak ada masalah apapun. Didepan rumahnya tampak prajurit kerajaan lebih banyak lagi sudah menunggu dengan sebuah kerangkeng besi di sebuah kereta kuda. Tanpa ampun Satria lalu dilemparkan ke dalam kerangkeng itu lalu dibawa entah kemana.
Entah berapa lama ia didalam kerangkeng besi itu hingga tiba di belokan jalan tempat ia menabrak ular tersebut. Rombongan itu lalu belok kedalam hutan di kiri jalan dan menembus pepohonan.
Tak lama kemudian ia dibawa ke sebuah ruangan dimana para penghuninya menatapnya dengan tajam seakan ingin mencincangnya. Satria lalu diseret dan didorong ke tengah ruangan yang seperti pengadilan. Seorang lelaki dengan mahkota ular di kepalanya lalu berdiri dari singgasananya. Ia tampak berwibawa.
"Anak muda. Jadi kau penjahat yang berani membunuh putriku. Sungguh berani sekali." Teriaknya menggelegar.
"Maafkan aku. Sungguh aku tidak tahu semua tuduhan ini. Bagaimana mungkin aku membunuh..membunuh orang apalagi seorang putri, sedangkan membunuh hewan seperti kambing saja aku tidak berani." Jawab Satria terbata-bata.
"Jangan berdusta. Kami punya saksi yang melihat kamu membunuh anakku tadi malam."
"Ta..tapi."
"Bawa putriku kesini agar manusia durjana ini melihatnya. Mungkin setelah melihatnya ia akan mengaku."
Tak lama kemudian sebuah tandu yang dibawa empat orang dayang cantik maju ke tengah ruangan tersebut, tepat di sebelah Satria persis. Ia sampai terpesona melihat kecantikan wanita memakai mahkota ular yang ada dalam tandu itu, tapi sayangnya dia sudah mati, terlihat dari wajahnya yang sudah pucat pasi seperti mayat. Kalo saja wajahnya tidak pucat tentu Satria menyangka putri itu sedang tidur karena semua tubuhnya utuh. Ia menatap lekat lekat wanita itu dan seingatnya baru pertama kali ia melihatnya. Heran, bagaimana ia dituduh sudah membunuhnya.
"Ampun yang mulia, saya tidak kenal dengan dia, bertemu pun baru kali ini. Bagaimana mungkin saya membunuhnya." Kata Satria. Ia agak lega karena mungkin ini hanya salah paham. Semoga saja setelah diluruskan ia akan dilepaskan.
"Kau hanya melihat wujud penampakannya saja. Akan ku perlihatkan wujud aslinya padamu."
Habis berkata demikian ia lalu mengusap sekujur tubuh putri itu. Satria terbelalak karena sekarang putri tersebut berubah menjadi ular dengan badan agak remuk. Ia langsung gemetaran. Biarpun ia tidak melihat secara jelas tubuh ular yang dilindas motornya saat itu, tapi melihat besar tubuhnya memang mirip. Ia kini hanya bisa diam membisu dengan badan lemas. Tiba-tiba ia ingat saran bapak penumpangnya bahwa di daerah itu ada kerajaan siluman dan kini ia malah sudah membunuh. Korbannya bukan sembarangan tapi malah putri kerajaan ular itu.
"Bagaimana anak muda. Kini kamu mau mengakuinya?" Tanya raja itu berwibawa.
"Aku...aku..." Saat ingin berkata tapi entah kenapa lidahnya jadi kelu. Jangankan membunuh anggota kerajaan siluman ular, membunuh warga biasanya saja hukumannya sudah berat, demikian penjelasan penumpang ojeknya itu. Kini ia malah sudah menghilangkan nyawa putri raja.
"Bawa dia ke penjara sampai sidang berikutnya." Perintah sang raja. Satria pun lantas diseret dan dimasukkan ke penjara. Suasana penjara yang remang remang membuat ia tidak tahu, apakah sekarang sudah pagi ataukah masih malam.
Dalam penjara Satria hanya bisa menyesali diri mengapa ia tidak menuruti saran penumpangnya itu, tentu ia tidak akan menabrak ular siluman dan tidak akan berakhir di jeruji besi seperti sekarang. Saat sedang kalut pikirannya itu tiba-tiba ada suara dari ruangan sampingnya.
"Lho Satria, kenapa aku disini. Apa kamu juga ngipri juga?"
Tentu saja ia terkejut sekali ada seseorang yang mengenalnya. Ia segera menuju ruangan disampingnya yang juga ternyata sebuah penjara besi juga. Sesosok tubuh ada didalamnya, juga bau agak busuk, cuma karena cahaya yang temaram ia tidak tahu, apakah ia masih muda ataukah sudah tua
"Siapa kamu?" Tanyanya. Ia sepertinya agak kenal suara tersebut cuma agak lupa.
Orang itu maju kedekatannya sehingga Satria kini bisa melihat agak jelas. Ia terkejut bukan main dan langsung surut mundur ke belakang.
Ya bagaimana ia tidak terkejut. Orang itu adalah pak Nariman yang ia kenal salah satu orang terkaya di kampungnya. Sawah dan kebunnya banyak sekali, mobilnya juga ada dua. Orangnya sendiri sebenarnya cukup baik, suka memberi pada orang miskin. Ia sendiri pernah sekali menerima bantuannya. Yang bikin ia takut adalah pak Nariman itu sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu, Satria sendiri ikut mengantarkan ke liang lahat. Bagaimana mungkin kini ada dihadapannya.
