Tebak tebakan nama hewan
Daftar Isi
Tebak tebakan suara hewan
Pada suatu hari yang cerah di sebuah sekolah terjadi kegiatan belajar mengajar. Bu guru Heni seperti biasa mengajar di kelas dua SD. Kali ini ia mengajak anak-anak untuk bermain tebak-tebakan.
"Anak-anak, mari kita belajar tebak tebakan ya. Hari ini menebak suara binatang atau hewan."
"Iya Bu guru." Anak anak menyahut serempak.
"Kukuruyuk, ada yang tahu suara apa itu?"
"Ayam." Teriak anak anak serempak.
"Kalo meong meong, suara apa hayo?"
"Kucing." Jawab anak anak.
"Kalo mbek mbek, coba tebak suara apa?"
"Kambing." Serempak anak anak menjawab.
Tiba tiba Jaenudin, seorang murid berdiri dan mengacungkan jari." Bu guru, kalo suara. "Hai cantik, boleh kenalan ngga?" Itu suara hewan apa ya?"
Bu guru tidak bisa menjawab karena bingung.
"Buaya darat." Anak anak serempak menjawab.
Bu guru Heni cuma bisa menghela nafas panjang.
Cita cita
Setelah istirahat maka pelajaran pun dilanjutkan. Kali ini Bu guru Heni ingin menanyakan cita cita para muridnya. Ia ingin tahu apa saja keinginan anak didiknya setelah besar nanti.
"Anak anak, ayo katakan apa cita cita kalian nanti kalo sudah besar. Mulai dari kamu Rizky."
Murid bernama Rizky berdiri." Cita cita saya jika besar nanti ingin jadi polisi."
"Bagus sekali. Anak anak ayo beri tepuk tangan. Sekarang kami Ahmad."
Ahmad pun berdiri."cita citaku nanti ingin menjadi dokter agar bisa mengobati nenek yang sedang sakit."
"Bagus sekali Ahmad. Anak pintar kamu ya. Sekarang kamu Agus."
Agus pun lalu mengucapkan cita citanya." Aku ingin menjadi guru."
"Wah bagus sekali cita citamu Gus." Kata Bu Heni." Mengapa kau ingin jadi guru?"
"Supaya aku bisa jewer telinga anak anak seperti Bu guru."
Bu guru Heni cuma bisa menghela nafas saja." Sekarang kamu Desi."
Murid wanita bernama Desi pun berdiri." Cita cita saya ingin menjadi artis, punya mobil dan rumah bagus serta berkeliling dunia."
"Wah bagus sekali. Ayo kita beri applaus untuk Desi. Nah, sekarang apa cita cita kamu jaey?" Bu guru Heni menatap muridnya yang bernama Jaenudin.
"Cita cita saya ingin menjadi suami Desi. So, jadi tinggal terima beres saja."
Bu Heni lagi lagi cuma bisa menarik nafas panjang sambil ngelus dada saja.
Belajar membaca
Sore harinya setelah pulang dari bermain maka jaey belajar. Bapaknya satria memang suka mengajar anaknya sore hari karena kalo malam dia kadang jaga di kebun, maklum sudah dekat musim panen takut ada yang mencuri buah duriannya
Biasanya satria sendiri yang mengajari anaknya cuma berhubung kali ini dia sedang sakit gigi maka istrinya Rohaya yang mengajarinya.
"Anak ibu yang pintar, ayo belajar. Nanti mama kasih kamu uang buat jajan."
"Hore." Jaenudin tentu saja senang.
"Kamu belajar apa hari ini di sekolah?"
"Belajar tebak tebakan sama membaca ma."
"Baiklah, mama tes ya." Rohaya lalu mengambil sebuah kardus kecil.
"Ini huruf B-A-Y dibaca Bai."
Jaey hanya mengangguk.
"Ini huruf G-O-N dibaca Gon."
"Jadi huruf B-A-Y-G-O-N dibaca apa?"
"Bagon."
"Aduh salah Jaey. Ayo ulangi lagi, huruf B-A-Y-G-O-N dibaca apa?"
"Obat nyamuk." Jawab jaey tangkas.
Sebuah cubitan langsung melayang di kaki Jaenudin.
Sakit gigi
Malam itu satria tidak jadi menjaga kebun duriannya biar sudah masuk musim panen. Hal ini karena sudah tiga hari giginya selalu senut senut sakit bukan kepalang. Kalo minum obat kadang sembuh, tapi begitu obatnya habis maka giginya kumat lagi. Sakit ini membuatnya gampang marah.
Malam ini cuaca cerah. Seorang tukang bakso membunyikan mangkoknya sambil berteriak." Bakso! Bakso!"
Suaranya makin lama makin dekat ke rumah Satria. Tentu saja ia makin kesal mendengarnya, tahu sendiri kan rasanya sakit gigi.
"Bakso! Bakso!" Teriak tukang bakso makin keras didepan rumah Satria.
Satria yang sudah kesal mengeluarkan kepalanya dari balik pintu." Woi, kamu ada otak tidak?" Serunya sambil memegangi pipinya yang bengkak.
"Wah tak ada pak, hanya ada tetelan dan daging." Sahutnya polos.
