Terbawa ke alam gaib

Daftar Isi

Satria memacu motor Honda Vario nya dengan kencang. Ia memang harus sedikit cepat karena sudah malam hari jadi harus ngebut agar cepat sampai di rumah. 

Ini semua berawal dari sore harinya. Saat itu ada seorang bapak separuh baya penumpang ojek yang minta diantar ke kampung yang jauh. Herman sendiri sebenarnya mau mengantar tapi motor Honda kharisma nya yang sudah tua membuat penumpang itu tak mau, sedangkan Agus sendiri masih sakit karena kemarin mengantar hantu wanita. Akhirnya ia naik motor Vario nya Satria dengan upah 100 ribu. Upah itulah yang membuat ia mau mengantar walaupun jaraknya jauh, mana harus menembus hutan segala. Lumayan, duit segitu biasanya harus ia dapatkan dari pagi sampai malam, kalo ini cukup sekali saja.

Setelah satu setengah jam barulah ia sampai di kampung yang dituju. Sampainya sendiri pas waktu Maghrib. Bapak itu sendiri menawari Satria untuk makan dulu yang langsung di iyakan olehnya. Rejeki tidak boleh ditolak bukan.

"Pak, apa ada jalan pintas yang lebih cepat ke Cikande?" Tanya satria setelah makan. Maklum ia sendiri baru pertama kali ngojek sejauh ini.

"Sebenarnya sih ada nak Satria. Tapi bapak sarankan jangan lewat sana karena berbahaya. Waktu belok di daerah Pamarayan itu belok kiri, seingat bapak, ada jalan pintas yang lebih cepat." Kata tuan rumah.

"Apa ada perampok atau begal pak?" Tanya Satria ingin tahu. Kalo memang begal ia lebih baik pilih jalur yang tadi dilewati, ngeri kalo sudah berurusan dengan begal. Kalo sudah merampok motor tidak pandang bulu, suka bacok korbannya, tidak perduli hidup atau mati.

"Bukan nak, disana kabarnya ada kerajaan ular siluman. Kalo siang sih tidak apa-apa tapi kalo malam daerah itu sepi. Orang sini juga tidak ada yang berani lewat kalo malam. Mereka pada pilih jalan yang kita lewati tadi biarpun lebih jauh." Terangnya panjang lebar. Satria hanya mengangguk angguk tanda mengerti, setelah itu ia pulang.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam saat ia tiba di pertigaan jalan yang dimaksud oleh bapak penumpangnya. Sebenarnya Satria hendak memilih jalan yang tadi dilewatinya, tapi ketika melihat bensin di motornya tinggal separuh maka ia putuskan lewat jalan pintas saja.

Cahaya bulan tampak remang-remang ketika ia lewat jalan tersebut. Tak satupun kendaraan yang dijumpainya sehingga diam diam ia agak merinding juga, tapi dengan tabahkan hati plus baca doa ia lewat juga. Ia khawatir Rohaya istrinya menunggu terlalu lama plus ia khawatir juga dengan anaknya.

Beruntung lampu motornya cukup terang sehingga ia bisa memilih jalan yang cukup bagus sehingga kendaraannya bisa lari sedikit kencang. Saat tiba di belokan ia terkejut sekali melihat seekor ular melintas di jalan.

Ular itu cukup besar dan juga panjang, tubuhnya tampak mengkilap terkena cahaya lampu motor. Ia sebenarnya sudah berusaha mengerem laju kendaraannya tapi karena takut terguling di belokan jalan, mana ia agak ngebut maka ia putuskan untuk melaju saja. Toh hanya seekor ular pikirnya, motornya pun langsung melindas badan ular tersebut.

Terdengar jerit kesakitan seorang wanita. Satria tentu saja terkejut bukan main. Setelah menimbang sesaat maka ia putuskan untuk balik lagi untuk melihatnya. Tak ada bangkai ular tadi, yang ada malah genangan darah yang cukup banyak.

Ia sendiri menjadi merinding, kalo ular pasti darahnya tidak ada atau kalaupun ada tidak sebanyak ini. Terus darah siapa ini dan suara teriakan siapa tadi yang didengarnya. Akhirnya dengan agak takut ia lanjutkan perjalanan nya.

Alhamdulillah akhirnya ia bisa pulang juga dengan selamat tak ada halangan apapun. Ia segera pulang ke rumah tidak berniat untuk ngojek lagi. Pikirannya masih dipenuhi dengan suara jerit kesakitan seorang wanita yang didengarnya tadi saat ia lewat jalan pintas tersebut. Diam diam ia agak menyesal juga kenapa ia tidak lewat jalan yang biasa.

"Lho, kok ikan bandengnya tidak dimakan kang?" Istrinya bertanya karena biasanya suaminya itu sangat suka dengan bandeng goreng yang dimasaknya. Tapi kini dilihatnya Satria hanya makan sedikit saja.

"Entahlah, aku lagi kurang nafsu makan." 

"Oh. Mungkin masuk angin kang. Aku kerokin saja ya?" Istrinya bangkit lalu hendak ke dapur mengambil minyak sayur untuk kerokan.

"Ah tidak usah dek Rohaya. Aku mau tidur saja. Ngomong ngomong bagaimana Wulan?"

"Ah tidak apa-apa, ia hanya lecet saja karena jatuh naik sepeda. Tadi aku sudah kasih obat merah. Beberapa hari lagi paling sembuh lukanya."

"Oh, ya sudah. Aku mau tidur dulu ya." Satria bangkit dari kursi lantas menuju ke kamarnya.