"Pak Nariman, bagaimana bapak bisa ada disini dan masih...masih hidup? Bukannya bapak sudah mati." Tanya Satria pada lelaki paruh baya dihadapannya.
"Aku masih hidup Satria."
"Tak mungkin. Aku lihat sendiri bapak sudah mati dan di kubur." Bantah Satria sambil agak menahan nafas karena ada bau tidak enak entah darimana. Apa mungkin orang didepannya ini kembarannya, tapi tak pernah terdengar kabar pak Nariman punya kembaran, kalo adik kandung memang ada dua tapi tidak terlalu mirip dengannya.
"Yang mereka kubur sebenarnya bukan jasadku Satria tapi hanya batang pisang yang disamarkan sepertiku. Aku sendiri seperti yang kau lihat masih hidup tapi akan segera dijadikan budak oleh siluman ular disini selamanya sampai kiamat. Kini aku sungguh menyesal tapi sudah terlambat." Jelasnya panjang lebar.
Tentu saja Satria terkejut bukan main." Maksudnya, bapak ini ngipri atau melakukan pesugihan gitu?"
Pak Nariman hanya mengangguk lesu.
Kini Satria baru sadar, waktu ia masih bujangan, pak Nariman ini hanyalah seorang tukang becak yang hidupnya miskin selama bertahun-tahun. Entah bagaimana ceritanya lima tahun lalu ia semua usahanya mujur. Tiap hari ia dapat penumpang yang banyak. Ia lalu buka usaha toko bangunan yang laris sekali sehingga ia besi membeli sawah, kebun dan juga tanah yang luas plus tiga mobil terbaru berharga mahal yang hanya merupakan impian orang desa sepertinya. ia lalu membuka usaha warung bakso yang juga laris manis hingga beberapa waktu lalu ia ditemukan mati mendadak. Kena serangan jantung kata dokter.
"Kamu sendiri Satria, mengapa kau ada disini. Apakah kamu melakukan pesugihan ular juga?" Tanya orang didepannya.
Satria tentu saja marah." Aku tidak sehina kamu pak Nariman. Biarpun miskin dan hidup pas-pasan aku tidak akan melakukan dosa yang tidak berampun sepertimu. Aku tidak akan memberikan makan anak istriku dengan uang haram sepertimu."
"Terus, mengapa kamu disini?"
Satria lalu mengisahkan ceritanya mengapa ia bisa sampai ke tempat celaka ini.
Pak Nariman mengangguk-angguk walaupun sedikit terkejut." Aku percaya ceritamu Satria, sebab tubuhmu tidak bau busuk."
"Ih, jadi bau busuk ini darimu pak?"
"Tentu saja, semua manusia yang muja siluman ular itu jika dibawa kesini tubuhnya sudah bau busuk."
"Terus, apakah bapak punya cara agar aku bisa keluar dari sini pak?" Tanya Satria penuh harap.
Orang tua itu yang umurnya sebaya dengan bapaknya Satria tampak berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala. Ia tentu saja lemas karena harapannya hilang.
"Tolong pak, aku tahu bapak orang baik. Aku yakin bapak tahu caranya."
Bapak paruh baya itu menghela nafas." Sebenarnya bapak tahu caranya, cuma bapak tidak bisa mengucapkannya."
"Kenapa tak bisa?" Tanya Satria penasaran.
"Karena..."
Sebelum orang tua itu melanjutkan ucapannya tiba-tiba terdengar suara cambukan dan rintihan kesakitan. Tampak dari kejauhan para prajurit kerajaan itu menyeret beberapa orang dengan rantai besi. Bau busuk menyengat ketika mereka lewat. Satria tampak bergidik karena pengawal itu menyeret tanpa belas kasihan seperti menyeret binatang saja, tak perduli orang-orang itu mengaduh kesakitan.
Tiba-tiba beberapa prajurit menuju ke tempatnya dengan membawa rantai. Satria sudah ketakutan karena menyangka akan dirantai. Tapi ternyata ia menuju tempat pak Nariman dan langsung memasang penjepit besi ke lehernya lalu menyeretnya keluar penjara, meninggalkan satria sendirian.
Entah berapa lama Satria berada di penjara itu hingga datang prajurit yang membawa makanan. Setelah memberikan makanan maka ia langsung pergi saja. Akhirnya karena lapar maka Satria makan juga.
Begitulah keadaan Satria. Ia tidak tahu berapa lama didalam penjara karena suasananya tetap remang-remang, tidak bisa dibedakan apakah sudah siang ataupun malam.
Hingga akhirnya tiba juga hari pengadilan untuknya. Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati karena sudah membunuh putri raja. Satria tentu saja menolak hukuman itu karena ia tidak sengaja membunuhnya.
"Bawa ia keluar ke alun alun dan penggal kepalanya." Perintah sang raja.
Tentu saja Satria ingin melawan tapi kedua prajurit yang ada disampingnya memegang kedua tangannya laksana cepitan baja. Ia akhirnya hanya bisa menangis sedih karena akan mati.
"Ya Allah, mengapa semua ini terjadi padaku. Apa salahku ya Allah." Tangisnya lirih.
Begitu Satria menyebut nama Allah, ruang pengadilan negeri siluman yang tadinya tenang tiba-tiba seperti bergetar dan bergoyang seperti kena gempa. Dua prajurit yang yang mengapitnya pun tiba-tiba terpental.
