Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjaga toko di kampung halaman


Herman dan Hani akhirnya memutuskan untuk membuka toko sembako sendiri di kampung halaman mereka setelah mendapatkan modal yang cukup besar. Herman sendiri sebenarnya ingin berdagang di pasar saja karena tempatnya ramai sehingga usaha tokonya bisa maju. Tapi istrinya ingin di desanya sendiri karena untuk menjaga ibunya yang sudah tua.

Akhirnya Herman mengalah. Bagaimanapun usaha di kampung sendiri agak enak. Pertama ia tidak usah menyewa kios seperti di pasar yang mana harganya cukup mahal. Modal untuk menyewa kios bisa ia pergunakan untuk membuat toko di tanah milik mertuanya. Akhirnya setelah mengumpulkan modal plus juga hutang ia bisa juga punya toko kelontong sendiri.

Berkat usahanya yang rajin berdagang sampai malam atau istilahnya kerja lembur maka usaha sembakonya mulai ramai, apalagi Herman hanya mengambil untung tipis saja dari barang yang dijualnya, yang penting cepat laku prinsipnya. Hani sendiri sebagai istri yang baik hanya menurut saja.

Namanya kampung maka kadang masih ada cerita tahayul yang beredar. Seperti akhir akhir ini desa Herman digegerkan dengan penampakan hantu yang meneror warganya.

Jadi ceritanya di kampungnya ada seorang penduduk yang kaya raya. Jika satria temannya hanya memiliki sebuah mobil pickup untuk memuat barang ke toko plastiknya, maka pak Mahmud memiliki tiga buah pickup plus sebuah mobil Fortuner terbaru. Belum usaha tokonya yang lumayan banyak dan juga sawahnya luas. Ia boleh dibilang orang paling kaya di desanya, lebih kaya dari pak lurah sendiri.

Menurut kabar burung konon pak Mahmud itu memiliki semua kekayaan itu dengan jalan pesugihan. Salah satu anaknya yang meninggal katanya dijadikan tumbal, belum lagi ada beberapa pembantunya yang meninggal secara misterius. Tentu saja tidak ada yang tahu persis kebenarannya karena pak Mahmud pasti langsung marah besar kalo ditanya seperti itu. Penduduk desa juga tidak ada yang berani padanya, selain orang kaya juga tidak ada bukti, jadi masyarakat cuma bisa menduga-duga.

Beberapa hari terakhir ini warga kampung digegerkan dengan penampakan Hendra, salah seorang pembantu di rumah pak Mahmud. Ia meninggal dunia tanpa sebab yang jelas. Serangan jantung, begitu kata dokter yang menangani jenazahnya. Malam harinya setelah pemakamannya, ia mendatangi Tono, teman karibnya.

"Tono, tolong aku Ton."

Tono yang sedang asyik bermain game hape di pos ronda tentu saja terkejut dan langsung kabur sambil menjerit.

Ternyata bukan cuma Tono saja. Keesokan harinya Hendra juga mendatangi tetangganya. Tadinya saat Tono bercerita orang kampung pada tidak percaya. Maklum, ia kadang suka mabuk. Tapi saat mang Maman yang bekerja sebagai tukang becak didatangi Hendra, orang orang mulai percaya. Kampung pun kembali geger dan sejak itu orang pada takut keluar rumah malam hari.

"Kang Satria, apa mungkin orang yang sudah mati bisa bangkit lagi ya?" Kata Herman suatu sore saat ia sedang ngopi di beranda rumahnya dengan satria teman akrabnya.

"Maksudmu pasti si Hendra kan?"

"Nah itu. Maksudku ialah, siapa tahu ini hanya isu saja yang disebarkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Bisa saja oleh para maling agar mereka lebih leluasa beroperasi. Kalo orang pada takut keluar rumah, mereka kan lebih leluasa mencuri."

"Tapi Her, tidak ada berita tentang orang kemalingan toh. Yang ada orang pada takut keluar malam. Menurutku ini bukan isu semata tapi beneran ada. Lagi pula masa kau lupa, dulu kan kita pernah melihat penampakan kuntilanak waktu kamu kencan pertama dengan Hani." Bantah Satria. 

"Iya juga sih." Kata Herman mengingat kejadian saat kenalan dengan calon istrinya dulu." Tapi sejak ada desas-desus hantu si Hendra itu toko ku jadi sepi kang. Habis Maghrib saja, pasti sudah jarang yang beli."