"Tidak sholat isya dulu mas?" Istrinya mengingatkan.

"Besok sajalah, badanku capek sekali." Satria lalu naik ke kasur, menarik selimut lantas tidur. Istrinya hanya menghela nafas lalu merapikan makanan di meja makan.

Entah sudah berapa lama Satria berusaha tidur tapi ia masih tidak dapat memejamkan matanya. Pikirannya masih teringat dengan kejadian saat lewat jalan pintas tadi yaitu saat ia melindas ular besar itu. Sebagai tukang ojek sebenarnya ia beberapa kali pernah melindas ular juga, biasanya kalo lewat daerah kebun atau sawah, biasanya hanya ular-ular kecil sih. Tapi biasanya bangkainya masih ada.

Matanya hampir terpejam ketika ia mendengar banyak suara langkah kaki menuju rumahnya. Heran juga ia, padahal tempat tinggal miliknya ada di ujung jalan yang sepi kok malah ramai. Saat ia membuka mata, betapa terkejutnya ketika melihat banyak orang didekatnya sudah berkumpul dalam kamarnya. Lebih aneh lagi, pakaian mereka semua seperti pakaian kerajaan yang sering ia lihat di televisi. Anehnya pakaiannya seperti terbuat dari sisik ular yang agak berkilau.

"Siapa kalian?"

Seseorang maju dan menghadap kepada seorang laki-laki yang sepertinya berpangkat, terlihat bajunya agak berbeda." Tak salah lagi tumenggung, manusia celaka itu yang menabrak dan membunuh putri junjungan kita."

Laki-laki tinggi besar itu mukanya langsung berubah seram seperti setan." Seret manusia celaka ini kedalam kerajaan kita."

Empat orang prajurit berbadan besar langsung menuju Satria. Ia tentu saja terkejut karena tidak tahu apa-apa tapi sudah didakwa melakukan kejahatan bahkan kini hendak dibawa pak.

" Lepaskan aku, siapa kalian ini. Apa salahku dan hendak dibawa kemana." Teriaknya sambil meronta-ronta hendak melepaskan diri tapi cengkraman para prajurit itu seperti besi, tidak tergoyahkan sedikitpun.

"Dek, dek Rohaya cepat bangun. Cepat tolong aku." Teriak Satria keras-keras berharap istrinya disebelahnya bangun dan mau menolongnya. Tapi betapa terkejutnya ketika melihat tempat tidur, ia melihat dirinya sendiri sedang tidur. Disebelahnya tampak anak istrinya juga sedang tidur pulas, tidak terganggu sedikitpun oleh suara teriakannya.

Empat prajurit itu lalu membawanya ke depan menembus tembok seakan tidak ada masalah apapun. Didepan rumahnya tampak prajurit kerajaan lebih banyak lagi sudah menunggu dengan sebuah kerangkeng besi di sebuah kereta kuda. Tanpa ampun Satria lalu dilemparkan ke dalam kerangkeng itu lalu dibawa entah kemana.

Entah berapa lama ia didalam kerangkeng besi itu hingga tiba di belokan jalan tempat ia menabrak ular tersebut. Rombongan itu lalu belok kedalam hutan di kiri jalan dan menembus pepohonan.

Tak lama kemudian ia dibawa ke sebuah ruangan dimana para penghuninya menatapnya dengan tajam seakan ingin mencincangnya. Satria lalu diseret dan didorong ke tengah ruangan yang seperti pengadilan. Seorang lelaki dengan mahkota ular di kepalanya lalu berdiri dari singgasananya. Ia tampak berwibawa.

"Anak muda. Jadi kau penjahat yang berani membunuh putriku. Sungguh berani sekali." Teriaknya menggelegar.

"Maafkan aku. Sungguh aku tidak tahu semua tuduhan ini. Bagaimana mungkin aku membunuh..membunuh orang apalagi seorang putri, sedangkan membunuh hewan seperti kambing saja aku tidak berani." Jawab Satria terbata-bata.

"Jangan berdusta. Kami punya saksi yang melihat kamu membunuh anakku tadi malam."

"Ta..tapi."

"Bawa putriku kesini agar manusia durjana ini melihatnya. Mungkin setelah melihatnya ia akan mengaku."

Tak lama kemudian sebuah tandu yang dibawa empat orang dayang cantik maju ke tengah ruangan tersebut, tepat di sebelah Satria persis. Ia sampai terpesona melihat kecantikan wanita memakai mahkota ular yang ada dalam tandu itu, tapi sayangnya dia sudah mati, terlihat dari wajahnya yang sudah pucat pasi seperti mayat. Kalo saja wajahnya tidak pucat tentu Satria menyangka putri itu sedang tidur karena semua tubuhnya utuh. Ia menatap lekat lekat wanita itu dan seingatnya baru pertama kali ia melihatnya. Heran, bagaimana ia dituduh sudah membunuhnya.

"Ampun yang mulia, saya tidak kenal dengan dia, bertemu pun baru kali ini. Bagaimana mungkin saya membunuhnya." Kata Satria. Ia agak lega karena mungkin ini hanya salah paham. Semoga saja setelah diluruskan ia akan dilepaskan.

"Kau hanya melihat wujud penampakannya saja. Akan ku perlihatkan wujud aslinya padamu." 