"Cepat sumbat mulutnya, jangan sampai dia mengucapkan nama Tuhan lagi disini." Teriak sang raja memberikan perintah.
Mendengar teriakan raja siluman ular itu, Satria baru sadar kalo ia telah melupakan Allah SWT selama ini. Segera saja ia langsung berteriak keras dan mengucapkan nama Allah sekeras-kerasnya.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!!!"
Para prajurit yang hendak menangkapnya entah bagaimana jatuh tak beraturan. Ia sendiri tiba-tiba merasa dapat tenaga dan tubuhnya segar, padahal selama ini ia sepertinya lesu sekali tak ada tenaga. Segera saja ia berlari keluar dari ruangan pengadilan tanpa seorang pun yang menghadangnya, beruntung ia sendiri tidak dirantai seperti tawanan lainnya. Ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Satria segera berlari sekencang-kencangnya. Ia sendiri tidak tahu kearah mana ia berlari, yang penting menjauhi para pengawal kerajaan siluman ular atau penduduknya pikirnya sambil tidak lupa terus berdoa. Alhamdulillah tiba-tiba didepannya ada seberkas sinar.
Ia segera menuju kesana dan entah bagaimana ia sudah ada di hutan tempat ia menabrak ular siluman itu, cuma saat ini sudah siang hari sehingga terang benderang.
Satria terus saja berlari. Ia berharap ada motor atau mobil yang lewat tapi sayangnya nihil. Akhirnya ia putuskan untuk pulang saja menyusuri jalan tersebut. Anehnya biarpun ia berjalan jauh tapi tidak merasa letih dan juga tubuhnya terasa enteng.
Tak lama kemudian tibalah ia di jalan depan kampungnya. Tiba-tiba ia melihat Agus naik motor, entah hendak kemana.
"Hai Gus, antar aku pulang ke rumah dong." Teriaknya. Entah kenapa Herman sepertinya tidak mendengar bahkan melewatinya begitu saja bahkan hampir menabraknya kalo ia tidak cepat-cepat menyingkir hingga ia jatuh terjerembab.
"Sueee, awas kamu Gus. Kalo hutang lagi tidak akan aku kasih." Serunya gusar. Saat ia hendak bangkit itulah ia melihat Rohaya istrinya dan Wulan anaknya. Ditangan mereka ada keranjang berisi bunga, Entah mereka hendak kemana.
"Dek Rohaya, ini aku sayang." Teriak Satria. Tapi sayangnya karena jaraknya jauh sepertinya ia tidak mendengar.
Karena penasaran maka Satria putuskan mengikuti mereka berdua. Ternyata ibu dan anak itu menuju ke pemakaman umum. Mereka berhenti di sebuah kuburan yang masih baru lalu menaburkan bunga.
Satria tentu saja terkejut bukan main, lebih terkejut lagi karena nama yang ada di papan nisan itu adalah nama dirinya.
TAMAT
Haiyaaaaa kenapa tokohnya dimatiin mas :D. Kan kasiaaan satria, aku pikir bakal selamat karena inget nyebut Tuhan :D.
BalasHapusSereeem juga ceritanya.. bbrp kali aku ada denger cerita ttg makhluk2 siluman gini. Tentang orang2 yg hilang misterius dan katanya dibawa Ama makhluk penunggu laut lah, danau lah .. kayak ga percaya, tapi ntahlah. Aku ga pengen takabur juga bilang itu semua cuma ilusi, takutnya malah kualat ya kaaan :D.
Kmrn aku ikutan virtual trip yg temanya mistis. Jd secara virtual dibawa ke tempat2 yg dianggab berhantu gitu. Ada orang yg punya indera keenam jadi bintang tamunya. Trus peserta di ajak ngeliat danau besar di daerah Jepang sana yg katanya ada naga di situ. Dan banyak orang mati tp mayatny ga prnh ketemu, padahal diliat sepintas danaunya ga dalam2 banget.
Merinding sih, tp antara percaya ga percaya hahahahah. Tau aaahhh... Jgn sampe ngalamin aja aku mah :D
Iya, kasihan juga ya. Harusnya satria dijadikan mantu raja ular saja ya. Dikawinkan dengan putrinya yang lain.😂
HapusIya, kadang aku baca berita juga ada orang dibawa ke laut selatan atau alam jin.
kalau virtual mistis trip sekaligus sejarah suatu tempat di youtube favoritku adalah channelnya kisah tanah jawa, sama ga ya ama mba fanny hihi
HapusWah, kalo aku jarang sekali nonton YouTube soalnya kuotanya harus ngirit. Kalo tidak ya siap siap saja tanggal 20 keatas ngga bisa ngeblog karena kuota abis. 😂
HapusTernyata di YouTube banyak juga ya yang bahas hal mistis.😄
Sepintas cerita nabrak ular ini sepertinya pernah saya baca cuma lupa-lupa ingat..
BalasHapusKirain tokoh yang ketemu satria di alam gaib itu si Jaey ternyata bukan..hihihi
Masih ingat saja, dulu memang aku tulis di mwb, sekitar tahun 2014 apa 2015.
HapusHarusnya Herman saja gantinya pak Nariman ya.😁
Kok sama ya, aku juga mengira itu jaey, taunya pak nariman, pak nari-man ini kayaknya suka nari 😂
HapusAlasannya kang Jaey mengira tokoh yang ketemu satria itu si Jaey apa, kang?