"Lha sama. Toko plastik ku juga sekarang sepi, lagi pula aku rasa isu itu memang benar. Soalnya ponakan saya Erik juga katanya melihat Hendra saat ia baru pulang kerja lembur. "

"Ah, masa sih." Herman percaya juga kalo Erik yang bicara, soalnya anaknya jujur. Pernah suatu kali uang kembaliannya lebih 50 ribu itu dibalikin lagi. Anaknya juga kalo bicara masih lugu dan polos.

"Iya, ia pulang kerja shift dua jam sebelas malam. Saat lewat kuburan tempat Hendra dimakamkan, tiba-tiba motornya mati mendadak. Saat ia sedang sibuk membetulkan motornya, tahu tahu dibelakangnya ada Hendra minta tolong. Tentu saja Erik langsung kabur tak peduli motornya. Untung pagi harinya motornya masih ada. Lagipula mana ada orang berani kelayaban malam hari di kuburan tersebut." Begitu cerita satria panjang lebar.

"Udahlah, jangan cerita itu saja. Aku takut nih."

Hahaha, Satria hanya tertawa. Setelah bicara tentang hal lain dan menghabiskan kopinya ia lalu pulang ke rumah meninggalkan Herman.

Sudah jam sembilan malam tapi sejak Maghrib baru ada dua orang yang belanja di toko kelontong milik Herman. Padahal dulu sebelum ada isu itu tokonya ramai kalo malam. Dari orang beli obat nyamuk, beras, hingga rokok. Sekarang, cuma dua orang saja yang beli minyak sayur dan kopi.

Herman menguap. Matanya sudah agak mengantuk biarpun baru jam 9, padahal biasanya ia tidur jam 12 setelah toko tutup. Mungkin karena kebanyakan main hape terus kali ya.

Akhirnya daripada bosan maka ia putuskan keluar toko untuk melihat-lihat.  Hawa dingin segera menyergapnya ketika keluar membuatnya agak menggigil, beruntung Herman memakai jaket yang agak tebal hasil saat ia masih kerja di ibukota.

Tak ada seorang yang tampak di luar. Saat ia bimbang apakah akan melanjutkan buka toko sampai jam 11 ataukah tutup sekarang tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara lolongan anjing. Kecil saja sih suaranya tapi karena malam hari jadi terdengar jelas dan membuat agak merinding.

Herman membalikkan badannya untuk kembali masuk toko. Ia hampir menjerit karena dibelakangnya tiba-tiba ada sesosok tubuh.

"Takut ya?" Orang didepannya itu menyeringai kesenangan.

"Sialan kau Jaey, bikin kaget saja." Sungut Herman pada temannya saat sekolah SMP dulu. Ia lalu menanyakan apa saja yang hendak dibelinya.

"Indomie goreng satu dan telornya juga satu. Eh, lupa, saosnya juga satu ya, yang extra pedas."

"Eh Jaey, memang kamu ngga takut ya keluar rumah malam hari sendirian. Kan katanya ada arwah si Hendra lho." Kata Herman sambil menyerahkan pesanannya.

"Takut sih, tapi aku lebih takut lagi perutku kelaparan."jawabnya sambil menerima kantong plastik berisi barang belanjaannya." Udah jangan ngomongin itu saja ah."

"Semuanya 6 ribu."

"Catat dulu ya, nanti tanggal satu aku bayar." Tanpa menunggu jawaban yang empunya toko, Jaenudin langsung lari meninggalkan Herman yang cuma geleng-geleng kepala saja.

Akhirnya setelah menunggu selama setengah jam lagi ia putuskan untuk tutup tokonya saja, toh tidak ada yang beli. Setelah mengunci pintu rolling door nya dari luar ia lalu hendak masuk kedalam rumahnya. Tiba-tiba di kejauhan dilihatnya ada seseorang mendekati tokonya.

Ah, barang kali ada orang mau beli rokok. Semoga saja tidak ngutang, batin Herman. 

Sosok itu akhirnya mendekati Herman. Tapi Herman langsung gemetar ketakutan karena sosok yang ada didepannya adalah orang yang dibicarakan dengan Satria tadi sore yaitu Hendra. Mukanya tampak pucat pasi dan juga ada seperti tetesan darah keluar dari kepalanya. 

"Herman, tolong aku Man." Rintihnya, rintihan yang langsung bikin ciut nyali Herman.