Habis berkata demikian ia lalu mengusap sekujur tubuh putri itu. Satria terbelalak karena sekarang putri tersebut berubah menjadi ular dengan badan agak remuk. Ia langsung gemetaran. Biarpun ia tidak melihat secara jelas tubuh ular yang dilindas motornya saat itu, tapi melihat besar tubuhnya memang mirip. Ia kini hanya bisa diam membisu dengan badan lemas. Tiba-tiba ia ingat saran bapak penumpangnya bahwa di daerah itu ada kerajaan siluman dan kini ia malah sudah membunuh. Korbannya bukan sembarangan tapi malah putri kerajaan ular itu.

"Bagaimana anak muda. Kini kamu mau mengakuinya?" Tanya raja itu berwibawa.

"Aku...aku..." Saat ingin berkata tapi entah kenapa lidahnya jadi kelu. Jangankan membunuh anggota kerajaan siluman ular, membunuh warga biasanya saja hukumannya sudah berat, demikian penjelasan penumpang ojeknya itu. Kini ia malah sudah menghilangkan nyawa putri raja.

"Bawa dia ke penjara sampai sidang berikutnya." Perintah sang raja. Satria pun lantas diseret dan dimasukkan ke penjara. Suasana penjara yang remang remang membuat ia tidak tahu, apakah sekarang sudah pagi ataukah masih malam. 

Dalam penjara Satria hanya bisa menyesali diri mengapa ia tidak menuruti saran penumpangnya itu, tentu ia tidak akan menabrak ular siluman dan tidak akan berakhir di jeruji besi seperti sekarang. Saat sedang kalut pikirannya itu tiba-tiba ada suara dari ruangan sampingnya.

"Lho Satria, kenapa aku disini. Apa kamu juga ngipri juga?"

Tentu saja ia terkejut sekali ada seseorang yang mengenalnya. Ia segera menuju ruangan disampingnya yang juga ternyata sebuah penjara besi juga. Sesosok tubuh ada didalamnya, juga bau agak busuk, cuma karena cahaya yang temaram ia tidak tahu, apakah ia masih muda ataukah sudah tua

"Siapa kamu?" Tanyanya. Ia sepertinya agak kenal suara tersebut cuma agak lupa.

Orang itu maju kedekatannya sehingga Satria kini bisa melihat agak jelas. Ia terkejut bukan main dan langsung surut mundur ke belakang.

Ya bagaimana ia tidak terkejut. Orang itu adalah pak Nariman yang ia kenal salah satu orang terkaya di kampungnya. Sawah dan kebunnya banyak sekali, mobilnya juga ada dua. Orangnya sendiri sebenarnya cukup baik, suka memberi pada orang miskin. Ia sendiri pernah sekali menerima bantuannya. Yang bikin ia takut adalah pak Nariman itu sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu, Satria sendiri ikut mengantarkan ke liang lahat. Bagaimana mungkin kini ada dihadapannya.

"Pak Nariman, bagaimana bapak bisa ada disini dan masih...masih hidup? Bukannya bapak sudah mati." Tanya Satria pada lelaki paruh baya dihadapannya.

"Aku masih hidup Satria."

"Tak mungkin. Aku lihat sendiri bapak sudah mati dan di kubur." Bantah Satria sambil agak menahan nafas karena ada bau tidak enak entah darimana. Apa mungkin orang didepannya ini kembarannya, tapi tak pernah terdengar kabar pak Nariman punya kembaran, kalo adik kandung memang ada dua tapi tidak terlalu mirip dengannya.

"Yang mereka kubur sebenarnya bukan jasadku Satria tapi hanya batang pisang yang disamarkan sepertiku. Aku sendiri seperti yang kau lihat masih hidup tapi akan segera dijadikan budak oleh siluman ular disini selamanya sampai kiamat. Kini aku sungguh menyesal tapi sudah terlambat." Jelasnya panjang lebar.

Tentu saja Satria terkejut bukan main." Maksudnya, bapak ini ngipri atau melakukan pesugihan gitu?"

Pak Nariman hanya mengangguk lesu.

Kini Satria baru sadar, waktu ia masih bujangan, pak Nariman ini hanyalah seorang tukang becak yang hidupnya miskin selama bertahun-tahun. Entah bagaimana ceritanya lima tahun lalu ia semua usahanya mujur. Tiap hari ia dapat penumpang yang banyak. Ia lalu buka usaha toko bangunan yang laris sekali sehingga ia besi membeli sawah, kebun dan juga tanah yang luas plus tiga mobil terbaru berharga mahal yang hanya merupakan impian orang desa sepertinya. ia lalu membuka usaha warung bakso yang juga laris manis hingga beberapa waktu lalu ia ditemukan mati mendadak. Kena serangan jantung kata dokter.

"Kamu sendiri Satria, mengapa kau ada disini. Apakah kamu melakukan pesugihan ular juga?" Tanya orang didepannya.

Satria tentu saja marah." Aku tidak sehina kamu pak Nariman. Biarpun miskin dan hidup pas-pasan aku tidak akan melakukan dosa yang tidak berampun sepertimu. Aku tidak akan memberikan makan anak istriku dengan uang haram sepertimu."

"Terus, mengapa kamu disini?"

Satria lalu mengisahkan ceritanya mengapa ia bisa sampai ke tempat celaka ini.

Pak Nariman mengangguk-angguk walaupun sedikit terkejut." Aku percaya ceritamu Satria, sebab tubuhmu tidak bau busuk."

"Ih, jadi bau busuk ini darimu pak?"

"Tentu saja, semua manusia yang muja siluman ular itu jika dibawa kesini tubuhnya sudah bau busuk."

"Terus, apakah bapak punya cara agar aku bisa keluar dari sini pak?" Tanya Satria penuh harap.

Orang tua itu yang umurnya sebaya dengan bapaknya Satria tampak berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala. Ia tentu saja lemas karena harapannya hilang.