HapusGatau, hanya perasaan kuat aja mengira begitu, soalnya kan si jaey pria yg penuh kejutan 😆
HapusAlasannya tak diterima, coba cari alasan lainnya dan usahakan yang bisa diterima dengan logika, oke
HapusOke gugel 😂😂
HapusKak Agus ceritanya bagus sekali 👏🏻👏🏻👏🏻
BalasHapusWalaupun ini cuma cerita, tapi aku juga meyakini hal yang sama yaitu ketika seseorang waktu hidupnya melakukan pesugihan atau hal-hal sejenisnya maka nyawa-nya pun menjadi taruhannya. Jadi meskipun sudah meninggal, nyawa orang tersebut nggak bisa langsung kembali ke Tuhan. Seremmm dan walaupun mungkin belum bisa dikonfirmasi kebenarannya tapi hal ini bisa jadi pengingat buat kita supaya jangan pakai hal-hal mistis untuk meraih kenikmatan duniawi 😅
Btw, endingnya sedih tapi greget sih! Mantap lah kak Agus 👏🏻👏🏻
Makasih mbak Lia atas apresiasinya.
HapusKatanya sih begitu, jika orang pakai pesugihan maka ada jangka waktunya. Jika habis maka orangnya akan dibawa dulu ke tempat dimana dia muja dulu sampai hari kiamat. Itu yang aku dengar dari para orang tua. Rugi, misalnya kita kaya cuma lima tahun tapi harus jadi budak siluman sampai ratusan atau ribuan tahun.
Iya benar, bahkan ada yang cuma durasi 1-2 tahun jaya-nya. Tapi namanya juga gelap mata ya kak, apa aja dihajar 😅
HapusWah dikit amat 1-2 tahun. Apa ngga bisa nego 100-200 tahun? 😅
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku kalo kerokan pakai minyak sayur terus mbak, nanti setelah dikerok baru pakai balsem atau minyak kayu putih biar hangat.😄
HapusKalo ngipri itu sama saja dengan pesugihan, cuma istilah Sunda.
Aku malah baru tahu channel YouTube seperti itu, soalnya harus ngirit kuota mbak, sehari dijatah 500 MB saja, kalo buat nonton YouTube, sejam saja bisa habis.😂
Tapi banyak juga ya channel YouTube yang bahas hal gaib dan mistis. Takutnya habis nonton itu tiba-tiba ada suara kuntilanak. Buru buru matiin hape, eh hapenya nyala sendiri lalu keluar sebuah kepala dan rambut panjang dari dalam hapenya.😱
Mungkin motor satria larinya seperti Rossi sehingga langsung mati kena sambar motornya yang larinya seperti the flash. Bajunya satria juga sampai bolong bolong. #keingetaniklanmotornyakomeng
Sebenarnya daerah Cikande sudah maju kok mbak, banyak pabrik disini makanya aku merantau kesana. Cuma daerah selatannya seperti Pamarayan masih banyak kebon kosong, jadi mirip hutan juga sih.
Ingatnya pas ular ditabrak itu sepertinya pernah baca di awalnya sepertinya beda.
BalasHapusKalau Herman kan udah nongol yang belum nongol si Jaey makanya saya tebak itu si Jaey.
Saya punya pengalaman waktu di Yogyakarta pas malam naik andong lewat jalan yang kiri kanannya sawah andongnya mendadak berhenti dan kudanya diam aja padahal udah dipecut ngga lama ada ayam nyebrang kusirnya nyuruh diam dan berdoa setelah andongnya jalan lagi dan udah agak jauh kusirnya baru cerita tadi pas andongnya berhenti ternyata ada rombongan kerajaan mahkluk halus mau nyebrang dan ayam itu pembukanya.
Lah kok bukan di kotak balasan komen saya?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusJINnya pak Nariman kali mbul..😂😂😂
HapusNah lho, kenapa bisa pindah ke bawah, jangan-jangan dipindahkan arwahnya satria nih.😂
Hapus@Herman, memang kalo di mywapblog bukan cerita tukang ojek nganter penumpang. Tapi apa aku juga sudah lupa.🤣
HapusWah beneran ngalamin hal seperti itu mas. Berarti kuda lebih sensitif ya bisa melihat makhluk halus. Mungkin sama dengan manusia yang punya Indra keenam.
Kalo saya punya Indra keenam, tapi seringnya hanya sensitif kalo lihat uang jatuh dijalan, apalagi kalo gambarnya pak Karno.😂
@Gustyanita, seharusnya mas Kal El yang nulis cerpen ya, soalnya kadang mengalami kejadian mistis. Kalo saya malah sukanya mengarang saja kisahnya, kalo mengalami sendiri langsung kabur.
HapusBisa jadi dipindahi arwahnya satria soalnya dia kan matinya penasaran..hihihi
HapusEntahlah awalnya saya juga lupa..
Beneran itu tapi sayanya ngga takut soalnya ngga tau malahan waktu itu saya mau tangkap ayamnya saya pikir itu ayam nyasar..hihihi
Di tempat kerja pun pernah saya dibangunin entah itu sama setan, jin atau malaikat. Waktu itu saya ketiduran sendirian sampai Maghrib tau-tau dibangunin sama sosok perempuan yang saya ngga kenal setelah saya bangun dia jalan dan lenyap tanpa bekas.
Saya ngga bisa nulis cerita bingung merangkai kata-katanya sepertinya saya ngga ada bakat nulis cerpen. Kalau mas Agus mau bahan cerita horor saya ada pengalaman bersama mahkluk halus, dibilang serem tapi ngga serem soalnya saya sendiri ngga takut dan menganggapnya biasa aja.