"Tol.. tolong ja...jangan ganggu aku Hendra, aku sudah ikhlaskan kamu punya hutang. Tolong jangan cekik aku, kamu tidak bayar hutang juga tidak apa-apa." Pinta Herman terbata-bata dengan dengkul gemetaran.

"Herman, tolong aku Man." Arwah penasaran itu masih tetap meminta tolong.

Hiii.... Herman langsung lari kabur kedalam rumah walau dengan susah payah karena kakinya lemas. Setelah masuk rumah segera ia langsung masuk ke kamar dan mendekap Hani istrinya dengan kencang.

Hani yang baru saja tidur tentu saja kaget. "Apa-apaan ini mas Herman."

"Di...diluar ada arwah Hendra sayang." Jawab Herman sambil tetap mendekap istrinya.

"Ah alasan saja. Pokoknya aku ngga mau tahu. Mas Herman harus tetap jaga toko sampai jam 12 seperti biasa." 

"Ta..tapi sayang."

"Kalo ngga mau buka toko. Sebaiknya mas Herman tidur di luar saja. Ingat mas, hutang kita waktu bikin toko ini masih banyak, aku sudah capai jaga siang, giliran mas jaga malam." Istrinya marah dengan mata mendelik.

Akhirnya Herman terpaksa buka toko kembali, kali ini dengan membawa buku Yasin karena ia tidak mau tidur diluar.

* * *

Sementara itu tidak jauh dari rumah Herman disebuah pohon yang cukup besar Satria dan Jaey tampak tertawa cekikikan tapi agak ditahan agar tidak ketahuan. Perut Satria agak mules karena kebanyakan menahan tawa terutama ketika melihat pemilik toko itu kalang kabut masuk kedalam rumah. Tiba-tiba sesosok tubuh sudah ada dibelakang mereka berdua.

"Bagus sekali aktingmu Gus, kini Herman pasti ketakutan meringkuk dikolong ranjang." Kata Jaey pada orang yang baru datang itu.

"Tapi kalo dipikir pikir kasihan juga sih Herman."

"Lha, kenapa kasihan, biarin sajalah, soalnya kalo aku ngutang dia suka cemberut." Ujar Jaey.

"Maksudnya aku, kasihan ia kalo sampai ngompol di kasur." Jawab Satria yang membuat mereka berdua kembali tertawa, sementara sosok didepan mereka tetap diam.

"Eh Gus, kenapa diam saja sih, akting kamu tadi bagus lho." Kata Jaey, satria juga heran biasanya Agus suka bercanda kenapa sekarang diam saja. Saat ia hendak mengajaknya bicara tiba-tiba hapenya berdering. 

"Mas Satria, maaf mas Agus tidak jadi datang karena ada perlu penting ke kota tadi sore, besok baru pulang katanya. Aku Bagas adiknya."

Tentu saja Satria jadi terkejut, begitu juga dengan Jaey yang menguping. Otomatis mereka berdua melihat sosok didepannya kebawah, baru mereka sadar kalo kakinya tidak menyentuh tanah.


TAMAT
Agus Warteg
Agus Warteg Hanya seorang blogger biasa

68 komentar untuk "Menjaga toko di kampung halaman"

  1. asyiiik jadi team pertamax 😆

    hahahha....ya amplop, kenapa pula ada toko buka sampe jem 12 malem mas, enakan juga dekap dekapan kan hermannya hahhahahhaha

    oiya aku pas bagian si jaey tetiba nongol ke toko mau cari makanan kecil sampai ikutan kaget 😱🥶😰, jaey lucu yah...mana cekikikan ama satria pulaaa...hahahha kupikir tadi hendra beneran

    dan si bagas itu apa salah satu pembantu pak mahmud yang ikut tewas ditumbalkan ya? selain jadi adiknya si agus?

    kocak tapi baca jem segini lumayan juga, bikin bulu kudukku berdiri 😆😂🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat mbak, anda dapat pertamak, silahkan ambil di pom bensin terdekat.😱

      Disini aku lihat ada toko yang buka sampai jam 12 mbak, bahkan toko orang Madura katanya bukanya 24 jam. Pernah aku pulang dari kampung jam 3 pagi, eh beneran tokonya masih buka.😄

      Lha, memang Hendra beneran yang datangi Herman, padahal dikiranya si Agus.

      Hahaha memang sengaja publish nya jam segini biar kerasa aura nya.😱😱😱

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Hati hati kalo tengah malam mau pipis barang kali di dapur ada penampakan.