"Tolong pak, aku tahu bapak orang baik. Aku yakin bapak tahu caranya."

Bapak paruh baya itu menghela nafas." Sebenarnya bapak tahu caranya, cuma bapak tidak bisa mengucapkannya."

"Kenapa tak bisa?" Tanya Satria penasaran.

"Karena..."

Sebelum orang tua itu melanjutkan ucapannya tiba-tiba terdengar suara cambukan dan rintihan kesakitan. Tampak dari kejauhan para prajurit kerajaan itu menyeret beberapa orang dengan rantai besi. Bau busuk menyengat ketika mereka lewat. Satria tampak bergidik karena pengawal itu menyeret tanpa belas kasihan seperti menyeret binatang saja, tak perduli orang-orang itu mengaduh kesakitan.

Tiba-tiba beberapa prajurit menuju ke tempatnya dengan membawa rantai. Satria sudah ketakutan karena menyangka akan dirantai. Tapi ternyata ia menuju tempat pak Nariman dan langsung memasang penjepit besi ke lehernya lalu menyeretnya keluar penjara, meninggalkan satria sendirian.

Entah berapa lama Satria berada di penjara itu hingga datang prajurit yang membawa makanan. Setelah memberikan makanan maka ia langsung pergi saja. Akhirnya karena lapar maka Satria makan juga.

Begitulah keadaan Satria. Ia tidak tahu berapa lama didalam penjara karena suasananya tetap remang-remang, tidak bisa dibedakan apakah sudah siang ataupun malam.

Hingga akhirnya tiba juga hari pengadilan untuknya. Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati karena sudah membunuh putri raja. Satria tentu saja menolak hukuman itu karena ia tidak sengaja membunuhnya.

"Bawa ia keluar ke alun alun dan penggal kepalanya." Perintah sang raja.

Tentu saja Satria ingin melawan tapi kedua prajurit yang ada disampingnya memegang kedua tangannya laksana cepitan baja. Ia akhirnya hanya bisa menangis sedih karena akan mati.

"Ya Allah, mengapa semua ini terjadi padaku. Apa salahku ya Allah." Tangisnya lirih.

Begitu Satria menyebut nama Allah, ruang pengadilan negeri siluman yang tadinya tenang tiba-tiba seperti bergetar dan bergoyang seperti kena gempa. Dua prajurit yang yang mengapitnya pun tiba-tiba terpental.

"Cepat sumbat mulutnya, jangan sampai dia mengucapkan nama Tuhan lagi disini." Teriak sang raja memberikan perintah.

Mendengar teriakan raja siluman ular itu, Satria baru sadar kalo ia telah melupakan Allah SWT selama ini. Segera saja ia langsung berteriak keras dan mengucapkan nama Allah sekeras-kerasnya.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!!!"

Para prajurit yang hendak menangkapnya entah bagaimana jatuh tak beraturan. Ia sendiri tiba-tiba merasa dapat tenaga dan tubuhnya segar, padahal selama ini ia sepertinya lesu sekali tak ada tenaga. Segera saja ia berlari keluar dari ruangan pengadilan tanpa seorang pun yang menghadangnya, beruntung ia sendiri tidak dirantai seperti tawanan lainnya. Ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Satria segera berlari sekencang-kencangnya. Ia sendiri tidak tahu kearah mana ia berlari, yang penting menjauhi para pengawal kerajaan siluman ular atau penduduknya pikirnya sambil tidak lupa terus berdoa. Alhamdulillah tiba-tiba didepannya ada seberkas sinar. 

Ia segera menuju kesana dan entah bagaimana ia sudah ada di hutan tempat ia menabrak ular siluman itu, cuma saat ini sudah siang hari sehingga terang benderang. 

Satria terus saja berlari. Ia berharap ada motor atau mobil yang lewat tapi sayangnya nihil. Akhirnya ia putuskan untuk pulang saja menyusuri jalan tersebut. Anehnya biarpun ia berjalan jauh tapi tidak merasa letih dan juga tubuhnya terasa enteng.

Tak lama kemudian tibalah ia di jalan depan kampungnya. Tiba-tiba ia melihat Agus naik motor, entah hendak kemana.

"Hai Gus, antar aku pulang ke rumah dong." Teriaknya. Entah kenapa Herman sepertinya tidak mendengar bahkan melewatinya begitu saja bahkan hampir menabraknya kalo ia tidak cepat-cepat menyingkir hingga ia jatuh terjerembab.

"Sueee, awas kamu Gus. Kalo hutang lagi tidak akan aku kasih." Serunya gusar. Saat ia hendak bangkit itulah ia melihat Rohaya istrinya dan Wulan anaknya. Ditangan mereka ada keranjang berisi bunga, Entah mereka hendak kemana.

"Dek Rohaya, ini aku sayang." Teriak Satria. Tapi sayangnya karena jaraknya jauh sepertinya ia tidak mendengar.

Karena penasaran maka Satria putuskan mengikuti mereka berdua. Ternyata ibu dan anak itu menuju ke pemakaman umum. Mereka berhenti di sebuah kuburan yang masih baru lalu menaburkan bunga.

Satria tentu saja terkejut bukan main, lebih terkejut lagi karena nama yang ada di papan nisan itu adalah nama dirinya.

TAMAT

130 komentar

Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 07.30 Hapus
Haiyaaaaa kenapa tokohnya dimatiin mas :D. Kan kasiaaan satria, aku pikir bakal selamat karena inget nyebut Tuhan :D.