Wih mantap, dibangunkan perempuan yang bisa ngilang tapi ngga takut. Itu jangan-jangan yang bangunin itu suruh mas Kal El bayar utang di warung kopi.😂
HapusSaya juga kadang bingung mas menulis cerita, biasanya awalannya yang bikin bingung, tapi kalo sudah jadi awalnya maka selanjutnya lancar. Kenapa begitu ya?
Mungkin itu kelebihan saya ngga takut sama hal seperti itu malah saya menganggapnya biasa aja..hihihi
HapusKalau saya awalnya ngga bingung tapi lanjutnya yang bingung paling bisa bikin satu dua paragraf aja selanjutnya terserah anda..hihihi
Eaalaaa buset ...Emang tuh cewek luh nggak tanya Huu..Setan apa orang.😂😂
HapusTerus perawan apa janda.😂😂
Mungkin yg bangunin itu kembaran ari2nya yg bernama Hermini 😂🏃♂️🏃♂️
HapusBelum sempat ditanya dianya udah keburu pergi, mas. Saya pikir nanti balik lagi ternyata ngga..hiks
HapusMungkin juga itu si hermini tapi kalau lihat posturnya sepertinya bukan..
Wah, kalo dia balik lagi nanti mau tanya nomer togel ya mas, syukur syukur tembus ya.🤣
Hapuswah serem euy
BalasHapusWah, serem ya kang. Harusnya bacanya jam 2 malam biar lebih asyik.😄
HapusBubaarr!!...Seemuuaa..😂😂😂
BalasHapusAahhh gw nggak doyan ikan bandeng keelleesss ngarang nih mimin..😂😂😂
HapusHarusnya penuh drama nih ceritanya...Misalnya gw dikawinin sama sang putri ular....😂😂😂
Nama putri ular siapa kang ..😱😱😨
Akhirnya dengan bantuan Allah.S,W,T & Pukulan Dewa Topan Menggusur Gunung, Yang diajarkan Oleh tua gila dari Andalas Siluman ular itupun luluh lantah..😂😂😂
Wiro sableng itu mah...😂😂 Jadi inget Wiro sableng yang berjudul Dewi Ular..😂😂😂
Terus kelanjutannya bijimane setelah gw tiada...Apa akan muncul Rohaya pembasmi siluman Ular..😂😂😂
Mungkin kang Satria bisa bikin lanjutannya kang, gimana arwah satria selanjutnya, apakah akan masuk meraga Sukma ke badan orang lain atau gimana gitu.😂
HapusBukan meraga sukma tapi merogoh saku.. hihihi
HapusWiro sableng yang Dewi ular itu yang sama manusia paku kan?
Wah, berarti kang satria jadi tukang copet dong.🤣
HapusBetul sekali kang, dendam manusia paku kalo ngga salah judulnya. Dulu punya novelnya tapi sekarang ngilang.
Mungkin.. hahaha
HapusIya baru ingat judulnya Dendam Manusia Paku dan sambungan judulnya Dewi Ular. Dulu juga saya punya buku wiro sableng komplit dari pertama sampai terakhir tapi sekarang sudah hilang semuanya.
Eny Arrow punya nggak Hu..Kalau ada Pinjam dong dari edisi awal sampai akhir..😂😂😂😂😂
HapusEnny Arrow ngga ada, biasa sama yang minjam ngga di balikin..hihihi
HapusPaling yang minjam blogger dari Depok, makanya ngga dibalikin.😂
HapusSepertinya.. wkwkwk
HapusKolektor Enny Arrow dia mah, novelnya selemari penuh.🤣
HapusLoh..loh.. Nggak jadi selamat dong satria, padahal udah bisa kabur dari kerajaan ular.
BalasHapusHal-hal berbau mistis kayak gitu emang beneran ada lho. Makanya kalau lewat tempat-tempat tertentu kadang kita disuruh baca doa dulu atau seenggaknya bunyiin klakson. Takutnya pas mereka lewat kita enggak tahu...
Saya sempat berpikir apa iya minyak sayur bisa buat kerokan🤔
Iya, kasihan Satria, sudah susah payah kabur dari kejaran siluman ular malah tubuhnya sudah dikubur.😂
HapusEh, tapi ada yang bilang kalo kita bunyikan klakson di tempat keramat malah mengundang makhluk halus. Yang benar yang mana nih?
Lho, memang kalo kerokan ngga pakai minyak sayur ya? 🤔
Yang benar baca bismilah aja mas😂. Klakson sepeda saya dulu suka nggak bunyi kalau pulang kerja malam, jadinya kalau lewat hutan atau kuburan gitu pasti baca segala macam surat yang saya hafal, surat cinta nggak termasuk sih, apalagi surat tanah😂
HapusKalau kerokan bukannya pakai minyak kayu putih, seriusan saya baru tahu bisa pakai minya sayur.
Minyak sayur dan minyak goreng itu sama apa beda, mas?
HapusSamalah...yang beda itu minyak Rem..😂😂😂
HapusKan ngerokinnya sambil masak sayur Neng Asti.. Jadi minyak Sayur..😂😂😂
HapusOh ternyata sama tapi kenapa namanya kontradiktif, ya?