      Penampakan tikus nyari makan.😂😂😂

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Mungkin sudah ngantuk mbak makanya bisa ketlingsut, kalo takut kayaknya mbak mbul ngga ada rasa takutnya kecuali kalo mati listrik AC ngga nyala.😂

      Masih ada toko yang buka kok mbak, cepetan beli pempes ya.😱

      Kaboorrr 🏃🏃🏃

      Hapus
    6. Toko orang Madura rata-rata buka 24 jam, di dekat rumah saya ada 3 toko Madura 3-3nya buka 24 jam

      Hapus
    7. Berarti rata rata toko Madura memang bukanya 24 jam ya mas. Apa ngga capek ya? 😂

      Hapus
    8. oh mas aku jadi ingat cerita horror di madura, tapi dari channel kembara sunyi sih yang judulnya diterror hantu pengguna susuk...nah di situ diceritakan ada pemilik toko yang di daerah bangkalan apa ya...ku luoa (cz katanya ceritanya dari daerah sana, kata hostnya sih gitu, ya aku nyimak aja sebagai netijen haha), nah dia ada buka toko juga mpe dini hari gitu :D dan kemudian diterror tuh hantu... dan abis nonton video yang ini aku dapat pengalaman horror padahal ama hostnya udah diperingatkan supaya penonton videonya jangan sampai nonton jem 1 jam 2 ntar yang nonton didatangin, eh tu peringatan adanya di akhir video dan aku terlanjur nonton, yawes wassalam deh.. hahhahahah, tapi kalau cerpen horror sih aku masih beranii :D, film horror juga denk..

      astaga popok hahha, tapi udah beliii������

      Hapus
    9. Wah ada anak tauge nongol disini.🤭

      Oh iya, kalo ngga salah waktu itu mbak mbul pernah cerita ya. Kalo saya malah malas nonton video seperti itu, bukan karena takut tapi ngabisin kuota saja mbak.😂

      Wah, sepertinya takut juga ya walaupun saya kadang baca cerita horor pas jam 11 malam mau tidur, berasa ada yang ngeliat dari belakang, apalagi belakang rumah itu kuburan.😱

      Hapus
  2. Wkwkwk.. pasti si satria sama si Jaey langsung beser di celana.. wkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Satria pingsan, sementara jaey memang ngompol mas.🤣

      Hapus
    2. Sudah saya duga..hihihi
      Btw ini si Herman pasangan sama Hani lalu yang sama Ningsih itu gimana kelanjutannya?

      Hapus
    3. Kalo sama Ningsih silahkan suhu Herman buat sendiri lanjutannya.😄

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Kayaknya kang jaey duet sama mas Herman bikin cerpen buat balas dendam sama aku yang sering ngasih peran yang endingnya ngenes mbak.😂

      Hapus
    6. Jadi penasaran sama kelanjutan kisah ningsih. Kalau skrg gimana kabarnya apa masih berhubungan sama mantannya itu. 😆

      Hantu Hendra kali balas dendam 😆

      Hapus
    7. Kalo mau lanjutannya Ningsih silahkan hubungi pangeran Ajaey ya, anak dari Andromeda share.😄

      Hapus
  3. Bagus bro...tenan...ujungnya pas banget menurutku...

    Btw, kenapa kakinya ga nginjek tanah bro..emang arwahnya si Hendra datengnya naik motor atau gantole? :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih digendong pak Anton makanya kakinya ngga nyentuh tanah pak.😱

      Hapus
  4. "Kang Satria, apa mungkin orang yang sudah mati bisa bangkit lagi ya?"


    apa punya soalan daaa hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin Herman penasaran mbak Anies, pengin ketemu Hendra.😂

      Hapus
  5. Nyiahahahaha bagus ceritanya, Kak! Walaupun aku bacanya siang-siang tapi tetap berasa horornya deh 😂
    Aku pikir pada awalnya, Hendra ini nggak beneran meninggal tapi ternyata beneran meninggal ya. Sepertinya kalau dibuat sequel atas kisah Hendra ini, bagus deh, Kak. Soalnya aku penasaran sama penyebab kematian dan kenapa dia gentayangan 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa ngga malam Jumat bacanya kak Lia, pasti lebih syahdu bacanya.😂

      Mungkin prequel kali ya, jadi cerita tentang Hendra masih hidup dan penyebab kematian dirinya. Tapi kurang seru kalo menurutku sih soalnya endingnya sudah ketahuan.