Sereeem juga ceritanya.. bbrp kali aku ada denger cerita ttg makhluk2 siluman gini. Tentang orang2 yg hilang misterius dan katanya dibawa Ama makhluk penunggu laut lah, danau lah .. kayak ga percaya, tapi ntahlah. Aku ga pengen takabur juga bilang itu semua cuma ilusi, takutnya malah kualat ya kaaan :D.

Kmrn aku ikutan virtual trip yg temanya mistis. Jd secara virtual dibawa ke tempat2 yg dianggab berhantu gitu. Ada orang yg punya indera keenam jadi bintang tamunya. Trus peserta di ajak ngeliat danau besar di daerah Jepang sana yg katanya ada naga di situ. Dan banyak orang mati tp mayatny ga prnh ketemu, padahal diliat sepintas danaunya ga dalam2 banget.

Merinding sih, tp antara percaya ga percaya hahahahah. Tau aaahhh... Jgn sampe ngalamin aja aku mah :D
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 08.56 Hapus
Iya, kasihan juga ya. Harusnya satria dijadikan mantu raja ular saja ya. Dikawinkan dengan putrinya yang lain.😂

Iya, kadang aku baca berita juga ada orang dibawa ke laut selatan atau alam jin.
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 11.39 Hapus
kalau virtual mistis trip sekaligus sejarah suatu tempat di youtube favoritku adalah channelnya kisah tanah jawa, sama ga ya ama mba fanny hihi
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 08.39 Hapus
Sepintas cerita nabrak ular ini sepertinya pernah saya baca cuma lupa-lupa ingat..

Kirain tokoh yang ketemu satria di alam gaib itu si Jaey ternyata bukan..hihihi
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 09.32 Hapus
Masih ingat saja, dulu memang aku tulis di mwb, sekitar tahun 2014 apa 2015.

Harusnya Herman saja gantinya pak Nariman ya.😁
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 22.48 Hapus
Kok sama ya, aku juga mengira itu jaey, taunya pak nariman, pak nari-man ini kayaknya suka nari 😂
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 08.08 Hapus
Gatau, hanya perasaan kuat aja mengira begitu, soalnya kan si jaey pria yg penuh kejutan 😆
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 10.21 Hapus
Oke gugel 😂😂
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 10.51 Hapus
Kak Agus ceritanya bagus sekali 👏🏻👏🏻👏🏻

Walaupun ini cuma cerita, tapi aku juga meyakini hal yang sama yaitu ketika seseorang waktu hidupnya melakukan pesugihan atau hal-hal sejenisnya maka nyawa-nya pun menjadi taruhannya. Jadi meskipun sudah meninggal, nyawa orang tersebut nggak bisa langsung kembali ke Tuhan. Seremmm dan walaupun mungkin belum bisa dikonfirmasi kebenarannya tapi hal ini bisa jadi pengingat buat kita supaya jangan pakai hal-hal mistis untuk meraih kenikmatan duniawi 😅

Btw, endingnya sedih tapi greget sih! Mantap lah kak Agus 👏🏻👏🏻
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 12.16 Hapus
Makasih mbak Lia atas apresiasinya.

Katanya sih begitu, jika orang pakai pesugihan maka ada jangka waktunya. Jika habis maka orangnya akan dibawa dulu ke tempat dimana dia muja dulu sampai hari kiamat. Itu yang aku dengar dari para orang tua. Rugi, misalnya kita kaya cuma lima tahun tapi harus jadi budak siluman sampai ratusan atau ribuan tahun.
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 11.24 Hapus
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 12.23 Hapus
Aku kalo kerokan pakai minyak sayur terus mbak, nanti setelah dikerok baru pakai balsem atau minyak kayu putih biar hangat.😄

Kalo ngipri itu sama saja dengan pesugihan, cuma istilah Sunda.

Aku malah baru tahu channel YouTube seperti itu, soalnya harus ngirit kuota mbak, sehari dijatah 500 MB saja, kalo buat nonton YouTube, sejam saja bisa habis.😂

Tapi banyak juga ya channel YouTube yang bahas hal gaib dan mistis. Takutnya habis nonton itu tiba-tiba ada suara kuntilanak. Buru buru matiin hape, eh hapenya nyala sendiri lalu keluar sebuah kepala dan rambut panjang dari dalam hapenya.😱

Mungkin motor satria larinya seperti Rossi sehingga langsung mati kena sambar motornya yang larinya seperti the flash. Bajunya satria juga sampai bolong bolong. #keingetaniklanmotornyakomeng

Sebenarnya daerah Cikande sudah maju kok mbak, banyak pabrik disini makanya aku merantau kesana. Cuma daerah selatannya seperti Pamarayan masih banyak kebon kosong, jadi mirip hutan juga sih.
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 11.24 Hapus
Ingatnya pas ular ditabrak itu sepertinya pernah baca di awalnya sepertinya beda.

Kalau Herman kan udah nongol yang belum nongol si Jaey makanya saya tebak itu si Jaey.