HapusLain, kalo minyak sayur buat masak sayur, kalo minyak goreng buat gorengan.😂
Hapus@Astria, sebenarnya yang bagus kerokan pakai minyak kayu putih sih, tapi kan mahal. Kalo saya seringnya pakai minyak sayur karena lebih murah, beli 1.000 saja bisa buat kerokan tiap hari selama sebulan.🤣
HapusKalo pengen kerasa pedes dan anget, ngeroknya sambil masak rendang Mba Astria, biar lebih manteb minyaknya 😂😅
HapusTega banget ma mas Satria, namanya udah tertulis di batu nisan
BalasHapusAbisnya dia kelamaan kelayaban di alam gaib bang Day. Apa mungkin mangkal dulu disana ya.😂
HapusKali ini ceritanya serius yah.. bulu romaku smpe merinding, endingnya tapi nggk happy ending.. hahah 😃
BalasHapusKasian banget Satria..
Bagus mas ceritanya.. saya smpe terbawa esmosi sama rajanya, untung Satria smpet ingat sama Allah SWT,
tapi tetep aja saya masih salfok terus mikirn "kerokan pake minyak sayur" apa nggk lngket badannya. 😆
Pesan dari cerita ini adalah : Jangan Lupa sholat! Secape apa pun tubuh kita... hehe
Makasih banyak atas apresiasinya kang Bayu.😊
HapusKenapa banyak yang kaget ya kerokan pakai minyak sayur.🤔
Ceritanya Satria orang tidak punya jadinya kerokannya pakai minyak sayur yang murah.😂
Betul sekali kang, tapi kadang karena capek jadi bablas tidur aja.😂
Perasaan orang kerokan biasanya emang pake minyak sayur ya 😅😂 Kalo pake minyak angin ato balsem bukannya malah pedes, anget, tiba-tiba dingin, trus geli-geli semriwing gitu yak 😂🤣
Hapusgak berani baca,
BalasHapusblogwalkingnya malem soalnya
hehe
Tidak apa-apa kang, santai saja.😊
HapusYaaahh kok ga happy ending. Huhuhu.. Kasian Satria, kirain bakal selamat.. 😅
BalasHapusBikin lanjutannya donk Mas Agus, saat Satria gentayangan berusaha menemui istri dan teman2 nya.. hehehe
Wah, berarti satria jadi arwah gentayangan ya. Semoga tidak gentayangan ke rumah janda sebelah.🤣
HapusRibet juga ternyata di dunia siluman, ada sidang menyidang, penjara, dirantai, dan silumannya juga bisa mati, krn bisa mati saya berasumsi kemungkinan di dunia siluman juga ada sunatan, hihi..
BalasHapusTerkadang juga, klo menabrak siluman begitu, biasanya yg menabraknya jadi sakit sama seperti apa yg dirasakan siluman itu, dan biasanya klo berobat ke dukun terus dukunnya akan negosiasi sama siluman buat menyembuhkan si penabrak dgn persyaratan bawa ayam geprek plus ikan bandeng 😂
Lumayan berat juga syarat penyembuhannya ya kang..
HapusTul sul, ibaratnya utang nyawa dibayar nyawa, wih, hihi begitulah kira2 😆
HapusTernyata alam gaib dan alam manusia itu sama, sama-sama menyusahkan..hihihi
HapusYang enak memang alam janda mas Kal El.🤣
HapusWalahhhh pemeran utamanya pergi untuk selamanya, kasian istri dan anaknya huhuuh.. Tapi serem juga ya kang kalo sampe dibawa ke kerajaannya, apalagi dikelilingi oleh banyak pasukan didepan pemimpinnya.. plus ditambah akan dihukum mati.
BalasHapusTapi yah mau gimana lagi ya kang, kan gak sengaja juga menabraknya, Saya juga kalau semisal menabrak sesuatu di jalan, apalagi nabrak yang tidak terlihat wujudnya juga bakal pergi saja.. Terlalu beresiko.
Karena tidak sengaja menabraknya maka Satria lama dijatuhkan hukumannya, tapi karena lama akhirnya tubuhnya sudah dimakamkan sama keluarganya.😂
Hapusvirtual trip mistis, suka lihat di youtube.
BalasHapusWah, kalo saya malah jarang lihat YouTube, suka ngeri, ngeri kuotanya cepat habis.😂
HapusKuota habis itu lebih horror dari cerita mistis yang dibaca tengah malem sambil denger lagu lingsir wengi yah, Mas Agus 😂😅
HapusBetul, apalagi kalo habisnya tanggal muda sementara mau ngutang ngga bisa.😂
Hapusgw malah kasian sama ular yang di tabrak satria, dia putri seharusnya cantik, gw pikir ceritanya si putri akan hidup lagi dan catuh cinta sama satria, jadilah mereka hidup bersama antar dimensi hahaha :D
BalasHapusBetul juga ya, sang putri jatuh cinta sama satria, mereka menikah lalu punya anak namanya pai su cen.🤣
HapusYuuuh piye to mas.. Udah lama diriku tidak mampir kesini mosok ngerti ngerti si satria dimatikan.
BalasHapusRatrimo akuu mas.
Kembalikan satria. Please. Pleasee. Hiks
Oh Bu guru datang. Apa kabarnya Bu guru.😊
HapusNanti Satria arwahnya masuk ke seorang wanita yang bunuh diri, namanya ganti jadi Satriani.😂
waduuh kok ganti jadi satrianii
HapusKok tokoh Satria malah dimatikan sich? Kasihan... kok malah siluman ular yang menang? Seharusnya happy ending begitu Satria pulang bertemu istri anaknya..