      Hapus
  6. Assalamualaikum mas Agus.. apa kabar? hehehe..
    udah luamaaa bangeet gak mampir sini banyak yang berubah ya blognya makin kereeenn euy..

    wah, sekarang si herman udah punya toko kelontong yaa.. jail-jail banget nih temen-temennya herman suka nakut-nakutin, kan jadi kena sendiri batunya si kang satria dan si jaey.. hahaha.. jadi si agus itu sebenernya siapa kok kakinya gak nampak? hihihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam mbak Thya, Alhamdulillah baik baik saja mbak. Kemana saja nih ngga nongol, apa habis ke Korea mbak? 😄

      Entah yang jadi Agus itu siapa, boleh tanya nanti kalo kang satria datang.😂

      Hapus
  7. Detil-detil di dalam ceritanya mirip bgt dengan kehidupan di desa-desa.. isu pesugihan, ngutang ke warung tetangga, dan hantu gentayangan adalah hal-hal yang kadang terjadi di keseharian masyarakat di desa-desa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang bang, apalagi kalo desa di Jawa yang masih kental aroma kejawennya, banyak mistisnya.

      Hapus
    2. Jangan2 ini terinspirasi dari kisah nyata mas agus sendiri yaa 😅

      Hapus
    3. Ngga lah, kalo saya cukup dibacakan ayat kursi maka bang Dodo pasti kabur.🤭

      Hapus
  8. hiiiii... merinding... jd itu bukan Agus... lalu siapa?
    kabuuuuuurrrrr.....

    BalasHapus
  9. Hantunya minta tolong. Hantunya cowo sih coba cewe mungkin Herman mau nolongin 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo hantunya kayak gadis bergaun putih pasti ditolongin ya kang jaey.😄

      Hapus
    2. Kalo itu bagiannya Om Satrio 😆

      Hapus
  10. hahahaha
    selalu ya endingnya
    dua orang itu udah pada pipis pastinya

    aku suka banget klo ada yang nakutin orang eh ternyata ditakutin hantu beneran
    kayak puas aja mas wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa pada pipis ya, apa mungkin karena kebanyakan ketawa ya mas? 😂

      Ceritanya balas dendam ya kang, kalo nakutin orang nanti balik ditakuti.

      Hapus
  11. Nah kaaaaaan. Jumat nih, Mas Agus. Cerpen judulnya biasa-biasa aja, lha dalah juntrungannya malah horror. Mana bacanya pas malam pula. Kan jadi takut... Jangan-jangan di belakangku adaaaaa... Hiiiii 😱😱😱

    Sempat aku kira plot twist. Ternyata plot twist nya kena plot twist lagi alias beneran horror 😱. Yah, mungkin begitu lah nasib orang yang suka ngerjain dengan cara pura-pura jadi setan, kena karmanya kan 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik, ada juga yang kena prank, judulnya biasa tapi dalamnya lebih biasa lagi.😂

      Makanya jangan suka jahilin orang ya mbak, nanti dijahili setan baru tahu rasa.🤣

      Hapus
    2. Aku kan baik hati, suka menolong. Gak mungkin lah tega jahilin orang, mas 🙈

      Hapus
    3. Betul mbak Roem sudah cantik baik hati lagi, ayo kirim aku pulsa 50k mbak, kan suka menolong.😂

      Hapus
  12. Baca cerita ini pas jam segini saya malah horor sendiri. Kebayang yang kaki gak napak tanah,,, hiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu bacanya kurang pas ya bang day, harusnya jam 1 malam.😱

      Hapus
  13. Wah hampir sama dengan pengalamanku, Kang Agus. Cuman yang kualami bukan JAGA TOKO DI KAMPUNG...tetapi JAGA KAMPUNG di EMPERAN TOKO. kejadian bulan puasa kemarin tatkala ngetrend-nya lockdown.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya ya pak dokter, kalo itu harus dijaga biar tidak banyak orang kelayaban biar ngga kena Corona. Sekarang masih jaga tidak pak?

      Hapus
  14. Bikin kaget!
    Itu kata-kata favorit anak saya yang kecil Mas hahaha.
    Untungnya kok ya bacanya sambil intip-intip, jadi nggak terlalu menakutkan, meski ujungnya kaki nggak napak hahaha.