Saya punya pengalaman waktu di Yogyakarta pas malam naik andong lewat jalan yang kiri kanannya sawah andongnya mendadak berhenti dan kudanya diam aja padahal udah dipecut ngga lama ada ayam nyebrang kusirnya nyuruh diam dan berdoa setelah andongnya jalan lagi dan udah agak jauh kusirnya baru cerita tadi pas andongnya berhenti ternyata ada rombongan kerajaan mahkluk halus mau nyebrang dan ayam itu pembukanya.
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 11.27 Hapus
Lah kok bukan di kotak balasan komen saya?
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 11.38 Hapus
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 22.55 Hapus
Mungkin yg bangunin itu kembaran ari2nya yg bernama Hermini 😂🏃‍♂️🏃‍♂️
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 11.52 Hapus
wah serem euy
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 12.24 Hapus
Wah, serem ya kang. Harusnya bacanya jam 2 malam biar lebih asyik.😄
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 12.07 Hapus
Bubaarr!!...Seemuuaa..😂😂😂
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 12.15 Hapus
Aahhh gw nggak doyan ikan bandeng keelleesss ngarang nih mimin..😂😂😂

Harusnya penuh drama nih ceritanya...Misalnya gw dikawinin sama sang putri ular....😂😂😂

Nama putri ular siapa kang ..😱😱😨

Akhirnya dengan bantuan Allah.S,W,T & Pukulan Dewa Topan Menggusur Gunung, Yang diajarkan Oleh tua gila dari Andalas Siluman ular itupun luluh lantah..😂😂😂

Wiro sableng itu mah...😂😂 Jadi inget Wiro sableng yang berjudul Dewi Ular..😂😂😂

Terus kelanjutannya bijimane setelah gw tiada...Apa akan muncul Rohaya pembasmi siluman Ular..😂😂😂
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 12.41 Hapus
Loh..loh.. Nggak jadi selamat dong satria, padahal udah bisa kabur dari kerajaan ular.

Hal-hal berbau mistis kayak gitu emang beneran ada lho. Makanya kalau lewat tempat-tempat tertentu kadang kita disuruh baca doa dulu atau seenggaknya bunyiin klakson. Takutnya pas mereka lewat kita enggak tahu...

Saya sempat berpikir apa iya minyak sayur bisa buat kerokan🤔
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 12.46 Hapus
Iya, kasihan Satria, sudah susah payah kabur dari kejaran siluman ular malah tubuhnya sudah dikubur.😂

Eh, tapi ada yang bilang kalo kita bunyikan klakson di tempat keramat malah mengundang makhluk halus. Yang benar yang mana nih?

Lho, memang kalo kerokan ngga pakai minyak sayur ya? 🤔
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 13.39 Hapus
Tega banget ma mas Satria, namanya udah tertulis di batu nisan
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 12.30 Hapus
Abisnya dia kelamaan kelayaban di alam gaib bang Day. Apa mungkin mangkal dulu disana ya.😂
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 20.00 Hapus
Kali ini ceritanya serius yah.. bulu romaku smpe merinding, endingnya tapi nggk happy ending.. hahah 😃
Kasian banget Satria..
Bagus mas ceritanya.. saya smpe terbawa esmosi sama rajanya, untung Satria smpet ingat sama Allah SWT,

tapi tetep aja saya masih salfok terus mikirn "kerokan pake minyak sayur" apa nggk lngket badannya. 😆

Pesan dari cerita ini adalah : Jangan Lupa sholat! Secape apa pun tubuh kita... hehe
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 12.37 Hapus
Makasih banyak atas apresiasinya kang Bayu.😊

Kenapa banyak yang kaget ya kerokan pakai minyak sayur.🤔

Ceritanya Satria orang tidak punya jadinya kerokannya pakai minyak sayur yang murah.😂

Betul sekali kang, tapi kadang karena capek jadi bablas tidur aja.😂

Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 21.38 Hapus
gak berani baca,
blogwalkingnya malem soalnya
hehe
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 12.43 Hapus
Tidak apa-apa kang, santai saja.😊
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 22.47 Hapus
Yaaahh kok ga happy ending. Huhuhu.. Kasian Satria, kirain bakal selamat.. 😅
Bikin lanjutannya donk Mas Agus, saat Satria gentayangan berusaha menemui istri dan teman2 nya.. hehehe
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 12.43 Hapus
Wah, berarti satria jadi arwah gentayangan ya. Semoga tidak gentayangan ke rumah janda sebelah.🤣
Comment Author Avatar
4 Agustus 2020 pukul 23.18 Hapus
Ribet juga ternyata di dunia siluman, ada sidang menyidang, penjara, dirantai, dan silumannya juga bisa mati, krn bisa mati saya berasumsi kemungkinan di dunia siluman juga ada sunatan, hihi..

Terkadang juga, klo menabrak siluman begitu, biasanya yg menabraknya jadi sakit sama seperti apa yg dirasakan siluman itu, dan biasanya klo berobat ke dukun terus dukunnya akan negosiasi sama siluman buat menyembuhkan si penabrak dgn persyaratan bawa ayam geprek plus ikan bandeng 😂
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 07.48 Hapus
Lumayan berat juga syarat penyembuhannya ya kang..
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 08.12 Hapus
Tul sul, ibaratnya utang nyawa dibayar nyawa, wih, hihi begitulah kira2 😆
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 06.13 Hapus
Walahhhh pemeran utamanya pergi untuk selamanya, kasian istri dan anaknya huhuuh.. Tapi serem juga ya kang kalo sampe dibawa ke kerajaannya, apalagi dikelilingi oleh banyak pasukan didepan pemimpinnya.. plus ditambah akan dihukum mati.