BalasHapusKarena kelamaan di alam gaib maka tubuhnya satria dikubur sama keluarganya mbak. Disangkanya sudah mati, padahal arwahnya masih ada di alam gaib huhuhu...😂
HapusEndingnya kok jadi sedih gini, Mas Agus. Kasihan arwah Satria dong terkatung-katung karena gak bisa balik ke jasadnya di dunia, gak ke alam barzah, gak di alam siluman ular pula. Ntar kalau jadi hantu gentayangan gimana, maaaaaas 😱😱😱😱
BalasHapusTapi ada satu pesan yang aku tangkap di sini. "Jangan lupa shalat isya, supaya gak terbawa ke alam ghaib."🤭
Waduh, bisa bisa arwah satria nanti gentayangan ya. Tuh yang ada di belakang mbak Roem siapa tuh.😱
HapusBukan cuma sholat isya, semua sholat lainnya juga mbak.😊
Alhamdulillah. Tumben mas Agus bener? Habis salah makan ya? Hehehe.🤭
HapusBukannya Mas Satria emang suka gentayangan di blog ini Mas Agus 😂
Hapus@Roem, bukan salah makan tapi habis minum obat tahu.😬
Hapus@Rini, eh masa sih, kok serem amat ya.😱
Hapushadu kok ngeri
BalasHapusjadi itu masih ngawang gitu arwahnya
tapi kalau nabrak ular ada beberap mitos besok atau kapan harinya meninggal atau kecelakaan atau sakit
entah deh
ngeri pokoknya
Ngeri juga ya, makanya harus hati hati biar ngga asal nabrak.
HapusSaat sedang membaca, tiba2 kursor panah di laptop bergerak sendiri dan tiba2 membuka tab lain. Aku yg lagi baca cerita horor jadi kaget dong. Ternyata mouse pad nya kesenggol tanganku, kwkwkwwk
BalasHapusBtw, Aku terkejut dengan ending ceritanya mas, gak nyangka. ehehe..
Lho, itu beneran tangan mas Dodo apa tangan orang lain mas, kok kursornya gerak sendiri.😱
Hapusjangan2 dari kerajaan siluman ular. Hahahaa
HapusBukan, sepertinya mas Dodo lagi belajar telepati, biar bisa gerakkan mouse tanpa disentuh.😁
HapusPengen baca tapi sekarang udah malam, lagi sendirian pula. Tunggu siang dulu deh. hahah
BalasHapusNgga apa-apa kang, santai saja bacanya.😊
HapusTernyata beneran cerita horror. Ahaha... Mana bacanya malam-malam pula. Hadeuh!
BalasHapusHahaha suka baca cerpen disini yang judulnya horor tahunya malah humor jadinya kecele ya mbak.😂
HapusPelajaran. Kali lain buka blog ini harus siang-siang.
Hapusnasib baiklah saya baca cerita mas ni pada waktu pagi... kalau saya baca malam tadi mungkin tak boleh tidur heheheh
BalasHapusKenapa bacanya ngga tengah malam sambil dengerin lagu Lingsir Wengi mbak.😁
Hapusdaripada saya baca, lagi baiklah saya zzzzzzzz hahahaha
HapusYaampun aku ngikutin ceritanya sambil deg-degan. Aaaa itu kan mayat palsu kaan mas Agus?? Batang pisang yang dijelma jadi si Satria?
BalasHapusGa rela aku si Satrianya matiii HAHAHA
Tapi dari cerita ini jadi dapet makna nih, jangan lupa sama Tuhan!!
Terus penasaran nih mas Agus, kenapa kalo yang pesugihan baunya busuk ya?? Aku juga dapet kosakata baru "ngipri". Baru tau kalau itu nama lain dari pesugihan haha
Kalo itu mayat aslinya soalnya kan satria ngga ngipri, kalo ikut pesugihan baru mayat bohongan. Katanya sih begitu.😂
HapusBetul mbak, selalu ingat Tuhan dalam keadaan apapun, jangan cuma dalam keadaan susah saja.😄
Yaaaaaahh tidaaaaaaaak!!! Jadi Satria sudah jadi hantu dong saat diseret ke kerajaan ulaar huhuhu
HapusIya betuuull! senang susah, harus selalu ingat Tuhan
p/s mas, blogger Kal El itu tiada blog ke? kenapa saya tak boleh comment di blognya?
BalasHapusUpin Ipin 😂😂
HapusBlognya ada tapi kolom komentarnya memang ditutup dan blognya juga cuma blog download aja kok.
Hapus@Anies, mas Kal El tutup kolom komentar mbak, jadinya tidak bisa komen. Tuh ada penjelasannya dari yang empunya blog.😊
HapusKan masih Lockdown jadi belum bisa diterapkan ...Nanti kalau sudah New Normal baru dibuka kolom Komentarnya..😊😊
HapusHarap tetap pake masker yaa kalau nanti kolom komentar mas KAl-EL sudah dibuka..
Bra bekas janda juga bisa kok dijadiin Masker ...Jika harga masker masih mahal..😂😂😂😱😱😱🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Paling yang nimbun masker atas saya makanya harganya mahal biar orang orang pada pakai masker nganu.😂
Hapusdatangkan si Panji Petualang biar ularnya di karantina
BalasHapusAtau ga kakek sugiono, juga pawang ular 😂🏃♂️🏃♂️
HapusWkwkwk..