    Balik lagi deh kisah horornya, bikin kaget dan takut hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, mana bacanya pas subuh lagi ya mbak Rey, kalo bisa sih jam 2 malam aja bacanya biar lebih syahdu.😂

      Hapus
    2. Nah iya Mas, menakutkan sekali deh main ke blog ini kalau pas malam atau subuh, hahaha.
      Apalagi pas anak-anak udah bobok, masa iya saya BW nya di dekat mereka? hahahaha

      Hapus
  15. ternyata ha ha ha hantuuuuuuuu, nggak bayangin kagetnya kaya gimana kalau di depanku ada orang yang menapakan kaki ke tanah, wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo orang menapakkan kakinya di tanah mah biasa saja dong mbak Ella.😂

      Hapus
  16. Wadidaw... ternyata ada hantu beneran, kirain bohongan. Padahal di tengah-tengah cerita udah mikir aja kalau hantunya tuh bohongan. Eh, ternyata nggak ada kakinya. Hahaha... Serem. Tapi, cuma di sini aku berani baca cerita horor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kak Shandy ternyata berani juga baca cerita horor. 🙂

      Hapus
  17. Gilaak beneeer hantunya makin canggih aja pakai gaya terbang ngga nginjak tanah ..., siapa sih pelatihnya �� ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya bukan terbang mas Hino, tapi hantunya digendong sampean makanya ngga nginjak tanah.😱

      Hapus
  18. Ahahaha... Kapok lah, nakut-nakutin orang malah dijumpai hantu beneran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang ada kejadian yang seperti itu ya bang, pengin nakut-nakutin orang tapi malah ditakuti hantu.😱

      Hapus
  19. hahahaha endingnya....
    aku kok suka ya liat toko kelontong yang isinya super lengkap, ngalah-ngalahin toserba.
    kasian herman kok apes teruss sehh hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kalo belanja jadi lengkap ngga usah ke toko lain ya mbak.

      Entah kenapa tokoh Herman selalu apes terus ya mbak, mungkin perlu diruwat.😂

      Hapus
  20. haha ceritanya bagus mas sampai membuat perutku mulas ketawa cekikan wkwkwk :V

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mas khanif ngikutin mas her dan mbak mbul, baca cerita horor malah ketawa.

      Hapus
  21. Ha..ha.. Satria sama jaey kena karmanya kan😂 siapa suruh nakut-nakutin orang. Giliran ditakut-takutin setan baru tahu rasa. Tapi mas agus saya punya pertanyaan. Apakah hutangnya herman cukup banyak di toko herman? Btw saya cuma nanya.
    Sekian dan trimakasih😬

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hutangnya Herman di toko Herman? 🤔

      Bingung saya jawabnya.😂

      Hapus
  22. Eh jd gimana? Jd itu Hendra beneran? Wuaa sereemmm, ga napak tanaahh 😆😆 Untung bacanya siang bolong..
    Makanya Jae jngan suka jailin orang biar ga kena batunya 🤣

    BalasHapus
  23. Alur ceritanya bisa saya ikutin nih, jadi bisa sampe habis saya membacanya (^^)

    BalasHapus
  24. Kualaaat emang si Jaey mah, udah ngutang, ngerjain orang, terus beneran dia yang ngompol di tempat kayaknya 🤣🤣

    Penampakan arwah penasaran bikin aku langsung bergeridik. Entah kenapa aku paling ngeri mendengar cerita orang-orang yang 'didatangi' oleh arwah penasaran. Duh, makanya selama hidup yang baik-baik aja deh yaa. Jadi kalo mati udah langsung aja ke surga T_T

    Saya ketipu banget sama judulnya, Mas Agus. Saya kira ini cerpen biasa, tau-taunya horor *terus saya baru sadar kategorinya memang cerita horor* 😂

    BalasHapus
  25. Aku lebih penasaran Herman mau minta tolong apaan 😁 kenapa ga dijelasin :D.

    Ayooo bikin part 2 nya nih mas, masih gantung ceritanya :p.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mba Fan, penasaran minta tolong apaan. Kirain Herman bakal jadi yang bantuin Hendra supaya arwahnya gak gentayangan. Btw aku gak paham nih, Agus itu siapanya Hendra ya wkwkwk

      Hapus
  26. Berarti kalau dapat pengalaman serupa Herman, yang mesti dilakukan ada dua, ya, Mas Agus? Pertama lihat dulu kakinya menapak atau enggak. Kalau menapak, langsung kasih tendangan maut. :D

    BalasHapus