Tapi yah mau gimana lagi ya kang, kan gak sengaja juga menabraknya, Saya juga kalau semisal menabrak sesuatu di jalan, apalagi nabrak yang tidak terlihat wujudnya juga bakal pergi saja.. Terlalu beresiko.
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 12.59 Hapus
Karena tidak sengaja menabraknya maka Satria lama dijatuhkan hukumannya, tapi karena lama akhirnya tubuhnya sudah dimakamkan sama keluarganya.😂
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 08.07 Hapus
virtual trip mistis, suka lihat di youtube.
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 12.59 Hapus
Wah, kalo saya malah jarang lihat YouTube, suka ngeri, ngeri kuotanya cepat habis.😂
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 09.39 Hapus
gw malah kasian sama ular yang di tabrak satria, dia putri seharusnya cantik, gw pikir ceritanya si putri akan hidup lagi dan catuh cinta sama satria, jadilah mereka hidup bersama antar dimensi hahaha :D
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 13.00 Hapus
Betul juga ya, sang putri jatuh cinta sama satria, mereka menikah lalu punya anak namanya pai su cen.🤣
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 10.59 Hapus
Yuuuh piye to mas.. Udah lama diriku tidak mampir kesini mosok ngerti ngerti si satria dimatikan.
Ratrimo akuu mas.
Kembalikan satria. Please. Pleasee. Hiks
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 13.03 Hapus
Oh Bu guru datang. Apa kabarnya Bu guru.😊

Nanti Satria arwahnya masuk ke seorang wanita yang bunuh diri, namanya ganti jadi Satriani.😂
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 11.16 Hapus
Kok tokoh Satria malah dimatikan sich? Kasihan... kok malah siluman ular yang menang? Seharusnya happy ending begitu Satria pulang bertemu istri anaknya..
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 13.04 Hapus
Karena kelamaan di alam gaib maka tubuhnya satria dikubur sama keluarganya mbak. Disangkanya sudah mati, padahal arwahnya masih ada di alam gaib huhuhu...😂
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 14.25 Hapus
Endingnya kok jadi sedih gini, Mas Agus. Kasihan arwah Satria dong terkatung-katung karena gak bisa balik ke jasadnya di dunia, gak ke alam barzah, gak di alam siluman ular pula. Ntar kalau jadi hantu gentayangan gimana, maaaaaas 😱😱😱😱

Tapi ada satu pesan yang aku tangkap di sini. "Jangan lupa shalat isya, supaya gak terbawa ke alam ghaib."🤭
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 20.34 Hapus
Waduh, bisa bisa arwah satria nanti gentayangan ya. Tuh yang ada di belakang mbak Roem siapa tuh.😱

Bukan cuma sholat isya, semua sholat lainnya juga mbak.😊
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 15.21 Hapus
hadu kok ngeri
jadi itu masih ngawang gitu arwahnya
tapi kalau nabrak ular ada beberap mitos besok atau kapan harinya meninggal atau kecelakaan atau sakit
entah deh
ngeri pokoknya

Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 20.35 Hapus
Ngeri juga ya, makanya harus hati hati biar ngga asal nabrak.
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 18.58 Hapus
Saat sedang membaca, tiba2 kursor panah di laptop bergerak sendiri dan tiba2 membuka tab lain. Aku yg lagi baca cerita horor jadi kaget dong. Ternyata mouse pad nya kesenggol tanganku, kwkwkwwk
Btw, Aku terkejut dengan ending ceritanya mas, gak nyangka. ehehe..
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 20.36 Hapus
Lho, itu beneran tangan mas Dodo apa tangan orang lain mas, kok kursornya gerak sendiri.😱
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 19.13 Hapus
Pengen baca tapi sekarang udah malam, lagi sendirian pula. Tunggu siang dulu deh. hahah
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 20.36 Hapus
Ngga apa-apa kang, santai saja bacanya.😊
Comment Author Avatar
5 Agustus 2020 pukul 21.19 Hapus
Ternyata beneran cerita horror. Ahaha... Mana bacanya malam-malam pula. Hadeuh!
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 10.59 Hapus
Hahaha suka baca cerpen disini yang judulnya horor tahunya malah humor jadinya kecele ya mbak.😂
Comment Author Avatar
9 Agustus 2020 pukul 21.04 Hapus
Pelajaran. Kali lain buka blog ini harus siang-siang.
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 08.33 Hapus
nasib baiklah saya baca cerita mas ni pada waktu pagi... kalau saya baca malam tadi mungkin tak boleh tidur heheheh
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 11.02 Hapus
Kenapa bacanya ngga tengah malam sambil dengerin lagu Lingsir Wengi mbak.😁
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 09.25 Hapus
Yaampun aku ngikutin ceritanya sambil deg-degan. Aaaa itu kan mayat palsu kaan mas Agus?? Batang pisang yang dijelma jadi si Satria?

Ga rela aku si Satrianya matiii HAHAHA
Tapi dari cerita ini jadi dapet makna nih, jangan lupa sama Tuhan!!

Terus penasaran nih mas Agus, kenapa kalo yang pesugihan baunya busuk ya?? Aku juga dapet kosakata baru "ngipri". Baru tau kalau itu nama lain dari pesugihan haha
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 11.03 Hapus
Kalo itu mayat aslinya soalnya kan satria ngga ngipri, kalo ikut pesugihan baru mayat bohongan. Katanya sih begitu.😂

Betul mbak, selalu ingat Tuhan dalam keadaan apapun, jangan cuma dalam keadaan susah saja.😄
Comment Author Avatar
14 Agustus 2020 pukul 13.42 Hapus
Yaaaaaahh tidaaaaaaaak!!! Jadi Satria sudah jadi hantu dong saat diseret ke kerajaan ulaar huhuhu