HapusHahaha 🤣🤣🤣
HapusCoba tanya kang satria yang makelar rongdo mas? 😂
BalasHapusYa ampun jangan2 yg dikubur juga cm batang pisang yg menyerupai satria ya. Duh kok imajinasiku kemana2 yaa jangan2 kl ada orang meninggal bisa jd kejiadian kaya gini. Rohnya masih hidup. Ih serem :(((
BalasHapusHati hati lho, siapa tahu satria ada dibelakang mbak Ella.😱
HapusMerindiiinggg juga bacanya hiiii...
BalasHapusMeskipun setelah terakhir, saya jadi merasa kek nonton film jadul di Indosiar atau ANTV hahaha
Btw saya baru tahu kata ngipri itu, jadi nambah kosa kata diri saya :D
Lagiaaannn, si Satria sih, sholat Ishanya bisa prei dulu, masa kalau capek enggak sholat dulu, akhirnya kebawa mahluk gaib deh :D
Btw, saya penasaran, kalau memang gedebok pisang yang disamarkan untuk di makamkan, kenapa
orang lain nggak bisa melihat dia?
Itu berarti kan bisa jadi jasadnya yang kosong yang dikubur, sementara rohnya masih ada.
Saya jadi teringat bacaan, bahwa saat kita mimpi itu, roh kita keluar dari tubuh kita, saat kebangun baru deh masuk lagi :D
Itulah mengapa ada yang bilang nggak boleh tidur berhadapan dengan kaca, entar rohnya bingung pas mau masuk kembali.
Kenapa pula diriku bahas roh dan mimpi ya.
Diriku merinding soalnya, kalau masalah yang gaib-gaib gini, biasanya saya memilih skip, soalnya sulit banget rasanya mempercayai sesuatu yang tak kasat mata, dan takutnya gara-gara itu malah kualat.
Makanya nggak berani bahas-bahas yang ginian, meski dulu juga kakek saya paling sering ceritain masa mudanya suka bertapa di gua eh salah di hutan rimba kek tarzan ya, hahaha
Hahaha, ceritanya memang mirip yang di film yang sering tayang di ANTV ya mbak.😂
HapusSaya juga penasaran, kenapa orang yang disamarkan dengan gedebok pisang tidak ada yang tahu ya, padahal yang datang menguburkan biasanya ustadz atau kyai gitu. Coba mbak Rey tanya pada rumput yang bergoyang.🤣
Sama mbak, aku juga sebenarnya kurang suka bahas hal gaib, takutnya kalo malam nanti kalo mau pipis minta diantar.😂😂😂
etdaaahh serius? suka nulis cerita horor tapi juga takut hahaha.
HapusKalau saya jangankan mau nulis, baca aja jadi suka kebawa ke alam pikiran, jadi takut sendiri.
Memang amannya jangan bahas hantu-hantu, meski kadang juga pengen sharing pengalaman horor sebenarnya, tapi masih tatuuuttt :D
Ya iya dong mbak Rey, aku kadang juga merasa takut lho, takut anak istri ngga makan kalo ngga kerja.😂
HapusSepertinya mbak Rey dulu pernah komen pernah mengalami hal gaib, bagus juga tuh buat tulisan mbak.😄
duhhh biasanya aku takut lho baca2 kisah horor begini. baca saja sudah deg2an :'D terus kenapa akhirnya sad ending mas, padahal kupikir dia sudah bebas dan bahagia
BalasHapustapi ini sungguh bikin penasaran, karena aku juga pernah lewat hutan yang jalannya cuma buat 1 mobil saja, gegara ngikutin waze yang pedenya bilang ini jalan tercepat. huaaa sumpah serem banget mas. sepanjang perjalanan 11 menit kami gak berani ngomong cuma baca ayat kursi saja. sambil ngeliatin waze kapan horor ini akan berakhir, alhamdulillah berakhir bahagia, bisa keluar ke jalan besar lagi
Sengaja bikin endingnya memang agak beda, jangan happy ending saja.😂
HapusWah seram juga ya mbak pengalamannya, lewat hutan yang sunyi takutnya selain ada hantu juga ada begal. Alhamdulillah selamat ya tidak ada apa-apa.
Yah Si Satrianya telat 😪 . Saya baca cerpen ini pun telat. Udah 111 komentar, uy. 😂 buanyak beud 😅😁
BalasHapusBanyak juga karena banyak komentar yang dobel. Tapi Alhamdulillah sih tidak menyangka sebanyak ini. Makasih banyak mbak Rini, sebagai hadiah silahkan ambil pulsa di konter terdekat, jangan lupa bawa duitnya juga.😁
HapusHastaganagaaa aku kok tetiba jadi merinding ya baca akhir kisahnya ...
BalasHapusWaktu baca ada ular ketabrak, spontan kebayang sosok nyi blorong 🐍
Sungguh menakutkan ..
Waduh, jangan jangan memang yang ditabrak satria itu NYI Blorong. Kok jadi ikut ngeri.😱
HapusThank you Luis.
BalasHapusjadi teringat nasehat orang tua, meski hanya cerita fiksi maupun non fiksi, jadi pembelajaran kalau waktu maghrib mending jangan keluar rumah..
BalasHapusngos ngosan bacanya gara gara adegan si satria lari larian :D
BalasHapusmemang kalau pergi ke tempat asing, ada baiknya nuruti kata warga lokal, mungkin ada cerita yang terdengar ga masuk akal, tapi memang nyata adanya, meskipun kalau di nalar ya ga masuk akal. pusing jadinya
ini kenapa post berikutnya berseri ya hahaha, bacanya jangan pas surup surup gini ah, siangan aja