"Sueee! kamu mau ini ya?" Teriak Satria sambil membawa golok kearah tukang bakso. Tentu saja tukang bakso langsung lari mendorong gerobak tak perduli dengan jalan yang jelek dan berbatu.
Pelajaran matematika
Esok harinya di sekolah terjadi kegiatan belajar mengajar. Kali ini yang mengajar adalah pak guru Dahlan yang mengajari pelajaran matematika. Setelah memeriksa PR maka pak guru Dahlan pun memberikan pelajaran ilmu berhitung tersebut. Setelah itu ia mengajukan pertanyaan kepada para muridnya.
"Ahmad, berapa tiga dikali tiga?"
"Sembilan pak guru." Teriaknya lantang.
"Bagus. Sekarang kamu Jaey. Berapa lima dikali dua?"
Jaenudin tidak langsung menjawab. Ia berpikir sebentar." Sepuluh pak guru."
"Bagus sekali jaey. Sekarang kamu Agus. Berapa empat dikali dua berapa." Kata pak guru Dahlan pada muridnya yang duduk di belakang.
Agus yang dari tadi hanya sibuk bermain dengan temannya jadi kaget. Ia jadi berkeringat dingin karena tidak tahu jawabannya.
Melihat hal itu pak guru maklum. Ia lalu memberikan contoh. " Begini Gus, misalnya kamu punya enam ekor bebek. Lalu dua ekor dipotong. Berapa bebek yang tersisa?"
"Saya punya empat ekor bebek pak guru."
"Bagus, sekarang kamu punya empat bebek, terus di kali dua. Berapa kau punya bebek?"
Agus berpikir sejenak." Jadi dua pak guru." Teriaknya lantang.
Seisi kelas tertawa semuanya. Pak guru cuma bisa tepok jidat.
"Bagaimana bisa tinggal dua Gus?"
"Pak guru ini bagaimana. Saya punya empat ekor bebek. Terus yang di kali ada dua, berarti bebek saya tinggal dua kan."
Dan Agus lagi lagi dapat nilai merah.
TAMAT
Tapi asik kali ya jadi anaknya Satrio bisa minta duit banyak2.. tapi mgkn bakal diacungin golok, xixixi
Wakakakkk, kali ini tokoh sentralnya duet maut murid esde kelas 2 yaitu jaenudin dan agus yang bener2 menggemaskan ya, sampai2 bu guru heni dalam ati pingin nabok agaknya haha, saking adaaaa aja jawaban2 nylenehnya
E ini kok aku ngakak2 mulu ya bacanya, uda kayak skenario cerita sitkom mas, apalagi pas satria sakit gigi n ada tukang baso hahaaa
Kasihan Pak Satria, barangkali kali kalo ngegel bakso, giginya bsa ga berasa sakit lagi...
By the way suka short stories seperti ini mas Agus, ceritanya super pendek tapi lucuk semua 😂 mana nggak ada yang ketebak pula jawabannya sama saya 🙈
Semoga bu guru dan pak gurunya diberikan kesabaran punya dua murid macam Jaey sama Agus. Bisa-bisa stres itu kalau murid yang setipe Jaey dan Agus ada banyak hahahahaha 😂
Agus itu ditanya bu gutu mau jadi apa jawabnya jadi guru ..tapi matematika nya perkaliannya aja kok nggak bisa?
Hmm... cita-citanya Agus harus di rubah ..😅
bebek dikali 2 apa di kali 2 nih gus hahaa
pasti beda jawabannya
kalau buaya buntung gimana ya bunyinya
Akhirnya aku baca dengan perasaan was-was, soalnya bacanya malam. Heeeee lha dalah, ternyata beneran gak horror. Ternyata kumpulan cerita pendek kocak. Nyesel aku jadinya, kenapa tadi baca pake perasaan waspada, jadi kurang asik gara-gara terlalu waspada.😂😂😂
Kasihan bu heni, semoga diberi kesabaran tambahan😂
Biar bisa dirayu
Murid murid yang lucu
Btw itu Jaenudin besarnya jadi suaminya Dewi Persik ya? wakakakak.
Kan istrinya udah kaya, dia terima beres :D
Ternyata setelah gede dia ganti nama, terus menggaet artis cantik, cieeehhh :D
Ini kalau ada di kejadian nyata, dan saya jadi gurunya, kayaknya anak-anak itu keluar langsung pakai lipen semua, saking saya kesal, langsung saya make up in aja wajahnya satu-satu hahahaha
eniwei ini menarik karena ada nilai edukasinya :)
Yg kemarin2, aku ga mikir serem, ternyata horor hahahaha.
Beberapa jones nya udh pernah aku denger, tp ntah kenapa ttp aja lucu dibaca ulang :p. Jenis jokes yg abadi memang :D.
Tp ini niih yg bikin aku ga kepengin jadi guru :D. Takut ga bisa ngadepin murid2 kayak satria dan lainnya hahahaha :p.
Eh, ini komennya nggak nyambung sama isi tulisan ya. Maafkan.🙏
Cerita ini lucu seperti biasa. Kalo horor, bye bye aja deh. Nggak berani saya.
Ajaib banget cara Mas Agus mengemas humor-homor kayak gini. :D