Iya betuuull! senang susah, harus selalu ingat Tuhan
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 09.37 Hapus
p/s mas, blogger Kal El itu tiada blog ke? kenapa saya tak boleh comment di blognya?
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 10.26 Hapus
Upin Ipin 😂😂
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 10.32 Hapus
Blognya ada tapi kolom komentarnya memang ditutup dan blognya juga cuma blog download aja kok.
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 09.56 Hapus
datangkan si Panji Petualang biar ularnya di karantina
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 10.27 Hapus
Atau ga kakek sugiono, juga pawang ular 😂🏃‍♂️🏃‍♂️
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 18.13 Hapus
Ya ampun jangan2 yg dikubur juga cm batang pisang yg menyerupai satria ya. Duh kok imajinasiku kemana2 yaa jangan2 kl ada orang meninggal bisa jd kejiadian kaya gini. Rohnya masih hidup. Ih serem :(((
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 11.00 Hapus
Hati hati lho, siapa tahu satria ada dibelakang mbak Ella.😱
Comment Author Avatar
6 Agustus 2020 pukul 21.30 Hapus
Merindiiinggg juga bacanya hiiii...

Meskipun setelah terakhir, saya jadi merasa kek nonton film jadul di Indosiar atau ANTV hahaha

Btw saya baru tahu kata ngipri itu, jadi nambah kosa kata diri saya :D

Lagiaaannn, si Satria sih, sholat Ishanya bisa prei dulu, masa kalau capek enggak sholat dulu, akhirnya kebawa mahluk gaib deh :D

Btw, saya penasaran, kalau memang gedebok pisang yang disamarkan untuk di makamkan, kenapa
orang lain nggak bisa melihat dia?

Itu berarti kan bisa jadi jasadnya yang kosong yang dikubur, sementara rohnya masih ada.

Saya jadi teringat bacaan, bahwa saat kita mimpi itu, roh kita keluar dari tubuh kita, saat kebangun baru deh masuk lagi :D

Itulah mengapa ada yang bilang nggak boleh tidur berhadapan dengan kaca, entar rohnya bingung pas mau masuk kembali.

Kenapa pula diriku bahas roh dan mimpi ya.

Diriku merinding soalnya, kalau masalah yang gaib-gaib gini, biasanya saya memilih skip, soalnya sulit banget rasanya mempercayai sesuatu yang tak kasat mata, dan takutnya gara-gara itu malah kualat.

Makanya nggak berani bahas-bahas yang ginian, meski dulu juga kakek saya paling sering ceritain masa mudanya suka bertapa di gua eh salah di hutan rimba kek tarzan ya, hahaha
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 11.03 Hapus
Hahaha, ceritanya memang mirip yang di film yang sering tayang di ANTV ya mbak.😂

Saya juga penasaran, kenapa orang yang disamarkan dengan gedebok pisang tidak ada yang tahu ya, padahal yang datang menguburkan biasanya ustadz atau kyai gitu. Coba mbak Rey tanya pada rumput yang bergoyang.🤣

Sama mbak, aku juga sebenarnya kurang suka bahas hal gaib, takutnya kalo malam nanti kalo mau pipis minta diantar.😂😂😂
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 13.35 Hapus
duhhh biasanya aku takut lho baca2 kisah horor begini. baca saja sudah deg2an :'D terus kenapa akhirnya sad ending mas, padahal kupikir dia sudah bebas dan bahagia

tapi ini sungguh bikin penasaran, karena aku juga pernah lewat hutan yang jalannya cuma buat 1 mobil saja, gegara ngikutin waze yang pedenya bilang ini jalan tercepat. huaaa sumpah serem banget mas. sepanjang perjalanan 11 menit kami gak berani ngomong cuma baca ayat kursi saja. sambil ngeliatin waze kapan horor ini akan berakhir, alhamdulillah berakhir bahagia, bisa keluar ke jalan besar lagi
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 23.27 Hapus
Sengaja bikin endingnya memang agak beda, jangan happy ending saja.😂

Wah seram juga ya mbak pengalamannya, lewat hutan yang sunyi takutnya selain ada hantu juga ada begal. Alhamdulillah selamat ya tidak ada apa-apa.
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 14.38 Hapus
Yah Si Satrianya telat 😪 . Saya baca cerpen ini pun telat. Udah 111 komentar, uy. 😂 buanyak beud 😅😁
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 23.28 Hapus
Banyak juga karena banyak komentar yang dobel. Tapi Alhamdulillah sih tidak menyangka sebanyak ini. Makasih banyak mbak Rini, sebagai hadiah silahkan ambil pulsa di konter terdekat, jangan lupa bawa duitnya juga.😁
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 19.08 Hapus
Hastaganagaaa aku kok tetiba jadi merinding ya baca akhir kisahnya ...

Waktu baca ada ular ketabrak, spontan kebayang sosok nyi blorong 🐍
Sungguh menakutkan ..
Comment Author Avatar
7 Agustus 2020 pukul 23.29 Hapus
Waduh, jangan jangan memang yang ditabrak satria itu NYI Blorong. Kok jadi ikut ngeri.😱
Comment Author Avatar
8 Agustus 2020 pukul 10.39 Hapus
jadi teringat nasehat orang tua, meski hanya cerita fiksi maupun non fiksi, jadi pembelajaran kalau waktu maghrib mending jangan keluar rumah..
Comment Author Avatar
21 Agustus 2020 pukul 17.02 Hapus
ngos ngosan bacanya gara gara adegan si satria lari larian :D
memang kalau pergi ke tempat asing, ada baiknya nuruti kata warga lokal, mungkin ada cerita yang terdengar ga masuk akal, tapi memang nyata adanya, meskipun kalau di nalar ya ga masuk akal. pusing jadinya

ini kenapa post berikutnya berseri ya hahaha, bacanya jangan pas surup surup gini ah, siangan aja